webnovel

Episode 18 : Informasi penting.

Ran dan Nian terkejut melihat sosok wanita berpakaian aneh berlutut tepat di hadapan Nian.

"Kak, apa kau mengenalnya?" tanya Ran penasaran.

"Di—Dia adalah temanku dari kota B," ucap Nian berbohong.

Aku tidak bisa mengatakan kalau dia adalah tangan kananku di Klan Tangan Pencuri. Nian mencoba memasang wajah tenang.

"Ran, bisakah kau pulang duluan, aku akan menyusulmu nanti."

"Baiklah kak, tapi jangan telat datang ya," ucap Ran sembari pergi memesan taksi.

"Kimi, ikut denganku," ucap Nian membawa Kimi pergi ke parkiran mobil yang sepi.

"Bukankah sudah kukatakan, untuk tak menemuiku secara langsung," ucap Nian.

"Maaf Nonaku, aku hanya tak bisa menahan karena lama tak bertemu denganmu," ucap Kimi.

Padahal aku baru pergi hanya beberapa bulan, sepertinya aku terlalu memanjakan para anggotaku.

"Lalu, ada apa kau datang kesini?"

"Pertama, aku ingin menanyakan kapan Nona akan kembali ke Klan?"

"Kenapa? Apa ada yang terjadi?"

"Tidak, hanya saja, para wakil ketua yang lain nampak khawatir karena kompetisi Para Klan untuk merebut salah satu kursi dari The Saint Order akan segera dimulai."

Saint Order adalah kumpulan dari beberapa Klan terkuat yang mengatur jalannya dunia bawah. Merekalah yang menjaga urusan di dunia bawah untuk tetap berada di bawah dan tak menyentuh dunia atas.

"Memangnya kenapa? Bukankah aku sudah mengatakan pada yang lain kalau kita takkan ikut andil dalam urusan Saint Order, lagi pula Song Yi sudah menjatuhkan Saint Order, organisasi yang telah jatuh seperti itu untuk apa kita ikuti?" ucap Nian.

Beberapa tahun lalu, Song Yi membuat kekacauan di dunia bawah karena hal sepele, dia mengalahkan semua pemimpin The Saint Order tanpa terkecuali yang mana mereka semua adalah Assassin's Rank SS, untungnya dia sadar kalau keberadaan Saint Order masih dibutuhkan oleh dunia, oleh karena itulah dia membiarkan mereka tetap berjalan. Namun bagi Klanku, tak ada keuntungan untuk masuk ke sana.

"Para wakil ketua bersikeras kalau kita harus ikut, karena mereka tertarik dengan hadiah dari kompetisi itu."

"Apa hadiahnya?"

Kimi tersenyum, "Liontin Permata giok hijau yang asli."

Sontak, mendengar hal itu membuat Nian tersenyum, bagaimana tidak, liontin giok yang dulu membuatnya diusir dari rumah keluarga Fu sekarang kembali muncul kepermukaan. Kabarnya, Oliv secara diam-diam menggadaikan liontin itu tepat setelah Nian di tendang dari rumah keluarga Fu dan di beli oleh seorang pria misterius, Nian telah lama mencari giok itu namun belum dapat menemukannya sampai sekarang, alasan kenapa dia mencari giok itu adalah bukan karena giok itu sangat berharga, namun karena ada rahasia yang tersembunyi di balik giok itu, menurut informasi yang Nian dapatkan, giok itu sebenarnya adalah potongan dari peta harta karun terbesar, oleh karena itu pernah ada kabar kalau keluarga Fu menjadi heboh setelah mengetahu kalau giok itu telah di milik oleh oranglain. Nian ingin menggunakan giok itu untuk menghancurkan keluarga Fu, faktanya, dia tak terlalu peduli dengan harta karun itu.

"Kalau memang informasi tentang hal itu benar, maka mau tidak mau kita harus mengikutinya, aku tidak peduli dengan harta karunnya, tapi giok itu bisa kugunakan untuk balas dendam pada keluarga Fu," ucap Nian tersenyum licik.

Kimi hanya tersenyum mendengar kata-kata Nonanya itu. "Nona, kami dari awal tak mengharapkan harta karunnya juga, alasan kami bersikeras ingin ikut dalam kompetisi itu adalah, demi Nona."

"Kimi..."

