webnovel

MY BLOOD'S DEVIL AND ANGEL !

Namaku Antonio, lahir dari perempuan biasa... tapi tak ada yang tahu dalam darahku mengalir Devil, Angel dan manusia sekaligus tanpa diketahui siapa ayahku ... keluarga besar mamaku memasukan aku ke biara agar pendeta bisa mengawasiku, karena mereka sudah membunuhnya ? atau masih hidup ...

pangeran_Biru · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
51 Chs

Bagian Ke dua

Warning adegan dewasa !!!

SEBUAH TRAGEDI, CINTA DAN KESEDIHAN.

"Ahhh .. !" terdengar desahan dan erangan dari mulut Julia, tubuhnya menggeliat di tempat tidur besar di kastil milik Diego, sejak pertemuan di pesta, keduanya sudah jatuh cinta. Dan tak perduli lagi dengan apapun. Julia sudah pasrah ketika keparawanannya hilang. Senakal-nakalnya dia waktu lalu masih dalam tahap kewajaran dan menjaga diri. Tetapi tidak dengan pria ini.

"Kamu ... cantik sekali sayang !" erang Diego ketika menggumuli tubuh mulus dan sintal milik Julia. Tubuh keduanya sudah banyak berkeringat.

"Ahhh ... teruskan sssaaayyangg !" erang Julia matanya melotot. Ketika tubuh Diego makin cepat berada dibatas tubuhnya.

"Ooohhhh ... babbyy !" tiba-tiba Diego merasakan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya dan itu sangat mengejutkannya. Matanya mulai berubah dan berteriak tiba-tiba. Julia terkejut dan matanya terbelalak muka dan tubuh Diego dalam sekejap berubah, ia ingin menjerit tapi tidak bisa. Tubuh Diego tetap berada di atas tubunya, nafasnya memburu.

"AAARRRGGGHHHH .... !!" mata Diego terbelalak ia sudah mencampai puncak kenikmatan, sementara Julia pun mengerang bersamaan dengan Diego, tubuhnya mengejang. Nafasnya terengah-engah, ketika membuka matanya ia melotot tak ada Diego yang berwajah tampan dan gagah! kini yang ada di atas tubuhnya mahluk aneh dan menyeramkan,

"Siapa kamu !" Julia gemetaran ketakutan dan terengah. Mahluk itu bermata merah bertanduk dengan gigi runcing dan berbadan merah juga, Jarinya memanjang begitu pun kukunya panjang dan runcing. Tiba-tiba tangan itu mencekram leher Julia.

"Aakkhh ... Di ..Diego !" ucap Julia tercekik. Diego yang berubah pun perlahan melepaskan cekikannya dan dan serta melepas tindihan dari tubuh Julia.

Julia tidak berkedip nafasnya terasa sesak dan kemudian terbatuk, lehernya terasa sakit. Dia ketakutan tubuh telanjangnya gemetaran dan duduk di pojokan tempat tidur dengan wajah pucat pasi.

"Maafkan ... aku !" suara dari mulut mahluk itu keluar dengan sangat berbeda dan menyeramkan.

"Ka .. ka ... mu ... iblis ?" ucap Julia gemetaran, Diego berdiri telanjang di pinggir tempat tidur, tiba-tiba terbentang sayap putih dari punggungnya berkilauan terlihat bercahaya. Dalam sekejap Julia ketakutan tapi sekaligus takjub.

"Siapakah kamu sebenarnya ?" tanya Julia perlahan bangun dan mendekati Diego, sepertinya ketakutan tadi sirna dan kemudian menyentuh wajahnya yang menyeramkan itu sekaligus tangan satunya membelai bulu halus lembut dari sayapnya.

"Aku tidak tahu !" jawab Diego, darah iblisnya memudar.

"Kamu Devil tapi sekaligus Angel !" ucap Julia lembut.

"Kamu tidak takut kepadaku ?" tanya Diego sambil menatap gadis cantik di hadapannya., Julia menggeleng.

"Aku mencintaimu !" ucap Diego tersenyum lega dan memeluk erat tubuh Julia.

"Aku juga !" bisik Julia membalasnya, entah bagaimana ia bisa mencintai lelaki itu dengan rupa yang sangat aneh. Perlahan tubuh Diego kembali seperti semula.

