webnovel

Pendekar Mayat Bertuah

Sanjaya adalah pemuda yang berniat untuk membalas semua tindakan kejahatan dari sang paman. Dia pemuda sakti pewaris dari pendekar yang sudah meninggal dunia. Pemuda ini memiliki ajian mustika peninggalan sang ayah. Demi menumpas kejahatan, banyak pengorbanan yang harus dilaluinya. Apakah Sanjaya akan berhasil? Apakah Santana mampu menumpas kejahatan?

Mas_Hudi_6902 · Quân đội
Không đủ số lượng người đọc
152 Chs

Penjelasan Raja Iblis

Sesaat nampak Begog terlihat seperti berpikir, sebagai tetua para Demit yang bertugas di Padangkarautan tentu saja dia tidak akan gegabah dalam mengambil sebuah keputusan.

"Begini Bulgur, Baong dan kau juga Bendo, sebelum kita bertindak aku minta waktunya sebentar saja untuk bertanya kepada Raja iblis, sebenarnya siapakah pemuda itu? Apakah dia musuh kita atau teman sebangsa kita yakni pengikut Raja iblis? Tentu Raja iblis lah yang lebih tahu dengan ini semua," ujar Demit Begog nampak terlihat bijak dalam bersikap.

"Ya sudah kalau begitu cepat pergilah ke istana iblis, temui Raja iblis di sana," sahut ketiga Demit sahabatnya itu.

"Baiklah kalau begitu aku akan berangkat sekarang, selamat tinggal kawan-kawan."

Lalu sebagaimana layaknya para makhluk halus pada umumnya maka Begog pun langsung menghadap junjungannya yaitu Raja iblis, dan hanya dengan waktu sekedipan mata saja maka Begog sang komandan Demit Perguruan Padangkarautan itupun sampai di istana Raja iblis dan kemudian langsung menghadap junjungan mereka itu.

"Hei kau Begog, ada apa kau kok tiba-tiba menghadap kemari tanpa aku panggil?" tanya Raja iblis terlihat tidak suka dengan kedatangan anak buahnya itu.

"Ampun Raja iblis, kiranya paduka raja sudah mengetahui dengan apa yang hendak saya laporkan," ujar Demit Begog dengan menundukkan wajahnya yang mengerikan itu.

"Hahaha ... hahaha ... hahaha ... Goblok! Aku ini bukan Yang Widhi, Aku ini cuma iblis yang bisa mengetahui kalau sudah diberi tahu atau kalau tidak pas aku mencuri pendengaran!" sanggah Raja iblis dengan diikuti tawa khasnya.

"Ampun Raja, kan biasanya Raja iblis sudah tahu duluan ...?" lanjut ucap Demit Begog ngeles.

"Iya memang, tapi itu kalau aku berhasil mencuri informasi langit, dan itupun kalau tidak ketahuan, karena kalau sampai ketahuan maka aku akan menerima hukuman dari Yang Widhi," balas Raja iblis menjelaskan aturan yang berlaku di alam kayangan.

"Sudahlah cepat beritahu aku apa yang hendak kau laporkan?" kembali Raja iblis mengulang pertanyaannya.

"Begini Raja iblis, ditempat hamba bekerja yaitu di Perguruan Padangkarautan, saat ini tengah kedatangan seorang pemuda yang memiliki ilmu kesaktian yang cukup tinggi," ujar Demit Begog memulai ceritanya.

"Hem, lalu?" sahut Raja iblis nampak khusyuk menyimak.

"Saya sangat bingung dengan pemuda itu."

"Bingung kenapa Begog?" tanya Raja iblis mengejar.

"Sebenarnya dia itu sejenis kita bangsa jin kita atau murni bangsa manusia? Dan sebenarnya apakah yang diperjuangkannya itu? Kok bisa-bisanya membunuh Luhjingga tapi tidak dengan Dewa Ndaru? Padahal mereka berdua itu adalah sepasang pendekar yang sama-sama penganut aliran ilmu hitam? Siapa sebenarnya pemuda itu paduka Raja iblis?" tutur Demit Begog menyampaikan semua uneg-unegnya.

