webnovel

Your Plane Is Revealed

Setelah beberapa waktu kemudian, rasa sakit itu hilang dan Aiden mencoba berdiri lagi. Entah apa yang di lakukan orang itu, teror mulai banyak menemuinya. Tanpa di sadari, waktu sudah jam setengah lima pagi. Walau masih terlihat gelap.

"Eh, Fyrena, itulah namanya. Dia mengatakan bahwa dirinya adalah awal dari seluruh kehidupan iblis."

"Tidak mungkin!!"

"Tidak mungkin? Dia mengatakan bahwa dirinya pencipta seluruh alam iblis, dan dia merupakan leluhur iblis paling pertama, aku tidak tahu, apakah kamu tahu? Tapi orang itu menakutkan."

"Raja iblis? Raja iblis paling pertama?? Apa-apaan, kenapa dia masih hidup? Apakah iblis ini benar-benar abadi sejati??"

"Soal itu, aku tidak tahu, aku akan melupakannya, dan emmm ... tolong buka segel kamar ini."

Dia berjalan menuju ke arah pintu, mencoba untuk keluar dan meminta agar penghalang iblis itu di lepaskan.

"Mau kemana?? Kamu?"

"Mencari makanan, memangnya apa?"

Dia kemudian mengizinkan penghalang iblis itu untuk terbuka, ketika penghalang iblis nya di aktifnya, semua areanya akan di penuhi seperti sebuah tembok kaca yang transparan berwarna merah. Terlihat seperti tipis bagaikan gelembung, namun tidak akan bisa di tembus oleh apapun.

Dia membuka pintu kamarnya dengan sangat hati-hati, memastikan bahwa setan-setan itu menyerah untuk menembus penghalang itu.

"HAHAHAHAHA!! HAHAHAHA!!!!"

"Heyy, apa yang kau tertawakan? Tidak ada yang lucu!"

"Kata siapa tidak ada hal yang lucu? Kamu ternyata seorang yang penakut, bahkan kamu harus sangat berwaspada begitu untuk keluar kamar."

"Tentu saja harus, bagaimana jika mereka tiba-tiba muncul dalam sekejap di depanku? atau bagaimana jika tiba-tiba senjata atau apapun yang mereka gunakan sudah menembus tubuhku? Aku jelas mati!"

"Tidak~ aku tidak akan membiarkanmu mati, lagipula sebenarnya, setan-setan itu adalah ciptaanku. Aku memerintah mereka semua untuk menakutimu."

Dia kemudian berbalik ke arah Marie yang benar-benar tertawa mengejeknya.

"Apa yang kamu katakan?? Jadi? Apa maksudnya semua ini??"

"Aku hanya ingin membuatmu tetap berada di dalam kamar, bukankah aku adalah gadis berambut merah yang begitu malang??"

"Tidak, kamu iblis berambut merah yang begitu merepotkan. Kamu menggangu hidupku."

Tanpa banyak berkata lagi, dia segera keluar dari kamar sekarang, karena ternyata bahaya yang mengejarnya hanyalah ulah dari Marie.

Beberapa makanan yang di tinggalkan nya sudah di gerogoti banyak semut pastinya.

Tapi dia kembali dan melihat bahwa pintu yang lupa di tutup sudah tertutup dengan baik, makanan di meja yang di tinggalkan benar-benar bersih tanpa tersisa dan tanpa ada satupun semut di atas.

"Siapa yang melakukan ini?"

Kemudian sebuah suara menjawab "Kami"

"Wah! kalian sudah bangun sepagi ini?? membersihkan semuanya??"

"Tapi, bangun sepagi ini sudah menjadi rutinitas kami, membersihkan semua nya dan memastikan setiap pagi akan di sambut dengan suasana yang bersih."

"Kerja yang bagus! Kalian memang hebat!"

Keduanya langsung tersenyum menerima pujian itu.

Dia segera mengambil beberapa makanan yang ada di meja, Wanda sudah memasak beberapa makanan pagi ini, semuanya sudah pasti adalah makanan yang lezat, hidupnya harusnya begitu menyenangkan dengan makanan yang enak setiap hari, pagi, siang, sore dan malam.

Walau begitu banyak makan, tubuhnya tetap saja kurus.

Membawanya ke ruang bawah tanah, tempat dimana tidak ada yang boleh masuk selain dirinya. Dia masih merasa senang ketika bisa melihat dan mengingat gadis itu lagi.

Di ruang bawah tanah, di atas mejanya, dia menggambil beberapa lembar kertas yang saling bertumpuk tidak rapi, di kertas paling atas, dia mencoba mengingatnya lagi dan menggambar wajah gadis itu.

