webnovel

Oh hantu ku

Na Bong-sun memiliki kepribadian yang sangat pemalu dan rendah diri, tidak punya teman dekat, dan terus-menerus ditegur di pekerjaannya sebagai asisten koki di Sun Restaurant. Dia juga sesekali melihat hantu, terima kasih kepada nenek dukun . Suatu hari, Bong-sun dikuasai oleh hantu perawan penuh nafsu bernama Shin Soon-ae. Untuk mengimbangi kurangnya romansa dalam kehidupannya yang pendek dan percaya bahwa hanya dengan kehilangan keperawanannya dia akan dapat "menyelesaikan dendamnya" dan beralih ke kehidupan setelah mati, Soon-ae bertekad untuk merayu sebanyak pria yang dia bisa dengan memiliki berbagai wanita, dan dia menemukan Vessel yang sempurna di Bong-sun. Bos Bong-sun adalah bintang koki arogan Kang Sun-woo, yang diam-diam dia naksir. Sun-woo belum berkencan dengan siapa pun sejak hatinya hancur oleh teman kuliahnya Lee So-hyung, yang merupakan produser TV. Tapi ketika Bong-sun tampaknya menyingkirkan rasa malunya dan tiba-tiba berubah menjadi wanita yang percaya diri dan dinamis, dia akhirnya menangkap matanya. Sementara itu, misteri seputar kematian Soon-ae melibatkan saudara ipar Sun-woo, seorang perwira polisi yang baik hati, Choi Sung-jae, yang mungkin tidak seperti kelihatannya.

Shinta123 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
16 Chs

Chapter 7

Soon Ae berusaha melarikan diri dari ahjumma dukun. Saat ahjumma dukun hampir saja berhasil menangkap Soon Ae dengan tongkatnya, Soon Ae langsung melepaskan diri dari tubuh Bong Sun lalu masuk kedalam bis. Ahjumma dukun mengejarnya dengan taksi sementara Bong Sun hanya bisa celingukan bingung mendapati dirinya sendiri berada di jalanan.

Langkah Bong Sun tiba-tiba terhenti saat dia melihat Sun Woo yang langsung protes karena Bong Sun membuatnya menunggu lama. Bong Sun tentu saja tidak mengerti tapi dia langsung mengucapkan kata maafnya lagi dengan tergagap. Sun Woo kaget mendengar kata maafnya Bong Sun keluar lagi dan langsung mengecek suhu tubuh Bong Sun.

"Kau tidak demam. Kenapa lagi kau sekarang? Apa kau merasa depresi lagi? Kau selalu mengucapkan kata maaf berulang kali saat kau sedang depresi"

"Tidak, bukan seperti itu... eh iya, mungkin, sedikit"

"Jadi kau sedang depresi atau tidak? Ah sudahlah, terserah mau kau sedang mania atau depresi pokoknya kita harus makan sesuatu dulu, masuklah"

Dalam perjalanan, Bong Sun berusaha menanyai Sun Woo tentang apakah kompetisi masak saat dia menumpahkan tepung itu sukses? Sun Woo mengiyakannya tapi dia mengira kalau Bong Sun membahas hal itu karena Bong Sun ingin menyombongkan dirinya yang berhasil mengatasi masalah itu dengan usahanya sendiri.

Sun Woo lalu menyuruh Bong Sun mencari arah restoran pancake lewat gps ponselnya. Soon Ae pun membuka ponselnya dan langsung kaget mendapati wallpapernya sekarang sudah ganti jadi foto selfienya bersama Sun Woo. Tapi dia berusaha untuk tetap bersikap tenang dan tidak mengatakan apapun.

Setelah turun dari bis, Soon Ae langsung celingukan mencari keberadaan ahjumma dukun. Dia lega begitu melihat keadaan sudah aman. Ia tengah menggerutukan pintarnya ahjumma dukun dalam melacaknya saat tiba-tiba saja ahjumma dukun muncul dari tempat persembunyiannya dan langsung menarik Soon Ae lalu mengikat kedua tangan Soon Ae dengan seutas tali.

Soon Ae berusaha meronta dan berteriak-teriak tapi tentu saja yang bisa didengar oleh para pejalan kaki lainnya hanya suara teriakannya ahjumma dukun. Ahjumma dukun jadi tontonan ramai para pejalan kaki yang mengira dia orang gila yang berteriak-teriak sendirian sambil menyeret udara kosong.

Di restoran pancake, Sun Woo memberitahu Bong Sun tentang kata-kata yang pernah diucapkan Leonardo Da Vici bahwa makanan bukan cuma sekedar konsumsi tapi seperti musik dan seni "Itu artinya kau harus makan dengan cara yang sama seperti saat kau menikmati musik dan seni"

Saat makan, jangan cuma makan tapi pikirkan segala sesuatu tentang makanan yang kau makan, ujar Sun Woo. Bong Sun juga harus memikirkan minyak apa yang digunakan dalam memasak makanan itu, apa saja yang dimasukkan kedalam adonannya dan apa saja bumbu-bumbunya.

"Memasak itu seperti seorang konduktor sebuah orkestra di dapur, mengerti?"

"Iya, chef"

Seperti biasanya, Sun Woo langsung memuji dirinya sendiri karena quote tentang konduktor itu bukan quote milik orang lain tapi murni quote ciptaannya sendiri. Dan dia langsung tersenyum lebar begitu Bong Sun memujinya keren.