"Oh, oh, oh ... jadi masalah itu? Hahaha ... hahaha ... hahaha ...!" lagi-lagi Raja iblis melepaskan tawa lebarnya, dan meskipun merasa tidak sabar namun Demit Begog tetap tidak berani berbuat apa-apa selain menahan diri.

"Sebenarnya dia itu sejenis kita bangsa jin kita atau murni bangsa manusia? Dan sebenarnya apakah yang diperjuangkannya itu? Kok bisa-bisanya membunuh Luhjingga tapi tidak dengan Dewa Ndaru? Padahal mereka berdua itu adalah sepasang pendekar yang sama-sama penganut aliran ilmu hitam? Siapa sebenarnya pemuda itu paduka Raja iblis?" tutur Demit Begog menyampaikan semua uneg-unegnya.

"Oh, oh, oh ... jadi masalah itu? Hahaha ... hahaha ... hahaha ...!" lagi-lagi Raja iblis melepaskan tawa lebarnya, dan meskipun merasa tidak sabar namun Demit Begog tetap tidak berani berbuat apa-apa selain menahan diri.

"Dengarlah Begog, pemuda itu bernama Santana, dia itu murni bangsa manusia sebelumnya, dan pengikut aliran ilmu putih, bahkan bukan cuma itu, pemuda itu juga sudah dipersiapkan oleh Sang Hyang Widhi Wasa sebagai calon penegak keadilan pembawa kedamaian bagi kehidupan umat manusia, adapun kondisinya saat ini itu tidak lebih dari cara Yang Widhi Wasa untuk memperlengkap kepribadiannya untuk menjadi manusia pejuang."

"Maksudnya memperlengkap itu bagaimana Tuan Raja?" nampak Demit Begog belum memahami ucapan dari junjungannya itu.

"Ya ibarat masakan itu tidak hanya manis saja Begog, ya ada asinnya, gurihnya, pedasnya dan juga pahitnya, semua rasa-rasa itu apabila dimakan sendiri-sendiri maka kurang nikmat dan mudah bosenin, tapi .. kalau dicampur dengan takaran yang pas maka akan terciptalah sebuah hidangan yang lezat, dan untuk Sanjaya ini yang meramu adalah Yang Widhi Wasa sendiri," terang Raja iblis, dan nampak Demit Begog pun hanya mengangguk-angguk.

" ... Dan karena itulah aku sungguh sangat resah dengan kemunculan anak itu, karena bagaimanapun juga bila sudah tiba masanya nanti pasti umat manusia pasti akan merasakan hidup tenang dan damai, dan kalau sampai itu terjadi maka akan semakin sulit bagiku untuk menyesatkan mereka untuk menjadi pengikutku," nampak Raja iblis menjeda perkataannya, dan lalu Demit Begog pun langsung melontarkan pertanyaannya.

"Mmm ... berarti nama asli pemuda itu bukan Sabrang Tuan Raja? Dan dia itu memang bukan pendekar aliran hitam?" lanjut tanya Demit Begog memperjelas.

"Yah benar Begog, saat ini dia itu adalah mahkluk campuran, karena dalam tubuhnya sudah aku masuki banyak makhluk jahat diantaranya ada yang bernama Cinunuk."

"Cinunuk? Siapakah Cinunuk itu Tuan Raja?" tanya Demit Begog.

"Cinunuk merupakan memedi (bahasa jawa mahluk halus jahat) berbentuk binatang besar dan jahat yang berasal dari hutan-hutan, mereka berkeliaran merusak pepohonan dan tananaman yang ada, lalu selain itu ada juga Karo Kamilis, Karo Kamilis adalah pembantu dari para pencuri atau pelanggar aturan atau penjahat, berwujud sesosok kerbau namun kadangkala merupakan lelaki yang sudah beristri, adapun tujuannya yaitu menipu istri dari suami yang sebenarnya tadi," papar Raja iblis.

