webnovel

Orang Biasa

Aku orang biasa, memiliki kehidupan biasa, keluarga biasa, dan orang tua biasa. Namun segala sesuatu di dunia tidak ada yang biasa, selalu ada sisi gelap di baliknya. Apa sisi gelapku?

adimaspanji · Võ hiệp
Không đủ số lượng người đọc
16 Chs

Rina AI

Aku sedang berjalan pulang saat ini, setelah melakukan pertemuan dengan para perintah tuhan. Informasi yang aku dapat dari mereka sangat membantu dalam menghadapi masa depan yang penuh bahaya. Mau bagaimana lagi? hidup itu tidak pernah mudah, apalagi untuk orang biasa sepertiku.

Ngomong-ngomong, aku mungkin akan menjelaskan sedikit perihal struktur kekuasaan di dunia ini. Dunia ini memiliki 2 benua. Benua barat, dan benua timur. Benua barat dan benua timur di pisahkan oleh lautan yang luas. Tempatku saat ini adalah benua timur yang mana memiliki 4 keluarga besar yang mengendalikan perekonomian benua. Keempat keluarga itu adalah keluarga naga biru 'Panembahan', Keluarga kura-kura hitam 'Salihafat Sawda', Keluarga phoenix merah 'Adinata', dan keluarga harimau putih 'Adimas'. Sebenarnya ada 3 keluarga lagi, namun ke tiga keluarga itu tak lagi unjuk gigi di dunia lagi. Mereka bertiga lebih aktif di dunia bawah dari pada permukaan.

Untuk keadaan di benua barat sendiri di sana benua di kuasai oleh 3 kerajaan besar yang mana mereka saling berbagi tanah. Ke 3 kerajaan itu memiliki konflik masing-masing membuat mereka selalu di landa masalah.

Itu untuk penjelasan simpelnya. Dan untuk masalah dunia bawah. Mungkin akan memakan waktu semalaman jika di ceritakan, yah intinya dunia ini di permukaan sangat damai.

Setelah melewati beberapa blok lagi aku akan sampai di rumah. Aku sudah tak sabar ingin pulang dan makan makanan masakan ibu tiriku. Setelah berjalan beberapa saat aku sampai di rumah dan langsung masuk ke dalam. Di dalam ibu dan saudara-saudaraku telah menunggu di meja makan, hanya menyisakan aku yang baru datang.

"Cepat cuci tangan dan bergabunglah untuk makan" kata ibu tiriku.

"Baik" Jawabku dengan seringai.

"Dari mana saja kau? Ibu sampai melarang kami untuk makan dulu. Dia bilang bahwa kami harus menunggumu hingga pulang. Tidak taukah kau aku sangat lapar?" Kata Paula dengan naga sedikit kesal. Aku hanya bisa tersenyum lemah sembari meminta maaf.

"Hehe, maaf, maaf" Setelah aku mencuci tanganku, aku langsung menuju ke meja makan dan bergabung dengan keluarga kecilku dan makan makanan masakan ibu tiriku.

Aku akui, masakan ibu tiriku sangat enak. Dia sangat pintar memasak hingga terkadang aku bertanya-tanya, apa dia seorang ceff dari hotel bintang 5. Namun jelas bahwa dia bukan dari itu.

Ngomong-ngomong, masakan kali ini adalah ayam goreng sederhana dengan saus yang berwarna golden brown. Keliatan sederhana sekali kan? Namun saat aku mengambil ayam goreng dan mengolesinya dengan saus itu terdengar suara 'Cruuussshhh' kecil yang hanya bisa ku dengar.

Saat aku menggigit ayam itu. Oh Shiiit, saus itu luber di mulutku dan menyentuh lidahku. Saat saus itu menyentuh lidah, aku merasakan rasa rempah-rempah yang kaya dan sangat lezat di lidahku. Ke renyahan ayam goreng juga membuat lidahku ketagihan untuk merasakan masakan ini. Saat kau mengambil satu gigitan makan kau tak akan pernah bisa berhenti mengunyah hingga tau-tau ayam yang kau pegang sudah habis dan hanya meninggalkan tulang belulang saja.

Aku memandang tulang yang berada di tanganku dan hanya bisa tersenyum lemah sembari menggelengkan kepalaku sedikit. Aku bertanya-tanya, bagaimana bisa manusia normal menolak rasa lezat seperti ini? Pantas saja almarhum ayahku bisa makan makanan ini setiap hari tanpa bosan.

Saat aku mengalihkan perhatianku ke arah saudara-saudaraku, mereka makan dengan tenang. Mereka seperti sudah terbiasa dengan rasa lezat ini dan tak terkejut dengannya. Namun, meski aku yang sudah hidup bersama mereka beberapa tahun ini, masih saja tak bisa menahan kekagumanku dengan rasa masakan ibu tiriku ini.

Setelah memakan beberapa potong ayam goreng lagi, ahirnya aku merasa penuh di bagian perutku dan menyudahi sesi makan malam hari ini. Aku juga melihat mereka semua sudah selesai makan dan mulai membereskan sisa makanan mereka. Aku lalu membawa piring dan ingin membersihkannya di wastafel, namun saat aku akan mencuci piringku. Ibu datang dengan piringnya dan menahan tanganku.

