webnovel

Obsessed With You

Ini cerita tentang cinta, dalam bentuk apapun cinta bisa terjadi terhadap siapapun, Cerita tentang cinta universal tanpa batas maupun Gender.

Sweet_SourKiwi · LGBT+
Không đủ số lượng người đọc
23 Chs

Pelanggan Baru

Di lantai bawah, di ruang makan BaiXu sudah duduk di meja makan bersama BaiLin dan BaiYang dua putrinya, juga BaiLi putra kandungnya, semua kakak BaiHua yang merupakan anak paling kecil dalam keluarga.

BaiLin Putri keluarga paling pertama, ia wanita cantik dengan tangan besi seperti juga ayahnya, menjadi CEO di salah satu perusahaan holding BeiFang cabang utama di pusat kota, beda perusahaan dengan Hua, ia masih single dan belum berpikir untuk menikah di usianya yang menginjak tiga puluh lima tahun, baginya semua pria tidak ada yang cocok untuk menjadi pendampingnya karena ia seorang wanita yang dominan.

BaiLi putra kedua BaiXu, ia seorang profesor seni di salah satu universitas besar di kota, baginya uang bukan jaminan untuk kebahagiaannya sehingga ia lebih menyukai seni dan memilih mandiri dan tidak terlibat urusan perusahaan, ia sudah memiliki istri yang dalam waktu dekat akan memberikan cucu pertama untuk BaiXu, saat ini istrinya LeNa sedang berada di rumah orang tuanya di luar kota, Putri ketiga adalah BaiYang, seorang wanita cantik modis yang menjadi seorang pemilik butik kelas satu di salah satu mall terbesar, juga telah membuka cabang hingga keluar negeri, ia memiliki pacar yang berasal dari keluarga pejabat dan tak lama lagi berencana akan menikah, semua anak-anak BaiXu sangat dekat, dalam lingkungan keluarga yang selalu harmonis dan hampir tidak pernah ada pertengkaran berarti.

Tak lama BaiHua turun dari lantai atas menggandeng tangan Yu mendekat.

"Ayo makan dulu, tidak akan lama Yu"

"Tapi Yu sudah mau terlambat kak nanti Yu makan di toko saja"

Hua tidak mau dengar, ia menarik tangan Yu dan memaksanya duduk di salah satu kursi kosong di samping BaiYang.

BaiXu melirik Hua bertanya kenapa wajah Yu terlihat merenggut begitu.

"Hua apa yang kau lakukan?" Tanya BaiXu melihat wajah cemberut Yu, kalau Yu sudah seperti putra paling kecil lainnya dalam keluarga jadi semua orang juga sangat memperhatikan dan kadang memanjakannya.

Hua duduk di samping Yu, menggeser mangkuk bubur ke depan Yu.

"Ayo makan dulu, pa Yu sedang sakit tapi ia berkeras ke toko"

Semua mata memandang ke arah Yu, BaiYang sampai mengangkat tangannya meraba kening Yu.

"Iyah agak hangat, sudah istirahat saja di rumah Yu, di toko khan ada karyawan lain, mereka bisa menjaga toko tanpamu juga"

Yu tidak banyak bicara, ia tahu ia hanya karyawan toko biasa dan tidak terlalu penting dibanding CEO muda BaiHua, jadi susah bicara dengannya.

Melihat wajahnya yang cemberut dan diam BaiXu terkekeh.

"Hehehe Hua kau tidak boleh menekan Yu, biarkan ia pergi bekerja selama Yu merasa baik-baik saja biarkan ia lakukan apapun yang ia mau"

Yu mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar pada Pria tua itu, setidaknya selain Hua semua keluarga Bai sangat lembut padanya.

"Hehe terima kasih Paman"

Hua mengambil beberapa potong daging bebek dan memberikannya ke dalam mangkuk Yu.

"Sudah habiskan dulu makananmu, kakak akan antar Yu ke toko"

................

Pagi hari di kantor cabang kelima BeiFang di dalam kantor CEO muda, Hua masih terlibat pembicaraan dalam telepon dengan Yu padahal baru saja menurunkannya di toko beberapa menit lalu, kondisi Yu yang sedang tidak sehat membuat Hua semakin cemas.