"Yah, yah, yah ... lalu apakah ada lagi Tuan Raja?" lanjut tanya Demit Begog.

"Ada, dalam tubuh Santana juga sudah aku masuki Dadung Dawus atau Dadung Awus, Dadung Dawus adalah pelindung binatang jenis rusa, cara melindunginya adalah dengan menampakkan diri sebagai rusa dan menggiring pemburu rusa agar menjauh dari kelompok rusa yang sebenarnya, lalu ada juga Potok, Potok adalah memedi yang khusus membawa penyakit kepada binatang seperti sapi dan kerbau, sebagai sakit limpa, campak hingga membuat petani dan peternak akan berputus asa," sesaat terlihat Raja iblis menghentikan ucapannya dan nampak menghela nafas.

"Apa sudah habis Tuan Raja?" terlihat Demit Begog kembali bertanya.

"Siapa bilang habis? Masih ada, bahkan banyak lagi," sahut Raja iblis.

"Apa lagi itu Tuan Raja?" kejar tanya Demit Begog.

"Selanjutnya ada Sawan Sarap." lanjut Raja iblis

"Siapa itu Sawan Sarap Tuan Raja?" nampak Demit Begog benar-benar dibuat kaget dan terbengong mendengar penjelasan junjungannya itu.

"Sawan dan Sarap atau biasa disebut sarapan adalah dua memedi penggoda terutama bagi anak-anak dan orang dewasa, yang lemah baik dari fisik maupun psikisnya. Keduanya tidak nampak wujud fisik secara khusus hingga secara mudah masuk kedalam badan korban, Sawan membawa efek sakit kejang pada anak anak, orang dewasa bisa berakibat pingsan, lalu ada lagi yang bernama Dhengen."

"Siapa lagi itu Tuan Raja?" lanjut tanya Demit Begog terlihat masih setia mendengarkan.

"Dhengen adalah memedi berwujud uap dari dalam tanah, yang serta merta masuk kedalam tubuh seseorang dan meninggalkan bibit bibit penyakit di dalamnya, menyebabkan berbagai macam penyakit, lalu ada Genderuwa merupakan jenis memedi hutan atau kebun, dapat menampakkan diri dalam berbagai wujud baik pada siang hari atau malam hari, siang hari kadang berwujud seekor macan atau ular besar ataupun buaya, burung pemangsa atau biantang ganas lain yang ditakuti, sedang pada malam hari berubah bentuk menjadi pemuda mempesona yang mengganggu perempuan perempuan yang kebetulan berjalan sendiri, terlebih perempuan yang sedang ditinggal suaminya lalu menyerangnya atau menggoda, genderuwa bisa menghilang namun tetap bisa mengganggu secara fisik korban dengan bau-bau dan perasaan yang tak enak."

"Gimana Tuan Raja, apakah masih ada lagi?" tanya Demit Begog setelah junjungannya itu nampak kembali terdiam sejenak.

"Benar masih ada," balas sang Raja iblis.

"Wewe. Wewe adalah memedi yang diperkirakan sebagai istri atau pasangan Genderuwa (hantu aja nggak jomblo), para manusia menggambarkan wewe ini sebagai perempuan tua menakutkan dengan badan kurus dan penuh keriput, dia itu memiliki wajah yang sangat buruk juga seram, buah dada yang menggelambir sampai tanah, memedi ini sering membawa kabur anak-anak manusia, disembunyikan baik di suatu tempat atau disela-sela buah dadanya, lalu juga ada Kuntilanak atau disebut juga punthianak adalah memedi perempuan berwajah cantik dan rambut terurai sampai tanah, beda dengan wewe karena dia tidak punya pasangan, akan tetapi Kuntilanak dikatakan tidak mempunyai alat kelamin, dan sebagai gantinya hanya ada lubang menganga yang selalu bergerak kesekujur tubuh, oleh karena itu juga mereka kadang juga disebut sebagai sundel bolong yang biasa tertawa nyaring melengking, dan yang terakhir adalah ..." sengaja Raja iblis menghentikan ucapannya.

Bersambung ...