"Kenapa butuh kamar ganti? kau bisa menggantinya dihadapanku sekarang. Karena untuk apa bersembunyi? aku sudah melihat semua tubuh indahmu itu," bisik Andra ditelinga Marlyna.
"Sorry! tapi kau bukan typeku!" ucap Marlyna sembari meninggalkan lelaki dihadapannya.
Lelaki ini benar-benar dibuat penasaran dengan sikap licin dan jual mahal Marlyna yang sangat meresahkan baginya. Dia semakin ingin mendapatkan gadis ini dengan tangannya sendiri, dan membuktikan jika seorang Andra tidak pantas mendapatkan penolakan seperti ini. Tapi sayangnya Marlyna memang type gadis yang seperti itu, seberapa pun dia suka terhadap lawan jenisnya. Dia tidak akan menunjukannya dengan mudah.
Drassss !
Hujan turun begitu derasnya, dari balik jendela rumah Andra memandang rintikan air yang turun dari langit malam sembari menunggu Marlyna yang dari tadi masih belum keluar dari kamar mandi. Rasanya benar-benar aneh, mengajak seorang wanita kerumah namun tidak bisa melakukan apa-apa. Ini bukanlah Andra yang biasa dikenal banyak orang.
"Aku mendengar suara hujan,"
Marlyna tiba-tiba muncul dari belakang menggunakan pakaian yang diberikan Andra, dia menengok ke arah jendela tempat Andra berdiri. Sialnya kenapa hari ini harus hujan, dan memperburuk keadaan yang ingin dia hindari yaitu diam lebih lama bersama Bossnya.
Andra berbalik menatap Marlyna, dia tersenyum kecil melihat tubuh pendek itu menggunakan baju sang ibu. Gadis ini terlihat seperti anak SMP yang mencuri jemuran tetangga, lucu sekali.
"Aku tidak bisa mengantarmu pulang, cuaca hujan! jalanan juga licin!" ucap Andra cepat.
"Lalu bagaimana denganku? aku tidak mungkin menunggu sampai reda! Andra ini sudah malam!" bentak Marlyna kesal.
"Heh kau pikir aku yang menurunkan hujan? telpon Jino sana, pulang dengan lelaki brengsek itu!" bentak Andra.
"Kau yang membawaku kemari ! harusnya kau mengantarku pulang!" bentak Marlyna.
"Aku tidak mau, pulang sendiri sana! atau temani aku tidur malam ini setelah itu aku akan mengantarmu pulang!" ucap Andra sembari bergegas meninggalkan Marlyna disana.
"Andra!!"
Marlyna berteriak kencang dengan wajah yang memerah, dia menatap ke luar jendela. Hujan turun sangat deras dengan genuruh petir yang membuatnya ketakutan, dia tidak mungkin pulang berjalan kaki kerumah kan? atau melayani Andra dulu agar bisa pulang menggunakan mobil?!
Gadis ini terlihat begitu kesal karena situasi yang dialaminya, dia hanya bisa duduk dibawah jendela sembari menatap rintikan air hujan yang turun membasahi taman didepan rumah mewah ini. Memeluk lututnya yang mulai kedinginan karena udara dan AC yang menyala. Rasanya seperti didalam freezer, dingin sekali.
"Heh! kau akan diam disana semalaman? kemarilah duduk disofa!" ajak Andra.
"Tidak mau! kau pasti akan berbuat macam-macam lagi padaku!" ucap Marlyna.
"Aishh, tidak akan! tadi aku hanya kehilangan kontrol saja, aku tidak bersungguh-sungguh untuk memperkosamu!" ucap Andra.
"Hilang kontrol pantatmu! kau sudah memyentuh milikku tanpa ijin Andra!" bentak Marlyna.
"Lalu kenapa? kau juga ingin menyentuh miliku? baiklah kemari aku akan memberikannya dengan suka rela!" ucap Andra dengan senyum tengilnya.
"Diam kau cacing alaska!"
"Ya sudah terserah kau, aku akan pergi tidur. Jika kau lapar atau ingin minum sesuatu ambil saja didapur. Tidurlah! bangunkan aku jika ada terjadi sesuatu!" ucap Andra sembari pergi meninggalkan Marlyna disana.
Gadis cantik ini tidak menggubris ucapan Andra, dia sibuk menyalakan ponselnya yang mati karena habis baterai. Menikmati perasaan kesalnya karena harus terjebak dirumah lelaki mesum itu. Sesekali Marlyna menatap jam disudut rumah yang besar itu, waktu terus berjalan semakin larut tapi dia belum bisa pulang kerumahnya.
***
Ctarrrr !
Suara sambaran petir mengagetkan gadis ini, semua lampu dirumah pun langsung padam total. Suasana terasa begitu gelap tanpa ada penerangan sedikit pun, hanya cahaya kilat yang terlihat dari arah jendela yang masuk dan menerangi sekilas rumah besar ini. Dengan perasaan takut gadis ini berjalan menyusuri tembok yang dia pegang, entah kemana akan membawanya. Yang jelas dia harus mencari sesuatu agar bisa menerangi kegelapan ini.