Mereka kembali berciuman dan berpagutan, tubuh mereka pun kembali bergulat di tempat tidur, dan keduanya kembali mencapai puncal kenikmatan. Dan tak perduli dengan apa yang terjadi.

"Kenapa kamu hendak membunuhku ?" ucap Julia menatap pemuda tampan di sebelahnya, sambil membelai tubuh lelaki yang kini sudah kembali ke sedia kala.

"Aku tidak tahu, yang jelas darah iblisku yang melakukan itu, Julia maafkan aku! aku orang jahat !" ujar Diego sambil menyentuh wajah perempuan yang sangat di cintainya itu.

"Apa maksudmu ?" tanya Julia.

"Aku ... seorang pembunuh !" jawab Diego sambil menatap Julia. Dan Diego pun menceitakan semuanya. Julia kembali terkejut bukan main dan menyangka.

"Aku mencintaimu Julia! sungguh, ketika tadi hendak melakukan itu aku tersadar kamu berbeda! aku seperti mengenal seseorang yang jauh sebelum ini !" ujar Diego. Julia tertegun, karena ia merasakan hal yang sama.

"Aku juga Diego, aku seperti sudah mengenalmu sebelumnya !" ucap Julia. Mereka berpelukan dan berciuman kembali, malam pun semakin larut.

---------------

Tanpa terasa waktu berlalu, gosip pun beredar tentang mereka berdua. Kedua orang tua Julia sangat marah ketika mendengar berita yang sampai ketelinga keduanya. Dan melarang Julia untuk bertemu dengan Diego lagi.

"Aku sangat mencintainya papa !" ucap Julia menatap lelaki tua di depannya, tak terima

"Diam, bila kamu nekat maka dengan terpaksa papa akan mengusirmu !" ujar papanya marah. Julia hanya menunduk.

"Aku ... hamil papa !" isak Julia akhirnya mengungkap rahasianya yang tersimpan. Kedua orang tua Julia bagai tersambar petir, dengan semua yang terjadi.

"Apa !" seru mereka tak percaya, menatap putri mereka yang kini bersimpuh di hadapan keduanya.

"Julia, papa ingin kamu mengugurkan kadungan itu !" papanya semakin marah.

"Tidak papa !" kata Julia dengan tegas.

Sementara itu pihak berwajib mengetahui keberadaan Diego dan mengejarnya kemari. Julia memutuskan untuk kabur dari rumah dan menuju kastil Diego.

"Julia !" seru Diego terkejut dengan kedatangan kekasihnya.

"Aku ... hamil Diego !" ucap Julia dengan terisak menangis.

"Julia !" Diego terkejut dan memeluk erat tubuh kekasihnya.

"Kita pergi dari sini !" bisik Diego.

Mereka pun pergi tanpa diketahui oleh siapa pun, kedua orang tua Julia terkejut. Apalagi mendengar berita tentang Diego ternyata seorang pembunuh dan polisi sedang berusaha menangkapnya, mereka meminta polisi mencari putri mereka.

Disuatu desa terpencil yang sangat jauh dari di sebuah pegunungan, Diego dan Julia tinggal kini, kehamilannya sudah sampai kepada puncaknya, seseorang akhirnya mengetahui siapa Diego yang sesungguhnya. Dia memberitahu ke pihak yang berwajib.

"Mas, sakit sekali !" ucap Julia merintih kesakitan sambil memegang perutnya yang membesar, Diego merasa khawatir atas apa yang dirasakan istrinya. Akhirnya ia pun memutuskan untuk meminta bantuan.

"Diego Armando, menyerahlah !" tiba-tiba terdengar suara dari luar, Diego melihat ke jendela betapa terkejutnya ia, polisi telah mengepung rumahnya.

"Siapa mas ?" tanya Julia sambil menahan sakit di perutnya.

"Bukan siapa-siapa sayang! mas, akan ke luar sebentar mencari bantuan !" Diego berusaha bersikap wajar agar Julia tenang.

"Cepat mas, sepertinya akan tiba waktunya, anak kita lahir !" ucap Julia yang terus merintih. Diego mengangguk tersenyum.

Diego pun keluar dengan tangan di atas tanda menyerah, ia meminta seseorang untuk membantu persalinan istrinya. Pihak polisi mengetahui kini ia bersama seseorang perempuan.

