webnovel

Deal (2/2)

"Jika kau tidak mau, kau bisa melihat berita kita besok menjadi topik trending dimana-mana"

Jackpot untuk Bobby.

Hening

Selang beberapa menit Bobby tersenyum puas saat Jane berbalik arah menghampirinya.

PLAK!

Pipi Bobby ditampar kuat oleh Jane, mata Jane menatap tajam keretina Bobby "Kau akan menyesal sudah berurusan denganku bunny, dan mengenai kesepakatannya aku akan menerimanya, apa kau puas bunny?"

Sebenarnya Bobby emosi ingin marah, siapa juga yang rela ditampar? Eh tapi mungkin Bobby satu-satunya lelaki didunia ini yang rela ditampar oleh wanita lebih tepatnya Jane sang kekasih hati, dengan segenap jiwa dan raga dia mencoba untuk tidak menampakkan emosinya didepan Jane dan selalu bersikap manis, lagipula Jane sudah menerima kesepakatan ini tidak masalah untuknya. Untuk hal lainnya bisa dipikirkan nanti.

"Tentu saja, kau selalu mampu membuatku puas baby" jawab Bobby enteng dengan senyuman mesumnya, kemudian Jane berbalik meninggalkannya menuju ruang tengah dengan wajah lagi-lagi ditekuk sebal.

'Kau pikir siapa yang kau hadapi sekarang kelinci bodoh' -Jane.

'Aku akan membuatmu benar-benar merasa menjadi kekasihku Jane' -Bobby.

Bobby tersenyum senang.

Ia akan mendapatkan apapun yang ia inginkan.

Baik itu barang ataupun manusia.

Bobby beranjak dari kursinya dengan perasaan senang seperti besok adalah hari natal, ahh maklum saja ia sedang jatuh cinta dan ia sudah mendapatkan gadisnya untuk menjadi kekasihnya ahh coret- maksudnya memaksa gadisnya untuk menjadi kekasihnya.

Bobby membersihkan piring bekas sarapan mereka dengan bersenandung merdu, tanpa terasa semua pekerjaannya didapur selesai dengan rapi aman damai dan terkendali, lalu setelah semua selesai dia menyusul kekasih barunya keruang tengah dan duduk disebelahnya seraya merangkul bahu gadisnya yang sibuk dengan game diponselnya. Ahh~ Jane suka bermain game.

Perasaan hangat menyelimuti Bobby ketika ia merangkul nyaman tubuh gadis yang dipaksan untuk menjadi kekasihnya.

Sedangkan Jane?

Jane sebenarnya sangat risih dengan Bobby yang merangkulnya dan sesekali mengelus-ngelus pundaknya, namun dia mencoba tidak menghiraukannya dan fokus pada ponselnya. Sebenarnya mulutnya sudah ingin berkata kasar karena tidak nyaman, namun setelah dipikir-pikir sejak kemarin ia selalu marah-marah, wajahnya akan terlihat tua jika ia selalu marah-marah, jadi ia putuskan membiarkan Bobby merangkulnya.

"Jane, apa ponselmu lebih menarik dariku? Kau mengacuhkanku dari tadi" gerutu Bobby manja seraya menelengkan kepalanya dibahu Jane dan itu sukses membuat Jane bertambah jijik dengan sikapnya yang seperti ini. Padahal Jane sudah mencoba bersabar dengan tingkah laku dan perlakuan kelinci mesum ini.

"Kau menjijikkan, berhenti bersikap seperti itu seperti gadis remaja saja, kau itu laki-laki dan lebih tua dariku, apa kau tidak malu?" Cibir Jane tanpa menoleh kearah Bobby yang terus memperhatikannya berbicara dan hanya fokus pada gamenya. Lebih tepatnya berusaha lebih fokus pada gamenya.

"Tidak, aku ingin menunjukkan sisi manjaku hanya padamu saja" Wajah Bobby mengukir senyum lebar 5 inchi, membuat Jane memutar bola matanya malas.

"Whatever" jawab Jane sekedarnya, malas menanggapi Bobby lagi.

Cukup lama, suasana hening menyelimuti ruangan yang dihuni oleh sepasang kekasih ini, yang malah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Bobby yang sibuk menonton acara tv yang menurutnya membosankan namun tetap ia tonton karena kekasihnya tidak menghiraukannya. Sedangkan yang disebut si kekasih-Jane oleh Bobby sibuk bermain game, Jane lupa jika ada seseorang disebelahnya yang membutuhkan kasih sayangnya atau pura-pura lupa atau malah tidak menganggap ada seseorang disebelahnya, anggap saja setan pikir Jane.

Diruangan yang cukup luas ini hanya suara tv yang menyala dan suara game pertempuran dari ponsel Jane yang mengisi keheningan, haa dan jangan lupakan sumpah serapah Jane yang memaki lawannya atau teman se-teamnya yang menambah kebisingan ruang tengah.

