webnovel

Sikap Raka

Setelah puas berkeliling di taman Natasya mengajak Alfi untuk mencicipi makanan di kampung kuliner, tidak lupa juga ia menghubungi Sisil karena rumahnya tidak jauh dari kampung kuliner.

Sebenarnya Natasya ingin mengajak yang lain tetapi tidak jadi dikarenakan mereka pasti akan marah karena mengajak keluar secara mendadak, dan akan banyak di antara mereka yang sudah membuat janji dengan yang lainnya.

Di lihat dari beberapa story WhatsApp mereka ada yang sudah membuat janji untuk pergi bareng, dan kenapa dirinya tidak diajak oleh mereka maka jawabannya karena Natasya bukan salah satu teman akrab dari mereka.

Natasya hanya akrab dengan dua makhluk gaib yang salah satunya saat ini sedang bersamanya. Banyak yang tidak suka jika Natasya akrab dengan Alfi dan juga Raka, teman sekelas Natasya banyak yang memberikan tatapan sinis padanya bahkan beberapa adik kelasnya juga menatap sinis pada Natasya.

Alfi tidak tampan seperti Raka tetapi Alfi adalah sosok sahabat yang sangat peka jika ada sesuatu hal yang terjadi dengan temannya, karena hal itulah yang membuat Natasya akrab dengan Alfi dan ia juga sering ke kelas Alfi.

Terkadang jika Natasya malas piket kelas ia akan melarikan diri ke kelas Alfi, terkadang ia akan tidur atau apapun yang bisa ia lakukan dan beberapa temannya sudah paham. Kelas Alfi sudah seperti kelas Natasya sendiri karena setiap saat ia akan lari ke kelas Alfi jika tidak ingin belajar.

Natasya dan Alfi mengambil jurusan yang berbeda tetapi mereka selalu kompak dalam hal saling membantu tugas sekolah seperti Natasya yang selalu membantunya untuk mengerjakan tugas matematika dan Alfi akan membantunya untuk mengerjakan tugas sejarah. Kalau dalam ilmu IPA dapat di bilang simbiosis mutualisme saling menguntungkan satu sama lain.

Oke sekarang balik ke pembahasan tentang makan. Tidak tahu saat ini makan siang atau makan sore karena waktu sudah menunjukan pukul 15.10. Natasya makan dengan nikmat tanpa peduli dengan sekitar yang melihatnya heran karena Natasya makan tidak ada jaim jaimnya.

"Makan malu malu tidak akan membuat seseorang kenyang, bodoh amat dah orang mau berkata apa. Jika mereka jijik ya tidak usah di lihat dan jika mereka mengharapkan gadis manis dengan makan yang sedikit-sedikit ketahuilah aslinya mereka lebih rakus. Mereka melakukan itu demi menjaga image mereka agar tetap di pandang cewek yang cantik dan anggun." Batin Natasya

Mengapa Natasya merasa jika makan kali ini ia tidak tenang seperti biasanya, Natasya merasa jika ada yang memperhatikan dirinya ketika makan tetapi siapa? Tidak ada orang yang ia kenal di sini kecuali Alfi dan juga Sisil, selain dari mereka berdua tidak ada yang ia kenal.

Mungkin hanya perasaannya saja atau Natasya yang terlalu pede dilihatin karena gaya makannya yang seperti preman kelaparan.

Setelah mereka selesai makan, mereka masih duduk di tempat itu dan bercerita banyak hal, tidak lama ada yang datang dan duduk disamping Natasya. Natasya tanda dengan wangi parfum pria asing ini, tanpa ia tebak pasti jawabannya benar jika yang duduk disampingnya pasti dia.

Natasya menoleh kesamping untuk memastikan jika tebakannya itu benar, dan lihatlah tebakan Natasya benar dan dia juga tersenyum pada Natasya jadinya ia membalas senyumannya.

Natasya merasa heran dengan Alfi dan Sisil yang saling tatap-tatapan seolah-olah mereka sedang membicarakan sesuatu. Benar dugaannya kalau Alfi dan Sisil ingin tahu siapa pria asing di sampingnya.

Natasya saja yang sudah dua kali bertemu dengan pria asing itu tidak tahu nama dan alamat dia tinggal bagaimana caranya ia menceritakan kepada dua temannya. Mungkin saja pria itu dapat melihat Natasya yang sedang kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari kedua temannya.

Pria itu langsung memperkenalkan dirinya, dan Natasya terkejut ketika tahu namanya. Sepertinya pria itu bukan asli Indonesia karena namanya yang seperti nama orang luar negeri dengan wajah dan postur tubuh yang sangat mendukung.