Yi membawa beberapa dokumen yang diserahkan sekretaris untuk ditandatangani Hua, tapi ia tidak bisa fokus melihat tumpukan berkas itu hingga mengibaskan tangannya meminta sekretarisnya untuk keluar dulu, Yi mengangguk pada Mina sekretaris muda yang posisi meja kerjanya tepat di depan kantor CEO yang segera permisi keluar ruangan.

"Minum saja obatmu dan masuk ke kamar untuk berbaring, obatnya buat mengantuk jadi kau juga tidak akan bisa bekerja dengan fokus Yu"

Di toko Mentari.

Yu sibuk mencatat beberapa inventaris toko dan pesanan yang akan keluar pagi ini ke dalam bukunya, wajahnya terlihat agak pucat.

"Sudah kak Hua tidak usah mencemaskan Yu, setelah minum obat juga akan baikan, sudah yah kak, bye"

Fai mendekat tepat saat Yu meletakkan ponsel di atas meja, hidungnya merah karena pileknya, entah sudah bersin ke berapa kali tapi wajah Yu memang terlihat sakit.

"Kak Fai sudah bilang setelah minum obat kau naik saja nanti kalau sudah baikan baru turun, kau ini keras kepala sekali Yu"

Yu memasukkan beberapa bunga yang sudah diikat rapih ke dalam kardus.

"Sudah deh kak jangan jadi kak Hua ke dua deh, Yu tidak apa-apa kak, ini Khan cuma flu biasa kalian ini berlebihan sekali"

SuYang mendekat.

"Emm mukamu memang kelihatan sakit Yu, pakai saja masker untuk mengurangi debu yah"

Yu mengangguk, sementara mata Fai masih melihatnya dengan tajam.

"Ih anak ini"

Toko semakin ramai, tidak mungkin Yu bisa meninggalkan toko dan beristirahat sementara yang lain sangat sibuk. Ia menata beberapa bunga dalam rak yang mulai kosong, mengisinya dengan beberapa bunga cantik beraneka rupa dan warna, beberapa di taruh di dalam ember dan beberapa yang sudah dihias akan diletakkan dalam laci agar mudah untuk dilihat.

Yu berdiri di tangga mengisi laci bagian atas saat pelanggan masuk ke dalam dan berhenti di belakangnya.

"Em permisi, apa, bunga lilinya masih ada?" suara seorang pria, Yu yang mengenakan masker karena flunya menoleh, ia terlihat tersenyum lebar dengan mata yang menghilang dan perlahan turun dengan hati-hati.

Seorang pria muda, berpakaian sangat rapih dengan wajah tersenyum ramah, tinggi dengan pundak yang lebar dan bentuk tubuh proporsional di balik balutan kaos dan rompi rajut berwarna krem, sepertinya orang baru karena Yu baru melihatnya saat itu.

"Hai, em lili warna apa? Kami masih ada beberapa yang berwarna putih dan kuning di sebelah sini, sebentar"

Yu keluar dari balik konter dan mengajak pria muda yang usianya mungkin berkisar dua puluhan itu menuju ke sisi lain toko, sementara Fai dan SuYang sibuk melayani pelanggan lainnya.

Pria muda itu tersenyum saat Yu menunjukkan beberapa ember bunga lili di antara bunga lainnya, wajahnya terlihat sumringah.

"Wah ada yah, beruntungnya"

Yu menurunkan tubuhnya berusaha mengambil ember berisi bunga yang ada di bagian agak dalam, pria itu terlihat berusaha membantunya.

"Iyah ini baru datang tadi pagi tapi karena berbarengan datangnya jadi diletakkan bersamaan, Anda butuh berapa banyak?"

Yu berhasil mengambil ember dengan ukuran sedang penuh dengan lili berwarna warni, tapi reaksi dari gerakannya membuat kepalanya tiba-tiba pusing, pandangannya sempat buram dan hampir saja jatuh seandainya pria itu tidak menahan tubuhnya.

"Akh"

Alhasil pria itu menahan tubuh Yu sepenuhnya dengan memeluk pinggangnya agar tidak jatuh, bagai adegan lambat dalam film romantis di mana pria muda itu bertemu mata dengan Yu.

"Hei hati-hati" sepasang mata abu-abu dengan bola mata besar dan bulu mata lentik milik Yu melihat pria muda itu dengan lebar, pria itu tak berhenti memandangnya hingga menelan ludah bulat, Yu tak bisa menahan diri hingga hanya pasrah saat tubuhnya ditahan pria itu.

##############