webnovel

My Beautiful Pregnant Maid

Menjadi wanita terhormat dan terpandang ternyata tidak menjamin kebahagiaan seorang wanita. Hal itulah yang dirasakan oleh Phoebe Rae, menikah dengan pria kaya raya membuat statusnya sebagai gadis biasa berubah drastis. Terdengar bagus bukan? Namun tidak bagi Phoebe Rae, pernikahan itu adalah awal mula mimpi buruk dalam hidupnya. Di saat dia sedang mengandung anak pertamanya, suaminya berselingkuh. Meminta pisah? Tentu saja, namun tidak semudah itu. John Ricardo selaku suami Phoebe Rae tak ingin mencerikannya, dan pria itu juga tidak ingin meninggalkan selingkuhannya. Alangkah egois bukan? Semua hal itu membuat hatinya sangat hancur, tidak tahan dengan perlakuan suaminya, dia nekat meninggalkan rumah, kabur menuju ke kota lain bersama dengan adiknya yang juga merupakan satu-satunya keluarganya yang tersisa. Rela melakukan pekerjaan apapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Phoeboe Rae menjadi seorang pembantu rumah tangga di rumah seorang dokter muda. Masalahnya tidak berhenti sampai di situ. Sebab, ternyata sang majikan adalah kekasih dari selingkuhan suaminya. Menjadi pembantu rumah tangga dalam kondisi sedang mengandung membuatnya tidak bisa menyembunyikan kehamilannya dari sang majikan. Apa yang akan terjadi sslanjutnya? Apakah John akan mencari keberadaan Phoebe? Bagaimana hubungan sang dokter dengan Phoebe setelah mengetahui kehamilannya? Jawabannya hanya ada dalam cerita ini. story by me art by pinterest

Nonik_Farellidzy · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
278 Chs

Menjaga perasaan Phoebe

Setelah hampir 1 jam ngobrol bersama sambil menikmati camilan lalu Matheo membuka kado yang diberikan oleh Phoebe yang ternyata adalah sebuah laptop baru, akhirnya terasa pamit untuk segera ke rumah sakit karena dia harus memenuhi kewajibannya sebagai seorang dokter. 

Phoebe dan Matheo mengantar Travis sampai depan pintu, sementara Angelica sedang di dapur untuk mencuci piring-piring kotor bekas wadah kue. 

"Phoebe, jangan tinggalkan apartemen ini tanpa saya. Mungkin saya akan ke sini sekitar jam 08.00 malam," ucap Travis dengan santai.

"Tapi sebenarnya saya bisa saja naik taksi," sahut Phoebe.

"Seperti yang saya katakan, jangan pergi dari sini tanpa saya." Travis menegaskan kemudian menatap Matheo. "Matheo, Jangan biarkan dia pulang sendiri. Jangan lupa hubungi saya karena ada hal penting yang ingin saya bicarakan. Kamu masih menyimpan kartu nama saya kan?"

"Eh, iya, Dok." Matheo mengangguk-anggukkan kepalanya. 

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com