webnovel

MY BLOOD'S DEVIL AND ANGEL !

Namaku Antonio, lahir dari perempuan biasa... tapi tak ada yang tahu dalam darahku mengalir Devil, Angel dan manusia sekaligus tanpa diketahui siapa ayahku ... keluarga besar mamaku memasukan aku ke biara agar pendeta bisa mengawasiku, karena mereka sudah membunuhnya ? atau masih hidup ...

pangeran_Biru · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
51 Chs

Bagian Ke Sebelas

SEKTE IBLIS DI KAMPUS 4

Pesta masih berlangsung, Karin mengajak Antonio berdangsa. Dan pemuda itu tak menolak ajakannya.

"Kamu hebat !" ucapnya menggodaku.

"Hebat kenapa ?" tanyaku, Karin kini terdiam.

"Kamu kan sudah menjadi anggota jadi tidak apa-apa !" ujarnya dan membisikan sesuatu, aku tertegun dan tersenyum rupanya dia menanyakan sesuatu.

"Karena aku seorang Devil !" jawabku, dia terkejut dan tertawa.

"Aku suka kepadamu, itulah kenapa aku memilihmu dan mengundangmu juga !" ujarnya tertawa,

"Oh begitu, jadi setiap anggota Omega harus mencari pasangannya! lalu kenapa harus para mahasiswa penerima beasiswa? apa ini disengaja ?" tanyaku.

"Tentu saja !" jawabnya.

"Sebagai tumbal ?" aku bertanya. Dia tertawa.

"Kamu lucu sekali, seperti seorang detektif !" dia mencubit pipiku mengalihkan pembicaraan.

"Benar juga sih, untuk apa tumbal orang miskin! padahal kalian orang kaya raya! semua sudah dimiliki apa yang kurang? harusnya kalian yang di tumbalkan agar orang miskin pun mendapat haknya !" ucapku dan tertawa, Karin tertegun.

Semua melirik ke arahku dan menatapku tak berkedip dengan datar. Aku bersikap biasanya tak terjadi apapun. Ada seseorang yang memperhatikan aku dari tadi dia seperti lelaki dewasa bukan mahasiswa.

"Aku ingin berbicara dengan ketua tertinggi !" ucapnya sambil menelpon seseorang dari ponselnya diruangan lainnya.

"Ini aku, ada yang harus kita bicarakan dan ini penting !" ujarnya serius.

"Baik, tuan !" dia menutup ponselnya.

Akhirnya pesta pun usai dan kami pun diminta pulang. Beberapa hari kemudian aku tidak di undang lagi. Tapi tidak masalah. Aku hendak menuju apartemen pastor Mitchel, tiba-tiba ada mobil melaju kencang dan menabrakku di jalan itu keadaan cukup sepi, tubuhku terpental dan jatuh ke aspal, membuat badan serta tubuhku luka berat.

Tak lama aku kembali bangun dan berdiri seperti tidak apa-apa, hanya darah yang menempel di tubuhku dan kemudian melihat ke arah mobil yang menabrakku dengan senyum seringai. Mobil pun melaju kabur.

"Siapa dia sebenarnya !" teriak pengemudi mobil.

"Aneh dia tidak mati !" ucap yang lain.

"Kalian ingin aku mati? kenapa ?" keduanya terkejut ketika melihatku di belakang tempat duduk mobil mereka.

"Bagaimana kamu ada disini !" teriak mereka terkejut, apalagi melihat tubuh dan wajahku berdarah akibat tabrakan tadi dan keduanya bukan mahasiswa tapi orang dewasa.

"Karena ... aku Devil! yang kalian sembah! ha ... ha ...!" wujudku pun berubah.

"AAAARRRGGGHHHH ...!!

"BRRUUGGHHHH !!"

Mobil pun menabrak sesuatu keduanya terpental karena kerasnya, semua orang menjerit dan berteriak histeris. Keduanya tewas bersimbah darah. Aku melihat kejadian itu dari jauh dan tubuhku kembali seperti sedia kala dan pergi.

------------------

Aku sedang berada di apartemen dan sedang bercerita tentang hal lain, kecuali kejadian itu. Pastor Mitchel menggeleng kepala.

"Harusnya kamu berakting sedikit lagi Antonio !" ujarnya sambil menggeleng kepala karena tingkahku di pesta waktu lalu.

"Membosankan, kan yang penting sudah tahu ritual itu ada pa !" jawabku.

"Berita hari ini, tadi siang ada kecelakaan yang terjadi jalan x ! terlihat di cctv terlihat sebuah mobil menabrak seorang remaja dari jauh, tapi yang mengejutkan dia bangun lagi setelah tubuhnya terpental! mobil pun kabur, tapi remaja itu menghilang! sampai akhirnya di ketahui mobil itu menabrak tembok dan terpental satu tewas di tempat tapi yang satunya tewas beberapa waktu kemudian dia mengatakan sesuatu yang aneh 'Anak itu iblis !" ketika sebuah berita di televisi, Pastor Mitchel melirikku.

"Itu kamu ?" tanyanya. Aku mengangguk.

