webnovel

Cheating (1/6)

..

Bobby meraih gagang pintu dan dengan tidak tergesa-gesa mendorong pintu.

'Cklek'

(Pintu dibuka)

Bobby masuk dan apa yang dilihatnya sekarang? Ada seorang laki-laki bersama Jane? Dan mereka terlihat dekat, malah sangat dekat dan posisi mereka seperti habis atau ingin mulai berciuman? Ah sialan.

Disana mata Jane menangkap tatapan tajam Bobby tanpa ia tahu tubuh Bobby yang menjadi sedikit kaku dan tenggorokannya susah untuk menelan salivanya sendiri.

"Jane?" Bibir Bobby keluh, bahkan terasa sangat keluh sekarang.

Si lelaki yang berada dihadapan Jane berbalik kearah sumber suara.

"Ahh! Hai B!"

"Hyung?"

Mino berjalan menghampiri Bobby yang berdiri didekat pintu.

"Apa kabar?" Tanya Mino dengan senyum mempesona khas laki-laki tampan.

"Baik" Bobby balas tersenyum.

"Apa kau ada janji bertemu dengan Jane?"

"Hm tidak..." Bobby melirik Jane tajam, kemudian melanjutkan kalimatnya "... aku mencari Lin, kukira Lin ada disini, maafkan aku menganggu waktumu hyung"

"Ah tidak tidak, aku juga ak—"

Tok

Tok

Tok

Cklek'

(Suara pintu dibuka)

Seluruh atensi terarah pada sosok yang muncul dari pintu, siapa lagi kalau bukan Lin.

"Itu Lin" lanjut Mino yang kalimatnya tadi sempat terpotong.

Wajah Lin kaku, benar-benar kaku. "Hai B..." ucap Lin dengan senyum yang terkesan dibuat-buat. Dia bingung harus bersikap bagaimana.

"Bobby mencarimu" ucap Mino.

"Kalau begitu aku akan pergi sekarang, permisi hyung" Bobby langsung berbalik tanpa melihat wajah Jane.

"Jane, bersiap-siaplah rapatmu setengah jam lagi" ucap Lin yang kemudian keluar ruangan setelah Bobby, ia meninggalkan Mino dan Jane didalam.

Bobby keluar ruangan dan Lin mengekor jalan mengikuti Bobby,

"Kau tahu apa yang kulihat didalam sana ketika aku masuk?" Bobby mulai membuka suara untuk membagi sedikit rasa syok nya pada Lin.

".,, aku melihat kekasihku hampir berciuman atau mereka malah sudah melakukannya" lanjut Bobby tanpa memberi jeda untuk Lin menjawab kalimat pertamanya.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud membohongimu B" Lin benar-benar menyesal.

Tidak terasa perbincangan singkat ini sudah mengantarkan mereka hingga kedepan pintu lift. Bobby masuk dan langsung menekan digit angka 10 disana.

Lin memandang sedih Bobby, pasti hati Bobby hancur sekarang pikir Lin. Tumben sekali kau Lin mengasihani Bobby, biasanya saja seperti kucing dan anjing haha~

"Ini bukan salahmu" ucap Bobby tanpa memberikan ekspresi apapun dan pintu lift pun langsung tertutup.

Kalau dibilang sakit atau tidak, sudah pasti hatinya-Bobby sakit, benar-benar sakit. Tapi dia laki-laki tidak mungkin akan menangis hanya karena hal semacam ini, walaupun dia inginpun, dia tidak akan mau orang lain mengetahuinya.

'TING'

Pintu lift terbuka, Bobby keluar dengan wajah dinginnya, seseorang menegurnya namun dia abai. Bobby sedang kesal bercampur sedih sekarang!

Bobby memasuki ruang latihan, teman-temannya sedang berbincang entah apa yang mereka perbincangkan.

"Ah! Kau sudah datang rupanya! Ayo kita mulai latihannya" ucap Yunhyeong yang sepertinya bersemangat sekali hari ini.

Tanpa disadari Bobby, Hanbin terus mengawasi gerak-gerik Bobby yang terkesan berbeda sejak mereka berpisah di lift tadi. Walaupun Bobby menunjukkan wajah biasanya dan terkesan semuanya baik, namun hal semacam itu tidak dapat membodohi seorang Hanbin. Dia tahu segalanya. Leader yang sangat perhatian hingga dia-Hanbin bisa-bisanya lupa tentang betapa lelahnya dirinya, ia pun akan lebih memikirkan bagaimana keadaan orang lain ketimbang dirinya sendiri. This is what we call Kim Hanbin.

..

Ruang Rapat YG Entertaiment.

Hari ini rapat eksekutif pemegang saham, jangan tanya kenapa Jane ikut. Saham Alex-kakak Jane ada didalam sini.

Mata Jane memang mengarah kelayar didepannya dan tubuhnya pun ada disini, namun sebenarnya pikirannya jauh diantah barantah.

Apa yang Jane pikirkan?

Mari kita turnback time ke belakang...

..

