webnovel

My Lovely Devil

Karena sebuah insiden, mempertemukan antara sang pewaris mafia dan perempuan cantik nan imut. Dan di situlah kisah cinta mereka dimulai.

NurAzilawati_ · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
1 Chs

Bab 1 Insiden Air

Dia adalah laki-laki yang tampan, namun berkepribadian angkuh, dingin, dan bahkan dia merupakan keturunan orang kaya. Namanya adalah Sebastian Zander.

Zander merupakan pewaris kedua keluarga Sebastian dan keluarga Zander ini juga merupakan kelompok Mafia terbesar di Rusia, termasuk di ibukota Rusia yaitu Moskow.

Nama mafia mereka adalah Light Eagle. Light Eagle juga pemegang penuh daerah Rusia.

Sang kakek, yaitu Sebastian Heston sudah pensiun dan diganti kependudukannya oleh anak laki-lakinya, yaitu Sebastian Luis, ayah Zander. Sedangkan sang sulung, Sebastian Alvin lebih memilih untuk melanjutkan perusahaan dari organisasi atau lebih tepatnya dari keluarga Sebastian.

Karena darah seorang mafia lebih dominan mengalir di dalam dirinya dari pada kakaknya. Sehingga, setelah Ayah nya pensiun nanti, yang akan dilantik tentu nya adalah Zander.

Karena parasnya yang tampan bak pangeran yunani kuno dan juga kehebatannya sebagai pewaris mafia terbesar, Zander digandrungi banyak orang. Baik perempuan maupun laki - laki, baik tua maupun muda.

Karena dia adalah seorang pewaris mafia, tentu tidak heran jika ia mempunyai banyak anak buah atau pengikut yang bisa dia perintah sesuka hati. Walau pun seperti itu, Zander tidak melakukannya. Dia adalah tipe orang yang jarang menggunakana kekuasaannya sendiri.

Selain tampan dan kaya, Zander juga memiliki otak yang pintar. Dia selalu mendapat juara umum dari kecil. Ia juga bersekolah di salah satu sekolah ternama di Moskow yang termasuk sekolah di bawah nama keluarga Sebastian. Artinya itu merupakan sekolah milik keluarga Sebastian dan juga milik Zander.

Zander juga memiliki beberapa perusahaan dan usaha yang dia dirikan sendiri.

Zander berjalan di koridor sekolah seperti biasanya. Semua orang menatap dia, ada yang kagum, tidak suka, takut, ataupun iri.

Kagum, mungkin itu dari tatapan memuja kaum perempuan kepada Zander.

Tidak suka dan iri, mungkin karena kesempurnaan yang dimiliki Zander.

Takut, saat baru pertama masuk sekolah, dia telah menghajar kakak kelas yang mencari masalah dengannya. Kakak kelas tersebut, dengan seenaknya menyenggol bahu Zander dengan kasar. Opp, tentu Zander tidak terima, lalu dia menghajar kakak kelas itu sampai tak terlihat mata, hidung, dan mulutnya. Jadilah dia mendapat sebutan The Devil Black.

Zander sedang berjalan santai seorang diri di sepanjang koridor menuju kelasnya. Tiba - tiba, insiden kecil terjadi padanya. Seseorang yang entah siapa dengan beraninya menyiram dia dengar air, sehingga membuat seragam Zander menjadi basah semua.

Byuuuuurrr ...

Zander sudah akan memaki atau membunuh orang yang menyiram nya dengan air, tapi dia menelan kembali makian yang ingin dia keluarkan dan mengurungkan niatan untuk membunuh saat melihat makhluk di depannya ini.

"Maaf, maafkan aku," kata orang tersebut pada Zander dengan kepala menunduk.

"Jika berbicara itu lihat wajah lawan berbicaramu, bodoh!" maki Zander.

"Hei! Siapa yang kau panggil bodoh, dasar brengsek! Berani sekali kau bilanga aku bodoh?" kesal orang tersebut yang merupakan seorang perempuan dengan rambut ikal pendeknya dan pipi chubby serta bibir yang ranum, membuat Zander tidak fokus saat tak sengaja melihatnya.

"Kalau tidak bodoh, lalu apa? Hanya orang bodoh yang berjalan saja masih menabrak orang," kata Zander lagi, tidak lupa kata 'bodoh' yang terselip di sana.

"Kau! Aku punya nama dan namaku adalah Amanda Robert. Jadi jangan seenaknya memanggilku bodoh!" teriak perempuan yang memperkenalkan dirinya dengan nama Amanda itu sambil mengentakkan kakinya kesal.

