webnovel

1. Boyfriend is Cousin1

Lebaran tahun ini kita kedatangan tamu jauh Cha. " ujar mamah.

Siapa mah, saudara kita, atau teman mamah,soalnya hari-hari selalu berdatangan tamu, katanya teman mamah, yang anehnya teman mamah kok pada muda-muda, cowok pulak lagi tu, kan jadi salting kami ber tiga mah, Jangan-jangan datang ke rumah ini cuman mau lihat 3 anak gadis mamah. "ujar chaa becanda.

Hus, berteman kan nggk harus seumuran, yang penting keakrabanya itu. "mamah menasehati chaa.

Iya, iya. "ujar chaa menganguk.

Kenalin, nama ku Anisa maharani, kalau dikeluarga atau orang terdekat dipanggil chaa.

Sembari aku beres-beres kamar, terdengar suara ribut diruang tamu, seketika aku mengintip dari sebalik pintu, sontak mataku tertuju pada sosok seorang cowok memakai baju koko, yang hampir saja mata kami betemu tatap, segera ku alihkan pandangan ku karna aku takut dia melihatku tidak memakai jilbab, ya walaupun mungkin dia saudara tapi tetap saja aku harus menjaga auratku. Aku keluar mengenakan jilbab hitam, kusapa ramah para tamu yang datang, rasanya canggung sekali karena kami tidak saling mengenal. Kami pun mulai berkenalan, betegur sapa layaknya sebagai saudara yang belum pernah jumpa, ya memang karna ini adalah awal petemuan.

Cha, Ndah, Nii buatkan air minum sana.! "perintah mamah kepada tiga anak gadisnya.

iya, jawab kami bertiga serentak.

MasyaaAllah kak, udah pada besar ya anak kakak, pada cantik-cantik lagi pulak tu.

Terdengar kata-kata indah waktu kami hendak memberi minuman berwarna yang kami buat.

Cha, indah, nii tersenyum mendengar ucapan dari ibuk tersebut. Cha, ndah dan nii hanya tersenyum karna belum terlalu kenal dan akrab. Oh ya, nama adikku Indah dan Ani, mamah hanya memanggil nama singkat aja, ndah dan ni.

****

Pagi itu aku mau joging, nggk sengaja aku lihat dia, cowok yang memakai baju koko, yang teryata adalah sepupuku dari sebelah ayah atau anak dari tante adik ayah. Namanya Reza, umurnya beda 1 tahun dariku, oh ya, umurku 20 tahun, mahasiswi tahun ke dua.

Pelan-pelan kudekatkan wajahku ke telingannya, "Bang, bangun. Sholat shubuh, "ujarku ditelinganya. Tampaknya dia terlalu lelah, ucapanku tak sedikit pun mengusik dia dari tempat tidurnya yang letaknya diruang tamu kami, karna kami kekurangan kamar jadi dia mau tidak mau harus tidur diruang tamu. Ku panggil berkali-kali, nyatanya dia nggk sedikit pun bergerak.

Kayaknya ni anak capek banget deh, dipanggil panggil nggk bangun, ya udah kalau gitu biar aja sholatnya tinggal.Aku pergi lanjut joging aja deh. Akupun pergi bergegas joging keburu timbul matahari nanti.

Pulang dari joging aku segera kekamar mandi mau mandi biar segar, ku lihat sekitar nggk ada reza. Mana ya tu anak, ya walaupun niat aku menghindar dari Reza tapi juga penasaran sama tu anak, tapi penasaran aku tu masih sebatas sepupu belum ada perasaan apa-apa.

Siap mandi, mamah datang menghapiri aku, mau dikasih kerjaan pergi pasar sama si Reza.

"chaa, pergi sana ke pasar sama reza, banyak bahan masak yang kurang! "perintah mamah.

Hmm.

Iya mah, bentar chaa cari Reza dulu.

Za, kepasar yok, temanin cha beli bahan masak.

Ayok."jawab sigap Reza sambil senyum.