Dia memulai dengan sebuah pensil yang benar-benar menghasilkan garis tipis seperti tidak terlihat. Sketsa adalah dasar dari menggambar. Teknik selanjutnya setelah sketsa itu bebas, tergantung orang yang menggambarnya, bisa ditebalkan dengan pensil lain lagi, spidol atau semacamnya, bisa juga mereka langsung mengisi semua bidang dan langsung mewarnai nya saja.

Walau kemungkinan tidak terlalu berbakat dalam gambar, setidaknya dia bisa mewujudkan sedikit wajah itu. Biarkan dia melihat nya lagi. Gadis berambut merah ini rasanya hampir sama dengan Marie. Tapi dia tidak ingin menggangap bahwa itu Marie. Pakaiannya merah di sertai bulu di bagian leher gaunnya dan kedua lengannya.

Gadis itu juga memiliki tanduk di kepalanya, rasanya dia benar-benar menyukai hal itu, gadis iblis kesukaannya, dia memberi nama gadis itu, gadis iblis mimpi.

Kemudian, gambaran nya sudah setengah jadi di atas kertas. Walau mungkin tidak terlalu mirip, lengkungan setiap garis bisa mengubah wajah seseorang, walau itu tarikan garis yang kecil saja. Tapi kertas nya tiba-tiba melayang di udara, tetapi di depannya dan di robek tanpa sebab.

SREEETTT!!

"Apa!! Siapa yang melakukan ini."

Selembar kertas robek menjadi dua lembar, kemudian mereka terkumpul menjadi satu dan di buat sebagai bola sampah kertas. sesuatu yang terlihat menghancurkan gambarnya dan membuang kertas itu ke tempat sampah.Kertas lapisan kedua setelahnya kemudian ada bercak setitik darah. Aiden menjauh karena terkejut.

"Siapapun disana! tolong tunjukan dirimu!!"

Kertas mulai membentuk suatu tulisan dengan darah, dan menuliskan sebuah kata "Tolong diam!" Semuanya berwarna merah yang benar-benar terbentuk seperti darah, merembes sedikit ke kertas lapisan ketiga di bawahnya.

Baris kata selanjutnya adalah...

Tolong diam, atau aku akan membunuhmu.

Aiden keras kepala, dia sempat mengatakan hal yang ingin melawan lagi.

"Tapi kau mer—"

ZAAP!!

Sebuah pisau baru saja mengikis wajahnya dengan sangat cepat, menembus tembok dan tertancap di hadapannya. Membuatnya patuh dan tidak berbicara lagi.

Kata-kata selanjutnya di letakan pada kertas ketiga, dan kertas kedua di singkirkan di sebelahnya.

Biarkan aku memperbaiki gambar mu.

Sesaat kemudian, kertas ketiga di singkirkan seperti kertas sebelumnya, dan kertas selanjutnya melayang di kehampaan tepat di depannya. Mengeluarkan suatu keajaiban ketika gambar itu tercipta sendiri dengan perlahan, mahluk halus yang tidak di kenal membantunya menciptakan wajah yang sempurna dari ingatannya.

Wajah itu benar-benar di gambar dengan sempurna seperti gadis yang ada di dalam mimpinya.

Gambaran selesai hanya dalam dua puluh detik. Kertas keempat tetap melayang dan kertas kelima di tuliskan lagi dengan darah yang mengatakan "Kamu boleh berbicara sekarang" Aiden langsung bertanya mengapa sesuatu yang tidak di kenal ini bisa menggambarkan wajah gadis sesuai keinginannya, lagi pula, itu adalah mimpinya, tidak ada siapapun disana.

Kertas keenam.

Aku adalah sesuatu yang antara ada dan tidak ada, nyata dan tidak nyata. Aku sudah melihat ke dalam pikiranmu selama ini, gadis yang kamu sukai, aku bukan sebuah mahluk, namun sebuah perintah yang di perintahkan untuk mewujudkan keinginanmu saat ini.

"Hmmm, kertas keenam, kamu menulis kata ini sangat panjang dari kertas-kertas sebelumnya, kupikir kamu akan terus mengganti kertasnya."

Percakapan ini langsung berakhir, ketika Aiden mendengar suara ketukan pintu dari luar, dan Marie yang meminta untuk masuk ke dalam.

"Sial! Apa yang dia lakukan disini??"

TOK...TOK..TOK...

"Aiden, buka pintunya, aku hanya mengetuk sampai tiga kali saja, jika kamu tidak membukanya, aku terpaksa akan masuk secara paksa."

