webnovel

2. Boyfriend is Cousin2

"Zaa, boleh tau nama lengkap Reza ?" Aku mulai pembicaraan dengan Eza melepas kecanggungan kami diatas motor yang kami naiki.

"Reza mahardika, Chaa. Kenapa tanya nama lengkap Eza?".

"Nggak ada, cuman ingin tau aja, kita kan sepupu , masa nama sepupu nggk boleh tau sih" jawabku sambil teriak, karna diatas motor suaraku mengecil.

Seketika otak blank, mau ngomong apa ya sama ni anak, canggung banget "pikir chaa dalam hati.

"Ini kita lurus atau belok Chaa?".tanya Eza

seketika Chaa tersadar akan lamunanya karena udah nyaman duduk dibelakang Eza.

"Ha, iya, iya." Jawab Chaa sambil mengangguk.

"Iya, iya apa Chaa? Iya lurus apa iya belok?"

"Iya Lurus za!".

***

"Oh, itu ya pasarnya Chaa, lumayan rame ya Cha, Eza tunggu disini atau ikut Chaa?

"Ikut aja Za!, banyak loh yang mau dibeli".

"Oh, iya iya".

***

Dijalan pulang.

"Chaa, kita berhenti di Masjid dulu ya, ini kan udah Adzan Magrib ni."

"Oh, ya udah Za, ntar didepan sana kita berhenti, ada Masjid dekat situ."

***

Dirumah

"Kok, lama pulang nya Chaa, kemana tadi?" tanya mamah penasaran.

"Kami berhenti di Masjid dulu mah, sholat magrib".

"Weh, MasyaaAllah " Mamah sambil senyam-senyum lihat aku sama Eza.

***

Malam itu selepas makan malam, Chaa lihat Eza didepan teras rumah.

Rasanya Acha pengen ngobrol lama sama Eza tapi masih malu-malu.

"Samperin nggk ya tu anak, mau disamperin tapi canggung, hmm gimana ya". Acha masih dilema.

"Eh Acha, sini! ajak Eza sok akrab sama Acha. Acha mau kemana? Mending temanin Eza ngobrol.

"Eza sama keluarga dirumah acha cuman 2 hari, karna Eza masih harus segara ke Kampus Chaa. Jadi kemungkinan besok Eza pulang." Eza menjelaskan ke Acha dengan raut wajah sedih.

"Kok cepat Za, padahal kita nggak pernah ketemu".

"Ya mau gimana lagi Chaa, nanti kalau ada libur panjang Eza ke rumah Chaa deh."jawab Eza meyakinkan Acha.

Acha menatap mata Eza dengan tajam seakan ada kerinduan yang tak bisa dilepaskan.

Tapi sepertinya tatapan Eza berbeda, tatapan Eza hanya sebatas pandangan layaknya sepupu.

***

Pagi ini Eza dan keluarga akan pulang, sebelum pulang, ada sesi foto bersama, Eza sepertinya sengaja mengambil posisi disampingi Acha, terlihat layaknya sepasang kekasih, baju yang dipakai mereka berdua terlihat warnanya hampir sama dan Eza sengaja mendekatkan tangannya ke Acha hampir tangan mereka bersentuhan.

"Chaa, si Abang Eza belum pernah pacaran" mamah Eza berbisik ke telinga Acha.

Acha senyam-senyum mendengar ucapan dari mamah Eza.

"Terus Chaa, si Abang juga nggak mau bersentuhan sama yang bukan makhram nya"

Tambah senyam-senyum Si Acha.

Selesai sesi Foto Eza dan keluarga pamit pulang. Mamah Eza udah star pergi ,tinggal Eza sendiri yang belum beranjak.

"Buk, Om, Chaa, Ndah, Ni. Eza pergi dulu ya." Ujar Eza sambil berjabat tangan dengan mamah dan papah kami, dan terakhir Eza menjabat tangan Acha, secara spontan Acha meraih jabatan Eza.

Ketika Eza udah pergi jauh, Chaa tersadar.

"Hmm, kata mamah Eza tadi, Eza nggak mau berjabat tangan dengan yg bukan makhram nya, kan Acha bukan makhram nya, tapi kok. Ah ya udah deh, masa bodoh" gumam Chaa sambil masuk kekamarnya.