webnovel

Ch. 77

Suzy merutuki kebodohan dia dan teman-temannya. Membentak senior? Jika mereka masih SHS tak apa, ini mereka sudah kuliah. Kampus bung! Kampus. Habislah sudah mereka oleh para senior.

"Sudahlah. Apa lagi yang kau pikirkan. Biarkan saja. Kita berlima ini mahasiswa-mahasiswi tanggung sepanjang masa." Ujar Baekhyun seraya menyeruput susu stoberrynya.

"Ah iya, sebagai tanda telah bergabungnya Kai bersama kelompok kita. Kai akan mentraktir kita!" Seru Chanyeol, merangkul bahu Kai lalu mencolek dagunya.

"Kenapa kau begitu begitu menjijikan, Yoda!" Sungut Kai. Melepaskan rangkulan Chanyeol lalu menggelengkan kepalanya tak percaya. Bagaimana ia bisa bergabung dengan kelompok abal-abal tak karuan ini.

"Ayo ke mading. Aku dengar sudah ada kelompok untuk masa orientasi besok." Ajak Jiyeon bangkit dari duduknya. Menarik lengan kemeja Kai dan merangkul bahunya. Interaksi antar sahabat baru. Bagitu katanya.

**

"What the hell!" Pekik Baekhyun. Menunjuk-nunjuk papan mading dengan wajahnya yang luar biasa mengerikan. "Pembimbing kelompokku si Jung Yunho Yunho keparat itu?!" Pekik Baekhyun tak terima. Ingin sekali rasanya ia mencabik-cabik kertas di depannya ini dan membuangnya lalu membakarnya.

"Saksikan perang dunia antara aku dengan si Taeyon Taeyon terkutuk itu!" Tekad Jiyeon. Bagaimanapun ia harus membalaskan dendamnya.

"Kami... entahlah. Shim Changmin. Aku dengar dia sepupu Yunho." Bisik Suzy pada Kai. Memperhatikan teman-teman kelompoknya yang lain bersama Chanyeol dan Kai.

Dan mata Suzy langsung terbelalak tak percaya, Eunji. Si manusia itu satu kelompok dengannya, si wanita dengan obsesi tinggi terhadap Sehun.

"Ayo pulang. Tak ada lagi yang perlu kita lakukan. Lebih baik mempersiapkan untuk peralatan besok." Ajak Kai.

"Aku tak akan mempersiapkan apapun! Aku tak sudi di atur-atur!" Ujar Jiyeon. Berlalu dengan tangan yang terselip di dalam saku celana jeansnya.

"Ayyy tunggu! Aku juga!" Pekik Baekhyun. Bahkan ia melompat-lompat kegirangan saat ini. Mensejajarkan langkahnya dengan Jiyeon lalu merangkul bahu gadis itu.

"Kalau begitu kita juga!" Kini giliran Chanyeol dan Suzy. Menarik tangan Kai untuk menyusul dua sahabatnya yang lain lalu tersenyum bahagia.

Membuat pelanggaran itu memang hal terindah.

**

"Apa Oh Sehun ada?" Tanya Suzy pada resepsionis di perusahaan besar itu. Menunggu dengan senyuman kecil saat sang karyawan mencoba untuk menelfon Sehun.

"Ada, Nona. Presdir mengatakan jika langsung saja masuk ke ruangan beliau."

Suzy mengangguk, membungkuk seraya mengusapkan terima kasih dan berjalan menuju lift.

Entahlah. Dia hanya ingin bersama Sehun akhir-akhir ini. Dan Suzy rasa menjadi presdir itu tidak terlalu sibuk. Mungkin?

Tok... tok... tok...

"Masuk!" Suzy membuka perlahan pintu di depannya, menyembulkan kepalanya diantara celah pintu yang memperlihatkan Sehun sedang sibuk dengan dokumen-dokumen miliknya. "Letakan saja di mejaku." Perintah Sehun. Tak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari lembar-lembar yang akan menghasilkan uang milyaran won itu.

"Aku ini bukan pengantar berkas-berkasmu wahai, Tuan presdir." Sungut Suzy tak terima. Baik hati sekali suaminya ini ya.

Bukannya merasa bersalah, Sehun malah tertawa kecil. Melepaskan kaca mata bacanya lalu melirik Suzy sekilas. Tumben sekali manusia pelanggar aturan ini datang ke kantornya bukan?

"Apa yang membuatmu untuk datang ke kantorku wahai, Nona pelanggar aturan?" Tanya Sehun dengan nada menyindir khasnya. Ia tau istrinya itu sedang menyumpah serapahi dirinya saat ini.

