webnovel

Chapter 22 Samuel/Ah-Duken

"Perempuan itu benar benar aneh sekali... Dia bilang bahwa mobil nya di kunci pada ku dan memintaku melakukan apapun yang kulakukan pada mobil nya," di dalam mobil Hycan terus grenang greneng sendiri. Samuel yang menyetir hanya bisa menghela napas pasrah.

Lalu dia menghentikan mobil nya ketika melihat Jin di depan jalanan. Jin masuk ke mobil. Awal nya dia tidak mencurigai apapun soal mobil nya di mana kaca bagian supir terbuka.

"Hei Samuel, tutup jendela mu, nyalakan AC nya saja," kata Jin.

Seketika Samuel dan Hycan terdiam membuat Jin bingung. "Kenapa? Kenapa kalian diam?"

"Sebenar nya Hycan memecahkan kaca mu hanya karena tak tahu bahwa pintu mobil mu tidak di kunci," kata Samuel. Dia benar benar jujur melaporkan nya. Seketika Hycan terkejut mendengar nya.

"Bodoh kenapa kau memberitahu nya!!" dia menjadi panik. Sementara di bangku tengah keluar hawa membunuh. Hycan siap siap menelan ludah.

"Hycan!!! Kau tidak berguna.... Itu mobil mahal ku!"

"Maaf kan aku!!"

Mereka sama sama berteriak. Samuel hanya tersenyum kecil sendiri melihat kelakuan rekan nya.

Setelah itu reda dengan adanya bekas tamparan di pipi Hycan yang sangat merah.

"Baiklah, hari ini kita akan membobol bank," kata Jin.

"Hah!! Membobol!!" Samuel menjadi terkejut.

"Kita akan bersenang senang dan kami juga ingin melihat kemampuan mu itu... Kau bertugas bagian mengemudi, Samuel," tambah Hycan.

"Ha... Kenapa aku di bagian mengemudi... Aku juga ingin masuk ke bank."

"Tidak bisa, bagian mu ya bagian mu..."

"Tapi kenapa kita membobol bank, bukankah kita agen?" Samuel menatap bingung.

"Kita membobol bank hanya sekedar senang senang, kita juga butuh hal yang begituan. Dari pada menyelamatkan tidak jelas," balas Jin. Lalu Samuel terdiam mendengar itu.

"(Jadi itulah pendapat mereka berdua mengenai agen?)"

Sesampainya di tempat, tepat nya bank yang akan di bobol.

"Samuel.... Ingat rencana nya," kata Jin yang memakai topeng nya lalu dia berjalan keluar dengan cepat bersama Hycan. Mereka benar benar akan membobol bank tersebut. Samuel yang akan bertugas langsung menginjak gas ketika mereka sudah keluar dari bank membawa banyak uang yang di curi.

"(Kenapa aku tidak ikut mereka saja, mereka lebih menetapkan aku di mobil ini,)" pikir Samuel yang memakai kaca mata hitam dan mengeluarkan kabel headset dari sakunya.

Samuel terdiam di mobil dengan headset masuk di lubang telinga nya. "Mereka benar benar tak percya padaku, mau sampai kapan kemampuan ku ini di uji hanya untuk kesenangan begini... Apa anggota agen itu tidak menyelamatkan orang orang dengan pakaian swat mereka dan perlengkapan baju tebal... Jika yang seperti ini, bukan nya malah orang lain... Sangat aneh banget," dia benar benar bicara sendiri dengan rasa kesal. Mobil nya juga sudah terparkir di samping jalanan dekat bank.

Ia menguap dan merasa bosan.

"(Aku pikir ini semua tidak akan menjadi sia sia jika aku jadi Samuel.... Nama ini nama yang sangat bagus... Nama nya seperti orang barat, apa aku nanti akan terlihat seperti orang barat juga nantinya... Pastinya, aku tidak sabar bicara bahasa Inggris nantinya,)" dia berpikir soal kelanjutan kedepan nya sambil menunggu Hycan dan Jin keluar.

Tiba tiba Jin dan Hycan sudah keluar membawa banyak tas penuh uang dan mereka langsung masuk. Di saat itu juga wajah Samuel menjadi serius. "(Ini hanya bisa satu kali... Aku akan berikan semua nya,)" dia sudah sungguh sungguh berniat dan di saat semua sudah masuk, ia langsung menginjak gas, tapi bukan maju, malah mundur karena itu tujuannya.

