"Aku seorang mahasiswa."
Willy tersenyum sedikit, apalagi, kalau bukan karena pengemudi yang mengingatkan dirinya sendiri, Willy akan lupa bahwa dia masih seorang mahasiswa ...
"Belajar di universitas lokal?" Willy menggelengkan kepalanya, "Aku belajar di Universitas Sebelas Maret. Datang ke Surabaya untuk mencari teman."
Sopir itu mengacungkan jempol, "Universitas Sebelas Maret, itu universitas sepuluh besar di negara kita. Luar biasa."
Willy tersenyum dan tidak berbicara. Pada saat ini, jalan di depan tiba-tiba muncul di jalan. Sebuah sosok bergegas melintas, sopir taksi panik, dan bahkan mengerem mendadak, tetapi dengan suara "duakk", dia masih menabrak sesuatu.
Willy biasa duduk di belakang taksi, mengenakan sabuk pengaman. Tetapi dengan inersia yang melonjak dari rem mendadak, Willy masih tertegun untuk sementara waktu!
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com