webnovel

Damn It! (8/8)

"Ini tidak akan sakit jika kau rileks baby, Jangan menggigit bibirmu, kau akan melukai bagian favoriteku, Gigit bahuku saja jika itu sakit hm?" Jane menganggukkan kepalanya pelan, seperti perintah Bobby dia harus rileks agar ini tidak terlalu sakit.

Setelah jari ketiga masuk dilubang anal Jane, lagi-lagi Jane merintih, menggigit bahu Bobby kuat untuk menyalurkan rasa sakitnya.

Bobby melepaskan jarinya dari kedua lubang Jane, kemudian mengangkat bokong sintal Jane sedikit untuk memasukkan little-B yang sudah tegang dari tadi kedalamnya.

'Time to fuck' Bobby menyeringai penuh kebanggaan atas kemenangannya malam ini.

"Jangan tegang, rileks saja" Jane menggelengkan kepalanya dia tahu ini pasti sangat sakit seperti kemarin, sedangkan Bobby hanya terkekeh geli melihat gadis yang disukainya bertingkah menggemaskan seperti sekarang.

Tanpa menunggu lama, Bobby sudah memasukkan miliknya dilubang Jane, dia merasakan lubang Jane sangat ketat, membuat penisnya susah untuk tenggelam disarangnya.

"Rileks baby, jika kau tegang itu hanya membuatmu sakit" Jane menggigit kuat bahu Bobby, sebenarnya Bobby merasa sakit pada bahunya tapi mau bagaimana lagi Jane pasti merasa sangat sakit dibagian bawahnya. Maklum saja dia-Jane baru ini yang kedua kali melakukan dilubang analnya.

Bobby mencium area leher dan pundak Jane dengan lembut tangan kirinya mengusap punggung si gadis dan tangan kanannya bermain dibagian depan Jane. Benar saja usaha ini membuahkan hasil, Jane lebih rileks dan dengan kesempatan itu Bobby langsung menghentakkan penisnya kedalam lubang Jane membuat penisnya tenggelam sempurna didalam tubuh Jane. Apalagi posisi duduk yang seperti ini, membuat penisnya masuk lebih dalam kelubang sempit Jane.

Bobby merasa buliran air kecil menetes kepundaknya, kemudian Bobby menangkup wajah Jane, dilihatnya Jane meneteskan air matanya.

"Jane, apa aku menyakitimu?" Jane menatap wajah bersalah Bobby dihadapannya, jantungnya lagi-lagi berdebar seperti malam kemarin saat Bobby menatapnya.

Jane tersenyum tulus pada lelaki dihadapannya, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Yang menyakitiku bukan dirimu B, tapi penismu" ucap Jane seraya tersenyum lebar ditanggapi dengan senyum hangat Bobby.

Bobby membawa Jane kedalam pelukan hangatnya.

"Maafkan aku hm? Aku akan melepasnya jika itu sangat menyakitimu." Kemudian melepaskan pelukannya untuk menatap wajah Jane.

Dahi Jane mengkerut tidak setuju menatap Bobby sebal "Apa yang kau lakukan? Kau ingin melepaskan ini setelah susah payah aku menahan sakit karena ulahmu huh?!"

"Ta-tapi aku ti-"

"Tidak ada tapi Bobby, persetan dengan alasanmu sekarang bergeraklah Bastard!" Jane mencium bibir Bobby seraya menaik-turunkan tubuhnya perlahan dipangkuan Bobby.

Jantung Bobby berdebar kencang, hatinya senang tubuhnya merasa nikmat disaat yang bersamaan dan point pentingnya adalah hormon kebahagiaanya meningkat, panggilan Bastard pun tidak masalah jika yang mengucapkannya adalah Jane.

Tanpa membiarkan Jane bergerak sendiri, Bobby sudah mengambil alih semua permainan Jane, mendominasi ciuman dan mengatur tempo gerakan dilubang Jane.

Tidak lama Jane sudah mengeluarkan cairan kenikmatannya namun Bobby masih mengejar kepuasannya sendiri dilubang sempit Jane.

"You're so tight baby~"

"Fasstersssh aaah Baby~ nhh~ deeperssh ahh~" beginilah Jane sudah lupa daratan kalau sudah berhubungan dengan hawa nafsu.

Tubuh mereka sudah bercucuran keringat padahal pendingin ruangan sudah hidup. Ruangan dipenuhi suara becek kulit yang saling bersentuhan dan desahan laknat dari Jane.

"Aaaahhhhhh Bobbyssh~ / Jane~"

Pelepasan mereka diakhiri dengan Jane yang meremas kuat punggung Bobby dan dapat dipastikan punggungnya-Bobby sudah lecet sekarang sedangkan Bobby hanya memeluknya erat seraya menenggelamkan wajahnya diceruk leher Jane.

Bobby merasakan lubang Jane yang sekarang masih meremas kuat penisnya setelah pelepasan mereka, ini begitu nikmat menurut Bobby, memang lubang Jane itu yang terbaik. Ck! Dasar Bobby mesum!