Saat mereka mulai makan, Sun Woo langsung menanyai pendapat Bong Sun tentang pancake itu. Bong Sun bilang teksture pancake itu renyah. Kenapa bisa begitu? tanya Sun Woo. 

Bong Sun menduga mungkin karena mereka memakai tepung jagung. Tapi Sun Woo bilang tidak karena tepung jagung malah bisa merusak adonannya, jawaban yang benar adalah bawang. Bawang bisa menjaga kelembaban adonannya dan membuat pancakenya jadi renyah.

"Hanya dengan bahan-bahan makanan saja, kau bisa membuat berbagai macam teksture tanpa perlu menambahkan bahan buatan. Contohnya kalau kau ingin membuatnya jadi kenyal maka kau bisa menambahkan kentang. Kalau kau ingin membuatnya jadi lembut hanya perlu menambahkan susu. Jika kau ingin menambah cita rasanya maka kau bisa menambahkan minyak wijen"

Bong Sun termenung memikirkan betapa berbedanya sikap Sun Woo padanya dulu dan sekarang. Untunglah dia tidak sepenuhnya melamun dan bisa menjawab pertanyaan Sun Woo saat Sun Woo mengetes apakah dia mendengarkan ajarannya atau tidak.

Saat mereka hendak pulang, Bong Sun terlalu melamun menatap Sun Woo sampai tidak lihat jalan dan hampir terjatuh. Sun Woo langsung mengomelinya untuk lihat jalan dan menyuruh Bong Sun berolahraga karena Bong Sun sangat lemah. Gara-gara Bong Sun seperti inilah semua orang asal memanggilnya 'Bong Bong'.

"Kenapa kau tidak bilang pada mereka 'aku bukan Bong, aku Na Bong Sun'. Kau harus percaya diri"

"Baik, chef"

Tapi baru saja memberikan nasehat seperti itu pada Bong Sun, Sun Woo sendiri malah memanggilnya Bong. Bong Sun kaget tapi Sun Woo cepat-cepat beralasan kalau dia boleh memanggil Bong Sun seperti itu, hanya dia seorang.

Bong Sun tiba-tiba melihat pengamen jalanan yang sedang menyanyi sambil memainkan gitarnya, Bong Sun langsung terpaku penuh kekaguman pada pengamen jalanan itu. Sun Woo menggerutu tidak mengerti sama sekali apa kerennya pengamen jalanan itu? 

Sun Woo memanggil Bong Sun menjauh dari sana tapi Bong Sun malah terus melamun menatap pengamen jalanan itu, dia baru mau bergerak pergi saat Sun Woo mulai berteriak memanggilnya.

Soon Ae diseret ahjumma dukun kembali ke rumahnya. Soon Ae berusaha membujuk ahjumma dukun untuk melepaskannya karena sebentar lagi dia akan bisa melepaskan dendam perawannya. 

Tapi ahjumma dukun tidak percaya karena biasanya tidak mudah bagi hantu untuk menuntaskan dendamnya.

Soon Ae terus berusaha membujuknya bahkan memberitahu ahjumma dukun kalau dia sudah menemukan targetnya. Ahjumma dukun langsung kaget menyadari Soon Ae sudah menemukan pria kuat. 

Soon Ae berkata bahwa dia menemukan pria itu berkat memasuki tubuh Bong Sun karena pria itu dekat dengan Bong Sun.

"Jangan bilang kalau kau membicarakan chef di restoran itu?"

Saat Soon Ae membenarkan dugaannya, ahjumma dukun langsung tidak setuju. Soon Ae tidak boleh memakai pria itu karena ibunya Sun Woo adalah klien sekaligus temannya. 

Soon Ae tidak mengerti apa hubungan masalah itu dengannya? Lagipula kenapa juga dia harus mempedulikan masalah itu saat dia harus menuntaskan dendamnya?

Ahjumma dukun tetap ngotot tidak melarang Soon Ae memanfaatkan Sun Woo. Soon Ae benar-benar bingung, kenapa ahjumma dukun melindungi Sun Woo seperti anak sendiri? Jangan-jangan ahjumma dukun bersikap seperti ini karena dia mengambil banyak uang dari ibunya Sun Woo?

Dugaan Soon Ae memang benar tapi ahjumma dukun tetap bersikeras melarang Soon Ae memanfaatkan Sun Woo. Sebagai gantinya, ahjumma dukun menawarkan bantuannya untuk membuat Soon Ae pergi ke surga lebih cepat dengan cara melakukan ritual arwah. Soon Ae ketakutan mendengarnya dan langsung menolak, dia dengar ritual itu sangat amat menyakitkan.

"Cuma sebentar" bujuk ahjumma dukun "Kau hanya perlu menahannya sebentar saja"

"Tidak mau. Aku tidak mau melakukannya. Pokoknya tidak mau"

Sun Woo dan Bong Sun akhirnya tiba di atap restoran. Sun Woo menggerutu karena biasanya dia tidak makan larut malam, tapi hari ini dia melakukannya gara-gara salah seorang pegawainya. 

Mendengar itu, Bong Sun lagi-lagi langsung meminta maaf. Sun Woo langsung tertawa geli mendengar kata maafnya Bong Sun lagi.

Bong Sun mengucapkan selamat malam padanya tapi Sun Woo berkata bahwa dia tidak yakin apakah malam ini dia akan selamat. Karena siapa tahu Bong Sun akan berubah mania dan menyerangnya lagi.