"Baiklah kami akan membantunya !" teriak kepala polisi, Diego sangat senang. Dan seorang perempuan pun datang membantu.

"Arrggghhh ... sakit ... !" rintih Julia, tubuhnya menggeliat.

"Tenang nona, aku akan menolongmu !" ujar si perempuan tua itu lembut, berusaha menenangkan gadis muda itu.

"Dimana suamiku ?" tanya Julia terengah, keringatnya mengucur deras.

"Dia baik-baik saja bersama polisi !" ujar si perempuan, Julia terkejut.

"Apa ...! tidak kumohon jangan !" ucap Julia, ia tahu bila darah iblisnya datang semua akan menjadi kacau.

"Jangan pikirkan itu nona ! sekarang anda akan segera melahirkan !" kata si perempuan.

"Aahhh ... sakit !" teriak Julia, nafasnya naik turun, keringat membasahi seluruh tubuhnya.

"Ayo nona sedikit lagi !" ujar si perempuan, Julia pun berteriak dan mengedan, berusaha mengeluarkan sang jabang bayi dari rahimnya, nafasnya naik turun.

Sementara itu di luar beberapa polisi mendekati Diego untuk menangkapnya, hatinya sedang berharap cemas atas kondisi Julia, tiba-tiba terdengar suara jeritan keras dari dalam rumah dan itu mengejutkan semua orang yang berada di luar, secara reflek Diego membalik ke rumah untuk mengetahui apa yang terjadi. Tapi itu mengejutkan petugas sehingga mengeluarkan senjata.

"Dor ... dor .. !"

"Jangan di tembak ...!"

Sayang semua terlambat, terdengar kesunyian setelah itu. Baik dalam rumah ataupun di luar rumah. Diego jatuh tersungkur ke tanah dengan luka tembak tapi masih hidup, nafasnya terengah, darah mengucur deras dari badannya. Tak lama seorang perempuan keluar dari dalam rumah sambil mengendong bayi yang menangis.

"Maafkan aku, bayi lelakinya selamat! tapi ... tidak dengan ibunya !" ucapnya pelan. Diego menatap tak berkedip.

"TI ... TIIIIDDDAAAKKKK !!" terdengar suara teriakan Diego, matanya berubah merah, tubuhnya bergerak dan berubah warna. Semua terkejut dengan perubahan Diego.

"I .. iiblis !" teriak wanita itu dan jatuh pingsan. Si jabang bayi yang ikut terjatuh menangis keraa.

"Kalian semua penyebabnya, Istriku mati! tak kumaafkan !" Teriak Diego dengan suara berat dan menatap tajam dengan marah, karena orang yang begitu sangat di cintainya itu meninggal.

Semua terkejut ! kini dihadapan mereka berdiri mahluk aneh yang menyeramkan sekaligus takjub. Berbentuk iblis tapi bersayap malaikat putih bersih dan bercahaya. Suara tembakan pun terdengar tapi itu sia-sia. Semua berlari ketakutan ketika mahluk itu terbang dan menyerang.

"Hei iblis !" teriak seorang pendeta yang sengaja datang ingin tahu bahwa ada seseorang yang dicari polisi. Dan terkejut tak percaya dengan yang di lihat oleh matanya.

Mahluk itu menyerang sang pendeta, dan dia pun mengeluarkan rafalan dari kitab suci, terjadilah pertempuran antara mereka berdua.

"Terimalah ini iblis !" teriak pendeta dan dia melempar sesuatu dan mahluk itu pun terjatuh sambil berteriak.

------------------

Dua puluh tahun kemudian ... seorang pendeta datang ke Vatikan datang untuk bertemu dengan Paus yang memimpin Gereja Katolik Roma.

"Pastor Paulus !" tanya kepala keuskupan yang menyambutnya di pintu gerbang. Pria berumur 40 tahun pun mengangguk.

"Aku ingin bertemu beliau, bolehkah ? ini sangat penting sekali !" ucapnya. Lelaki itu menatap pendeta di hadapannya.

"Apa ini berkaitan dengan anak itu ?" tanyanya, Pastor Paulus terdiam tapi tertegun mereka sepertinya sudah tahu. Ia mengangguk.

"Ikut saya, Pastor !" katanya meminta mengikutinya, ia pun mengangguk dan mengikutinya masuk.

Bersambung ....