webnovel

BAB 1 Tembakan Nyasar.

Sore Hari, di sebuah SMA terkenal di Semarang.

Di lapangan basket outdoor, sekelompok orang berjumlah 30 orang sedang berdiri diam di bawah sinar matahari yang masih cukup terik karena masih jam 3 sore. Mereka berdiri diam dengan posisi siap tegap, di depan mereka ada seorang remaja berusia 17 tahun yang menjadi pemimpin kelompok ini, mereka adalah anggota angkatan 19 dari organisasi ekstrakulikuler Paskibraka. Dia lalu memberi perintah yang dimana suaranya bisa di dengar sama hingga gerbang depan sekolah.

" Perhatian! untuk Angkatan 19, Pimpinan saya ambil alih. Siap, Gerak!." Perintah remaja itu, lalu melirik semua anggota di depannya yang sudah siap. Lalu dia memberi perintah lain lagi. " Lencang Kanan! Gerak! Luruskan!."

Lalu semua anggota di depannya melakukan gerak lencang kanan untuk merapikan barisan, dimana shaf depan melencangkan lengan kanan diikuti dengan kepala yang menoleh ke kanan, lalu anggota di shaf belakang meluruskan sesuai depannya. Shaft ke dua dan tiga paling pojok dekat dengan penjuru barisan melencangkan lengan ke depan agar baris sebelahnya merapikan kelurusan shaft.

Dengan hitungan " 1, 2, 3" shaft dua dan tiga yang dekat penjuru kanan langsung menurunkan lengan mereka bersamaan dengan aba - aba " Shuu", setelah semua shaf dan baris rapi remaja itu memberi perintah lain. " Tegak! Gerak!."

Diikuti dengan turunnya lengan setiap anggota di shaft depan dan belakang mereka menoleh ke depan, setelah menoleh ke arah pemuda itu yang merupakan komandan peleton paskibraka mereka. Sang Komandan lalu memberi perintah.

" Sebelum memulai latihan. Berdoa, Dimulai!." Ucap remaja yang menjadi pemimpin. Setelah 2 hingga 3 menit berdoa, remaja itu mendongak dan memeri perintah lain.

" Berdoa, Selesai! Istirahat Di tempat!." Semua anggota melakukan perintah istirahat di tempat bersama dengan remaja itu, setelah itu seorang pemuda berusia sekitar 24 tahunan mendatangi mereka. pemuda itu adalah instruktur dan juga alumni dari angkatan atas yang diberikan mandat melatih juniornya.

" Baik, dengar semuanya. Hari ini latihan dengan baik dan lebih niat dan bulan ini akan diadakan seleksi anggota lomba. calon anggota akan saya nilai sendiri bersama Kak Arman ,disana." Ucap intruktur itu menunjuk seorang pemuda lain dengan pakaian hijau dengan jaket khaki bertuliskan Taruna Angkatan Udara.

" Dan jika ada yang merasa tidak sanggup dipersilahkan angkat tangan, tapi besok gak usah dateng ke sini. Karena saya tidak mau melihat orang malas. Paham?." Tambah Sang Instruktur agak kasar, lalu meminta kepahaman angkatan di bawahnya.

" Siap, Paham!." Jawab semua orang di barisan termasuk remaja yang ada di sebelah instruktur

Surya, kamu bisa mulai!" Sang Instruktur menepuk bahu remaja yang menjadi komandan , yang bernama Surya Renowijaya.

Surya lalu mengangguk lalu membalas. " Siap, Instruktur Bayu!." Surya lalu menarik nafas dalam dan memulai perintah lain. " Siap! Gerak! Hadap, Kanan!! Gerak!." dimana setiap anggota di depannya langsung menghadap kanan dengan serempak tanpa ada yang telat.

Surya lalu memberi perintah dari maju jalan , langkah tegap, kembali ke langkah biasa. Lalu mulai berlanjut dengan setiap banjar dua kali belok kanan, kemudian tingkat perintah semakin meningkat dimana setiap anggota mulai melakukan kesalahan.

...

3 jam berlalu, setelah selesai pelatihan baris - berbaris, ekstrakulikuler selesai dan semua anggota mulai pulang ke rumah masing - masing. Surya yang kebetulan rumahnya dekat, memilih untuk berjalan kaki. Ketika dia sedang berjalan melewati sebuah gang, dia mendengar suara langkah berlari sekelompok orang. Tepat ketika dia menoleh, dia melihat seorang pria dengan pakaian apa adanya berlari menuju arahnya dimana dia dikejar 5 orang polisi berpakaian preman.

