webnovel

Ch. 151

Xukun, Jesper, dan Lucas tengah berkutat dengan ponsel masing-masing. Saling diam dengan sebungkus besar cemilan di pangkuan mereka bertiga.

Drrtt...

Drrttt...

Benih Unggulan (3).

Prince Jes : brshkn smph kln.

The Next Wakanda's King : waaw, tulisannya di sensor. Hmmm, konten dewasa.

The Most Manly KunKun : dasar otak Miyabi! Enyah kau!

The Next Wakanda's King :  hmm ada sefruit hubungan apa kalian berdua?

Prince Jes : brsk!

The Most Manly KunKun : musnah kau! Dasar otak plastik!

Prince Jes : SAMPAH KALIAN!

The Most Manly KunKun : hah?

The Next Wakanda's King : lelah pangeran melihat ketikan dirimu wahai Kakanda.

The Next Wakanda's King : tusuk dua.

The Most Manly KunKun : apa yang kau tusuk dua?

The Next Wakanda's King : tega! Cukup akhiri sampai di sini. Hatiku sudah terlalu sakit!

"Nyam... nyam..." Jesper merasakan hawa-hawa bahwa sebentar lagi akan terjadi drama menjijikan antara mereka bertiga. Bukan bertiga sebenarnya. Lucas dan Xukun yang lebih mendominasi sebenarnya.

Drrtt...

Drttt...

Benih Unggulan (3).

The Next Wakanda's King : sayang, hanya sebatas itu rasa cintamu?

The Next Wakanda's King : bagaimana dengan anak yang saat ini tengah tumbuh di perutku?

The Most Manly KunKun : najis!

The Most Manly KunKun : anak itu di rahim idiot!

The Next Wakanda's King : diam kau dasar perebut suami orang!

The Next Wakanda's King : musnah kau!

The Next Wakanda's King : apa kau puas setelah merebut kebahagiaanku? Hah?

The Most Manly KunKun : hmmm ingin dianjingkan ternyata.

The Most Manly KunKun : tidak, sebelum aku bisa melenyapkan anak dalam perutmu!

Prince Jes : anak itu di rahim idiot!

The Most Manly KunKun : hmmm, main copy kuadrat kamu ya.

The Next Wakanda's King : menJYIJWIQCKAN!!!

Jesper menghela nafas lelah, sudah ia duga jika akhirnya akan seperti ini. Hhh, lelah pangeran. Bathin Jesper.

Sret.

"Mau kemana kau?" Tanya Lucas seraya menunjuk Jesper dengan kakinya.

"Tidur."

Yang menghuni rumah untuk hari ini hingga minggu depan hanya mereka bertiga, di tambah dengan si muka roti tawar, Oh Jinyoung.

Ah, berbicara tentang Jinyoung. Remaja itu saat ini tengah berada di tempatnya Baekyonce. Belajar alat musik mungkin?

Sret.

Sret.

"Kami ikut!" Seru Xukun dan Lucas bersamaan. Meletakan makanan mereka begitu saja lalu menyusul langkah Jesper yang sudah akan menaiki anak tangga pertama.

"Sampah kalian bereskan!" Sungut Jesper tanpa membalik badan. Mata Jesper itu banyak. Yang di tengkuknya bahkan juga ada.

"Ooh, jadi itu yang kau maksud." Nah, otak yang isinya hanya angin ya ini, contoh nyatanya.

**

Haowen tengah duduk manis di kursinya. Melihat keluar jendela dengan tangan yang menunjuk-nunjuk lautan biru yang membentang di bawahnya.

"Daddy, apa itu dalam?" Tanya Haowen pada Sehun. Membuat si pria dewasa yang akan menutup matanya kembali terjaga karena suara putra kesayangannya.

"Hmm, dalam. Haowen ingin tenggelam di sana?" Sehun balik bertanya dengan pandangan mata yang juga mengarah keluar jendela.

Menggeleng cepat. Haowen beralih menatap Sehun dengan binar mata yang berubah serius. "Jika daddy dan hyung berenang di thana haruth memakai bebek karet milik Haowen. Mengerti?"

Sehun ingin terpingkal saja rasanya. Bebek karet? Bukannya tidak mau, bebek karet itu yang bahkan akan menyangkut di betisnya nanti. Baru akan berenang, kepalanya duluan yang akan tenggelam di makan air laut.

"Daddy, berhenti tertawa! Haowen theriuth!" Kesal Haowen menatap Sehun tajam.

Ini pria tua di perhatikan malah tertawa!

"Oke oke, daddy mau. Hanya saja bebek karetnya yang tidak mau daddy pakai." Ujar Sehun dengan tangan yang mengusak lembut surai sehitam gagak milik Haowen.

"Tidak mau? Kenapa?" Heran Haowen. Bebek karetnya saja baik-baik saja saat beberapa hari yang lalu dia pakai berenang di kolam halaman belakang bersama para hyungnya dan dua manusia tambahan lainnya.

"Apa karena daddy terlalu berat?" Gumam Haowen. Kepalanya tengah memikirkan berbagai cara agar daddy dan para saudaranya itu bisa menggunakan bebek karet saat mereka berenang di laut nanti.

"Daddy jangan khawatir, kita akan membuat yang bethar nantinya. Oke?"