Mereka kemudian kembali ke kamar masing-masing. Walaupun tadinya mengkritiki pengamen jalanan, tapi saat kembali ke kamarnya Sun Woo malah langsung mengambil gitarnya lalu mulai memainkannya. 

Bong Sun baru saja menyalakan dupanya saat tiba-tiba dia mendengar suara alunan gitar dari kamar sebelah. Bong Sun lalu menempelkan telinganya ke tembok dan langsung kagum begitu mendengar suara nyanyian Sun Woo.

Keesokan paginya, Sun Woo membangunkan Bong Sun. Begitu Bong Sun membuka pintunya, Sun Woo langsung mengkritiknya karena bangun kesiangan padahal sebagai seorang chef dia harus bisa bangun pagi untuk belanja ke pasar. 

Sun Woo lalu mengajak Bong Sun untuk olahraga pagi. Bong Sun punya masalah dengan kebugarannya, jadi kalau Bong Sun masih ingin bekerja di dapurnya maka Bong Sun harus melatih kebugarannya.

"Lihat aku. Karena aku sering olahrga.. lihat ototku ini" ujar Sun Woo memamerkan otot lengannya "Kalau kau sering berolahraga maka otot lenganmu akan semakin kuat dan mentalmu pun akan sehat"

Sun Woo menyewa sepeda untuk Bong Sun tapi ternyata Bong Sun tidak bisa bersepeda. Sun Woo heran kenapa Bong Sun tidak pernah berlajar bersepeda? Bong Sun berkata bahwa dia sebenarnya ingin belajar bersepeda tapi dia tidak terlalu atletis. 

Sun Woo heran memangnya apa susahnya belajar bersepeda? Bahkan untuk membuktikan betapa mudahnya bersepeda, Sun Woo langsung unjuk kebolehan berputar-putar dengan sepedanya dan sukses membuat Bong Sun terkagum-kagum.

Sun Woo lalu mengajari Bong Sun bersepeda, tapi dia langsung stres sendiri saat Bong Sun tetap saja tidak bisa. Saat Bong Sun terjatuh, Sun Woo bergerak cepat mengulurkan lengannya untuk mencegah kepala Bong Sun terbentur aspal. Alhasil, tangannya jadi sakit dan Bong Sun langsung meminta maaf lagi.

Sun Woo hendak membeli minuman kaleng di vending machine tapi uangnya kurang. Bong Sun mengira mereka tidak akan bisa membeli minuman itu tapi Sun Woo tidak kekurangan ide. Dia meraba-raba bagian bawah mesin dan sukses menemukan satu uang koin tambahan.

Tapi tetap saja uangnya kurang satu koin lagi untuk membeli 2 kaleng minuman. Awalnya, Sun Woo berinisiatif agar mereka membeli satu kaleng saja. 

Tapi tiba-tiba saja Bong Sun memukul mesinnya dan sukses mengeluarkan satu koin lagi. Sun Woo heran apakah Bong Sun sudah pernah melakukan hal ini sebelumnya?

Saat Bong Sun menyangkalnya, Sun Woo langsung memuji dirinya sendiri. Mengklaim Bong Sun mempelajari hal ini darinya "Kalau gurunya cepat maka muridnya juga pasti cepat"

Setelah sukses membeli 2 kaleng minuman, mereka kembali ke sepeda mereka. Tapi langsung kaget saat melihat sadel sepedanya Sun Woo menghilang. 

Mereka melihat seorang pria baru saja melarikan diri dengan sadel sepeda curiannya dan Sun Woo langsung mengejar si pencuri itu. Bong Sun juga ikut mengejar tapi saat dia mulai ketinggalan jauh, dia langsung mencari jalan lain untuk mencegat si pencuri.

Sun Woo mulai kelelahan. Saat si pencuri mengira keadaan sudah aman, dia malah dicegat Bong Sun. Dia berusaha melarikan diri melewati Bong Sun tapi Bong Sun langsung mencegahnya dengan menangkap kaki si pencuri sambil berteriak "Ahjussi maafkan aku, maafkan aku"

"Kalau kau menyesal, lepaskan aku"

"Ahjussi, maafkan aku" teriak Bong Sun sebelum akhirnya menggigit kaki si pencuri.

Sun Woo akhirnya datang tak lama kemudian dan mereka langsung menyeret si pencuri ke polisi yang lega karena akhirnya si pencuri yang selama ini telah mencuri banyak sadel sepeda, tertangkap. Sung Jae bertanya-tanya bagaimana caranya mereka menangkap si pencuri itu?

"Bukan aku, Na Bong Sun yang menangkapnya. Dia tidak bisa menangkapnya dengan kekuatan jadi dia menggigit kakinya. Menakutkan sekali"

Bong Sun langsung menyangkal, tidak sampai semenakutkan itu karena dia cuma menggigit sedikit saja. Sun Woo langsung tersenyum mendengarnya. Sung Jae berterima kasih atas jasanya Bong Sun dan langsung menawarinya traktiran makan tapi Bong Sun langsung menolaknya dengan sopan.

"Lihat kan? Sekarang setelah kau berolahraga denganku, kekuatan ototmu dan genggamanmu jadi semakin lebih baik" ujar Sun Woo memuji dirinya sendiri.

Sung Jae heran mendengar mereka berolahraga bersama. Sun Woo beralasan kalau dia mengajak Bong Sun berolahraga karena Bong Sun kurang fit sampai tidak bisa menggenggam teflon dengan baik. 