"Mereka mau membunuhku! tapi organisasinya bukan sekte kampus !" jawabku dia terkejut dan menghela nafas.

"Aku sudah membicarakan ini dengan ketua! kamu benar, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada kita, bila kita ketahuan! Vatikan dan pihak Gereja akan menyangkalnya! itu artinya tugas ini harus di teruskan !" jelas Pastor Mitchel.

"Papa harus hati-hati mereka mengincarmu juga !" kataku. Dia mengangguk.

Aku pun kembali ke kampus, dan mengejutkan sebagian orang di sana menatap terkejut dan aneh. Aku merasakan ada beberapa dosen dan mahasiswa yang tergabung dengan anggota Omega yang tertegun dan tak percaya aku masih bisa masuk kuliah, setelah insiden itu. Ada perubahan ekpresi yang sekilas saja. Sementara yang lain biasa saja mereka menyapaku.

Aku menuju asrama dan kembali penjaga asrama melihatku terkejut. Dia sempat terdiam dengan muka pucat.

"Kenapa sir, apa boleh aku minta kunci kamarku? jangan bilang anda masuk ke kamarku dan ingin memusnahkan semua koper pakaianku ?" ucapku dengan tenang dia terkejut dan gugup, dia pun memberikan kuncinya.

"Aku yakin anda tidak bisa masuk ke kamarku dengan mudah! walau anda sudah terbiasa dengan disini tapi sekarang sudah berbeda! hi ... hi ... !" aku tertawa kecil biasa tapi terdengar mengerikan di telinganya, tubuhnya bergetar dan ketika aku mengulurkan tanganku. Matanya melotot dan ... pingsan!

Aku menuju kamarku dan terlihat seperti di buka paksa, aku menghela nafas dan melempar kunci itu dan kugerakan tanganku pintu itu terbuka dengan sendirinya.

"Aku tahu, ada beberapa orang yang mau masuk kemari !" kataku tersenyum, padahal sepi, tapi dari mahluk yang ada disini aku mendapat info.

"Antonio !" ada yang berteriak dan itu Eliza.

"Kamu tidak apa-apa ?" tanyanya. Aku mengangguk, dari mulutnya terdengar apa yang dibicarakan.

"Eliza atas kehendakku kamu bisa pergi ke manapun !" ucapku. Eliza terkejut dan menatapku tak percaya.

"Benarkah ?" tanyanya, aku mengangguk.

Dan dia pun mencoba menghilang dan kembali dengan tersenyum lebar. Dan berterima kasih kepadaku.

"Apa yang akan kamu lakukan ?" tanyanya.

"Seperti yang kamu lihat, mereka yang memulai perang ini! maka aku terima tantangannya !" ucapku tersenyum.

------------------

Beberapa hari kemudian, aku menerima sebuah pesan di ponselku dan itu adalah sebuah foto. Sudah kuduga pastor Mitchel berhasil di tangkap dan di jadikan sandera oleh mereka kemudian di bawa ke suatu tempat. Joe berhasil aku sembuhkan dari hipnotis yang mereka lakukan, tapi Isobel belum.

Dari Eliza aku mendapat info bahwa akan ada ritual persembahan malam ini. Dan aku dan Joe kesana, walau dia agak takut. Ternyata di apartemen asrama lama tempat tinggalku ada jalan rahasia menuju tempat ritual yang berada di dalam tanah, pantas saja tidak pernah di bongkar. Dan jalan ini terhubung dengan apartemen baru.

Joe dan aku tertegun ketika melihat bangunan kuil pemujaan Iblis berdiri megah di bawah tanah, semua lantai dan tiang dari marmer putih, kesan mewah terlihat. Suasananya misterius. Sampai kami melihat iring-iringan orang memakai jubah yang sama dengan waktu lalu, untungnya Joe punya dua dan diberikan kepadaku, kami pun mengikuti mereka dari belakang.

Iring-iringan itu pun menuju sebuah gua kecil dan ternyata di sana ada patung Bethometh yang besar di tengahnya ada batu besar datar dan seseorang sedang berbaring di sana dengan tangan dan kaki terikat.

"Tolong ! tolong !" teriaknya menyayat hati dan air matanya berlinang.

Iring-iringan itu membentuk setengah lingkaran, salah satunya maju kedepan dan berdiri di belakang Isobel, ya gadis itu adalah Isobel yang akan di tumbalkan hari ini. Lelaki itu membawa tongkat kepala kambing.

"Saudara-saudara sekalian hari ini tepat bulan purnama telah tiba! saatnya untuk persembahan darah segar bagi tuan kita dan juga penguasa alam kegelapan! Mari kita berdoa agar dia memberikan hidup abadi dan kekuasaan kepada kita semua!" serunya.

Dan ritual pun dimulai dengan mengucap mantra dan membungkuk memberi hormat kepada patung Bethomet dan setelah itu menyanyi dengan lagu pemujaan. Salah seorang maju sambil memegang pisau. Perempuan yang berbaring itu ketakutan dan menggerakan tangan dan kakinya untuk melepaskan diri.

"Tolong, jangan lakukan itu !" ratapnya dia pun menangis tapi semua tidak perduli.

Bersambung ...