.
"Pagi semua!" sapa Puput yang pagi itu tampak segar. Wajarlah sejak kemarin tak ada kesempatan untuk beristirahat dan membuatnya sangat kelelahan.
"Pagi!" balas beberapa orang yang sudah berkumpul dan sekarang sedang sarapan (ceritanya mereka semua berkumpul di INN).
"PUPUT!" mendadak muncul seekor beruk yang tak diundang, masuk nyelonong sambil berlari kearah Puput.
"MICHAEL!" Puput kaget bercampur senang melihat Michael dan yang lainnya tiba juga.
"PUPUT, AKU MERINDUKANMU!" jerit Michael semakin menjadi dan langsung berniat untuk memeluk Puput. Tapi seketika Puput diseret oleh Joker sehingga Michael yang sudah melompat terjatuh dan sukses mencium lantai.
"Aduh, wajahku sakit!" Michael kembali menjerit kali ini karena mukanya yang sukses nyusruk ke lantai. Puput tersenyum kecil melihatnya, membuatnya teringat akan kejadian waktu mereka pertama kali masuk SMP White Water.
.
.
.
Flashback
.
.
.
"PUPUT! AKU SENENG BANGET BERTEMU DENGANMU DISINI!" Michael dari kejauhan sudah berteriak keras layaknya gorilla lepas. Dia berlari menyeruduk dengan satu tujuan yaitu memeluk Puput.
JEDUGH!
Dengan satu kepalan tangan Jis berhasil menghentikan aksi brutal Michael. Sekarang cowok berambut pirang itu tengah meringis karena Wajahnya sukses menghantam kepalan tangan Jis.
"JIS! Kau kenapa memukulku!" omel Michael kesal sambil ngacung-ngacungin jari tengahnya ke muka Jis.
"Berisik!" balas Jis dengan singkat tapi cukup mampu membuat Michael darah tinggi.
"JIS BEJAD! Wajahku nih!" Michael tidak terima merasa diremehkan oleh Jis. Dia sudah mengambil sapu terdekat dan diarahkan kearah Jis yang tampak tenang-tenang saja.
"Ayo Put kita pergi saja dari sini. Tinggalkan saja orang bodoh itu disini" kata Jis yang sepertinya tidak memperdulikan ocehan Michael.
"Hei, aku belum selesai ngomong kembali kau!" Michael kembali ngamuk pas liat dia ditinggalin.
"Di pending aja buat tahun depan" balas Jis sambil tersenyum jahil kearah Michael.
"Brengsek!" umpat Michael yang membanting sapunya dan segera menyusul Jis dan Puput.
.
.
End flashback.
.
.
"Heh, aku menantang kau sekarang!" Michael ngamuk ke Joker sambil ngacungin jempol kakinya ke NPC itu.
"Tidak berminat" jawab Joker dengan cuek bikin Michael makin kesal.
"Berhenti bercandanya Mike!" omel Puput sambil setengah tersenyum melihat tingkah Michael.
"Karena Puput yang bilang aku nurut deh!" balas Michael langsung nyengir kearah Puput.
"Joker, apa misi selanjutnya?" tanya Puput yang kini berubah menjadi serius. Yang lain tampak juga ikut tegang dan serius.
"Pergi ke Elf village" ucapnya santai membuat para pemain yang sedang berkumpul langsung berceloteh tak karuan. Wajarlah, baru saja dari sana masa harus kembali lagi? Dipikir mereka bola sepak apa yang bisa dioper sana-sini seenak jidat.
"KEBERATAN!" jawab hampir seluruh pemain sambil ngibasin tangannya secara serentak.
"Tidak mau ya sudah. Saya bisa pergi berdua saja dengan Puput. Saya tau kalian orang-orang pengecut yang tak berani bukan?" kata Joker bikin yang lain jengkel sampai hidung mereka kembang-kempis kayak banteng yang lagi ngepul gara-gara liat warna merah.
'Ini NPC satu bener-bener ingin aku telan hidup-hidup!' batin hampir semua pemain dengan sangat nistanya.
"Hey, apa ada yang berminat untuk menggotong Joker lalu dicemplungin ke sumur?" tanya Pandu yang mukanya sudah berubah horror.
"Ide bagus, kita pendem kalau perlu" samber Dio langsung manggut-manggut. Puput hanya bisa sweatdrop melihat teman-temannya yang mulai merencanakan pembunuhan sadis terhadap NPC-nya.
