webnovel

bab 25

  

Meskipun Zahir menolak perjodohan ini tetapi maminya sudah mengambil keputusan tidak bisa dibatalkan lagi.

"Pokoknya itu keputusan mami kamu terima apa tidak itu juga sudah keputusan mami." kata maminya Zahir terus masuk ke dalam kamar menenangkan hatinya.

Kemudian papinya Zahir menasehati anaknya.

"Zahir menurut papi terima saja perjodohan ini sebab kalau kamu tidak terima muka mami kamu mau ditaruh dimana kasihan nanti mami kamu kepikiran tambah naik tensinya." ucap papinya Zahir.

"Enggak tahulah papi." jawab Zahir juga akan ke kamar menenangkan pikirannya.

Papinya Zahir lantas masuk ke kamar juga akan istirahat.

"Nana kasihan Sherly, dia belum tahu kalau memang bang Zahir sudah ada jodohnya." kata Bella.

"Mau bagaimana lagi Bella kebanyakan orang disana begitu banyak yang sudah berjodoh waktu masih kecil." jelas Kurana.

"Kalau kamu sudah berjodoh dengan siapa Nana?" tanya Bella.

"Aku sekarang sudah berjodoh dengan kamu sayang." ucap Kurana sambil mencolek pinggang Bella.

"Yang bener aja aku bukan orang sana Nana." kata Bella tertawa.

"Jodohnya aku disini enggak disana sayang." jawab Kurana.

"Ayo Nana aku antar pulang." kata Bella.

"Itu sih gampang Bella sebentar lagi, aku masih ingin bersama kamu." kata Kurana.

"Nana beberapa hari sudah bersama kok masih kurang bersama, heran aku." kata Bella.

"Jangan heran namanya cinta memang selalu ingin bersama." kata Kurana tertawa.

Kemudian Kurana mengantar Bella dengan mobil maminya karena tas pakaian Bella masih disitu, lalu Bella dan Kurana naik mobil itu Kurana terus menjalankan mobilnya ke rumah Bella.

Sampai di rumah Bella mobil Kurana terus dimasukkan ke halaman rumah Bella.

Kurana langsung menghentikan mobilnya terus dia turun sambil membawakan tas Isabella dan diikuti Bella masuk ke dalam rumah, mamanya Bella melihat putrinya sudah pulang senang banget.

"Akhirnya anakku pulang juga." ucap mamanya Isabella sambil memeluk anaknya.

"Duduk Nana." ucap mamanya Bella.

"Bagaimana wisatanya senang?" tanya mamanya Bella dengan Nana.

"Senang sekali mama." jawab Kurana tersenyum.

"Anakku ada yang lecet enggak?" tanya mamanya Bella tertawa.

"Aman mama tanya Bella." kata Kurana.

"Yang lecet Sherly ma." jawab Bella.

"Sherly kenapa sampai lecet." kata mamanya Bella heran.

"Ternyata bang Zahir sudah punya jodoh dengan orang sana." kata Bella.

"Terus Sherly bagaimana kasihan sekali dia." kata mamanya Bella.

"Jangan-jangan Nana juga sudah berjodoh Bella!!!…" ucap mamanya Bella.

"Biarin ma kalau sudah berjodoh aku bisa cari lagi yang baru." ucap Bella tertawa.

"Coba kalau berani!!.." ancam Nana.

"Mengapa enggak berani kamu sudah punya jodoh masa aku suruh menunggu kamu tua dong." jawab Bella tertawa.

"Kalau itu tidak apa-apa." kata Kurana tersenyum.

***

Zahir dikamarnya sedang memikirkan bagaimana Sherly agar tidak stres kalau aku memberitahukan hal ini, padahal dia sudah mempunyai firasat kalau aku sudah dijodohkan sebab mami kalau dengan Sherly sangat tidak suka.

Ternyata maminya Zahir berbuat begitu ada alasannya juga masuk akal sekali buat Sherly membenci Zahir dan keluarganya tapi ternyata cinta mereka malah semakin erat.

Zahir sangat kecewa dengan maminya karena kenapa dari dulu tidak diberitahu sehingga Zahir tidak usah menjalin kasih dengan siapapun jadi tidak ada orang yang tersakiti.

Maksud Zahir ingin menelpon Sherly akan diberitahu hal ini tetapi dia khawatir nanti tambah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, menurut Zahir besok saja ke rumah Sherly akan diajak bicara tentang hubungannya dengan Sherly meskipun besok akhirnya keduanya tersakiti.