Mundur dan langsung memutar mobil, memindahkan gigi ke depan lalu melaju dengan cepat, tapi banyak mobil polisi mengejar nya. Jim yang ada di bangku tengah menjadi meragukan Samuel. "(Ini benar benar tak bisa di percaya, kita akan di tangkap.... Pastinya.)"

Lalu Samuel menoleh ke belakang. "Hei... Apa kau berpikir sesuatu yang membuat ku tidak terdukung?" tatap nya.

"Huh.... Apa kau benar benar bisa melakukan nya tanpa ketahuan!?" Jin menatap kesal masih meremehkan nya.

"Aku bisa," balas Samuel dengan ekspresi biasa nya.

"(Aku tidak yakin pria ini benar benar bisa membuat ku terkesan dengan omongan nya itu, untung nya ini hanya semata senang senang dalam mencuri uang di bank, jika nyata maka dia pasti sudah gugup sekarang,)" Jin terdiam menyila tangan dengan masih meremehkan Samuel di dalam hatinya.

Kemudian Samuel memutar setir melewati jalan pintas lewat gang membuat Hycan dan Jin terkejut.

"Awas saja jika kau meleceti mobil ku!" teriak Jin.

Tapi saat keluar dari gang, sudah ada perangkat tajam yang di pasang polisi untuk menghentikan mobil dengan menusuk ban mobil. Tapi Samuel bisa menghindarinya dengan cepat yakni melewati jalan lain tapi spion kaca kiri mobil Jin sedikit tergores.

"Oh maaf," kata Samuel. Seketika hawa Jin menjadi kesal. "(Tak bisa di maafkan.... Aku akan menghukum mu nanti lihat sajaaaa!!)" dia menahan amarah nya di hati.

Beberapa lama kemudian, Mereka sudah sampai di jalanan besar dan saat itu juga ada dua mobil merah sama seperti mobil mereka di sisi kanan dan kiri. Samuel memasukan mobil nya di tengah tengah mereka.

Di atas udara juga ada helikopter, situasi semakin panik. Mereka benar benar terkejar. Hycan akan menyiapkan pistol, dia berniat menembaki ban mobil polisi yang mengejar tapi saat ia membuka kaca mobil, ia tak bisa.

Lalu ia menoleh ke Samuel. "Bukalah kaca nya, yang mengejar itu terlalu banyak, aku harus mengambil pilihan!!" kata Hycan.

"Kau tidak perlu melakukan itu, aku tidak butuh bantuan apapun. Cukup percaya saja pada ku... Jika kalian tidak percaya, aku juga tidak akan percaya diri," kata Samuel. Lalu Hycan dan Jin terdiam.

Lalu ketiga mobil merah itu berpencar dan rupanya mobil polisi dan helikopter mengejar dua mobil merah yang isinya bukan dari mereka.

"Waw..." Hycan menjadi terdiam melihat kemampuan Samuel karena mereka sudah terlepas dari pengejaran.

"(Lagi lagi, aku salah menilai pria ini,)" Jin menjadi terdiam meskipun dengan wajah masih curiga.

Setelah itu Samuel membelokan mobil ke parkiran bawah tanah. Dia memberhentikan mobil merah nya di sana. Lalu mereka bertiga keluar berpindah ke mobil hitam. Samuel pun juga ikut keluar dan masuk ke mobil hitam dan mulai mengendarainya.

Tujuan mereka pindah mobil karena agar tidak di kenali lagi.

"Hahaha.... Sangat hebat!!" teriak Jin dan Hycan. Mereka mengelus pundak Samuel yang menyetir. Samuel juga tersenyum kecil sendiri.

Setelah itu mereka sampai di markas yakni pabrik tua itu. Samuel keluar dan melepas headset dan kaca mata hitam nya.

Tapi ada Jin datang mendekat.

"Yo! Kau mau memuji ku lagi?" Samuel menatap sombong tapi tiba tiba ia di tampar oleh Jin. Seketika wajah nya kaku tak berkutik.

"Hmp.... Aku tidak akan memafkan mu soal spion kaca mobil itu, memperbaikinya akan mahal."