Setelah Sun Woo dan Bong Sun pergi, Sung Jae dan rekannya terheran-heran melihat kedekatan Sun Woo dengan pegawainya yang sangat tidak biasa.

Saat mereka kembali ke atap restoran, Sun Woo mengajak Bong Sun memakan kue kesukaannya yang biasanya tidak dia bagi-bagi ke orang lain. 

Awalnya Bong Sun menolak tapi Sun Woo memaksa karena Bong Sun kan belum sarapan. Bong Sun akhirnya mau juga memakannya sambil tersenyum malu-malu.

Sun Woo menatapnya dengan penuh cinta dan sangat senang melihat Bong Sun yang hari ini banyak senyum. Sun Woo suka sekali melihat Bong Sun dalam keadaan netral seperti ini dan bukannya menyemburkan kata maaf berkali-kali.

"Aku sangat menyukaimu hari ini, Na Bong Sun. Kau bahkan berhasil menangkap seorang pencuri dengan auuung..."

Bong Sun tentu saja langsung bahagia mendengarnya apalagi saat Sun Woo tiba-tiba mengacak-acak rambutnya. Tepat saat itu juga, So Hyeong datang dan melihat kemesaraan mereka dengan pandangan tidak suka. 

So Hyeong tampak kecewa saat dia melihat Sun Woo sedang makan kue kesukaannya padahal dia juga datang membawakan kue yang sama.

Saat So Hyeong menanyainya tentang Bong Sun yang tinggal di gudang atap, Sun Woo menjelaskan kalau Bong Sun hanya akan tinggal di situ sampai dia menemukan tempat tinggal baru. Sun Woo juga menjelaskan kalau Bong Sun diusir dari kamar kosnya dan dia mengizinkan Bong Sun tinggal di atap karena kasihan. 

So Hyeong heran biasanya Sun Woo selalu memisahkan antara urusan pribadi dan urusan publik. Sun Woo beralasan kalau Bong Sun itu sudah jadi bagian dari keluarga. So Hyeong lama-lama jadi curiga karena Sun Woo terus menjelaskan sampai sedetil itu.

Sun Woo mengalihkan pembicaraan dan bertanya kenapa So Hyeong datang pagi-pagi begini? So Hyeong berkata kalau dia cuma ingin mampir setelah melihat kue kesukaan Sun Woo di coffe shop. 

Karena Sun Woo sudah memakan kue yang sama, So Hyeong berniat membawanya kembali saja tapi Sun Woo mencegahnya dengan beralasan kalau dia sangat menyukai kue itu sampai memakannya 3 kali sehari.

Para asisten datang tak lama kemudian. Tapi begitu melihat So Hyeong, mereka langsung minta izin keluar lagi karena mereka mengira Sun Woo dan So Hyeong pacaran dan mereka tidak ingin menganggu. 

Sun Woo cepat-cepat menyangkal dugaan mereka dan langsung menyuruh mereka masuk dan bersiap-siap. So Hyeong pamit pergi sementara di ruang ganti, para asisten langsung menggosipkan So Hyeong yang cantik dan sangat metropolitan.

Ahjumma dukun menyeret paksa Soon Ae untuk menjalani ritual arwah demi kebaikan Soon Ae sendiri. Soon Ae yang sangat ketakutan, terus berusaha memberontak dan memohon agar dia naik ke surga dengan caranya sendiri. 

Tapi ahjumma dukun langsung mengingatkan kalau dia sudah pernah membiarkan Soon Ae melakukan caranya sendiri tapi tetap saja dia tidak berhasil menuntaskan dendamnya, Soon Ae malah membuat para pria menderita karena tidak tahan dengan hawa dinginnya Soon Ae.

Bahkan sekalipun Soon Ae sekarang sudah berhasil menemukan pria kuat, tapi apakah Soon Ae pikir dia akan bisa mendapatkan pria itu dengan mudah? 

Waktu Soon Ae hanya tinggal beberapa bulan lagi sebelum akhirnya dia berubah jadi roh jahat. Soon Ae berusaha meyakinkan ahjumma dukun kalau dia pasti akan berhasil tapi ahjumma dukun tetap pesimis.

Ahjumma dukun memulai ritual arwahnya dimana dia mendudukkan Soon Ae di dekat meja altar dan mengikatnya dengan lebih banyak tali. Soon Ae sangat ketakutan dan terus berusaha meronta tidak mau melakukan ritual ini. 

Soon Ae meronta sekeras-kerasnya hingga tiba-tiba saja asap hitam muncul dari dalam tubuhnya dan membuatnya sangat marah, kemarahannya sangat kuat sampai dia punya kekuatan melempar barang altar ke ahjumma dukun dan melukai wajahnya. Saat Soon Ae mulai tenang, asap hitam itu pun mulai menghilang.

So Hyeong kembali ke kantornya dengan pikiran tidak tenang, gelisah memikirkan kemesraan Sun Woo dan Bong Sun. Sunbaenya yang suka menggodainya datang dan langsung menawari So Hyeong untuk kencan buta dengan temannya. 

Saat So Hyeong menolak tawarannya, sunbae curiga jangan-jangan So Hyeong menolak gara-gara dia punya hubungan khusus dengan Sun Woo, apalagi banyak kru yang bergosip kalau cara Sun Woo memandang So Hyeong sangat tidak biasa.

So Hyeong tercengang mendengar perkataan sunbae tapi kemudian dia menyangkal gosip itu dan menegaskan kalau dia dan Sun Woo cuma teman biasa. 