Semoga Sherly dapat mengerti keadaan ini kalau besok sudah aku beritahu Zahir berucap begitu dalam hati walaupun hatinya merasa sedih karena Zahir sudah terlalu sayang dengan Sherly.

Sampai malam dia memikirkan cara menyampaikan ini kepada Sherly pasti Sherly menangis tak hentinya kasihan sekali dia aku jadi tidak sanggup mengucapkannya kalau tidak disampaikan sekarang malah lebih menyedihkan lagi pikir Zahir.

Sudah apa kata besok kalau Sherly memukuli aku ataupun membenci aku pasti aku terima karena aku juga yang bersalah. Zahir berpikir begitu di atas kasurnya sampai dia tertidur lelap sekali.

Kurana yang baru sampai mengantar Bella dia terus masuk ke dalam rumah dilihat tidak ada siapapun bang Zahir berarti dari tadi tidak keluar kamar nih kasihan sekali kata Kurana ngomong sendiri.

Kemudian Kurana juga masuk ke dalam kamarnya dia ingat kemarin dia diberi nomor telpon penyanyi di hotel dia menginap kemudian Kurana langsung menghubungi wanita itu, setelah tersambung wanita itu terus bicara.

"Halo siapa ini?" tanya Sabrina penyanyi restoran itu.

"Halo aku Kurana boleh kenalan enggak sih?" tanya Kurana.

"Boleh sekali Abang punya nomor aku dari siapa?" tanya Sabrina.

"Dari kakakku yang kemarin pernah minta momor telpon kamu." ucap Kurana.

"Sebentar aku ingat-ingat dulu." kata Sabrina.

"Ya aku ingat ada seorang gadis dan kekasihnya yang minta nomor aku tetapi aku lihat mereka tidak orang sini." ucap Sabrina.

"Betul itu Abang aku." jawab Kurana.

"Maaf namanya bukan orang Indonesia ya sebab kemarin abangnya aku lihat juga bukan orang Indonesia?" tanya Sabrina.

"Memang benar aku dari keluarga India tapi sejak kecil disini." jawab Kurana.

Mereka mengobrol sampai lama dan baru sebentar kenal kelihatannya sudah akrab mereka.

***

Pagi telah tiba Zahir telah bersiap-siap mengantar Sherly kuliah rencana Zahir akan ditunggu hingga pulang selanjutnya akan diajak bicara di taman biar tidak terlalu panas hatinya.

Selesai dandan dan rapi Zahir terus keluar dari kamarnya langsung menuju ke mobilnya dan begitu masuk ke dalam mobilnya Zahir langsung menjalankan mobilnya ke rumah Sherly.

Sampai di rumah Sherly mobil Zahir terus diparkir di halaman rumah Sherly.

Sherly yang akan berangkat kuliah sudah ada Zahir di depan rumah kaget.

"Bang ngapain kesini aku akan kuliah nanti terlambat aku!!.." kata Sherly.

"Makanya aku kesini lebih pagi karena aku akan mengantar kamu kuliah supaya tidak tertinggal dengan kamu." ucap Zahir tenang meskipun dalam hatinya jantungnya berdetak kencang.

"Ayo Sherly masuk." kata Zahir sambil membukakan pintu mobilnya untuk Sherly.

"Terima kasih bang." ucap Sherly sambil masuk kedalam mobil Zahir.

Setelah Sherly masuk ke dalam mobil Zahir terus menjalankan mobilnya menuju kampus.

Sampai di kampus Zahir terus memarkir mobilnya di parkiran dia bertemu Kurana.

"Pantas dari pagi aku lihat mobilnya tidak ada aku pikir dimana bang Zahir perginya." ucap Kurana.

Kemudian Sherly turun dari mobil berjalan menuju ke kelas bersama Kurana karena dia sama kelasnya.

"Abang tunggu disini ya Sherly." kata Zahir.

"Ya bang." ucap Sherly.

Selanjutnya sherly dan Kurana berjalan menuju kelasnya.

"Nana apa tidak capek bang Zahir menunggu aku sampai pulang?" tanya Sherly.

"Ya enggaklah demi cinta apapun bisa dijalankan." ucap Kurana tertawa.

Mereka berjalan sambil bercanda Kurana melihat Sherly sangat kasihan karena dia belum tahu maksud bang Zahir menunggu dia di kampus.

Bersambung…..