"Andra! kau dimana? lampunya mati aku takut!" teriak Marlyna.
"Andra kau tuli !? ponselku mati !"
Gubrakk !
Suara barang jatuh menggetarkan hati Marlyna, dia langsung menjerit ketakutan karena merasakan sesuatu tengah mendekat ke arahnya. Kaki gadis ini bergetar hebat, dia hanya bisa menutup telinganya karena suara langkah kaki yang terdengar semakin mendekat.
Hantu, setan, demit, vampire, pergilah kalian! jangan ganggu aku! batin Marlyna resah
"Dorrrrr!"
"Aaaaaaa!!"
"Haha hey kau kenapa? takut? hahaha!"
Suara tertawaan Andra membuat gadis ini kesal, dia sudah ketakutan setengah mati dan rupanya itu adalah ulah sang Boss. Dia datang dengan senter kecil ditangannya, tapi tunggu kenapa lelaki ini setengah telanjang?!
"Andra kau membuatku takut hikss!" ucap Marlyna dengan tangis palsunya.
"Sorry aku hanya menggodamu, sudah aku bilang untuk tidur! kau masih saja diam disana!" omel Andra.
"Tapi aku ingin pulang! disini gelap,"
Marlyna tanpa sadar memeluk lelaki yang setengah telanjang itu, dia benar-benar takut dengan suasana gelap sampai hampir menangis. Melihat itu Andra pun berinisiatif untuk membawa gadis ini ke kamar tamu dan menyuruhnya untuk segera tidur. Dengan harapan dia bisa berhenti merengek ketakutan.
"Tidurlah!" perintah Andra.
"Tidak mau! aku takut! kau mau kemana? temani aku disini dasar bodoh!" bentak gadis ini kesal.
"Heh jangan mengada-ada! tidurlah sendiri atau kau akan dalam masalah jika mengajakku bersama disini," ucap Andra.
Marlyna tidak mendengarkan ucapan Andra dan masih menutup matanya karena ketakutan, sebenarnya gadis ini punya trauma menyeramkan dalam gelap. Oleh karena itu dia tidak ingin ditinggal seorang diri.
"Andra jangan pergi,"
Kali ini Marlyna mengeluarkan suara yang lembut, tidak seperti biasanya. Dan jujur saja itu membuat lelaki ini menelan ludahnya, entah bagaimana bisa birahi Andra naik dengan cepat.
"Aku takut, jangan tinggalkan aku disini Andra. Temani aku," ucap Marlyna dengan suara pelan.
Tubuh gadis ini melemah, cahaya sambaran kilat menyinari wajah Marlyna yang terlihat sangat pasrah. Andra menjatuhkan senter yang dia pegang ke lantai, kemudian menuntun gadis ini ke pinggir ranjang. Tanpa banyak perlawanan Marlyna langsung menidurkan tubuhnya sendiri disana, menatap wajah lelaki dihadapannya. Andra pun cukup terkejut! apa yang sebenarnya merasuki gadis kasar ini sekarang? apa dia akan memberikan lampu hijau malam ini ?!
"Kau akan menyesal karena telah mencegahku untuk pergi Marlyna,"
Andra menyusul Marlyna ke atas ranjang, tubuh setengah telanjang itu dengan mudah naik dan menindih gadis dibawahnya. Mereka saling menatap satu sama lain dengan jantung yang berdebar kencang. Situasi macam apa ini? Andra tidak pernah merasa canggung dengan wanita mana pun. Tapi dengan Marlyna?! rasanya jantung itu seperti akan lepas dari tempatnya.
"Kau brengsek! kenapa memaksaku melakukan hal seperti itu dimobil," ucap Marlyna tanpa sadar.
"Lalu kau ingin melakukannya dimana?" tanya Andra dengan smirk iblisnya.
Gadis ini mengelus wajah tampan yang sudah hampir kehilangan kesabarannya itu. "Mereka biasa melakukannya ditempat ini bodoh!"
"Baiklah, jika itu maumu. Kau akan merasakannya saat ini juga gadis ceroboh,"
Suara bisikan Andra membuat bulu disekujur tubuh gadis ini berdiri, dia hanya bisa memejamkan kedua matanya. Merasakan hembusan nafas hangat yang menghanyutkan perasaannya saat ini. Marlyna apa kau sadar dengan situasi yang kau buat ?!
"Mmmh..."
Sebuah ciuman lembut menyambar bibir Marlyna, rasanya begitu hangat dan menggairahkan. Membuat sebuah sensai baru yang belum pernah dia rasakan, kemudian menjalar melewati setiap aliran darahnya. Tangan kekar itu juga tidak tinggal diam, dengan bebas Andra menggerayami lalu melepas kancing yang menghalangi niatnya.
"Kau yakin akan memberikan malam pertamamu padaku?" tanya Andra sembari melepaskan ciuman yang mulai memanas itu.
Marlyna mengangguk dengan tatapan yang semakin sayu. "Iya, aku ingin melakukannya denganmu..."