webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#KERAJAAN
#SEJARAH
#PANGERAN

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · Lịch sử
Không đủ số lượng người đọc
240 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#KERAJAAN
#SEJARAH
#PANGERAN

153. Syarat Yang Aneh

Malam itu, Seruni sedang duduk di tepi pantai diterpa lembut angin sepoi-sepoi, segala lelahnya terbawa ke tengah lautan. Angin telah benar-benar paham

bagaimana melepaskan penat setelah

ombak juga begitu mengerti

tentang perasaan yang mungkin ada di hati. Seruni bersyukur atas keindahan yang benar-benar sedang dirasakannya. Duduk di pantai pesisir Pangandaran sambil menyaksikan rembulan emas ditemani pria yang dikasihinya, Jayendra.

Mereka duduk berdua saling merapatkan tubuhnya masing-masing. Jayendra menggenggam tangan lembut seruni dengan sesekali jemarinya mengelus-elus punggung telapak tangan kekasihnya itu. Mereka menyaksikan cahaya rembulan keemasan di angkasa selatan. Riak buih-buih ombak yang menggulung pasir putih seolah saling bergantian bersorak merayakan kehangatan suasana. Terkadang mereka saling tatap dan tersenyum.