Mendengar itu, sunbae terus membujuk So Hyeong untuk kencan buta dengan temannya itu. So Hyeong ragu tapi kemudian dia berkata kalau dia akan memikirkannya.

Di restoran, Min Soo mengajak teman-temannya untuk makan bersama lagi setelah pulang kerja nanti tapi mereka langsung membuat-buat alasan untuk menolaknya. 

Min Soo yang kesal dengan kebohongan mereka, asal memukulkan pisau yang tengah dipegangnya ke sebuah panci dan membuat pisau itu jadi cacat sedikit. 

Awalnya dia mengira itu pisaunya sendiri tapi begitu menyadari pisau yang dirusakkannya itu adalah pisaunya Sun Woo, Min Soo langsung panik. Sun Woo pasti akan marah besar kalau dia sampai tahu.

"Kenapa kau memakai pisaunya chef? Dia benci sekali ada orang yang melakukan itu pada pisaunya"

"Aku tidak tahu kalau itu pisau miliknya, aku asal ambil sembarang pisau"

Panik, Min Soo langsung menyuruh Bong Sun mengawasi keadaan sementara dia mengasah pisaunya Sun Woo. Saat Sun Woo datang dan melihat pisaunya tidak berada di tempat yang seharusnya, dia langsung curiga. 

Dia melihat pisau itu dengan mata jelinya dan langsung menyadari pisau itu jadi agak pendek beberapa milimeter.

Min Soo beralasan kalau dia cuma mengasahnya dan tidak mungkin pisau itu jadi pendek. Sun Woo sangat yakin dan langsung berniat membandingkannya dengan pisaunya Min Soo sendiri. 

Tapi belum sempat melakukannya, So Hyeong tiba-tiba menelepon. Sun Woo langsung keluar untuk mengangkat teleponnya sementara Sun Woo langsung mengasah pisaunya sendiri sebelum Sun Woo menyadari perbandingan pisau mereka.

So Hyeong beralasan kalau dia menelepon hanya untuk memberitahu Sun Woo kalau mereka sudah selesai mengedit acara masak mereka dan meyakinkan Sun Woo untuk tidak mencemaskan masalah Bong Sun karena dia sudah bicara dengan atasannya. Sun Woo mengira kalau So Hyeong cuma mau membicarakan itu saja tapi tujuan utama So Hyeong menelepon sebenarnya untuk memberitahu Sun Woo tentang tawaran kencan buta lalu menanyakan pendapat Sun Woo, apakah dia harus melakukannya atau tidak.

Sun Woo tercengang mendengarnya. Tapi kemudian dengan agak tergagap, Sun Woo memberitahu So Hyeong untuk melakukannya saja. So Hyeong kecewa mendengar jawaban Sun Woo.

Soon Ae menyesal dan meminta maaf atas insiden tadi, dia berusaha menjelaskan kalau itu terjadi hanya karena dia sangat marah tapi ahjumma dukun bersikeras kalau itu adalah roh jahat. 

Sudah hampir 3 tahun Soon Ae meninggal dunia dan sekarang roh jahat itu perlahan mulai menjelma dalam diri Soon Ae. Roh jahat itu akan tampak jika Soon Ae marah.

Setelah restoran tutup, Sun Woo memulai sesi pelatihan Bong Sun. Kali ini dia menyuruh Bong Sun untuk merasakan berbagai macam bumbu dapur. 

Garam misalnya, walaupun Bong Sun mengklaim rasanya asin semua tapi menurut Sun Woo rasa tiap-tiap jenis garam berbeda tergantung perusahaan pembuatnya dan daerah asalnya. Bong Sun harus merasakannya secara pelan-pelan baru dia akan bisa merasakan rasa asin, manis dan pahit dalam garam-garam tersebut.

"Garam juga ada rasa manisnya?"

"Tentu saja. Makanya kita melakukan pelajaran ini. Cepat cicipi. Kalau kau bisa mengingat semua rasanya dengan tepat maka kau akan tahu garam mana untuk digunakan saat masak" ujar Sun Woo sambil mengelus kepala Bong Sun. 

Setelah garam, selanjutnya adalah minyak zaitun. Saat Bong Sun mulai merasakan perbedaan rasa tiap-tiap minyak zaitun, Sun Woo langsung tersenyum sendiri.

Dia kemudian menyudahi acara latihan mereka dengan memberikan secangkir teh jahe yang berguna untuk menyegarkan mulut. Bong Sun sangat bahagia dengan perhatian Sun Woo itu.

Saat Bong Sun keluar dari restoran, dia bertemu dengan Sung Jae yang baru saja selesai patrol lalu mengajak Bong Sun untuk makan malam bersamanya. Bong Sun menolaknya dengan sopan tapi Sung Jae ngotot apalagi Bong Sun belum makan malam sampai selarut ini. 

Sung Jae terus ngotot bahkan menyuruh Bong Sun menunggunya di kedai dekat perempatan sementara dia akan kembali sebentar untuk melapor, Bong Sun sampai tidak enak sendiri untuk menolaknya.

Kyung Mo mengirim pesan pada Bong Sun untuk bertanya kenapa Bong Sun tidak datang. Tapi dia heran kenapa Bong Sun tidak menjawab pesannya. 

Saat Kyung Mo mulai jengkel gara-gara tidak mendapat pesan balasan dari Bong Sun, ahjussi Shin langsung tertawa melihat kelakuan putranya yang jelas-jelas berharap bertemu Bong Sun.