Zander hanya menanggapi dengan wajah datar andalannya. Namun, di dalam hati dia tersenyum dan sedikit terkejut, karena ternyata masih ada orang yang berani dengannya di dunia ini.

'Baru kali ada orang yang tidak takut padaku,' batin Zander.

"Kau tidak kenal padaku?" tanya Zander.

"Cih! Kenal padamu? Untuk apa juga aku harus mengenal manusia Pante Ayam sepertimu?!" balas Amanda dengan tatapan dan seringai mengejek ke arah Zander.

Zander yang mendengarnya tentu kesal dan berkata, "Apa kau bilang, Pantat Ayam?! Aku ini tampan dan keren, karena ulahmu lah yang membuatku menjadi seperti ini."

Memang, kondisi Zander terlihat tidak begitu baik. Rambutnya sedikit lepek karena terkena air dan bajunya juga basah sehingga samar - samar terlihat sixpack di dalam sana. Yah, terlihat ... sexy.

Untungnya, koridor sudah sepi sejak tadi. Kalau tidak, ini akan menjadi tontonan menyenangkan bagi orang - orang terutama kaum hawa.

"Aku tidak peduli. Tentang masalah baju itu aku minta maaf. Aku tidak sengaja, kau tau itu," terang Amanda dengan wajah sedikit penyesalan.

"Apanya yang aku tahu?! Aku baru saja bertemu denganmu di sini, jadi bagaimana aku tahu kau sengaja melakukannya atau tidak," elak Zander dengan wajah kesal terpajang di wajahnya yang tampan. Padahal, dia menikmati membuat perempuan di depannya ini kesal. Wajah kesal Amanda itu di mata Zander sangat lah menggemaskan.

Amanda diam tidak menghiraukan kicauan Zander. Dia sudah kesal dengan ucapan Zander, walaupun apa yang dikatakannya itu benar.

Amanda Robert adalah anak tunggal dari pasangan Harry Robert dan Liana Robert. Dia anak yang cantik, ceria, dan sedikit galak.

Hari ini adalah hari yang sangat sial baginya, karena baru tiba di sekolah barunya ini, dia sudah mendapat hukuman dari guru killer nya untuk membersihkan toilet sekolah. Tentunya hanya toilet perempuan. Penyebab Amanda dihukum adalah dia tidur di kelas saat jam pelajaran guru killer ini berlangsung.

Saat malam sebelum masuk sekolah, Amanda begadang menonton drama korea yang sedang hitz tahun ini. Apalagi, pemainnya adalah Lee Min Ho, salah satu aktor korea favorit Amanda. Tentu dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk melihat idolanya berdrama ria. Esoknya inilah yang terjadi. Mendapat hukuman dan mendapat masalah.

Dan lebih sialnya lagi, Bella Swan yaitu teman Amanda di sekolah baru ini, mengejek dia dengan tawa yang sangat puas.

Haish, itulah teman. Mereka akan menertawakan penderitaan teman lainnya terlebih dahulu hingga puas, barulah mereka menolongnya.

Alhasil, itu membuat Amanda kesal dan berniat menyirami Bella, tapi bukan temannya yang ia siram, malah makhluk Pantat Ayam menyebalkan seperti orang di depannya ini.

Dan jadilah masalah di atas terjadi.

"Bodoh, kau harus tanggung jawab." Tiba - tiba suara baritone terdengar lagi melewati telinga Amanda.

Suara ini membuyarkan Amanda yang ternyata sedari tadi dia melamun. Kemudian Amanda menatap laki-laki di depannya dengan kesal.

'Cih, benar - benar menyebalkan manusia satu ini. Bolehku mutilasi tidak, ya?' batin Amanda

"Tanggung jawab apa?" tanya Amanda pada Zander.

"Mudah, kau hanya perlu menjadi kekasihku saja dan aku tidak menerima penolakan," jawab Zander dengan seringai licik terpatri di wajahnya yang tampan.

"Hah?! Kau sudah gila? Namamu saja aku tidak tahu dan kau memintaku untuk menjadi kekasihmu? Cih, yang benar saja," kata Amanda dengan amarah yang membara.

"Namaku Sebastian Zander dan mau tidak mau, mulai detik ini kau menjadi kekasihku," kata Zander mutlak kepada Amanda.

"Apa - apaaan itu, brengsek?! Aku tidak mau!" Amanda tentu saja menolak. Dia tidak ingin menjadi kekasih seseorang yang tidak jelas, apalagi orang semenyebalkan seperti Zander ini.

