webnovel

Perempuan Matre

Dịch giả: Wave Literature Biên tập viên: Wave Literature

"Aduh!" teriak Ye Jiaqi. Perempuan itu memejamkan matanya ketika menyadari kalau kepalanya terbentur pintu mobil. Tapi tidak disangka, karena sekarang, tangan Qiao Qinian yang sedang menyentuh pintu mobil. Jadi, Ye Jiaqi tidak membentur pintu mobil, melainkan tangan hangat seorang Qiao Qinian. 

Ye Jiaqi kemudian mengusap-usap kepalanya, Hmm, tidak sakit! batinnya. Lalu dia mendongak dan menatap Qiao Qinian dengan tatapan canggung… Baiklah, kalau bukan karena Qiao Qinian, mungkin dia saat ini sudah menangis kesakitan. Namun, Qiao Qinian yang berdiri di depan pintu mobil kini sedang memandangnya dengan tatapan menghina.

"Nona muda!" sapa Bibi Lu sambil berjalan menuju ke arah Ye Jiaqi. Terlihat sekali kalau dia sangat senang melihat kehadiran Ye Jiaqi. Tapi, semua orang yang berada di depan Qiao Qinian terlihat tidak berani banyak bicara. Meskipun Bibi Lu adalah orang lama, tapi dia juga tidak berani.

"Bibi!" jawab Ye Jiaqi sambil tersenyum ramah. Sudah 3 tahun berlalu, tapi Bibi Lu sama sekali tidak berubah, masih sama dengan Bibi Lu yang Ye Jiaqi kenal dulu. Dia lalu terlihat menarik tangan Bibi Lu, seperti ingin sekali bercengkrama dengan perempuan tua ini. Tapi, beberapa orang yang sedang berdiri seakan menganggap dirinya patung es. Dingin, garang, dan menghalangi jalan mereka.

Tanpa berbicara apa-apa, Qiao Qinian kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya. Ye Jiaqi lalu memperhatikan sosok tegap Qiao Qinian berjalan semakin jauh darinya. "Huffftt," akhirnya dia baru bisa menghela napas panjang.

"Astaga Nona muda. Sudah lama sekali saya tidak melihat Nona. Nona tetap saja cantik," ucap Bibi Lu sambil memegang tangan Ye Jiaqi.

Ye Jiaqi kemudian tertawa dan menjawab, "Bibi Lu, bibi juga sama. Tetap saja terlihat masih muda. Oh iya, panggil saja aku Jiaqi."

Ye Jiaqi sudah bukan menjadi Nona muda di sini. Qiao Qinian mengajak dia kemari hanya karena laki-laki itu menyuruhnya, agar membawa semua barang-barangnya. Sebenarnya, dia juga tidak tahu apa yang harus dibawa, karena semua barang ini bukanlah miliknya. 

Saat itu, Ye Jiaqi datang bersama Qiao Qinian memasuki rumah ini tidak membawa barang apapun. Tiga tahun lalu, saat dia meninggalkan rumah ini pun tidak membawa barang apa-apa. Namun, dia masih sangat berterima kasih karena Qiao Qinian telah mengizinkannya untuk tinggal di rumah ini. Tapi, tidak pernah sekalipun dia menginginkan barang atau kekayaan keluarga Qiao Qinian. Ye Jiaqi tahu bahwa Qiao Qinian adalah orang yang kaya. Tapi, dia menyukai Qiao Qinian hingga membuat kesalahan paling besar yang pernah diperbuat adalah dia tidak berhati-hati dan mengandung anak Qiao Qinian. Sejak awal tidak pernah sekalipun terpikir olehnya untuk mendapatkan kekayaan keluarga Qiao Qinian...

Tapi, telepon tiga tahun lalu benar-benar membuat Ye Jiaqi merasa amat kecewa. Sejak awal, dia di mata Qiao Qinian hanyalah seorang perempuan matre yang menginginkan kekayaannya. Mungkin di mata Qiao Qinian juga, dia tidak ada bedanya dengan pelacur di luar sana. Memikirkan hal ini, hati Ye Jiaqi merasa sesak. Kalau bukan karena di rumah ini ada orang yang dia khawatirkan, dia pasti tidak pernah akan kembali ke rumah ini.

"Tidak tidak, Nona muda. Nona masih adalah Nona muda di sini. Nona, di luar sini panas, ayo kita masuk ke ruang tamu. Di dalam sejuk," ajak Bibi Lu.

Namun, wajah Ye Jiaqi sedikit cemas. Dia tidak tahu bagaimana harus menolak ajakan Bibi Lu. Sebab, Bibi Lu pasti juga tidak mengetahui kejadian 3 tahun lalu. Dia pun kemudian menggeleng. "Bibi Lu, aku datang kemari hanya untuk menengok Bibi. Lagi pula hari ini adalah hari kerja. Aku masih ada kerjaan mendesak yang harus segera aku selesaikan. Karena itu aku harus segera pergi," katanya sambil menggenggam erat tangan Bibi Lu.

"Nona muda, apa sebegitu mendesaknya? Bukannya Nona berkata akan makan di sini?" kata Bibi Lu dengan perkataan yang terdengar sedih, dan sorot matanya pun terlihat kecewa. 

Ye Jiaqi dapat melihat sorot mata kekecewaan Bibi Lu. Tapi perempuan ini benar-benar tidak ingin masuk ke rumah Qiao Qinian. Karena itu, dia hanya bisa berusaha menenangkan Bibi Lu. "Pekerjaanku benar-benar mendesak, Bi. Aku akan kembali datang lain waktu untuk melihatmu. Hari ini aku tidak ada waktu." katanya.

"Nona muda, sudah 3 tahun lamanya aku tidak melihat nona. Apa nona tidak tinggal dulu dan makan di sini? Aku sudah memasakkan makanan kesukaan nona…" Bibi Lu sedih. Hati Ye Jiaqi merasa tergetarkan. Ada perasaan sulit untuk meninggalkan dalam hatinya. Dia tidak bisa melihat Bibi Lu sedih, apalagi Ye Jiaqi selalu menganggap Bibi Lu adalah sebagai keluarganya sendiri.

"Nona muda, bagaimana kalau Nona menelpon kantor? Atau Tuan Qiao saja yang menelpon. Tuan Qiao sangat hebat, pasti beliau bisa menjelaskan ke kantor Nona." kata Bibi Lu dengan tatapan penuh harap agar Ye Jiaqi masih bisa tinggal di rumah ini lebih lama. 

Kemudian, Ye Jiaqi menggigit bibirnya, lalu dengan berat hati dia tetap menggeleng dan berkata, "Bibi Lu, aku benar-benar minta maaf. Pekerjaanku… Benar-benar mendesak." Dia tidak ingin masuk ke dalam rumah itu. Sama sekali tidak ingin. Bahkan lebih baik berdiri di teriknya panas matahari daripada dirinya harus melangkahkan masuk ke dalam rumah Qiao Qinian...