Rayi terlihat cemas saat Luna masuk tanpa Nakula , Rayi melihat kearah belakang Luna .
" mana kak Nakula ?" tanya Rayi
" pulang ambil baju aku " kata Luna duduk disamping Rayi menggenggam tangan Rayi
" bilang apa barusan kak Nakula ?" Rayi tahu Luna menyembunyikan sesuatu
" kakak bilang kalo kamu nerusin ke jalur hukum kak Nakula siap " kata Luna masih dengan tangan yang tak lepas dari tangan Rayi
" kurang kerjaan " kata Rayi singkat
" ya kamu itu kurang kerjaan , ngapain ngomong hal bodoh kayak gitu ke kak Nakula . Lagian kata siapa sih aku hamil .Dan satu hal harusnya kamu telepon aku dulu " omel Luna
" aku beneran berharap kamu hamil beneran " kata Rayi dengan senyum
" masih bisa bercanda , orang nikah itu ga segampang sah . Ga tahu lagi jalan fikiran kamu tuh ya " kata Luna kesal mencoba melepaskan tangannya , tapi Rayi tak mau melepasnya .
" karena aku beneran sayang sama kamu " kata Rayi lirih , Luna hanya bisa memandangi laki - laki bodoh dihadapanya . Kemudian Luna mencium tangan Rayi , itu membuat Rayi tenang .
Luna memandangi Rayi yang sedang istirahat , dia berfikir apa bisa dengan mudah putus dari Rayi . Luna membelai rambut Rayi membuat Rayu bisa tertidur lelap .
**
" Luna kemana kak ? " tanya bunda saat Nakula datang sendirian
" Luna dirumah sakit bunda , ini Nakula ,,,,"
" kenapa adik kamu ? " sela bunda terkejut ,
" Luna ga kenapa - kenapa bunda " kata Nakula menenangkan bundanya , dia mengajak bundanya untuk duduk terlebih dahulu .
" Rayi tadi bantuin orang kecopetan terus malah dia yang digebukin " kata Nakula berbohong ,
" terus sekarang Rayi ga kenapa - kenapa , bunda mau ikut ya " pinta bundanya
" udah dirawat kok bunda , makanya ini Nakula ambil bajunya Luna biar Luna jagain disana " jelas Nakula
" ya udah bunda ikut ya " kata bunda langsung berjalan ke kamarnya , Nakula hanya bisa menghela nafas pasrah . Dia segera masuk ke kamar Luna untuk mengambil baju adiknya .
Saat akan berangkat ke rumah sakit , Sadewa baru akan memarkir mobilnya
" mau kemana bunda ? " tanya Sadewa saat melihat bunda tampak tergesa - gesa menutup pintu
" Rayi masuk rumah sakit " jawab bunda
" kenapa bunda ? " Sadewa juga tampak khawatir
" pake mobil loe aja ya , biar sekalian ambil mobil Rayi di lapangan futsal " kata Nakula langsung membukakan pintu untuk bundanya dan segera dudhk dikursi belakang mobil Sadewa .
Dan Sadewa segera melajukan mobilnya .
**
" bisa makan ? " tanya Luna saat perawat mengantar makanan
" ga enak makan sayang " kata Rayi manja ,
" ini bubur kok sayang , dikit aja ya " bujuk Luna sambil siap - siap menyuapi Rayi
" ga ah sayang " tolak Rayi
" kamu makan atau aku tinggal pulang " ancam Luna , Rayi hanya pasrah membuka mulutnya . Rayi tampak kesusahan mengunyah makanannya . Luna yang melihat tampak menahan air matanya .
" sakit banget ya " tanya Luna , Rayi hanya tersenyum
" ga kok ,, " kata Rayi menenangkan
" maafin kakak aku ya " kata Luna tak dapag membendung air matanya , " lain kali jangan nglakuin hal bodoh kayak tadi " lanjut Luna terisak .
" lebih sakit lihat kamu nangis Lovely ku " kata Rayi mengusap air mata Luna .
" jangan pernah nglakuin hal bodoh tanpa ijin aku ngerti " kata Luna mencium tangan Rayi ,
" tahu ga , suatu saat kalau aku bilang aku ga sayang sama kamu itu cuma bohong dan jangan pernah ninggalin aku , kalo bisa aku akan menukar semua yang aku punya biar bisa sama kamu terus " kata Rayi dengan suara berat karena menahan sakit ,
" kamu mau bilang kamu ga sayang aku ?" tanya Luna
" aku ga akan bilang itu "
" terus ngapain tadi bilang gitu , jangan pernah bilang gitu. Atau aku bener - bener ninggalin kamu" kata Luna sedikit kesal , Rayi menarik tangan Luna dan menciumnya lama sekali seolah Rayi enggan berpisah dengan Luna .
