Naura berjalan menyusuri jalanan Rumah Sakit yang tampak gelap dimatanya. Tidak ada lagi airmata kesedihan.
Naura menunggu dengan tegar. Naura melihat dari celah kecil ruang rawat. Pria tampan yang berusaha menyelamatkan Kakak yang ingin dia pertahankan nyawanya dengan egois, tengah terlelap setelah obat penenang disuntikkan.
Naura terluka tepat dalam batinnya. Tidak akan ada yang tahu kalau bibirnya bungkam tapi bagaimana dengan orang-orang yang terlibat?
Mereka terluka pada tubuh. Terlihat oleh mata telanjang. Sedih, sudah pasti. Tapi apa kesedihan itu akan membuat sebuah keajaiban?
"Olin, ikut aku!" ucap Delice.
"Baik, Tuan!"
Naura tetap berdiri, menatap Ken yang terbalut oleh beberapa perban putih yang steril. Tangannya yang gemetar menyentuh daun pintu, keningnya bersandar pada daun pinta.
Naura tidak kuasa menatap Ken lagi. Delice membiarkan Naura seorang diri, sedangkan dia pergi dengan Olin memasuki ruang rawat yang kosong.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com