Tidak, dia tidak boleh melihat gadis kesukaannya, gawat, Aiden segera menyembunyikan semua kertas-kertas dengan tulisan itu, begitu juga kertas dengan gambaran yang melayang, dia menyatukan semua gambar dan kata-kata itu di lacinya. Dia tidak akan membukakan pintu, dia mengunci pintu itu dengan perlahan tanpa terdengar.

"Mari lihat, apakah kamu bisa menembus kunci pintu ini."

"Aiden, jangan bodoh, aku bisa mendengar kamu menyentuh handle dan mengunci pintu ini, baiklah, kalau begitu aku terpaksa akan masuk secara paksa."

"Tidak! Jangan! Apa yang kamu inginkan dariku?? Jika kamu masuk, aku akan

menyerangmu."

Tubuhnya tiba-tiba berjalan menembus masuk seperti setan-setan berkepala kambing itu, tidak salah lagi jika dia berkata jujur bahwa setan itu adalah miliknya. Pemiliknya lebih mengerikan daripada semua pasukan kepala kambing itu.

WUSHHH!

Aiden menyerang nya dengan sebuah api, tapi api itu kemudian menghilang di udara dan menjadi sesuatu yang tidak ada. Dia langsung menyerang Marie lagi dengan serangan kedua, api ini harus lebih besar dan kuat.

WUSHHH! Serangan kedua di lancarkan.

PUFF!

Api-api itu berubah menjadi kupu-kupu yang beterbangan dengan acak dari hadapannya.

"Oh Aiden, apa yang kamu lakukan dengan api kecil ini? kenapa kamu tega ingin menyerangku??"

Dia tidak menjawab dan membuat sebuah pedang tercipta di tangannya, pedang yang terlihat cukup bagus dan tajam.

"Apakah kamu ingin menyerangku??"

"Majulah!!"

Aiden kemudian menuju ke arahnya dengan cepat dan sebuah pedang yang di tujukan ke arah Marie. Ayunan kuat dari pedang itu dan tubuhnya berhenti di udara, bersamaan dengan satu jari telunjuknya yang seperti memerintah keinginannya.

"HAHAHAHA!!!"

"Apa yang kamu lakukan? Kamu tidak bisa menyerangku dengan pedang kecil itu, bukankah kita ini sahabat? Kenapa kamu menjadi jahat?"

"Tidak, kaulah yang jahat! aku tidak bisa mengerti keinginanmu mengambil alih rumahku, aku tahu kamu sudah merencanakan semua ini sejak awal. Kamu tidak ingin menjadi sahabatku atau teman, atau apalah itu, kamu hanya perlahan mendekatiku dengan kekuatanmu yang tak terduga itu, dan akan membuatku menjadi alat, bukan??"

"Oh, ayolah~ aku tidak berniat seburuk itu, aku tidak berbohong padamu."

"Tidak, kamu sudah merencanakannya sejak awal, atau kemungkinan benar, jika kamu sudah hidup selama ribuan tahun, mungkin kamu memiliki kekuatan yang lebih kuat dari guru Valerie itu, bisa saja kamu memanipulasi pikirannya bukan? Kamu orang yang licik."

"Oh, ketahuan yah??"

"Jadi benar, sepertinya pemikiran dan tebakanmu tepat sasaran, aku sudah tahu ini sejak awal. Guru itu di kendalikan olehmu, dan tidak ada perjanjian untuk mengajarkanku sihir tingkat tinggi!"

"Hmm, kurasa pemikiranmu sedikit salah, dan itu tidak tepat sasaran, dengan kata lain, sebenarnya meleset, Valerie bukanlah guru di akademi sihir."

"Kedua, Valerie tidak terkena manipulasi pikiran olehku, aku tidak menciptakan ilusi tentang Valerie, aku tidak menciptakan mahluk kloninganku dan mengubah wujudnya menjadi Valerie, sudah jelas, Valeria itu nyata, dia berada di pihakku."

"Tentu saja dia berada di pihakmu! aku masih yakin soal kebenaran diriku bahwa Valerie itu nyata, tapi kamu menghasut nya dengan kemampuan mu."

"Salah! ketiga, Valerie adalah bawahanku, datanglah Valerie~ aku memanggilmu."

Cahaya hitam kegelapan membuka ruang di kehampaan, di sertai aura gelap yang menakutkan, namun yang keluar adalah gadis seperti sebelumnya, guru yang dia kenal dengan nama Valerie. Rambut dan bulu matanya yang berwarna putih, dia datang mewujudkan panggilan dari Marie. Aiden tidak mengerti dengan pemandangan di depannya.