Luna membereskan sisa makanan Rayi , dia berjalan kedepan tapi urung karena Rayi memegang tangannya
" biarin diambil perawatnya , kamu disini aja nemenin aku " renggek Rayi kayak anak kecil ,
" iya - iya aku taruh dimeja sana aja ya " kata Luna menunjuk meja yang tak jauh dari pintu masuk , Rayi mengangguk setuju .
Saat hendak kembali ke Rayi ternyata pintu kamar dibuka oleh Nakula , dia masuk memberikan kunci mobil Rayi .
" aku bilang bunda sama Sadewa kamu digebukin orang karena bantu orang kena copet , jangan pernah sekali - kali kamu bilang apa yang kamu omongin tadi sore ke bunda " ancam Nakula pada Rayi dan Luna . Kemudian dia segera keluar ruangan lagi .
Tapi tak lama bunda masuk bersama Sadewa , bunda tampak syok melihat Rayi yang babak belur seluruh muka dan badan
" ya Allah nak , kok bisa sampai kayak gini sih " kata bunda sambil melihat luka Rayi satu - persatu , Rayi mencoba duduk dibantu oleh Luna .
" terus udah buat laporan ? " tanya Sadewa , Luna melirik kearah Rayi
" udah diselesain secara kekeluargaan kok kak " jawab Rayi
" biar Nakula yang urus aja ya " kata bunda tampak cemas ,
" udah di urus kak Nakula kok tante " Rayi menenangkan ,
" bunda Luna ijin nemenin sampai keluar rumah sakit ya , mama papa kak Rayi masih di luar kota " Luna meminta ijin
" iya dek , yang bener kalo ngrawat . Itu lukanya kalo bersihin pelan - pelan Lun " kata bunda memberi pesan
" makasih tante , udah ngijinin Luna disini " kata Rayi senang
" terus siapa kalo bukan Luna yang bisa ngerawat kamu " kata bunda memberi semangat .
" gue ke depan dulu ya " pamit Sadewa , Rayi dan bunda mengangguk .
Sadewa berjalan keluar tapi tidak menemukan Nakula , jadi dia mencari - cari keberadaan Nakula . Ternyata Nakula duduk disamping mobil sambil memegang rokok disela - sela tangannya . Sadewa segera menghampiri Nakula .
" tumben ,,," tanya Sadewa melirik rokok ditangan Nakula
" lagi pengen aja " Nakula segera mematikan rokok dengan cara menginjaknya .
" lagi mikirin apa , sedih gue tinggal " goda Sadewa , dia tahu betul kenapa Nakula sampai merokok pasti ada yang mengganggu fikirannya .
" ada masanya kita bertiga ga bisa jagain bunda sama Luna " kata Nakula ,
" makanya loe jangan suka mainin cewek inget adik loe juga cewek " omel Sadewa , Nakula hanya terdiam .
" dan sekarang gue kena karma nya " kata Nakula dalam hati .
" gimana tuh anak udah mendingan " tanya Nakula pada Sadewa
" udah bisa duduk kok , kamu udah urus masalah ini " Sadewa melihat lurus kedepan
" udah diselesain anak - anak " kata Nakula berbohong .
" apa dia cowok yang baik buat Luna ? " tanya Sadewa ragu - ragu
" ga tahu lah , cuma waktu yang bisa jawab " kata Nakula berdiri , berjalan meninggalkan saudaranya . Sadewa tahu pasti ada yang membuat Nakula gelisah .
Nakula hanya duduk di depan ruangan Rayi , begitu juga Sadewa .
" gimana persiapan nikahan loe , berkasnya udah lengkap ? " tanya Nakula memecah keheningan
" udah tinggal masukin berkas aja " jawab Sadewa
" owh " Nakul hanya mengangguk .
Tak lama , bunda beepamitan agar Rayi bisa istirahat dan memanggil kedua anaknya yang duduk didepan ruangan ,
" bunda pulang dulu ya " kata bunda sambil memeluk Luna . Kemudian bunda beralih ke Rayi , bunda menggenggam tangan Rayi
" cepet sembuh ya nak " kata bunda
" makasih banyak tante " kata Rayi bersungguh - sungguh
" cepet sembuh " kata Sadewa menepuk lengan Rayi , membuat Rayi meringgis kesakitan
" makasih kak " kata Rayi menahan sakit ,
" biar adek gue cepet pulang " lanjut Sadewa , membuat Rayi tidak enak hati . Sadewa dan bunda segera keluar dan saag Nakula masuk Luna segera memeluk erat kakaknya , Nakula sama sekali tidak melihat kearah Rayi
" kakak pulang dulu , butuh apa - apa telepon kakak " kata Nakula melepas pelukan Luna .
" maafin Luna kak " kata Luna lirih
" kakak maafin kamu , tapi ingat janji kamu ke kakak " kata Nakula mengingatkan dengan suara sangat lirih . Luna menghela nafas dan mengangguk . Nakula segera pergi menunggalkan Luna tanpa sekalipun melihat kearah Rayi