"Fuck! Sialan! Aku kalah!!" Jane menekuk wajahnya kesal bukan main kemudian melirik Bobby yang bersender dibahu sempitnya "Ini semua gara-garamu B! Kalau kau tidak mengganggu konsentrasiku tadi, aku pasti menang!" Ah? Jane menyalahkan orang lain, padahal ia sendiri yang tadi menganggap Bobbu setan dan tidak terlihat disekitarnya.

"A-apa? Aku? Aku tidak mengganggumu baby, dari tadi aku hanya menonton acara tv" sebenarnya Bobby ingin memprotes banyak pada Jane, namun sudahlah hal itu malah akan membuat Jane semakin marah, Jane seperti sedang kesurupan jika sedang mode marah.

"Terserah! Aku mau pulang! Dimana kunci mobilku?!" Ucap Jane dengan mata yang berapi-api, tak terlihat sebenarnya oleh Bobby, hanya perumpamaan saja hahaha~

"Astaga baby, berhentilah marah-marah kau akan cepat tua, garis keriputmu terus muncul lihatlah sekarang" ucap Bobby mencoba membujuk Jane yang sudah meledak-ledak, padahal Bobby tidak memprotes atau melakukan kesalahan apapun, tapi Jane terus marah padanya. Ingatkan Bobby untuk membawa kekasihnya ini rukiyah besok, siapa tahu ada jin yang mengendap dan bertelur ditubuh kekasih cantiknya ini.

"Aku tidak peduli, kemarikan kunci mobilku sialan!" Ah! jane mengumpat lagi tanpa segan, namun Bobby hanya tersenyum menggoda.

"Akan kuberikan, tapi satu ciuman untukku, bagaimana?"

"Dasar mesum! Ma—- mmmmpph!"

Tanpa menunggu Bobby sudah melumat habis bibir tebal Jane, manis seperti biasa rasanya membuat Bobby candu mencicipinya.

Jane mencoba melepas dekapan Bobby tapi sayang kekuatannya tidak sebanding dengan Bobby, tanpa menunggu lama bagian perut Jane sudah dijamah tangan kekar Bobby.

"Unggh~" Jane mendesah disela ciumannya, tangannya sudah berhenti memberontak dan mulai menikmati perilaku Bobby.

Seperti murahan saja tubuhnya yang laknat ini tidak menuruti perintahnya, padahal mulut dan akal sehat Jane sudah meronta untuk melepaskan tubuhnya dari Bobby dan menghentikan ciuman ini dengan pukulannya tapi sayang sekali tubuhnya malah menolak untuk mengikuti kewarasannya.

"Nhh~" lenguhannya keluar berkali-kali dari sela ciuman panasnya ketika titik-titik sensitifnya dimainkan oleh Bobby.

Bobby tersenyum kecil melihat Jane yang mulai menikmati perilakunya namun dengan seketika Bobby malah menghentikan tindakannya, melepas ciuman panasnya dan membebaskan tangannya dari balik kaos Jane. Sesekali mempermainkan nafsu Jane tidak masalah bukan?

Sebenarnya Bobby ingin memakan Jane tapi mengingat kesepakatan hanya 10 kali, dia mencoba menahan dirinya sendiri untuk tidak kelabasan, karena baru semalam dia sudah mencicipi Jane dengan puas.

Jane sebenarnya kecewa itu terlihat jelas diraut wajahnya, mulutnya sudah siap dengan pelafalan sumpah serapahnya namun tertelan begitu saja ketika mendengar kalimat Bobby.

"Kau ingin kuncinya kan? Aku akan mengambilkannya, tunggulah disini" ucapnya santai, padahal dirinya sendiri juga sedang ereksi menahan gejolak nafsunya yang sudah hampir kepuncak. Namun hatinya juga senang melihat ekspresi kesal Jane sekarang.

Bobby meninggalkan Jane diruang tengah menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobil milik kekasihnya lalu kembali keruang tengah untuk menghampiri Jane dan mengantarnya keparkiran kemudian baru menyerahkan kuncinya.

"Hati-hati Baby, sampai jumpa hari senin dikantor my princess" Bobby mencium pucuk kepala Jane namun hanya ditanggapi Jane dengan memutar bola matanya-Jane jengah dan dengusan kesal, entah kesal karena Bobby menciumnya atau kegiatan mereka yang tertunda tadi? Mungkin option kedua lebih masuk akal hahaha~~

Kemudian Jane memasuki mobilnya, menghidupkan mesin mobilnya lalu melaju untuk meninggalkan parkiran, tapi sebelum mobilnya jauh dari tempat Bobby berdiri Bobby meneriaki Jane lantang.

"I LOVE YOU BABY!!" Jane syok bukan main, lalu dengan cepat menurunkan kaca kemudian mengeluarkan sebelah lengannya dengan menampilkan jari tengah keudara.

Untung saja hanya mereka berdua yang berada diarea parkir jadi itu tidak membuatnya malu.

Bobby hanya tertawa melihat reaksi kekasih tsunderenya kemudian dia kembali ke unit apartemennya setelah mobil Jane sudah menghilang dari jangkauan pandangannya.