*BANG*

Surya lalu mendengar suaran pistol di tembakan , dia melihat bahwa seorang polisi menembak ke arah pria di depannya bersama dengan dirinya sendiri. Namun sebelum dia sempat menghindari arah lari pria itu, dia ditembus sebuah timah panas tepat di kepalanya.

*BUK*

Tubuh Surya langsung ambruk ke belakang karena dorongan peluru, sebelum dia meninggal, dia melihat dua polisi mendatangi dirinya dengan wajah agak panik. Lalu pandangannya menjadi gelap. Surya meninggal karena terkena tembakan nyasar.

...

POV Surya.

Pandangan terakhir yang aku lihat adalah dua orang polisi berpakaian preman yang panik, lalu kesadaranku mulai terasa berat, rasa sakit di dahi dan rasa kantuk luar biasa.

" Aku mati..... Hah??." Perasaan aku hanya membatin, kenapa aku memiliki suara. Aku membuka mataku dan bangun terduduk di sebuah kamar mewah yang menurutku itu harus berkisar abad 15 atau 16. Lalu aku mendengar suara feminim namun monoton.

'*Ding* Selamat kepada Tuan Rumah karena berhasil di reinkarnasikan.' Ucap suara monoton , membuatku tercengang. Sistem? Ini adalah jari emas yang biasanya ada di novel - novel itu? Aku tidak bisa mempercayai ini.

Lalu aku mencoba duduk leih baik, lalu berbicara melalui batinku. ' Sistem, perkenalkan dirimu.'

'*Ding* Perkenalkan saya adalah Sistem XS-001, Tuan Rumah. Sistem ini adalah ciptaan seorang Tuhan yang dimaksudkan untuk uji coba.' ucap sistem memperkenalkan diri.

'Dan Selamat kepada Tuan Rumah karena menjadi objek uji coba pertama Tuhan.' Tambah sistem kepadaku, yang mengaku menjadi produk prototipe seorang Tuhan.

Ini cukup meragukan karena ini adalah sistem yang berupa prototipe, mungkin buruk? mungkin baik? siapa yang tahu, bukan?. Mungkin aku perlu menanyakan sesuatu pada sistem ini, aku sering membaca novel dan komik dengan tema sistem dan kebanyakan itu buruk, bahkan MC diperdaya menjadi budak sistem.

' Sistem, apakah aku memiliki misi? dan juga nama XS-001? ini agak terlalu proto... bagaimana dengan nama Rei?.' Tanyaku lalu menawari sistem mengganti nama.

lalu terjadi keheningan yang canggung antara aku dan sistem ini, aku harap dia tidak memiliki kepribadian. Jika ya, maka akan menakutkan. Tapi boleh juga sih, agar aku tidak bosan. aku mengelus daguku.

Oh, ngomong - ngomong tentang penampilanku yang sekarang. Bisa dibilang wajahku sangat rupawan dengan wajah khas jermanik, wajah berbentuk berlian, mata tajam berpupil biru aquamarine, dan rambut hitam. Ketika aku sedang melihat wajahku di sebuah cermin yang kebetulan terpasang di depan tempat tidurku, aku mendengar suara feminim sistem yang kali ini tidak ada monoton lagi, namun masih kaku.

Sial.

' Baik! Terima kasih mau menunggu, Tuan Rumah. Tuan Rumah, jika anda ingin mengakses misi. Saya sarankan anda untuk memasang sistem secara utuh.' Saran sistem padaku.

'Terima/Tidak.' Tentu saja 'Ya'

'Pemasang dimulai....1% 5% 10%.....80% 90%...' Tubuhku lalu tersentak karena tanpa peringatan aku merasakan sakit yang luar biasa di kepalaku, lalu banyak ingatan baru yang mulai masuk bersamaan dengan pemasangan sistem.

"Arrggghhhh!!!!." Aku mengerang keras sambil memegangi kepalaku, dan aku mendengar banyak langkah kaki menuju ruangan tempatku berada.

'100%. Selamat!, Tuan Rumah telah memasang sistem. Karena sistem berbaik hati. Sistem menghadiahi Tuan Rumah cetak biru pabrik industri militer kekaisaran Jerman!!.' Ucap Sistem dengan agak ceria, namun karena sakit kepalaku, aku tidak menanggapi.