Mengapa pria itu bilang kalau dia hanya pegawai swasta di perusahaa, jika dilihat dari pakaiannya sudah tidak mungkin apa lagi dilihat dari jam dan sepatu yang pria itu kenakan sudah pasti semuanya bukan barang murahan.

Natasya tidak ingin terlalu mengurusi orang lain, jika pria itu ingin berbicara maka pria itu akan berbicara nanti jika tidak ya sudah cukup memendam rasa penasaran.

Pria asing itu merapikan rambut Natasya dengan lembut, Natasya langsung berpikir dengan dua sahabatnya Raka dan Alfi yang tidak pernah memperlakukannya selembut pria asing itu. "Ya Allah aku baper dengan Om om yang disampingku, jangan sampai aku mencari tipe suami yang kaya pria asing ini." Batin Natasya bergejolak

Natasya yakin setelah ini Alfi akan datang dan marah-marah melihatnya dengan Pria lain. Apalagi mereka tidak saling akrab, dan tahu namanya baru kali ini.

Lagi-lagi tebakan Natasya benar dan kali ini ia mendapat pembelaan dari Sisil karena ia tidak suka jika hidupnya selalu di atur oleh Raka dan Alfi. Natasya merasa bosan karena sampai detik ini ia tidak mendaparkan pacar karena ulah kedua sahabatnya.

Saat Alfi dan Sisil selesai berdebat tiba-tiba saja Raka datang dan langsung marah-marah tidak jelas terhadap Rivan. Ya benar nama pria itu Rivan, sebenarnya lebih bagus di panggil Alex tetapi dia tidak suka jika ada orang lain memanggilnya dengan sebutan Alex.

Maybe Rivan masih belum move on dengan mantannya yang kemarin. Biarkan saja dia sibuk dengan masa lalunya dan Natasya akan mencoba masa depannya yang masih suram.

Lanjut lagi ke acara perdebatan Antara mas Rivan dengan Raka yang semakin menegangkan. Jujur Natasya tidak tahu jika Raka daatang kesini, merasa heran Natasya langsung menatap Alfi yang hanya mengangkat bahu seolah-olah ini bukan kesalahannya.

Natasya yakin seratus persen kalau semua ini ulah Alfi, karena jika Alfi sendiri maka ia akan kalah oleh mas Rivan dan jika Raka datang Alfi akan menonton saja tanpa ikut campur.

"Raka udah dong, jangan marah-marah." Ucap Natasya menenangkan Raka

"Gak baik kamu marah-marah sama Mas Rivan." Sambungan Natasya

"Kamu lebih membela dia di bandingkan aku, Sya. Kok Lu berubah?" Ujar Raka dalam keadaan emosi. Kalau sudah begini Natasya tidak tahu apa yang harus ia lakukan, jika membela Raka maka ia akan besar kepala karena yang salah dirinya.

"Kenapa kamu kasar sama aku? Kamu gak biasanya panggil aku dengan sebutan Lu." Ucap Natasya yang terpancing emosi karena panggilan yang dilontarkan Raka

"Natasya nggak boleh emosi, kamu harus tenang." Ucap mas Rivan menenangkan Natasya

"Nenangin boleh tapi itu tangan jangan modus dong pegang-pegang." Ucap Raka yang melempar tangan Rivan dari bahu Natasya

"Sudah siapkan makannya? Ayo kita pulang." Ucap Raka dengan menarik tangan Natasya

"Raka sakit, kamu kenapa sih kasar banget hari ini?" Tanya Natasya

"Karena Lu gatel jadi cewek." Jawabnya

Raka menarik tangan Natasya paksa untuk keluar dari tempat itu, sedangkan Alfi dan Sisil mengikuti ia dan Raka di belakang. Rivan juga mengikuti mereka bahkan ia beberapa kali mencegah Raka untuk berhenti, tetapi siapa yang tahu jika Raka sudah seperti ini maka tidak ada lagi orang yang akan di dengarnya.

Rivan tiba-tiba langsung menarik tangan Natasya dan melepaskan pegangan tangannya dari Raka, "Alhamdulillah akhirnya lepas juga." Batin Natasya berbicara

"Kamu nggak usah ikut campur, dan saya masih menghargai Anda karena Anda lebih tua dari saya. Tetapi jika anda ikut campur jangan Salakan saya jika saya tidak sopan terhadap Anda."

"Natasya Lu mau pulang atau nggak, kalau Lu masih mau disini silahkan dan saya akan bilang ke orangtua kamu jika kamu suka bwrtemi om om dipinggir jalan." Ancam Raka

Karena tidak ingin membuat masalah Natasya langsung pergi mengikuti Raka dan juga Alfi. Sedangkan Sisil ia sudah kembali kerumah nya.

"Saya harap Anda tidak datang menjumpai teman saya lagi!! Saya permisi." Ucap Raka meninggalkan Rivan.