Aku jadi ingat, bagaimana caranya aku bertemu Kimi dan yang lainnya, mereka semua adalah anak-anak yang di buang oleh dunia, guru mengumpulkan mereka dalam satu tempat lalu memberikan sebuah dunia yang baru pada mereka. Saling dekat dan selalu bersama, membantu orang yang layak di bantu dan mencuri orang yang layak di curi, itulah moto Klan Tangan Pencuri, sebuah keluarga yang akan selalu kujaga sampai akhir.

"Terima kasih Kimi."

"Tentu Nona. Tapi, aku tidak hanya datang untuk melaporkan hal itu, namun aku juga telah menemukan sebuah petunjuk kecil, tentang siapa ayah dari Nona Hana."

"Apakah itu benar?" tanya Nian sedikit terkejut.

"Aku mendapatkan informasi ini dari informan ternama, sumbernya mengatakan, kalau ada yang pernah melihat seorang laki-laki keluar dari kamar yang sama di malam anda dibius waktu itu."

Sudah sangat lama aku mencari keberadaan orang yang bersamaku malam itu. Dan baru sekarang aku bisa mendapatkan petunjuk.

"Lalu?!" tanya Nian makin penasaran. Dia sedikit gugup saat ingin mendengar jawaban Kimi, dia membayangkan seperti apa rupa orang yang sudah tidur dengannya malam itu.

"Kami mendapat ciri-cirinya, dan juga informasi laki-laki itu pernah terlihat sedang minum-minum di sebuah Bar dengan guru besar kita," ucap Kimi.

Guru? Ternyata ini semua ulah guru lagi? Ternyata aku tak salah dengar dari guru waktu itu, ketika dia mengatakan kalau laki-laki itu adalah takdirku, awalnya aku tak menggubris perkataanya dan ternyata benar, dia telah menyiapkan seorang laki-laki untukku. Nian terlihat kesal dan marah, saking marahnya dia ingin sekali menghajar wajah gurunya yang selalu nampak ceria itu.

"Menurut informan, ciri-ciri dari orang itu adalah, dia memiliki rambut yang lumayan panjang berwarna biru."

Warna biru? Kalau itu sudah pasti, jika tidak, mana mungkin rambut Hana bisa berwarna biru. Tapi, tak banyak orang yang memiliki rambut seperti itu, salah satu yang kutahu adalah, Zeran, tapi... itu tidak mungkin dia, bagaimana mungkin pria sialan sepertinya bisa menjadi ayah Hana. Itu pasti orang lain, terlebih, negara Ameri sangat luas, tidak mungkin itu dia.

"Tak hanya itu Nona, kami juga mendapat informasi serupa namun sedikit berbeda, ada yang mengatakan kalau orang yang keluar dari kamar waktu itu adalah seorang yang tak memiliki rambut alias botak."

"Apa, botak?"

Kenapa bisa ada dua pendapat? Apa jangan-jangan, ayah Nian sebenarnya pria tua berambut biru tapi tengahnya botak, lalu perutnya buncit dan suka memakai singlet dan memegang kaki babi panggang kemanapun dia pergi? Bayangan Nian membuat Nian membayangkan seseorang yang sangat aneh di pikirannya.

"Nona tak perlu khawatir, satu yang bisa di pastikan, kalau orang itu cukup tampan," ucap Kimi karena melihat Nian yang mulai khawatir.

"Be—Begitu ya. Sejujurnya aku tak peduli seperti apa rupanya, alasan kenapa aku begitu ingin mencarinya adalah... karena Hana merindukannya. Meskipun anak itu tak pernah bertemu sekalipun dengan sosok ayahnya, namun dia selalu menginggau setiap malam mengucapkan kata ayah berulang kali, oleh karena itu, aku merasa gagal sebagai orang ibu karena tidak bisa memenuhi peran seorang ayah," ucap Nian tersenyum murung.

"Nona, jangan salahkan diri anda, bagi kami, dari dulu sampai sekarang, anda adalah sosok ibu dan ayah luar biasa, tak pernah mengabaikan kami, selalu mendengar keluh kesah kami, bagi kami, anda adalah sosok orangtua yang hebat," ucap Kimi dengan mata yang mulai mengeluarkan air hangatnya, "Jika orang sehebat anda tidak layak, lalu siapa yang layak?"

"Kimi..."

Dia benar, kalau aku sendiri menganggap diriku tidak layak, maka orang lain akan menganggap diriku tidak layak juga. Bagi Hana dan juga yang lain, aku tak boleh menyerah, setidaknya sampai Hana tumbuh dewasa dan benar-benar mengerti arti keluarga yang sesungguhnya.