"Biarkan saja, biar ibu yang membersihkannya" Dia tersenyum dengan indah dan mengambil alih piringku.

"Ummm, baik lah. Terima kasih" Balasku dengan senyuman juga. Setelah itu aku pergi ke lantai dua tempat kamarku ada.

Rumahku terbilang sederhana. Terdiri dari dua lantai yang mana di lantai pertama terdapat ruangan keluarga, Ruang tamu, dapur, ruang makan dan kamar ibu. Sedangkan lantai dua terdapat 5 kamar yang mana 1 adalah kamar tamu, 1 kamarku dan 3 lainnya kamar saudara-saudara tiriku. Ada juga halaman belakang yang merupakan tempat berlatih dan perpustakaan. Sedangkan untuk area depan, rumahku tak memiliki taman layaknya rumah-rumah pada umumnya. Halaman depan langsung mengarah ke jalan setapak tempat pejalan kaki.

Setelah aku naik ke lantai dua, aku melihat ke 3 adikku yang juga baru saja akan masuk ke kamar mereka. Paula langsung memasuki kamarnya, sementara Naula menyempatkan melihat ke arahku dengan wajah imutnya. Sedangkan Diana dia melihat ke arahku dan menampilkan ekspresi seperti 'Aku tau semua yang kau sembunyikan' dan memasuki kamarnya.

Yah aku hanya bisa menghela nafas dan langsung memasuki kamarku sendiri. Kamarku sangat sederhana, itu memiliki satu tempat tidur untuk satu orang. Satu lemari pakaian, satu meja yang di penuhi dengan buku-buku, serta sebuah komputer yang memiliki layar kaca yang tembus pandang.

Aku lalu menghampiri komputerku dan menyalakannya dengan sidik jari yang di tempelkan di tengah layar komputerku. Saat jariku menyentuh layar itu tiba-tiba keluar sinar berwarna hijau dan membentu sebuah tulisan.

'Selamat datang kembali'

'Silahkan masukkan paswordnya'

Aku menggumamkan sesuatu dan tiba-tiba tulisan itu berubah.

'Pasword di terima'

'Selamat datang kembali Kevin'

"Apa agenda kegiatan besok?" Tanyaku ke arah komputer sembari melihat-lihat informasi tentang sesuatu.

'Lapor, besok merupakan hari dimana kamu dan saudara-saudaramu akan memasuki sekolah untuk pertama kalinya. Yang merupakan upacara kebangkitan kedewasaanmu juga' terdengar suara dari komputerku.

Ngomong-ngomong perkenalkan, dia adalah Rina. Sebuah AI yang aku ciptakan sendiri untuk membantuku dalam mencari sebuah informasi atau berita tentang dunia menggunakan jaringan internet. Rina bisa mencari dalam jaringan internet dengan kecepatan melebihi 100 manusia yang bekerja secara bersamaan. Dia bisa memecahkan masalah yang tidak bisa di pecahkan manusia biasa dengan mudah dan memberikan solusi untuk masalah tersebut dengan singkat, padat, dan jelas.

"Hemm? sepertinya kau benar. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab untuk mengawasi upacara kedewasaan besok?" Tanyaku kembali.

'Lapor, kepala sekolah dari Sekolah tinggi Bima sakti sendiri yang akan memimpin upacara'

"Orang tua sialan itu?" tanyaku dengan kaget.

'Ya, sudah di pastikan dia yang akan memimpinnya' Balas Rina lagi.

"Sejak kapan dia keluar dari pintu itu?" Balasku kembali bertanya ke Rina.

'Menurut kabar yang beredar, baru beberapa hari kemarin dia keluar. Saat dia keluar, dia langsung mengambil alih kepemimpinan sekolah dari wakil kepala sekolah dan akan memimpin acara besok'

'Huuuh, ini akan semakin rumit' Fikirku.

Untuk menghadapi orang tua itu lagi, aku sangat benci orang tua itu. Meski dia baik, itu hanya di permukaan saja, kenyataannya di dunia bawah dia adalah seorang yang memiliki sisi gelap yang sangat kelam.

Sudahlah tidak ada gunanya memikirkan hal itu sekarang. Biarkan hal yang terjadi besok untuk di fikirkan besok, untuk saat ini mending aku mencari informasi perihal soul power apa yang mungkin aku dapatkan saat upacara kedewasaan besok.

Ngomong-ngomong tentang soul power, soul power di sini di bagi menjadi 2 tipe. Tipe pertempuran, dan tipe pendukung. Untuk tipe pertempuran, biasanya soul power akan berbentuk senjata, armor, atau manual seni beladiri. Sedangkan tipe pendukung biasanya adalah alat-alat untuk membantu pekerjaan seseorang lebih mudah.

Contoh untuk seorang anak yang sejak kecil suka dengan pandai besi, maka kemungkinan soul powernya akan menjadi palu sangat besar, sedangkan untuk anak yang suka dengan memasak, kemungkinan soul powernya akan keluar sepatula juga sangat besar juga. Dan untuk beberapa kasus tertentu ada beberapa soul power yang di turunkan dari garis keturunan keluarga tertentu yang akan selalu turun temurun dalam garis keturunan mereka.