"sean.. mamah mengundang rosa kesini karena ingin menjodohkan dia dengan kamu" teriak nyonya vira saat melihat sean melempar rosa.
"jodoh?? mamah aku ini udah nikah. dan istri aku itu geanha. aku gak mau ada wanita lain" ucap sean menatap nyonya vira sinis
"Sean bahkan kamu gak berhasil menemukan geanha.. mungkin saja sudah mati dan mayatnya hilang" teriak nyonya vira kesal. nyonya vira benar benar tidak memahami kondisi mental putra semata wayangnya.
"Hentikan.. kamu itu perempuan jahat. kamu yang dulu menghasut aku untuk membenci geanha. sekarang kamu ingin aku menikah dengan wanita penjilat ini. itu gak akan pernah. dan aku yakin geanha belum mati. suatu saat nanti dia akan kembali" sean melangkah menghampiri nyonya vira " aku gak izinkan siapapun membawa wanita kedalam rumah ku" ucap sean menatap kejam ke arah nyonya vira dan langsung berbalik masuk ke dalam ruang belajarnya dan menutup pintu dengan kencang.
Nyonya vira merasa seperti ada aura membunuh dalam diri sean saat dia menatap mata sean.
"jangan pernah bicara soal geanha. jangan pernah memakai barang khusus milik geanha. kalo kalian masih melakukannya lagi. jangan harap bisa melihat matahari besok" ucap nenek lili sambil melangkah menuju kamar tidurnya.
tuan romi seperti tidak mengenal putranya yang dulu. saat ini dia bertekad akan membantu sean mencari geanha
rosa yang terkejut akan prilaku sean hanya bisa terduduk di lantai sambil menahan rasa sakit.
Hari semakin malam. semua anggota keluarga dalam rumah sean sudah tertidur kecuali nyonya vira. nyonya vira diam diam masuk ke dalam kamar sean. betapa terkejutnya nyonya sean saat melihat sekeliling kamar itu penuh dengan poster geanha bahkan sampai bantal pun ada wajah geanha. dia berpikir bahwa putra nya sudah gila. dengan kesal dia merobek semua poster itu dan membakarnya tanpa di ketahui siapapun.
Pagi hari tiba matahari bersinar cerah.
"SIAPA YANG BERANI MELAKUKAN INI PADA GEANHA" teriak sean penuh kemarahan.
Semua orang terdiam tak ada satu pun yang menjawab.
"Baiklah. kalian gak mau mengaku. kita lihat saja hukuman apa yang berhak kalian terima setelah ketahuan" ucap sean sambil berjalan menuju ruang belajarnya dan mengambil laptop dan langsung kembali ke depan kamarnya.
"Lihat ini. wanita tua ini gak pernah mengindah kata kata ku. sekarang kamu bawa perempuan penjilat ini bersama kamu. kalian gak di terima lagi di rumah ini" teriak sean mengusir nyonya vira dan rosa.
nyonya vira dan rosa pun keluar dari rumah sean dengan kesal dan marah. nyonya vira tidak bisa menerima bahwa putranya benar benar seperti orang gila hanya karena satu orang wanita bodoh.
Sementara itu tuan romi bicara baik baik kepada sean agar dia mau pergi ke tempat rehabilitasi untuk menstabilkan emosinya. awalnya sean menolak namun tuan romi berjanji akan menemukan geanha akhirnya sean pun mengikuti arahan ayahnya. sean dan nenek lili pun pergi ke london untuk rehabilitasi sean.
Sean tinggal sendiri di tempat rehabilitasi sementara nenek lili tinggal di apartement bersama beberapa asisten rumah tangga.
"Sean. semoga setelah kondisi kamu pulih kamu bisa menemukan geanha secepatnya" bathin nenek lili mengkhawatirkan cucu kesayangannya itu.
Hari hari berlalu begitu cepat namun kondisi mental sean semakin memburuk dan mendekati kegilaan. kabar itu membuat tuan romi semakin gencar mencari geanha. namun memang tidak pernah ada hasilnya.
●●●●●
Sementara itu di lain tempat geanha sedang bahagia dengan perkembangan malaikat kecilnya. sekarang mereka memasuki usia 5 tahun. mereka sudah merengek minta sekolah.
"mami kita pengen sekolah" rengek Ray dan Rayna
"iya iya.. bulan depan kalian bisa mulai sekolah" ucapku menyerah pada mereka.
Senyum pun berkembang di wajah Ray dan Rayna. mereka berlari mengahampiri reva dan yuri.
"tante reva tante yuri kita bakal sekolah" ucap Rayna riang
"Kalo sekolah kalian harus jadi anak yang pintar ya" ucap reva
"kami kan memang anak mami yang paling pintar" ucap Ray penuh bangga
"ahhh kalian ini dari kecil selalu imut begini" ucap yuri
"Bagaimana toko hari ini?" tanyaku kepada reva
"cukup ramai kakak.. dan ada satu bucket yang harus di antar ke panti rehabilitasi" ucap reva
"panti rehabilitasi?" tanyaku merasa tak masuk akal akan ada orang yang mengirim bunga ke tempat rehabilitasi karena selain disana banyak korban narkoba juga ada banyak orang gangguan mental.
"iya. sudah sebulan ini ada seorang nenek yang selalu membeli bunga untuk di kirim ke panti rehabilitasi dan terkadang dia meminta kami menyelipkan beberapa lembar surat" ucap reva
"Baiklah. biarkan aku yang antar sekalian aku mau mendaftarkan mereka sekolah agar masih terbagi kuota siswa" ucapku pada reva. reva pun langsung menyerahkan bucket bunga mawar merah itu.
Geanha,Ray dan Rayna pun pergi menuju sekolah baru. Setelah selesai pendaftaran mereka pergi ke panti rehabilitasi.