.
.
.
.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya seorang gadis yang muncul secara tiba-tiba. Gadis berambut panjang itu muncul bersama Arisato, NPC miliknya. Iris mata merah muda pucat itu kini menatap tajam pada Anna dan yang lain.
"Kami hanya melakukan petualangan kecil. Tak ada larangan bukan?" jawab Tomi yang dengan cepat menjawab. Dia merasa aura disekitar gadis itu sangat berbahaya, dan dia sedang tak ada minat untuk bertarung dengan siapapun saat ini.
"Benarkah? Atau kalian punya niat tersendiri di tempat ini?" tanyanya lagi kali ini dengan nada suara yang sedikit mengintimidasi.
"Be-benar kok! Kami hanya sedang berkeliling! La-lagipula, kami sama sekali be-belum tahu mau melakukan apa" timpal Anna ikut membantu Tomi berbicara. Dia tahu atmosfer antara Tomi dan gadis itu sedang naik tensinya.
"Ada apa?" tanpa terduga muncul sosok yang Anna Kenal. Sosok itu adalah Kimi. Kimi merupakan teman satu tim Jis dalam permainan dan dia merupakan pemain yang levelnya sudah mencapai aura.
"Ah, Kimi rupanya kau. Aku hanya sedang menginterogasi tikus-tikus kecil ini. Tindakan mereka sangat mencurigakan" balas Siti dengan tatapan meremehkan.
"Apa maksudnya kau berbicara seperti itu hah!" kata Tomiyang sudah darah tinggi mendengar ucapan Siti barusan.
"Hentikan Tom!" kata Ryu yang segera memegangi temannya itu bersama dengan Andre.
"Lepaskan aku Ryu! Andre" Tomi mengamuk dan berusaha meronta dari pegangan Ryu dan Andre.
"Benar-benar orang yang tak bisa diatur dan keras kepala" sambung Siti malah semakin memanasi Tomi.
"APA!" Tomi berteriak sambil menunjuk-nunjuk Siti tidak terima Dituduh seperti itu.
"Tom tenanglah!" kata Andre sambil menarik pemuda itu menjauh dari Siti.
"Kami akan segera pergi dari sini. Ayo Tom kita pergi!" kata Ryu sambil menyeret Tomi pergi meninggalkan tempat itu.
"Kita juga harus pergi. Ayo Siti" kata Kimi yang tak lama pergi juga bersama dengan Siti.
.
.
.
.
"Aku ikut ke Elf village" kata Erik yang sepertinya tertarik untuk ikut bersama Puput dan Joker.
"Kalo gitu aku ikut!" kata Michael yang memang dari awal niatnya sudah mau menemen Puput.
"Aku ikut kalian juga!" balas Dio yang ingin sekali satu tim dengan Michael dan Puput. Dan kesempatan ini tentu tak ia lewatkan, dia merasa bakal mengalami hal seru kalau ikut bersama Joker dan Puput.
"Aku juga ikut kalian" kata Rio yang tumben tertarik.
"Sebelumnya aku membutuhkan beberapa orang untuk menunggu di Butterfly forest untuk menemui NPC bernama dark fairy" kata Joker yang meminta sebuah tim untuk pergi ke hutan itu.
"Ah, aku tak mau. Baru saja dari sana masa balik lagi" celetuk Pandu dengan malas sambil menyandarkan dirinya ke bangku.
"Biar aku saja yang kesana!" kata Rere yang memutuskan untuk pergi kesana.
"Aku ikut bersamamu. Mungkin aku bisa sedikit membantu" ucap Rama yang bersedia menemani Rere.
"Aku ikut deh! Tanganku gatal nih!" samber Hery sambil menyeringai.
"Aku juga akan ikut bersama kalian" timpal Wahyu. Begitu juga dengan Amel dan Sam yang segera bergabung dengan Rere.
"Sudah segini saja yang ikut, tidak usah banyak-banyak" kata Rama yang merasa mereka sudah cukup orang.
"Apa yang akan kami lakukan setelah bertemu dark fairy?" tanya Sam meminta Joker untuk menjelaskannya lebih spesifik.
"Ketika ada notice yang terbuka, kalian langsung berbicara pada NPC itu" balas Joker yang sepertinya dark fairy akan menjadi lawan mereka selanjutnya. "Sisanya tunggu disini sampai kami kembali. Ayo pergi" kata Joker yang kemudian pergi bersama dengan Puput, Erik, Michael, Rio dan Dio.
