webnovel

NAMA DI KAIN KAFAN

Saat ini adalah malam Jum'at Kliwon. Suara tetes air hujan terdengar jelas dari atap rumah Seroja, yang terbuat dari genteng tanah liat. Sebuah sobekan kecil, kain kafan putih tergeletak di atas meja riasnya. Seroja mengambil sebuah silet, yang tergeletak di samping kain kafan tersebut. Sambil menyeringai sinis dan membaca mantra, yang pernah diajarkan oleh Ibunya, Nyai Ayu Rembulan. Kemudian dia mulai menyayat sedikit ujung jari telunjuknya, agar dapat mengeluarkan darah segar. Pada saat darah menetes, Seroja mulai menuliskan tujuh nama laki-laki di atas sobekan kain kafan tersebut. "Besok, aku akan menyelipkan kain kafan ini di jenazah Rembulan. Agar rohnya kelak dapat membantu aku, membalaskan semua dendam!" gumam Seroja sambil menyeringai penuh kebencian.

Ifan_Tiyani · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
284 Chs

NAFSU GENDERUWO

Narti berjalan perlahan menuju ke arah ruang tamu. Selangkangannya terasa sangat sakit pada saat berjalan.

Di ruang tamu tampak Pak Handoko, sedang duduk sambil memegang sebatang rokok dengan santainya Di samping Bosnya terlihat Pak Sanusi sedang duduk pula. Dengan menundukkan kepalanya, Narti menghampiri Bos Handoko dan berdiri di hadapannya.

"Duduk saja Narti, tidak apa-apa," ucap Pak Handoko dengan ramah.

"Ba-baik, Pak ...," jawab Narti pelan.

"Narti, sebelumnya saya mohon maaf, melihat kerjamu seharian penuh ini. Tampaknya, kamu ini tidak akan kuat bekerja sekeras itu di rumahku. Dan saya memutuskan untuk tidak jadi mempekerjakanmu di sini! Dan ini, saya kasih uang sebanyak lima ratus ribu rupiah untuk ongkos kau pulang ke kampung," ucap Pak Handoko tanpa senyum.

Narti kaget mendengar ucapan Bosnya tersebut. Seketika hatinya merasakan sakit dan sedih, Narti sangat membutuhkan pekerjaan ini, untuk membantu membiayai kedua orangtuanya di kampung.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com