"Lubangmu yang terbaik Jane, sangat sempit seperti perawan saja" kekeh Bobby melirik wajah merah Jane yang kini sudah beralih menyender didada bidangnya.

"Te-tentu saja lubangku yang ini perawan, kau yang menghancurkan keperawananku kemarin malam" gerutu Jane sedikit sebal tanpa melirik Bobby.

"Tenang saja, aku akan bertanggung jawab baby~" Bobby mulai lagi dengan tingkahnya yang bermanja-manja dengan calon kekasihnya, inget ya baru CALON.

"Ck! Bertanggung jawab apanya, sudah aku lelah ingin tidur sekarang"

"Sudah tidurlah sekarang, nanti aku yang akan membawamu kekamar dan membersihkanmu hm?" Bobby terus mengelus sayang kepala gadis yang sudah lemas dipelukannya.

"Hm" gumam Jane malas untuk mengeluarkan kata atau kalimat lagi, sekarang dia benar-benar lelah, rasanya ingin tidur dan membiarkan Bobby yang mengurusnya malam ini,

Bobby tersenyum hangat sesekali dia melirik kebawah untuk melihat bagaimana penisnya sekarang yang masih memenuhi lubang Jane, bersarang nyaman disana sampai-sampai tidak mau rasanya melepaskan tautan ini untuk selama-lamanya. Cih dasar Bobby sudah gila.

"Good night Jane" kemudian Bobby mencium pucuk kepala gadis tsundere ini untuk menyalurkan kasih sayangnya.

"Aku merasa sangat nyaman berada didekatmu, dari kemarin saat kita berpisah aku selalu memikirkanmu berharap kau membaca pesan yang kutinggalkan dikantung baju kemejaku untuk menghubungiku tapi aku malah dikejutkan dengan takdir yang mempertemukan kita lagi ditempat yang tidak pernah kuduga, tanpa aku tahu ternyata kau adalah seorang Atres..." Bobby terkekeh kecil menertawai kenyataan yang sedikit menyulitkan baginya.

Masih dengan tangannya yang mengelus sayang kepala Jane dia melanjutkan kalimatnya "...kurasa kemarin aku akan lebih mudah mendapatkanmu sebelum mengetahui kebenarannya tapi sekarang sepertinya aku harus bersusah payah untuk memilikimu, aku rasa aku benar-benar sangat menyukaimu Jane"

Bobby tersenyum sendiri melihat bagaimana dirinya sekarang, setelah sekian lama mati rasa akhirnya sekarang dia-Bobby merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta lagi.

Semua orang tahu bahwa cinta itu indah.

Ya benar.

Cinta itu indah.

Lebuh tepatnya...

Sangat indah.

Hingga perumpamaan "kotoran sapi pun akan menjadi terlihat seperti kue blackfores" jika sedang jatuh cinta.

Itu benar nyatanya.

Merasakan kupu-kupu terbang didalam perut..

Itu benar adanya.

Karena...

Perasaan hangat.

Perasaan bahagia.

Perasaan rindu.

Semuanya bercampur menjadi satu.

Sesuatu yang sudah sangat lama sekali tidak ia rasakan.

Sesuatu yang hampir tidak pernah ia rasakan kembali.

Namun, bukankah Tuhan adil?

Setelah menunggu lama, ia akhirnya dapat merasakan kembali rasa yang telah lama hilang?

Setelah kesedihan akan ada kesenangan bukan?

Cinta itu suatu kebutuhan bagi setiap makhluk hidup.

Memberi kesan hangat, bahagia, sukacita.

Cinta juga mampu membuat yang sakit menjadi pulih.

Cinta juga mampu membuat yang luka menjadi sembuh.

Namun,

Juga mampu membuat sakit.

Mampu membuat luka.

Mampu membuat mati rasa.

Dan mampu membuat seseorang kehilangan jati dirinya.

Karena setiap sesuatu yang akan kita lakukan akan berdampak pada kehidupan kita.

Memang benar, mencintai dan dicintai adalah sesuatu hal yang sempurna.

tapi,

Tidak semua orang dapat merasakannya.

Namun.

Bukankah di dalam cinta tidak ada persyaratan?

Apakah harus ada persyaratan untuk dicintai balik oleh seseorang yang kita dicintai?

Apakah harus merubah jati diri agar dicintai oleh orang yang kita cintai?

Apakah ada?

Tentu saja tidak.

Jika kau sudah siap mencintai seseorang, maka kau sudah siap untuk dilukai olehnya.

Dalam cinta tidak ada persyaratan.

Jika memang ada, itu bukanlah cinta.

Melainkan kesepakatan.

Karena dalam cinta tidak ada persyaratan.

Begitulah yang Bobby rasakan.

Ia tidak akan memaksa Jane untuk mencintainya, tapi akan membuat Jane terbiasa dengan cinta yang diberikannya.