"Kami juga pergi" tim Rere pun juga segera berangkat.
"Semoga mereka baik-baik saja" ucap Lisa dan Reza secara bersamaan saat melihat kedua tim itu pergi menuju tujuannya masing-masing.
"Eh, Rey. Kau tidak mengikuti adikmu? Memang tidak khawatir?" tanya Pandu yang heran juga melihat sikap Rey yang cuek-cuek saja dengan adiknya sendiri.
"Tidak. Dia bisa jaga dirinya sendiri kok. Level 140 masa kalah dengan cepat? Memalukan saja!" bales Rey dengan tanpa perasaan ck ck ck.
.
.
"Ngomong-ngomong Butterfly forest itu dimana ya?" tanya Rere yang ternyata anak ini tak tau sama sekali letak hutan itu. Bener-bener dah, kagak tau tempat tapi berani mencalonkan diri jadi sukarelawan.
"Hah. Aku kira kau tau tempatnya!" kata Amel yang ternyata juga tidak tau.
"Butterfly forest ada di bawah Halloween town" balas Sam cepat, sepertinya dia lumayan tau letak-letak tempat di Neverland.
'Baguslah kalau begitu ada peta berjalan' batin semuanya sambil menatap Sam layaknya menatap sebuah harta karun terpendam.
Sekarang mereka semua menuju dermaga untuk menaiki kapal yang berlayar ke West town.
.
"Permisi, apa kapal ini akan berlabuh di West town?" tanya Rere kepada salah seorang petugas kapal yang sedang berdiri di sebuah kapal besar yang hendak berlayar pergi.
"Itu benar, kapal ini menuju West town dan akan berangkat 30 menit lagi" jawabnya seraya sambil mengecek barang bawaan dari para penumpang yang masuk.
"Baiklah, terima kasih!" jawab Rere. Dia segera berlari menuju teman-temannya yang sedang berdiri tak jauh dari loket karcis.
"Apa katanya?" tanya Amel yang sudah tidak betah berdiri lama-lama.
"Iya, kapal itu menuju West town dan berangkat 30 menit lagi" jawab Rere yang kemudian langsung mengantri dibagian loket.
.
.
.
.
.
"Apa informasi pertama dari tempat para peri?" tanya Puput yang sudah bisa menebak.
"Begitulah" balasnya dengan singkat. Puput lama-lama terbiasa menghadapi sikap Joker, baginya sama saja seperti menghadapi Jis saja.
"Oh, ya Joker. Aku ingin bertanya soal benda-benda yang kudapat? Apa maksud dari semua benda-benda itu?" tanya Puput yang baru bisa mengungkapkan rasa penasarannya sekarang.
"Daniel' hearts… Merupakan fragment dari kepingan hati Daniel yang hancur. Lalu Jis memories adalah fragment dari rekaman kejadian yang dialami oleh Jis" jawab Joker yang menjelaskan apa arti dari benda-benda yang didapatkan Puput. "Jangan banyak bertanya dulu. Kumpulkan dulu semua benda itu dan kau akan tau jawabannya nanti" sambung Joker melanjutkan kata-katanya, ketika dia melirik Puput yang hendak bertanya lagi.
"Tapi kenapa Pandora box tidak bisa dibuka?" Puput kembali bertanya setelah Joker berhenti berbicara.
"Jelas tidak bisa dibuka! Kotak itu ada kuncinya, jadi kau butuh kunci untuk membuka kotak itu" samber Rio menjelaskan secara logis. Puput langsung manyun merasa dia sudah seperti orang bodoh yang menanyakan hal yang tak penting.
"Lalu kita cari kuncinya dimana?" tanya Michael, sepertinya pertanyaan Michael lebih bermutu daripada pertanyaan Puput.
"Akan didapat pada misi terakhir" jawab Joker membuat Michael menganga lebar. Yang benar saja, untuk membuka kotak aneh seperti itu harus menunggu sampai misi terakhir dan belum lagi dia tak tau kapan misi terakhir itu tiba, mungkin hal itulah yang sedang dipikirkan oleh Michael .
.
.
.
"Sampai juga yah! Aku sudah bosan sekali stuck di Toy's city!" kata Amel sambil mengeluarkan uneg-uneg.