Kyung Mo menelepon Bong Sun yang kebetulan lewat dihadapan mereka. Tapi karena Bong Sun tidak mengenali mereka, jadi dia langsung lewat tanpa menyapa mereka dan terheran-heran melihat nomor tak dikenal meneleponnya. 

Kyung Mo dan ahjussi Shin jelas terheran-heran melihat Bong Sun lewat begitu saja. Kyung Mo langsung memanggilnya dan ngomel-ngomel bagai seorang pacar yang kesal gara-gara pacarnya tidak menjawab teleponnya.

"Aku? Kurasa kau salah orang" ujar Bong Sun

Kyung Mo dan ahjussi Shin benar-benar bingung dengan sikap Bong Sun. Kenapa Bong Sun tiba-tiba pura-pura tidak mengenali mereka? 

Kyung Mo yakin kalau Bong Sun cuma berakting tapi ahjussi Shin merasa ekspresi di wajah Bong Sun tadi menunjukkan kalau dia benar-benar tidak mengenali mereka.

Di kedai, Sung Jae berkata kalau Bong Sun itu sangat aneh. Dia menjelaskan bahwa dia merasa Bong Sun tampak seperti orang yang berbeda tiap kali mereka bertemu. Bong Sun membuat-buat alasan kalau moodnya memang sering naik turun. 

Lalu apakah ingatan Bong Sun juga seperti itu? tanya Sung Jae. Kali ini Bong Sun beralasan kalau dia memang rada-rada pikun.

Sung Jae meminta maaf atas semua pertanyaannya yang mungkin membuat Bong Sun tidak nyaman. Dia menjelaskan kalau dia bertanya-tanya seperti ini karena dia mengkhawatirkan Bong Sun. Saat mereka bertemu pagi itu, dia merasa Bong Sun tampak seperti dalam bahaya.

"Seperti seseorang yang berdiri di ujung jurang. Aku juga pernah mengalami beberapa momen seperti itu dalam hidupku"

Perkataan Sung Jae itu membuat Bong Sun ingin mengakui yang sebenarnya. Sung Jae tampak sangat bersemangat menanti-nanti kelanjutan ucapan Bong Sun. Tapi Bong Sun tiba-tiba berubah pikiran. Sung Jae jelas kecewa tapi dia tidak mempermasalahkannya lebih lanjut.

Sementara itu di kamarnya, Sun Woo menempelkan telinganya ke tembok dekat kamarnya Bong Sun dan terheran-heran karena tidak mendengar suara apapun dari kamarnya Bong Sun. Hae Young tiba-tiba menelepon dan memberitahu kalau dia sedang sakit.

Keesokan harinya, Sun Woo pulang ke rumah Hae Young yang kemarin malam mengaku sakit tapi ternyata dia sangat sehat. Hae Young beralasan kalau dia sudah sembuh berkat minum obat. Saat Sun Woo menuduhnya berbohong, Hae Young langsung mengalihkan topik pembicaraan.

Sepertinya Hae Young sengaja berbohong agar Sun Woo pulang dan mereka sekeluarga bisa berkumpul bersama makan roti panggang buatannya yang gosong. Sun Woo langsung tertawa melihatnya, bagaimana bisa Hae Young membuat rotinya jadi gosong padahal membuat roti panggang kan sangat mudah. 

Hae Young langsung protes, memasak bagi Sun Woo memang mudah tapi tidak baginya. Hae Young merasa mendapatkan gelar Ph.D jauh lebih mudah daripada memasak sup.

Hae Young lalu bertanya kapan Sun Woo akan pergi liburan lagi. Sun Woo menjawab minggu depan tapi dia tidak mengerti untuk apa Hae Young menanyakannya? Hae Young memperingatkan Sun Woo untuk hati-hati dengan air. Sun Woo langsung mendesah kesal mendengar ibunya kumat lagi.

Hae Young tiba-tiba bertanya apakah Sun Woo memakai celana dalam berjimat yang dia berikan waktu itu? Hae Young memperingatkan Sun Woo untuk memakainya dan langsung meraba-raba celananya Sun Woo untuk melihat apakah Sun Woo memakainya atau tidak. Saat Sun Woo mulai protes, Hae Young bingung memangnya kenapa? Dia kan ibunya Sun Woo sendiri?

"Kau boleh melihat milikku kalau itu membuatmu merasa lebih baik"

"Tidak, tidak! Aku tidak mau melihatnya"

Hae Young curiga Sun Woo pasti tidak memakai celana dalam berjimat itu. Saat kecurigaannya terbukti, dia langsung mengejar Sun Woo keliling rumah sambil ngomel-ngomel.

Peringatan ahjumma dukun tentangnya yang sebentar lagi akan menjadi roh jahat, membuat Soon Ae jadi murung dan ketakutan. Dia takut menjadi roh jahat tapi dia juga takut menjalani ritual arwah.

Saat ahjumma dukun sedang mencari soju di kulkas, Soon Ae melihat pintu rumah ahjumma dukun terbuka. Soon Ae langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur tapi ternyata ahjumma dukun memang sengaja membuka pintunya dan membiarkan Soon Ae kabur. Ahjumma dukun berkaca-kaca saat dia mendoakan semoga Soon Ae segera menuntaskan dendamnya.

Di restoran, Sun Woo tampak murung saat dia tengah memasak dan Bong Sun menatapnya dengan cemas. Dan ternyata semua itu terjadi karena So Hyeong dengan sengaja melakukan kencan buta di restorannya.

