Rasa penasaran yang tinggi, ditambah suara bel tak kunjung berhenti, membuat Reva memberanikan diri membuka pintu. Kalau terus diabaikan, Reva takut orang di depan langsung mendobrak pintu. Saat pintu terbuka, Reva kembali dibuat terdiam tanpa bisa berkata apa-apa.
Satu langkah Reva mundur, dengan gerakan cepat orang di depannya meraih lalu memeluk erat tubuhnya. Pelukan keduanya mengerat tanpa ada kata-kata terlontar, hanya ada tangisan yang tercipta. Keduanya terlampau haru, karena hanya pelukan yang bisa meredakan semuanya.
"Akhirnya gue bisa liat lo lagi, Re. Gue kangen banget, gue benar-benar ngerasa bersalah sama lo. Lo baik-baik aja, Re?"
Dugaan Reva salah, yang ternyata datang adalah Nisa. Nisa, sahabatnya. Sahabat yang selama ini selalu membantu layaknya keluarga, tetapi Reva sempat meninggalkannya tanpa kabar selama lima bulan. Tangisan Reva kembali pecah, dia memeluk bali tubuh Nisa dengan erat. Setidaknya di sini masih ada yang bisa Reva jadikan tumpuan.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com