"Ayo cepat ke perbatasan kota" kata Hery yang sepertinya enggan berlama-lama di West town.
"Jangan buru-buru lah! Nikmati kota ini sebentar tak apa-apa, kan?" kata Amel yang dengan cepat berpisah dari Rere dan yang lainnya dan mulai berkeliling kota.
"Hahaha, sudahlah Hery. Biarkan saja dia keliling" timpal Rama yang ternyata ikut pergi tak jelas kemana.
"Oi, oi! Kenapa kau juga ikut!" kata Hery yang melihat Rama ikut berkeliling.
"Sudahlah, jangan terlalu tegang. Aku juga mau keliling" celetuk Wahyu yang tak mau kalah ikut melengos pergi. Rere dan Sam malah diam-diam sudah Tak ada ditempat. Tinggal Hery yang bingung celingukan sambil garuk-garuk kepala.
.
.
.
Diperbatasan antara Alice wood dengan Queen heart castle ternyata ada Queen Marie yang sepertinya kebetulan sedang mengatur para prajuritnya.
"JOKERRRRR!" Queen Marie yang melihat Joker muncul langsung berlari menghampirinya dengan wajah yang sangat sumringah.
"Apa kau kemari lagi karena masih merindukanku?" tanya sang ratu yang udah sukses meluk-meluk NPC berwujud badut itu.
"Kami ada urusan di Elf village" balas Joker memberitahu tujuannya untuk pergi ke Elf village bukan karena ingin menemuinya.
"Aku ikut yah!" balas Queen Marie dengan antusias yang malah kepengen ikut.
"Kami ada urusan penting. Lagipula kalau kau ikut bagaimana dengan istanamu?" kata Joker yang sepertinya sedang mencoba mencari alasan agar sang ratu tidak ikut bersamanya.
"Aku akan menyuruh Alice untuk menjaga istana, jadi semua pasti tak akan ada masalah!" jawab sang ratu dengan cepat sudah menemui solusi. Hal ini tentu membuat Joker tidak bisa mencari alasan lain, ratu yang satu ini memang selalu banyak akal dan terkadang agak keras kepala kalau sudah memiliki kemauan dan susah ditentang.
"Baiklah, kau boleh ikut" akhirnya Joker hanya bisa mempersilahkan sang ratu ikut bersama mereka. Tentu dia tak mau melihat sang ratu merengek sambil bergelayut padanya hanya karena dia ingin ikut bersamanya.
.
.
.
.
.
Di West town...
.
.
"Udah puas jalan-jalannya?" tanya Hery yang terpaksa menunggu disalah satu PUB di kota itu.
"Tak usah manyun gitu dong, kan cuma jalan sebentar" kata Amel sambil nyengir, udah puas dia jalan-jalan.
"Hm… Ayo jalan lagi!" kata Hery yang langsung dengan cepat meninggalkan PUB. Dia sudah tidak betah berlama-lama disana, maklum banyak pengunjung yang lalu-lalang dan hampir semua rata, mereka semua bau rokok dan alkohol.
.
Hery dan yang lainnya pergi menuju perbatasan hutan, tetapi sesampainya disana tim mereka dihadang oleh tiga orang yang muncul secara tiba-tiba di depan mereka.
"Eh? Rupanya ada mangsa disini" kata sosok itu yang tak lain adalah Tama, dia muncul beserta dengan Yugo dan Karin.
"Sepertinya kita kedatangan tamu disini" kata Rama yang langsung bersiaga satu begitu juga dengan yang lainnya.
"Kalian berhati-hatilah" kata Sam memperingatkan yang lainnya.
"Biar mereka aku yang hadapi" kata Rama yang berniat untuk melawan mereka seorang sendiri.
"Jangan gila Rama! Mereka tiga orang, kau bisa kalah!" kata Hery yang tidak menyetujui ide gila Rama. Apa dia sudah tidak waras mau melawan mereka seorang diri. Apalagi dilihatnya ketiga orang di depannya cukup tangguh.
"Itu benar Rama, jangan bergaya sok pahlawan!" timpal Tama sambil mengacungkan pedangnya kearah Rama dan yang lainnya.
"Benar-benar cari mati" sambar Karin dengan gaya angkuh. Sedangkan Yugo tak banyak berkomentar.
"Aku akan membantumu disini!" kata Rere dengan cepat.
