Khanza tersadar dari lamunan, Arif memang sulit untuk dilupakan. Pemuda itu sudah terlanjur membekas di hati maupun ingatan.
Mengerjapkan mata beberapa kali. Tunggu, sejak kapan Kak Dinda sedang menelpon. Lalu siapa orang yang bicara dengan Dinda hingga wajahnya berubah panik demikian?
"Z-Za," panggil Dinda tergugu.
"I-Iya Kak." Perasaan Khanza berubah tidak nyaman, sepertinya akan ada kabar yang tidak mengenakkan.
"Kak Raya kecelakaan," ujar Dinda.
Runtuh sudah dunia Khanza. Raya—si Kakak sulung alias Kakak tertuanya dikabarkan mengalami nasib nahas.
"Bukan hanya Kak Raya, tapi mereka sekeluarga mengalami kecelakaan mobil saat menuju ke Jakarta."
Napas Khanza sontak menjadi sesak, tawa dua keponakan yang selalu meramaikan kebersamaan perlahan pudar berganti kelabu kenyataan. Wajah cerah Kak Raya menghantuinya, semoga wanita tercinta kedua setelah ibunya itu baik-baik saja.
"Sebaiknya kita ke rumah sakit sekarang," tukas Kak Dany. "Sayang mana kunci mobil kamu."
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com