Sehun mengangguk patuh. Mencium puncak kepala Haowen yang hanya tersenyum bangga akan ide yang baru saja melintas di otaknya.

"Daddy." Panggil Haowen lagi.

"Hmm?"

"Apa mommy bisa berenang?" Tanya Haowen. Entah kenapa, tiba-tiba saja Haowen penasaran akan sosok perempuan yang sudah melahirkannya itu.

"Mm berenang?" Ulang Sehun. Mengulang-ngulang lagi memorinya dan Suzy yang berhubungan dengan air.

Berenang ya, pikir Sehun dalam diam.

"YA! YA! YA! OH SEHUUUN!" Pekik Suzy saat Sehun tiba-tiba saja menarik dirinya untuk masuk ke kolam renang.

Suzy sebenarnya tidak masalah dengan itu. Suzy bisa berenang, hanya saja jika di kolam yang airnya sebatas mata kaki Suzy, atau lutut, atau maksimal sebatas pinggangnya. Tak masalah, Suzy sudah profesional dengan itu.

Ini?! Sehun saja tenggelam jika berdiri di tengah kolam, apa kabar dengan dirinya yang hanya sebatas bahu Sehun. Tinggal nama sudah dia.

Say good bye!

"YA! YA! YA! OH SEHUUUN!" Pekik Suzy lagi.

Buk.

Buk.

Buk.

Memukul-mukul punggung Sehun yang saat ini tengah menggendongnya ala koala.

"Aku tidak mau! Aku tidak mau! Oh Seeehuuuuun!"

"Jangan berteriak di telinga, Ya Tuhan!" Erang Sehun santai. Kembali berjalan di dalam kolam yang saat ini airnya sudah mencapai batas dada Sehun.

"Aku tidak bisa! Ini bukan keahlianku!" Pekik Suzy tak mau tau.

"Sehuuuuun!" Memekik sejadi-jadinya saat Sehun hanya terkekeh santai dengan tangan yang melingkar di pinggangnya.

Suzy kesal tentu saja, dia sudah hampir mati ketakutan seperti ini dan Sehun dengan santainya berjalan dengan tangan yang melingkar di pinggangnya dan bibir laknat itu yang masih sempat-sempat menggodanya.

Grep.

Melingkarkan lengannya dengan kekuatan penuh di leher Sehun dan kaki yang melingkar erat di pinggangnya. "Sehun." Cicit Suzy.

"Aku tidak bisa bernafas." Ujar Sehun, santai.

"Jantungku sudah berhenti berdetak sejak tadi. Bagaimana ini?" Lirih Suzy. Kentara sekali jika gadis itu tengah ketakutan saat ini.

"Aku menjagamu. Tidak perlu khawatir." Ujar Sehun.

Blush.

Jantung sialan! Maki Suzy. Sempat-sempat berdegup sekencang ini di situasi yang genting. Sehun pasti merasakannya. Dadanya mereka menempel sekarang.

"Turunkan kakimu." Suruh Sehun seraya menepuk-nepuk kaki Suzy yang masih melingkar di pinggangnya. Erat.

"Tidak!" Suzy menggeleng panik. Apa kabar dengan nyawanya nanti?

"Aku tidak akan melepaskanmu. Aku janji." Ujar Sehun seraya terkekeh kecil. Lucu saja jika melihat kondisi mereka sekarang ini.

Entah siapa yang dengan semangat menantangnya untuk mencebur ke kolam tadi.

Ya Suzy bodoh memang, sudah tau skill berenangnya D kronis, sok-sok menantang Sehun yang punya sejuta skill Dewa yang tersembunyi. Seperti ini akhirnya.

"Sehun, kita pulang saja." Bisik Suzy dengan nada memohon.

"Tidak. Sekarang lepaskan kakimu." Suruh Sehun bersikeras.

"Jika aku lepaskan bagaimana aku berjalan nantinya?" Kesal Suzy. Bagaimana cara melepaskan kakinya yang sudah terangkai sempurna ini?

Plak.

Menepuk jidatnya dramatis, Sehun menggeleng prihatin. Ini otaknya isinya apa? Angin? Atau memang tidak ada?

"JANGAN LEPASKAN TANGANMU!" Pekik Suzy kesal.

"Oh oke oke." Sehun terperanjat kaget. Ia sampai lupa jika masih ada anak koala yang sedang bergelantugan di dadanya.

"Turunkan kakimu dan mari kita belajar, sayang." Pinta Sehun lebih lembut. Siapa tau saja sudut hati terdalam Suzy luluh dengan suaranya ini.

"Tidak akan melepaskanku?"

"Tidak."

"Janji."

"Iya."

Haowen mengangguk-angguk saat Sehun sudah selesai dengan ceritanya. Hhmmm, mommynya tidak bisa berenang ternyata.

"Daddy, ajari Haowen berenang." Pinta Haowen dengan menggebu-gebu.

"Bukannya Haowen bisa?" Goda Sehun. Iya, Haowen bisa, dengan bantuan bebek karetnya tentu saja.

"Tanpa bebek karet."

"Baik-baik."

**

"Oh Sehun sialan! Aib milikku lagi yang dia ceritakan!"

TBC.

SEE U NEXT CHAP.

THANK U.

DNDYP.