Para asisten yang lain langsung sibuk bergosip, mereka bingung baru kemarin So Hyeong tampak bersama Sun Woo tapi sekarang dia malah kencan buta dengan pria lain tepat di hadapan Sun Woo.

Ji Woong yakin kalau dugaan mereka mungkin salah. Pasti tidak ada hubungan spesial antara Sun Woo dan So Hyeong, jika iya maka tidak mungkin So Hyeong kencan buta di sini. Min Soo menduga mungkin So Hyeong melakukannya untuk memancing kecemburuan Sun Woo. 

Apapun itu, yang pasti suasananya terasa sangat aneh. Sun Woo sendiri tampak berusaha keras mengontrol ekspresi wajahnya. Acara gosip mereka cepat terhenti saat Sun Woo mulai mengomeli mereka.

Saat Sun Woo baru keluar dari kamar kecil, dia bertemu dengan So Hyeong yang ternyata memang sengaja mencari Sun Woo untuk bertanya apa pendapat Sun Woo tentang teman kencannya itu? 

Bong Sun diam-diam menguping saat Sun Woo berkata sepertinya dia pria yang jujur dan baik, bahkan menyemangati So Hyeong untuk terus kencan pria itu.

So Hyeong kecewa dengan reaksi cuek Sun Woo "Apa kau benar-benar tidak peduli sama sekali? Tiba-tiba aku jadi sangat kesal. Aku sendiri satu-satunya yang peduli"

Saat So Hyeong dan teman kencannya keluar dari restoran, pria itu masih ingin terus melanjutkan kencan mereka tapi So Hyeong langsung menolak. Dia jelas tidak tertarik dengan pria itu tapi beralasan kalau dia harus kembali bekerja.

Soon Ae langsung pergi ke restoran sambil bicara pada dirinya sendiri, bertekad bahwa dia akan menuntaskan dendamnya dengan caranya sendiri lalu pergi ke surga. Dia menghampiri Bong Sun yang langsung melotot kaget dan berusaha menghindar. 

Tapi Soon Ae terus mengejarnya sambil menjelaskan kalau dia sedang buru-buru. Dia sama sekali tidak ada waktu untuk minta izin merasuki tubuh Bong Sun dan karenanya dia mau memasuki tubuh Bong Sun sekarang juga.

"Kau sudah gila apa?"

"Aku tidak punya waktu. Aku akan menjadi roh jahat"

Bong Sun melarikan diri sampai ke kamarnya dan Soon Ae terus mengejarnya sambil terus ngotot ingin memasuki tubuh Bong Sun bahkan menuntut pertanggung jawaban Bong Sun kalau dia sampai jadi roh jahat gara-gara Bong Sun. 

Bong Sun tidak mau dan tidak peduli jadi Soon Ae juga tidak mau tahu dan langsung melompat untuk memasuki tubuh Bong Sun tapi Bong Sun langsung melompat menjauh.

Dalam usahanya menghindari Soon Ae, tak sengaja Bong Sun menabrak meja dan membuat bukunya terjatuh. Buku-buku yang berisi kumpulan potongan-potongan artikel tentang Sun Woo. Soon Ae melihatnya dan langsung curiga... jangan-jangan Bong Sun...

"Tidak" sangkal Bong Sun

"Apanya yang tidak?"

"Pokoknya semuanya tidak benar"

"Wah, jangan-jangan kau..."

"T-tidak"

"Benarkah?"

Soon Ae bertanya-tanya sejak kapan Bong Sun mulai menyukai Sun Woo? Apa selama ini Bong Sun selalu menyukai Sun Woo? Cinta bertepuk sebelah tangan? 

Sekarang Soon Ae mengerti kenapa Bong Sun bertahan bekerja disini walaupun dia selalu dimarahi. Keadaan Bong Sun ini, tentu saja kesempatan emas bagi Soon Ae yang langsung menawarkan kerja sama.

Soon Ae akan membantu Bong Sun untuk menjadikan Sun Woo jadi miliknya Bong Sun. Dengan kepribadiannya yang seperti ini, Bong Sun tidak akan bisa menggoda Sun Woo karena itulah dia akan merasuki tubuh Bong Sun dan membantu Bong Sun mendapatkan Sun Woo. 

Dengan begitu mereka sama-sama akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bong Sun mendapatkan Sun Woo dan dia bisa menuntaskan dendamnya dan pergi dari dunia ini.

Bong Sun tampak tertarik dengan tawaran itu... tapi akhirnya dia merasa cara itu tidak benar. Soon Ae jadi kesal, memangnya kenapa? Apa Bong Sun tidak tahu kalau Sun Woo menyukai So Hyeong?

Kalau dibiarkan maka Sun Woo dan So Hyeong pasti akan jadian cepat atau lambat dan Bong Sun akan kehilangan Sun Woo.

Soon Ae mengingatkan Bong Sun bahwa berkat dialah Sun Woo belakangan ini mulai memperhatikan Bong Sun. Bong Sun tampak mulai tergoda... tapi lagi-lagi dia menolak dan langsung melarikan diri lagi. Soon Ae benar-benar frustasi dibuatnya tapi dia tidak mengejar Bong Sun lagi.

Ahjumma dukun sudah mulai kekurangan uang, bahkan persediaan mie instan-nya pun mulai berkurang. Tepat saat itu Hae Young meneleponnya. Ahjumma dukun cemas kalau sampai Hae Young minta bertemu, dia tidak enak bertemu dengan Hae Young setelah membiarkan Soon Ae pergi ke Sun Woo. 