"Ingin mengacaukan kantormu?" Tawar Suzy. Duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Sehun lalu berdecak kesal.

"Apa tak ada makanan di ruanganmu?" Tanya Suzy. Membongkar isi tasnya berharap ia menemukan sesuatu yang bisa dimakan mungkin? Sayangnya yang ia temukan hanya sebuah ponsel, novel, dan sebatang pena.

"Ini ruang kerja bukan minimarket! Apa lagi supermarket!" Sungut Sehun. Melepas jasnya lalu berjalan menuju Suzy yang hanya bersungut-sungut menatapnya saat ini.

"Bagaimana kuliahmu?" Tanya Sehun. Menyesap teh hangatnya lalu meletakan kembali di atas meja.

"Tidak terjadi apa-apa selain insiden coklat panas. Hanya mencatat untuk keperluan masa orientasi besok." Ujar Suzy. Merebahkan tubuhnya di sofa lalu meletakan kakinya di atas paha Sehun.

Istri idaman sekali bukan?

"Dan kau sudah menyiapkannya?" Tanya Sehun lagi. Mengangkat tangannya dan menyentil tulang kering Suzy. Seenak jidatnya saja menaruh kaki di atas celana kerja mahal miliknya.

"Akh. Sakit!" Sungut Suzy. Mengusap kakinya dan memukul lengan Sehun. Punya suami tak berperasaan sekali. "Aku tak mencatat apapun. Tak menyiapkan apapun. Dan tak akan datang dengan tampilan bodoh seperti yang mereka suruh. Enak saja menyuruh istri CEO berpenampilan konyol seperti itu!" Suzy bersungut-sungut. Menekan-nekan dan menusuk-nusuk bantal sofa yang ia jadikan bantalan untuk kepalanya saat ini.

"Kenapa? Bukankah itu menyenangkan?" Tanya Sehun. Menarik tangan Suzy agar gadis itu bangkit dari posisinya saat ini agar duduk di sebelah Sehun.

"Itu tidak menyenangkan!" Adu Suzy. Merebahkan kepalanya di atas paha Sehun lalu menelusupkan kepalanya pada perut ber-abs milik Sehun. Tak hanya itu, Suzy malah melingkarkan seputaran tangannya pada pinggang Sehun. Membuat pemuda itu tersenyum lalu mengusap kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Sehun, mengusap sayang kepala Suzy lalu terkekeh kecil.

Suzy hanya menggeleng, semakin menelusupkan kepalanya pada perut ber-abs milik Sehun. Ia bahkan menghentak-hentakan kakinya pada sofa milik Sehun. Bahkan ia berteriak kesal, meski tetap saja teredam oleh perut kotak-kotak Sehun. Suzy kesal, benar-benar kesal.

"Aku tidak mau Sehun. Mereka jahat! Mereka pasti akan menghukumku nanti!" Rengek Suzy kesal. Bahkan sesekali ia menggigit perut Sehun gemas.

"Ingin jalan-jalan?" Tawar Sehun.

Suzy menengadah, menatap Sehun dengan tatapan anak anjingnya lalu mengangguk lucu.

"Kalau begitu. Tunggu jam pulang kerjaku oke? Apa tak masalah?" Tanya Sehun masih tetap mengusap kepala Suzy. Mencubit pipi Suzy lalu tersenyum lembut saat anggukan ia dapatkan.

"Ternyata Sehun profesional sekali ya!" Puji Suzy tulus, bahkan ia memperlihatkan eye smilenya pada Sehun saat ia tersenyum manis.

"Tentu sayang. Tunggu di sini oke. Aku harus menandatangani beberapa berkas lagi." Pinta Sehun, mengecup sekilas dahi Suzy lalu mengambilkan sebuah bantal sofa guna ia jadikan sebagai bantalan untuk kepala Suzy.

"Sehun fighting Sehun fighting!!" Suzy berseru bahagia, bahkan ia menari-nari tak jelas untuk menyemangati Sehun. Berputar-putar lalu kembali berteriak gila bagai anggota cheerleaders.

Untung saja ruangan Sehun itu kedap suara. Jika tidak? Mau bagaimana reaksi para karyawan Sehun, apa lagi Suho yang bersemangat sekali jika berbau dengan hal-hal yang menggoda Sehun.

"SEHUUUUN SAYANG FIGHTING!!! AKU MENCINTAIMU! SELALU! SELAMANYA!"

Suzy berteriak lagi, bahkan lebih keras. Melompat bahagia lalu melayangkan flying kiss terbaiknya.

TBC

THANK U

SEE U NEXT CHAP

DNDYP