"Sudahlah sana pergi ke tempat NPC itu, jangan khawatirkan kami!" kata Rama menyuruh yang lainnya pergi.
"Ayo kita pergi!" kata Sam yang bergegas memisahkan diri bersama dengan Amel, Hery, dan Wahyu.
"Hey mau kemana kalian!" Tama hendak mengejar ke-empat orang itu namun dihalangin Rama dan Rere.
"Lewati kami dulu!" ucapnya dengan serius.
"Ck, apa boleh buat! Akan kami habisi kalian baru kami akan menghabisi teman kalian! Bersiaplah!" kata Tama yang dengan cepat langsung menyerang Rama.
"Kita juga bantu, ayo Yugo!" kata Karin yang maju bersamaan dengan Yugo.
.
.
Di Toy's City Inn ...
.
.
"Aah, bosan sekali!" kata Pandu yang sejak tadi terus mengeluh tak jelas.
"Kalo bosan kenapa kau tadi tidak ikut saja" samber Rey cepat yang ikut suntuk.
"Malas dan lelah!" jawabnya singkat.
"Sejak kapan kau menjadi ketularan Rio?" tanya Rey mengangkat alisnya heran melihat Kiba yang ternyata bisa juga males.
"Tapi aku jadi penasaran misi apa yang mereka jalani" Steve nyeletuk dan memasang muka mikir, biasanya ini anak kan diem aja gak banyak komentar.
"Apapun itu kita hanya bisa berdoa semoga mereka berhasil" timpal Nisa berharap semuanya akan baik-baik saja.
"Kalau gitu aku jalan-jalan keliling kota deh" kata Pandu yang segera beranjak dari kursinya.
"Aku ikut!" samber Steve yang mengikuti Pandu, dan keduanya berjalan keluar.
.
.
"Sam, apa rak apa-apa meninggalkan Rama bersama Rere?" tanya Amel yang sedikit mencemaskan kedua orang itu.
"Tidak apa-apa, kita percayakan pada mereka" balas Sam yang terus berlari menerobos hutan untuk menemui NPC yang dimaksud.
.
.
.
"Poison needle!" Rama menyerang Tama dan yang lain dengan jarum beracun yang dia keluarkan dari mulutnya. Jurus ini merupakan jurus area efek yang menyerang target sekitar. Tapi jurus ini ditangkis dengan pedang besar milik Tama. Karin dan Yugo dapat menghindar dengan cekatan.
"Hanya segitu saja?" kata Tama meremehkan serangan Rama membuat pemuda itu berdecih kesal.
"I call upon you!" Rere yang sedari tadi diam saja akhirnya menggunakan kartu NPC miliknya untuk memanggil Uranai Kisa. Tak lama muncul sosok seorang gadis berambut panjang berwarna biru, tampak sosok itu menggenggam sebuah busur dan terdapat anak panah di belakangnya.
"Uranai Kisa siap menjalankan perintah" ucapnya, mata kuningnya menatap pada sang pemanggil.
"Memanggil bantuan ya? Tapi percuma, kami tak akan bisa dikalahkan!" kata Tama yang kelihatannya malah semakin bersemangat. Kini serangan dialihkan pada Rere. Tapi dengan cepat serangan Tama dihalau oleh Kisa.
"Shirai sune!" serangan petir berbentuk naga kini melesat kearah Tama. Tapi pemuda itu segera mengelak dengan cekatan.
"Fuh, hampir saja. NPC yang merepotkan!" kata Tama yang cukup kaget dengan serangan Kisa.
"Biar NPC dan gadis itu kami yang hadapi, kau urus Rama!" kata Karin yang sepertinya sudah menentukan lawannya.
"Terserah!" balas Tama yang langsung mengincar Rama.
"Iron punch!" tanpa banyak bicara Yugo segera menyerang Rere dengan jurus Iron punch, yaitu jurus yang dapat mengubah tangannya keras seperti besi. Rere yang lengah terkena pukulan itu, kontan gadis itu terhempas cukup jauh.
"LEMAH!" kata Karin yang langsung berlari menuju Rere yang masih berusaha berdiri, tampak darah segar mengalir hebat dari mulut gadis itu.
"RERE!" Rama berteriak lantang untuk memperingatkan gadis itu agar cepat menghindar dari serangan Karin.
Apa yang akan terjadi pada Rere? Dan misi apa yang sudah menanti Sam dan kawan-kawan?.