Aku lalu mengingat semua ingatan yang dimiliki tubuh ini, ternyata tubuh ini mengalami koma setelah tersambar petir emas tepat di atas kepalanya ketika sedang bersantai di rerumputan halaman kastilnya di bawah sinar matahari yang cerah.

Pemilik tubuh ini adalah Karl Freiderich von Strasburg von Karlenheitz, seorang Adipati muda yang baru saja naik jabatan setahun yang lalu, setelah kematian kedua orang tuanya karena kecelakaan yang dianggap pemilik tubuh ini adalah kecelakaan yang dibuat - buat.

* BRAK*

Aku melihat pintu didoberak dengan keras, dan aku melihat keindahan luar biasa. Seorang gadis, berparas cantik, berambut merah dan berpupil hijau, lekuk badannya seperti model di majalah victoria secret milik ibuku yang dulu aku baca diam - diam . Aku memperkirakan bahwa gadis ini satu tahun dibawahku atau seumuran denganku. Aku mengingat gadis itu, dia adalah tunangan dan juga sepupuku dari garis ibuku. Dia adalah putri dari pamanku Count Léopold Leroux D'Crossa, dia bernama Maria Alexia D'Crossa. Anak kedua dari 3 bersaudara.

" Karl! Kamu sudah siuman! Syukurlah, Puji Dewi Cahaya!." Maria tiba - tiba memeluk diriku dengan erat, aku bisa merasakan payudaranya yang lembut.

Aku lalu melihat sekeliling , selain Maria ada beberapa orang lagi. Seperti pria tua yang seperti berumur 70 tahun di belakang maria, dia adalah Perdana Menteri Kadipaten Strassburg tempatku memimpin dan berkat dia juga, Kadipatenku berjalan dengan baik. Ngomong - ngomong pria itu adalah Maximilian Heinrich von Sonderhausen yang masih sepupu dari ayahku. lalu aku mulai susah benafas.

" *Batuk* Nona Maria, anda akan membunuh Yang Mulia jika anda memeluknya seerat itu." Maximilian terlihat geli. dia untungnya mencegah Maria memeluk diriku lebih erat, jika tidak aku akan meyusul kedua orang tuaku.

" *Gasp* Syukurlah... Terima Kasih, Sir Maximilian." Ucapku berterima kasih ketika Maria melepaskan pelukannya.

" Maaf... Aku, Aku khawatir..." Aku mendengar suara Maria terisak.

Aku sedikit merasa bersalah, lalu aku menepuk kepalanya kemudian merangkulnya. Aku lalu membisikan sesuatu.

" Terima kasih , sudah khawatir kepadaku. Maria." Bisikku, dimana aku dapat melihat pipi dan telingan Maria memerah karena malu. Lalu kemesraan kami diganggu oleh Sir Maximilian.

" *Batuk* maaf jika mengganggu kemesraan kalian berdua, tapi kami perlu mengecek kesehatanmu. Yang Mulia." Sir Maximilian berdehem.

" Ah! maafkan aku." Maria lekas berdiri, agar dokter bisa memeriksaku.

Aku lalu berkomunikasi dengan sistemku lagi yang tadi terganggu karena kedatangan Maria dan beberapa orang.

' Sistem, Status.' ucapku dalam hati.

'Status

Nama : Karl Freiderich von Strasburg von Karlenheitz.

Ras : Manusia Tinggi.

Umur : 15/1000

Serangan : 100 (+20)

Pertahanan : 95 (+20)

Kelincahan : 130 (+20)

Intelejensi : 90 (+10)

Sihir : 200

Element : Petir.

Skill :

Pemimpin Berkepala Dingin : Pengguna lebih cenderung untuk meneliti suatu hal dengan teliti dan mengumpulkan semua data dengan benar sebelum mengambil keputusan.

Psyker : Pengguna dapat menggunakan sihir dengan bebas, karena sihir pengguna berasal dari alam itu sendiri.

Strategis : ditambah "Skill Pemimpin Berkepala Dingin" , Pengguna dapat memilih strategi yang lebih aktual dengan kondisi pasukan sendiri. Kesempatan pasukan untuk bertahan hidup sekitar 80%. Menaikan statistik intelejensi +10

Ahli Senjata : Pengguna dapat menggunakan senjata apapun yang disentuh, dan senjata akan menjadi perpanjangan dari tubuh. Menambahkan +20 untuk serangan, pertahanan dan kelincahan.