"Sudah aku bilang, sayang. Aku tidak menerima penolakan." Zander berkata dengan tegas dan mendominasi. Kali ini aura intimidasi yang keluar darinya membuat Amanda menciut seketika. Dan entah sejak kapan, Amanda sudah terkurung di antara lengan Zander.

"Ba-baiklah, tapi d-dengan s-s-syarat." Amanda berkata dengan terbata. Dia akhirnya terpaksa untuk menyetujui permintaan Zander, karena dia tahu jika Amanda menolak pun Zander akan mendesak dia untuk menerimanya. Entah bagaimana caranya itu.

"Hn." balasan singkat, padat, dan tidak jelas.

Amanda yang mendengarnya mengernyitkan alisnya tidak paham, tapi dia anggap 'hn-nya' Zander, Amanda anggap sebagai jawaban, iya.

"Begini, kau harus memenuhi semua permintaanku dan jangan pernah kasar padaku, setuju?" tanya Amanda sambil menatap Zander penuh harap.

"Baik, aku setuju dan kau juga harus mengikuti semua perintahku. Bagaimana?" Zander bertanya dengan seringai licik.

Melihat seringai Zander, Amanda merasa kesal. Seolah - olah dibalik seringai itu menyimpan banyak rencana yang tidak Amanda ketahui.

'Cih, aku tidak takut dengan seringai menyebalkanmu itu. Heh, kita lihat apa yang kamu lakukan.' batin Amanda.

"Oke, deal," jawab Amanda.

"Bagus, mulai sekarang kau harus menciumku di bibir dan tidak ada penolakan." Perintah Zander sambil jarinya menunjuk ke bibirnya yang sexy.

Amanda langsung kaget akan permintaan Zander. Dia membelalakkan matanya yang bulat dan tampak menggemaskan saking kagetnya. Amanda tidak setuju dengan permintaan Zander itu dan berkata,"Tidak! Apa-apaan itu. Aku ti-"

Belum selesai Amanda berucap sudah dipotong oleh Zander. "Sudah aku katakan, tidak ada penolakan, sayang."

"Tapi.." Amanda sudah ingin berkata lagi, tapi lagi - lagi dipotong oleh Zander.

"Bukankah kau sudah setuju dengan ucapanku tadi?"

"Hah, baiklah aku setuju." Akhirnya Amanda setuju dengan enggan. Dia harus merelakan bibirnya yang imut ini di kiss-kiss oleh Zander, yang sekarang menjadi kekasihnya.

Zander tentu puas dalam hatinya. Entah mengapa dia meminta Amanda yang notabenenya perempuan yang baru dia kenal untuk menjadi kekasihnya. Sesuatu di dalam dirinya menyuruh Zander untuk memiliki Amanda.

Apalagi, sejak tadi dia ingin merasakan bagaimana rasa bibir Amanda yang terlihat manis dan imut itu. Bibirnya yang merah merekah alami itu, mengundang Zander untuk merasakannya.

"Ingat sayang, saat kau pergi atau saat kau meminta izin, bahkan hanya pergi ke kantin ataupun bertemu dengan temanmu, kau harus menciumku," ucap Zander.

"Dimana pun tempatnya, walaupun di depan keluargamu sekali pun, kau harus menciumku," ucapnya lagi dengan aura dominasi yang menguar dari tubuhnya dan alimat terakhir dari Zander ini terdengar tidak masuk akal.

"Kau! Tidak mungkin di depan keluargaku aku harus menciummu? Cih, kau gila." kesal Amanda.

"Aku tidak peduli." Zander masa bodoh dengan perkataan Amanda. Terpenting dia bisa mencecap bibir Amanda selalu.

Amanda hanya mampu menelan ludahnya pelan. Dia menyesal sekarang.

'Aagh! kenapa aku bodoh sekali?!!' batin Amanda frustrasi.

Mata bulat Amanda menatap Zander kesal, lalu dia menghela napas."Hmm, baiklah." Amanda pasrah.

"Baik, untuk kali ini sudah selesai. Sampai bertemu nanti lagi, sayang," ucap Zander sambil mengelus lembut rambut pendek Amanda kemudian mengecup bibirnya.

'Manis.' batin Zander senang.

Setelah itu, Zander melenggang pergi meninggalkan Amanda yang mematung di tempat. Dia terkejut dengan apa yang dilakukan Zander tadi.

Amanda menyentuh bibirnya dan seketika wajahnya memerah. 'Sial! Laki - laki brengsek itu. Haish!!'

Haaaaaaiiiii. Selamat datang di cerita aku. Semoga kalian enjoy baca ini. Kalau kurang greget, maaf lah ya?. Nanti aku beljar lagi, biar lebih baik.

NurAzilawati_creators' thoughts