FLASHBACK

Mode On

Pagi ini Jane berangkat hampir telat kekantor, namun atas pertolongan dewi fortuna ia terselamatkan dari kata 'terlambat'

Seperti hari-hari biasanya, hari senin hari paling menyebalkan untuknya. Akan selalu ada rapat pemegang saham dihari Senin untuk membahas seberapa banyak sudah kekayaan mereka-pemegang saham bertambah.

Tok

Tok

Tok

'Cklek'

(Pintu dibuka)

"Jane, rapatmu pukul 2 siang ini" ucap Lin seraya memberikan berkas-berkas yang harus Jane periksa dan tanda tangani lagi.

"Baiklah"

"Jane..."

"Hm?"

"Ada seseorang yang ingin menemuimu"

"Katakan saja aku sedang sibuk"

"Aku sudah bilang kau sibuk, tapi dia tidak mau"

'Cklek'

(Pintu dibuka)

Lelaki tampan dengan wajah dingin khasnya muncul dari pintu.

"Apa kau sesibuk itu dan tidak bisa bertemu denganku?"

"Mino? Kau sudah kembali?"

Hanya Lin yang tidak mengerti situasi disini, apa Mino dan Jane memang sudah mengenal satu sama lain?

"Kau boleh keluar Lin" ucap Jane dan langsung dibalas anggukan mengerti dari Lin. Dia keluar meninggalkan ruangan menyisakan Jane dan Mino didalam.

Mino berjalan mendekati Jane dan langsung memeluknya.

"Aku sangat merindukanmu, aku senang mendengarmu berada disini Jane" ucap Mino lembut seraya mengelus kepala Jane sayang. Ahh Mino benar-benar merindukan Jane untuk waktu yang lama. Harum Jane tetap sama di indra penciumannnya, harum yang memabukkan sekaligus menenangkan untuknya.

"A-aku juga merindukanmu" ucap Jane membalas pelukan Mino.

Cukup lama adegan peluk memeluk teletubies ini berlangsung dan akhirnya Jane lah yang memutuskan untuk menjauhkan diri dari Mino melepaskan acara 'temu tanen' mereka.

"Apa CEO tidak mengatakan padamu aku kembali hari ini?" Tanya Mino karena melihat gelagat Jane yang sepertinya benar-benar terkejut melihatnya tadi.

"Tidak tidak, dia sudah memberitahuku bahwa kau sedang ada tour saat itu dan akan kembali hari ini, hanya saja aku.," Jane tersenyum mencoba menghilangkan rasa gugupnya "... Hanya terkejut kita benar-benar bisa bertemu kembali" lanjutnya.

Mereka berbincang-bincang lama sekali lebih dari satu jam hingga waktunya makan siang pun mereka memesan makanan dan makan bersama.

Tidak hanya sampai disana, Jane dan Mino berbincang nyaman sangat nyaman malah, membahas sesuatu yang seharusnya tidak perlu dibahas lagi ketika semuanya sudah selesai.

Percakapan yang dibangun oleh Mino membuat Jane melupakan semuanya seperti ponselnya sekarang, ia lupa membalas pesan Bobby yang dari pagi tadi sudah basi dan berjamur dinotif ponselnya, memang dari dulu hingga sekarang lelaki tampan satu ini mampu membuat Jane merasa nyaman, tidak ada yang berubah dari Mino, hanya wajahnya saja yang semakin hari semakin tampan.

Sekarang mereka sedang berbincang disofa duduk bersebelahan, entah apa saja yang diperbincangkan, jika diakumulasikan maka sudah sangat lama Mino berada diruangan ini sebelum istirahat jam makan siang Mino sudah berada disini sekitar 1 jam setengah dan ditambah mereka makan siang bersama hingga sekarang sudah hampir 1 jam setengah lamanya. Astaga! Jika diakumulasikan sudah sekitar 3 jam bersama?! Apa-apaan perbincangan selama itu?! Tapi semua harus tahu Jane dan Mino memang lebih sering menghabiskan waktu hanya untuk berbincang dahulunya.

"Hahaha~ benarkah Jane?" Mino terpingkal-pingkal mendengar cerita Jane mengenai Alex yang kesusahan mengurusnya selama ini.

"Benar! Hahaha~ aku tidak berbohong, kau tahu sendiri bagaimana Alex kan?"

"Tentu saja, aku sudah pernah berhadapan dengannya dan kau tahu kelanjutannya" ucap Mino masih dengan tawa diakhir kalimatnya.

"Hahahaha~ apa itu benar-benar sakit? Pipi kananmu ini yang menjadi saksi betapa keras tinjuan Alex kan?" Jane tertawa geli seraya menyentuh pipi kanan Mino mengelusnya pelan dengan ibu jarinya sambil bercanda.

Mino menyentuh tangan Jane yang berada di sebelah pipi kanannya dengan tangan kirinya, seolah-olah tidak membiarkan Jane melepaskan usapan lembutnya dikulit pipinya.

"Tidak terlalu sakit, jika dibandingkan perpisahan kita" ucap Mino