Dia memutuskan untuk mengangkat teleponnya dan sesuai dugaannya, Hae Young mengajaknya bertemu untuk makan bersama. Mata ahjumma dukun langsung bersinar mendengar kata makanan, gratis lagi. Tapi dia memutuskan menolaknya dengan pura-pura sakit.

Soon Ae akhirnya pergi menemui ayahnya dan berjalan menemaninya jalan-jalan malam. Soon Ae mengeluh cemas kalau dia tidak akan bisa lagi ingat dengan ayahnya saat dia jadi roh jahat nanti, kenapa dia bergentayangan di dunia sementara hantu-hantu yang lain sudah naik ke surga. Tapi tentu saja ayahnya tidak bisa mendengarkan keluhannya.

Sesi latihan malam ini adalah cara mengiris tomat dengan benar. Saat Bong Sun salah memegang pisaunya, Sun Woo langsung membenarkannya bahkan menyuruh Bong Sun untuk menggenggam tangannya saat dia menunjukkan bagaimana cara memegang pisau yang benar untuk mengiris tomat. Bong Sun tentu saja sangat gugup dan bahagia saat dia menyentuhkan tangannya ke tangannya Sun Woo.

Sun Woo keluar setelah sesi latihannya selesai dan mendapati So Hyeong datang dalam keadaan mabuk berat. So Hyeong bahkan langsung memeluk Sun Woo begitu melihatnya. 

Sun Woo bertanya-tanya apakah So Hyeong minum-minum dengan pria teman kencannya tadi? So Hyeong menyangkalnya dan memberitahu kalau dia minum-minum sendirian karena hari ini moodnya benar-benar buruk.

Sun Woo berniat mengantarkannya pulang tapi So Hyeong langsung menolaknya dan bertanya sekali lagi.

"Apa kau benar-benar tidak keberatan aku bersama pria lain? Kalau aku, saat kau mencemaskan asistenmu... melihatmu mengkhawatirkannya membuatku sangat cemburu. Apa kau tidak merasa seperti itu?"

Percakapan mereka ternyata didengar oleh Bong Sun yang hendak keluar tapi mereka berdua sama sekali tidak menyadari kehadirannya. 

Sun Woo heran kenapa So Hyeong tiba-tiba jadi begini? So Hyeong sendiri juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia jadi seperti ini?

"Tapi, lupakan dulu tentangku. Kau tidak menganggapku hanya sekedar teman kan?"

Saat Sun Woo tidak menjawabnya, So Hyeong langsung menciumnya. Dia langsung malu saat menyadari perbuatannya barusan, Sun Woo sangat tercengang sementara Bong Sun kembali ke restoran sedih.

Soon Ae sedang makan sesajen bersama teman hantunya sambil curhat tentang betapa sulitnya hidup ini. Saat dia masih hidup dan bahkan setelah dia mati pun, hidupnya tetap saja susah. 

Teman hantunya sama sekali tidak mengerti kenapa masih belum ada perkembangan pasca ciuman dengan pria kuatnya padahal waktu Soon Ae sudah semakin terbatas. Dia menyarankan agar Soon Ae langsung sikat saja pria itu.

Soon Ae mendesah lemah karena dia tidak bisa merasuki wanita yang Sun Woo sukai sementara satu-satunya wanita yang bisa dia rasuki sama sekali tidak mengizinkannya. Jadi apakah Soon Ae akan menyerah? tanya teman hantunya. Soon Ae tidak tahu tapi mungkin dia memang harus menyerah.

"Aku sangat ingin melakukan itu sekali saja. Sesuatu yang sangat mudah bagi orang lain, kenapa begitu sulit bagiku?"

Teman hantunya menyarankan jika Soon Ae sudah tidak tahan lagi maka sebaiknya Soon Ae minta bantuan ahjumma dukun saja untuk mengirimnya ke surga. 

Cara itu jauh lebih baik daripada menjadi roh jahat, yah... walaupun ritual itu kabarnya sangat amat menyakitkan, jauh lebih menyakitkan daripada melahirkan bayi.

Bong Sun termenung sedih memikirkan saat-saat kebersamaannya dengan Sun Woo. Saat pertama kali dia datang ke restoran ini, saat Sun Woo mengajarinya bersepeda, saat Sun Woo membuatkannya bubur kubis, saat dia mendengarkan nyanyian Sun Woo dari balik tembok, saat Sun Woo mengelus kepalanya. 

Peringatan Soon Ae bahwa Bong Sun bisa saja kehilangan Sun Woo gara-gara So Hyeong, membuat Bong Sun tiba-tiba beranjak bangkit mencari Soon Ae. Bong Sun langsung mondar-mandir keliling restoran tapi tidak menemukannya.

Karena tidak menemukan keberadaan Soon Ae di dalam restoran, Bong Sun langsung berlari keluar dan akhirnya menemukan Soon Ae di jalan. Saat Bong Sun mengaku kalau dia mencarinya, Soon Ae langsung menyindirnya "Kenapa? Bukankah kau menyalakan api padaku dan menyuruhku pergi waktu itu? Aku penasaran kenapa kau mencariku, Na Bong Sun yang sangat kolot?"

"Aku akan mengizinkannya. Kau mengambil alih tubuhku"

"Hah?"

"Kau boleh merasukiku. Jadikan chef Kang milikku" pinta Bong Sun yang langsung membuat Soon Ae melotot kaget.