Misi 1 : Memasang Sistem [Selesai]

Hadiah :

1 Set Lengkap cetak biru gudang senjata Kekaisaran Jerman [ Gewhr 98, Artileri medan 10cm Kanone 17, dan Pistol Luger 7.65mm x 21mm Parabellum beserta pelurunya].

Misi 2 : Mengetahui Dunia saat ini [40%]

Hadiah :

Cetak Biru Mesin Uap Pabrik Tekstil.'

Aku yang sedang diperiksa dan mendendengar suara Rei tentang misi dan hadiah, menjadi tercengang membelalakan mataku. Lalu mengedipkan mataku lagi agar tidak dicurigai orang lain.

' Serius? hanya memasang sistem langsung mendapat hadiah Set Lengkap Cetak biru?! Hoki cuk!.' Pikirku gembira dimana senyumku terangkat sedikit. Lalu aku mendengar ucapan dokter atau tabib.

" Yang Mulia, tubuh anda sudah membaik. Anda hanya perlu beristirahat selama dua hari , baru bisa anda melakukan pekerjaan anda seperti biasa." Ucap tabib itu dengan hormat kepadaku, walaupun aku agak risih dengan sebutan 'yang Mulia' ini. Karena dulu aku hanya orang biasa bukannya bangsawan.

"... Begitu, Terima kasih. Umm..." Ucapku mengangguk dengan senyum sopanku, namun aku tidak tahu siapa dia. Tabib itu yang sepertinya mengerti lalu membalas tersenyum.

" Saya Eduard Callenstein. Yang Mulia." Eduard berdiri lalu membungkuk 45⁰ dengan tangan kanan ke dada kirinya.

" Ya, sekali lagi. Terima kasih Eduard." Aku mengangguk, lalu memandang ke Sir Maximilian dengan penuh arti. Sir Maximilian lalu mengangguk paham.

" Baik semuanya, biarkan Yang Mulia. Istirahat dulu." Perintah Sir Maximilian ke semua orang, kecuali satu orang yang sepertinya keras kepala.

" Kamu juga, Nona Muda. Biarkan Yang Mulia beristirahat sejenak, kamu bisa datang lagi sore hari." Ajak Sir Maximilian kepada Maria yang masih keras kepala, lalu aku menambahkan agar dia patuh.

" Baiklah Maria, dengarkan Sir Maximilian. Aku memang perlu beristirahat, pikiranku masih agak kacau." Ucapku, aku melihat wajah bertentangan Maria. lalu berubah sesaat, mungkin teringat aku tersambar tepat di kepala.

" Baik, Baik. Aku akan keluar juga, tapi nanti jangan ada yang menggangguku masuk ke kamar Karl lagi." Gumam Maria lalu berbalik meninggalkan kamar diikuti oleh Sir Maximilian serta tenaga medis yang memberi hormat kepadaku. aku hanya membalas mengangguk.

*Klek*

Aku mendengar pintu tertutup, lalu tubuhku merosot karena tegang. Ini pertama kalinya aku berurusan dengan orang seperti mereka, jika itu orang biasa mungkin akan baik - baik saja. tapi mereka adalah bangsawan dan tenaga medis milik istana ini, jika aku mengingat dengan betul.

' Rei, apakah aku memiliki ruang penyimpanan?' tanyaku pada sistemku.

' Tidak.' Jawab Rei singkat.

' Lalu bagaimana aku menyimpan Cetak Biru dari hadiahmu jika tidak ada penyimpanan dalam sistemmu?.' tanyaku, karena ini dunia asing dengan bau abad 15 atau 16, kemungkinan orang serakah itu banyak dan ada. Seperti Eduard, aku merasakan rasa berbahaya jika dekat dengannya.

'....Selama Tuan Rumah menyediakan ruangan seperti perpustakaan. Dan menaruh cetak biru anda disana, ruang tersebut akan otomatis terjaga, setiap orang yang memiliki pemikiran lain selain kesetiaan kepada Tuan Rumah, otomatis akan pingsan.' Rei terdiam sesaat lalu menjelaskan sarana lain karena tidak memiliki ruang penyimpanan.

"Oke...." Ucapku dengan desahan.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Zenos_Maxima2611creators' thoughts