"Apa... Aku lupa... Maafkan aku... Jin.." Samuel menatap tapi Jin berjalan pergi meninggalkan nya dengan kesal.

"J... Jin tunggu.. Maaf kan aku," Samuel mengejar nya dengan memelas. "Jin...." dia menahan tangan Jin.

"Lepaskan!!" Jin menarik lengan nya sendiri dan tak sengaja itu juga menarik Samuel.

"Astaga!!" dia terjatuh dan langsung berlutut di depan Jin. "(Apa..... Apa yang kulakukan... Itu refleks,)" dia terdiam tak percaya dengan apa yang di lakukan nya sendiri.

"Hooo jadi kau memohon hingga segini nya... Benar benar yah," Jin menatap merendahkan.

"Apa... Hiz...." Samuel kesal lalu berdiri. Dia lalu berjalan pergi. Seketika Jin terdiam dan berwajah kecewa. "Bagaimana cara nya mendekati pria pemarah itu?"

--

Hari berikutnya Samuel berjalan di pinggir kota dengan kaca mata hitam nya. "(Kemarin itu benar benar usaha yang sukses sekali yah... Rasanya agak enak dapet pujian, kurasa aku bisa mengakui kemampuan ku ini... Bersyukur sekali aku,)" dia tersenyum sendiri sambil berjalan dengan sedikit senang.

Tapi ia berhenti berjalan ketika melihat seorang pria tua buta yang duduk di pinggir trotoar dengan anjing nya yang juga nampak sedih.

Tangan pria tua itu meraba bagian kardus yang ada di depan nya, kardus itu hanya ada satu koin saja. Wajah nya hanya terdiam kecewa.

Di sana juga tertulis untuk orang orang yang lewat. Tulisan itu bertuliskan. "Aku buta tolong bantu."

Samuel agak terdiam lalu mengambil kardus yang bertulis itu. "(Kau harus menggunakan kemampuan kata kata kreatifitas mu pria tua,)" dia mengeluarkan spidol lalu menulis sesuatu di balik kardus itu.

Setelah itu ia meletakan nya kembali.

"(Baiklah, aku pergi dulu... Kita lihat saja nanti,)" dia kembali tersenyum lalu berjalan pergi.

Selang beberapa lama setelah dia pergi. Banyak orang yang memberi uang pada kardus di depan pria tua buta itu.

Pria itu meraba kardus yang banyak uang itu, seketika ia menjadi senang di ikuti anjing nya yang juga senang.

Rupanya Samuel menulis sesuatu untuk orang orang yang membaca nya, tulisan itu bertuliskan. "Ini hari yang indah, tapi aku tak bisa melihat."

Terkadang, kata kata yang harus di buat tidak harus meminta dan tidak perlu menjadi pengemis dengan kata kata. Cukup usaha dan perkataan saja dan gunakan mulut untuk memuji bukan meminta.

--

Nampak Samuel berhenti di depan pagar rumah yang sangat besar sambil memegang kertas nama tempat. "(Ini memang benar nama rumah yang tertulis kan..... Tapi, aku tidak berpikir sejauh ini,)" ia terdiam dan menengadah melihat dari pagar besar itu, terlihat di sana sebuah rumah yang sangat besar nan mewah dengan taman rumput hijau yang luas menjadi tempat paling berbau duit.

Lalu ponsel nya berbunyi dari Jin. Ia lalu mengangkat nya. "Yo kau pria anjing, rumah itu untuk mu... Aku tahu kau pasti bingung karena melihat rumah segitu besar, jadi aku beri tahu sekarang saja," kata Jin.

"Tu.... Tunggu, tapi kenapa ini milik ku, dari mana aku mendapatkan nya?!" Samuel masih tidak percaya.

"Mulai sekarang dan seterusnya kau akan tinggal di kawasan negara ini. Rumah itu dari gaji pertama mu masuk di agen yang tidak meng global, dan yang kemarin itu saat mencuri uang, kau hanya tidak tahu kalau aku dan Hycan membaginya sama rata dan hasil nya akan banyak di mata mu, tapi di mata kami... Itu hanya sepeser uang yang harus di sebar," balas Jin.

"(Gilak.... Benar benar perkataan orang berduit,)" Samuel menjadi terdiam.