webnovel

kedatangan Tio

Prasetyo berjalan dengan gaya angkuhnya menuju keruangan Dewa,ia hari ini berencana untuk menemui sahabat sekaligus rivalnya,ia ingin memberikan kejutan untuk Dewa,karena sudah lama ia tak bertemu dengan sahabatnya itu. ia hanya ingin menyapa,tidak ingin membongkar hubungannya dengan Calista,untuk urusan itu nanti saja. walaupun ia tahu kalau pernikahan Dewa dan Calista sebentar lagi tidak masalah baginya yang jelas ia akan tetap menggagalkan pernikahan itu.

tok...tok...

suara ketukan pintu mengalihkan Dewa dari beberapa berkas yang harus ia kerjakan.

"masuk.."

"tuan...ada tuan Prasetyo ingin menemui anda." ucap Willy.

Dewa mengerutkan keningnya,heran pasalnya sahabatnya itu sudah lama tak menampakkan hidungnya,tetapi ia tiba-tiba ingin menemuinya.

"biarkan dia masuk."

"baik tuan." ucap Willy menundukkan kepalanya hormat dan keluar menyuruh Tio untuk masuk.

"hai bro,apa kabar?" ucapnya setelah melihat Dewa.

"hmmm...kemana saja kamu setahun ini?" tanyanya tanpa basa-basi

"eee...buset,setaun gak ketemu ternyata kamu sama saja,kulkas." ejek Tio

Dewa mendelik mendengar ucapan Tio,dia memukul bahu Tio pelan.

Tio terkekeh lalu duduk di sofa tanpa harus di minta.

"jadi aku dengar kamu akan menikah,tetapi tanpa mengundang ku?" tanyanya setelah mendudukkan pantatnya

"kamu lama tak ada kabar,aku hanya dengar kau berada di luar negeri,aku kira kau masih disana makanya aku tak mengundangmu."

"wahhh...ternyata kau melupakanku,tega sekali kau Dewa." ucapnya mendramatisir.

"Haiz....buang wajahmu yang seperti orang bodoh itu."

"CK....tidak bisakah kau membujukku agar aku tidak merajuk."

"najis..." ucap Dewa sambil melempar tisu ke arah Tio.

sementara Tio hanya terkekeh melihat Dewa yang kesal.

suasana menjadi hening,keduanya tampak canggung karena sudah lama tak bertemu.

"jadi aku mendengar Calista sempat menghilang,bagaimana dia bisa kembali?"

ucap Tio memecah keheningan.

"ternyata berita itu cepat sekali menyebar. ya memang benar Calista sempat menghilang tetapi kini dia sudah kembali, dan itu membuatku lega karena dia baik-baik saja.sejak kehilangannya itu membuatku gila." dan Dewa menceritakan semuanya dari Calista menghilang sampai ia kembali dan Sekarang akan melangsungkan pernikahan.

"apa kamu tidak merasa janggal akan cerita Calista?" ucapnya pada Dewa.

"apa maksudmu?" ucap Dewa tak mengerti arah pembicaraan temanya ini.

"ya bagaimana pun Calista menghilang selama satu tahun ,tapi ia bilang hilang ingatan.apa kamu yakin ia tidak berbohong?"

"katakan apa yang ingin kau katakan,jangan berbelit."

"apa kamu tidak kepikiran selama satu tahun Calista tidak kembali,dan dia memiliki kekasih selain kamu."

"itu tidak mungkin,Calista wanita yang setia."

"itu kalau Calista tidak amnesia,tetapi ini Calista amnesia Dewa,ingat Calista itu cantik pasti banyak lelaki yang tertarik denganya,apalagi tidak ada yang mengakuinya sebagai keluarganya pasti banyak yang ingin memilikinya." ucap Tio terus memanasi Dewa.

Dewa terdiam sejenak,ia membenarkan ucapan Tio,Calista itu cantik jadi tidak mungkin jika dia sendirian selama ia kehilangan ingatannya.

"sebenarnya apa tujuanmu mengatakan hal itu?"

"aku tidak bermaksud apa-apa Dewa,aku hanya tidak ingin ada yang mengacaukan hari pernikahanmu dengan datang mengaku sebagai suami Calista."

"sudahlah kamu tidak perlu khawatirkan itu,aku bisa mengatasinya."

