webnovel

My Fience and My First Love

Umur dan status bukan halangan untuk cinta kita - Tarina Aldeon Adriano. Berpikirlah menggunakan otak bukan hati. aku sama sekali tidak marah ataupun dendam dengan apa yang terjadi dimasa lalu. karena buatku tak ada gunanya membahas hal itu lagi. aku sudah bahagia sekarang dan tidak ingin mengingat itu lagi - Rose Anyalia Xavier. perbedaan umur dan status tak menjadi halangan untuk cinta Anya dan Deon. anya, seorang gadis muda yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA harus berperan selayaknya seorang ibu rumah tangga untuk mengurus Deon sang tunangan yang merupakan duda muda beranak satu. namun, sifat posesif Deon membuat anya lelah hingga depresi bahkan sampai kecanduan dengan minuman. tetapi sifat dewasanya membawa anya kembali ke jalan yang benar. ia kini memutuskan untuk memulai karirnya sebagai penulis dan juga model serta melanjutkan hobinya untuk terus bermotor dengan motor ninjanya, mengingat dirinya dulu yang selalu di bully karena penampilan yang buruk membuatnya ingin bangkit mencapai kesuksesan. dan malangnya, kini cinta pertama serta sang pujaan hati dimasa lalunya kembali datang dengan penuh penyesalan karena penampilan dan kesuksesannya. tentu saja hal itu tidak mengenakkan untuk hubungannya dengan sang tunangan. akankah anya sanggup menghadapi semua kejadian itu?? apakah ia akan kembali pada cinta pertamanya ataukah tetap bersama sang tunangan?? ataukah mengorbankan karir serta masa mudanya dan mengikat janji suci pada sang tunangan??

Risya_Virnanda · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
4 Chs

04. Keseruan Empat Orang Manusia

"nya, kamu ikut nggak nanti??" tanya qila.

ya, kini mereka sudah berada di dalam kelas melangsungkan pelajaran.

"aku masih bingung la mau ikut apa nggak"

setelah percakapan singkat itu berakhir, keduanya kembali fokus memperhatikan sang guru yang sedang menjelaskan didepan.

dan kini, bel pulang pun telah berbunyi, artinya semua siswa telah diperbolehkan untuk pulang.

"qila... aku tunggu diparkiran ya..!! cepetan nggak pake lama..!!"

ya, itu adalah suara dari tama. ia langsung beranjak pergi dari sana bersama radil setelah mengucapkan itu pada qila.

anya dan qila kini tengah merapikan buku-buku pelajaran mereka yang masih berserakan diatas meja.

"nya, kalo kamu nggak ikut aku duluan ya..." ujar qila.

ia ingin melajukan langkahnya, namun tidak sempat karena tangannya yang ditarik oleh sang sahabat.

"eh tunggu qil..."

"ada apa?? mau titip sesuatu?? atau pesan??"

"ih enggak... tunggu aku mau ikut juga bareng kalian. kamu main jalan aja sih"

mendengar ucapan anya, qila langsung menyengir kuda dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"tunggu bentar, aku beresin buku-buku aku dulu"

"iya-iya, nya. maaf... yaudah cepetan"

anya pun kembali membereskan buku-bukunya dengan cepat. dan tak makan waktu banyak, ia pun selesai melakukan hal itu. mereka pun langsung melajukan langkah ke tempat tujuan.

saat sampai diparkiran, sudah terlihat radil dan tama yang sedang menunggu keduanya dengan bersantai bersandar di sisi mobil.

"lah nya..?? kamu jadi ikut??" tanya Tama.

"udah tam, gausah di tanyain lagi. ntar berubah pikiran... capek gua bujuknya tadi" nyerocos radil.

tama dan qila hanya terkekeh geli mendengar ucapan radil, begitu juga dengan anya yang hanya tersenyum malu mendengar hal itu.

"ciee berhasil...."

duh tama suka banget menggoda radil dan anya. qila hanya mendukung hal itu dengan menertawakan mereka berdua, terlebih lagi mengingat saat radil membujuk anya untuk ikut.

Flashback on

"nya, ayo dong... sekali-kali doang"

anya masih diam dengan ucapan radil. ia malah menghindari radil mengambil buku, menyapu lantai dan juga hal lainnya, namun radil tak putus asa, ia kembali menghampirinya dan membujuknya kembali.

"ayo dong....!!"

hingga akhirnya anya lelah sendiri melihat radil melakukan hal itu.

"iyaa iya, aku ikut. puas??"

radil tak menjawab lagi, ia menyeringai sangat puas disana karena usahanya berhasil.

Flashback end

"sumpah aku ngakak la liat si radil gitu tadi. mukanya kayak apaan coba"

tama dan qila kembali tertawa mengejek kedua temannya itu.

"ledek ae trus sampai puas.." desis radil.

keduanya semakin geli tertawa hingga membuat anya menjadi kesal disana.

"qila, udah ih..."

qila tak mendengarkan anya, ia malah tertawa semakin kencang.

"udah nggak?? aku nggak jadi ikut ni..."

mendengar ancaman anya, keduanya langsung berhenti tertawa. sementara radil semakin kesal dan sedikit kecewa mungkin disana.

"yah, kok gitu sih nya??"

"resek sih abisnya..."

"ya maaf, nya. abisnya lucu sih" sahut qila.

keduanya kembali ingin tertawa tapi Anya keburu pergi meninggalkan mereka bertiga. radil langsung menghampirinya dan mencegah hal itu.

"anya... jangan gitu astaga"

anya masih diam tak membalas ucapan radil.

"nya..."

kedua temannya kini hanya diam sedikit merasa bersalah. namun anya malah tertawa.

"beneran lucu ternyata guys..." ucapnya dalam tawa.

semua orang kembali tertawa membuat suasana kembali pecah. wajah radil disana sudah terlihat sangat malu tapi ia senang melihat anya yang bercanda padanya.