webnovel

Tinggal Sendiri

Cuaca mendung di luar membuat aku malas untuk beraktivitas. Padahal aku belum mencuci dari kemarin. Memang Cuma beberapa potong pakaian sih, tapi tetap saja kalau dibiarkan akan jadi satu bak penuh. Sudah tahu begitu tapi aku malah bermanja-manja di atas bed cover. Dasar aku.

Sudah dua minggu aku pindah ke rumah nenek dan tinggal sendirian. Awalnya seram, namun lama-lama aku jadi terbiasa. Harus belajar berani. Karena mauku sendiri untuk tinggal sendirian di sini.

Dari kecil aku sering berkunjung ke sini bersama orang tua dan adik laki-lakiku setiap hari perayaan dan libur panjang sekolah. Begitu pula dengan anak-anak nenek yang lain dan keluarganya, rutin bolak-balik menengok orang tua yang tinggal satu-satunya.

Kami sekeluarga besar biasa main ke pantai yang jaraknya lumayan jauh, padahal kalau dilihat dari tempat nenek tinggal kelihatannya dekat. Atau Kami sekedar mencabuti rumput liar dan memanen kentang di ladang kecil di area pekarangan milik nenek. Terus berlangsung seperti itu sampai aku kelas dua SMA. Ketika nenek yang paling aku cintai pergi meninggalkan kami untuk selamanya.

Anak-anak nenek tetap berkunjung namun hanya sekadarnya saja, tidak rutin seperti waktu nenek masih ada. Agak sedih sih, tapi ya bagaimana, mereka juga punya aktivitas masing-masing.

SREK! SREK!

"Apa tuh!" Batinku seraya bergidik ngeri. Angin kencang di luar dan sesekali kilat menyambar membuat suasana rumah terasa horor. Di tambah pemadaman listrik karena sutet terbakar membuatku jengah.

Aku berada di ruang tengah, menyelimuti tubuhku rapat-rapat, memandangi lilin di depan tubuhku. Hujan deras turun membasahi bumi malam itu. Suara-suara angin kencang dan benturan sesuatu yang aku tak tahu itu apa, sukses membuatku merinding semalaman.

Aku sudah menyiapkan sebuah balok kayu di sampingku untuk pertahanan diri, kalau tiba-tiba saja nanti ada monster yang mendobrak masuk aku bisa langsung memukulnya. Dinginnya udara malam membelai lembut mataku. Aku pun mengantuk, menguap lebar dan tersedak nyamuk yang tak sengaja ikut terhirup bersama oksigen ke dalam mulutku. Sial.