"aku tahu itu,karena kaulah yang berkuasa."

mereka akhirnya menyudahi obrolan tentang Calista,mereka kini mengobrol tentang masa-masa dulu saat kuliah dan bercanda,suasana mulai mencair kedua sahabat itu sesekali tertawa dan melontarkan lelucon. saat sedang asik mengobrol tiba-tiba pintu terbuka.

"sayang....Kenap...." ucapan Calista berhenti saat netranya menatap sosok yang tak ingin ia temui lagi seumur hidupnya.

senyum yang sempat terkembang kini perlahan memudar dan netranya menatap tajam pada sosok yang pernah hadir dalam hidupnya.

"hei...sayang kenapa kesini?" tanya Dewa membuyarkan lamunan Calista.

"eh...iya sayang,aku hanya mau kesini bertemu denganmu apa tidak boleh?" ucap Calista,ia berusaha untuk meredam emosinya yang sempat hampir meledak saat melihat Tio.

Calista berjalan mendekati Dewa dan sengaja duduk di pangkuannya tanpa ada rasa sungkan sedikitpun.

Dewa yang melihat tingkah Calista hanya terkekeh gemas.

"sayang apa kamu ingat denganya?" ucap Dewa menunjuk pada Tio.

Calista mengerutkan kedua alisnya

"siapa ya sayang kok aku tidak ingat." ucap Calista pura-pura

"ha ha ha...memang dia pantas untuk tidak diingat."

"aku sangat sedih kalian tidak mengingatku." ucap Tio membuat wajahnya sesedih mungkin.

seketika tawa mereka pecah, Calista dan Tio sempat saling menatap di sela tawa mereka.

"maaf tuan menganggu waktunya." ucapan Wily menghentikan tawa mereka.

"apa kau tidak bisa mengetuk pintu." tegur Calista.

"maaf nona,tadi saya sudah mengetuk tetapi kalian tidak mendengar." ucap Wily bernada ketus,karena memang Willy tak menyukai Calista dari dulu karena sikap sombongnya.bebeda dengan Tiara yang lebih ramah.

"ada apa Willy?" ucap Dewa melerai keduanya karena dia tahu Willy tak menyukai Calista.

"maaf tuan,saya hanya ingin mengingatkan kalau sebentar lagi tuan Yakasima akan datang,lebih baik kita berangkat sekarang."

memang Dewa sedang bekerja sama dengan tuan Yakasima tentang pembangunan hotel yang ada di Jepang.

"baiklah,tunggulah di mobil aku akan menyusul."

Willy pamit dan segera menuju ke mobil seperti yang diperintahkan oleh Dewa.

"baiklah sepertinya aku harus mengakhiri pertemuan ini,karena aku harus menemui mitraku."

"sayang,bolehkah aku ikut?" tanya Calista manja.

"tentu saja sayang,tuan Yakasima pasti senang,karena dia juga membawa istrinya."

"baiklah aku akan pergi,karena kalian telah mengusirku."

"ya lebih baik kau cepat pergi." usir Dewa.

"baiklah...baikla.." ucap Tio

"sayang kamu tunggu dulu,aku mau ke toilet dulu."

Calista mengangguk lalu beranjak dari pangkuan Dewa

saat Dewa di kamar mandi Tio menatap Calista dalam tanpa ada yang mau membuka pembicaraan hawa terasa dingin.

"apa maumu,kenapa kau kesini?" ucap Calista dingin setelah beberapa saat hening

"aku hanya ingin membawamu kembali padaku."

"cih...jangan harap."

"kita lihat saja nanti,aku tahu kau sedang hamil anakku,jadi dengan mudah aku akan membawamu kembali." ucapan Tio sontak membuat Kalista terdiam membisu dan tak berkutik.

Tio mengecup singkat pipi Calista dan berbisik,

"selamat bersenang-senang Calista,karena ini akan berakhir dan kita akan kembali bersama."

ucap Tio lalu meninggalkan Calista yang masih berdiri mematung mendengar ucapan Tio.

"kenapa sayang,ayo kita pergi sekarang." ucapan Dewa membuyarkan lamunan Calista.

Calista berusaha menetralkan detak jantungnya dan tersenyum lalu mengecup pipi Dewa,dan menggandeng tangan Dewa mesra berjalan keluar ruangan Dewa.

"aku harus waspada dengan keberadaan Tio,jangan sampai dia membocorkan rahasiaku dan menggagalkan rencanaku." ucap batin Calista.