webnovel

Bab 4.

Setelah puas saling menatap satu sama lain, Triana lah yang duluan melepaskan tatapan nya karena merasa risih dilihati seperti itu. Apalagi mereka berdua juga di tonton ini oleh semua orang yang ada di ruangan meeting itu.

Alfred yang lupa melepaskan jabatan tangan mereka berdua, Triana ingin melepaskan nya tapi cengkraman Alfred sangat kuat.

"Ahhh... lebih baik kita mulai rapat nya sekarang juga" ucap Triana dingin tapi sedikit salah tingkah karena tatapan Alfred.

Alfred yang baru sadar semua nya itu pun melepaskan jabatan tangan nya lalu memasang tampang datar nya lagi. Lalu mereka berdua pun segera duduk di kursi mereka masing-masing dan memulai rapat itu.

Meeting itu pun berjalan dengan sangat lancar, dan hasil nya juga sangat memuaskan. Dan pembangunan hotel besar di Hawaii itu pun akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Triana dan Alfred pun sangat senang, karena meeting yang mereka lakukan itu berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang bagus. Triana juga gak sabar melihat pembangunan hotel di hawaii itu.

"Pasti nanti hotel itu sangat indah dan bagus" batin Triana.

Semua anggota yang menghadiri meeting hari ini pun saling menjabat tangan untuk saling mengucapkan selamat sekaligus sebagai tanda untuk pamit. Setelah mereka berjabat tangan, mereka pun mulai membubarkan diri dari dalam ruang meeting itu dan yang tersisa di sana hanya Alfred dan Triana.

Alfred berjalan ke arah Triana. Sedangkan Triana masih sibuk di tempat duduk nya sambil membereskan semua berkas yang ada di meja meeting itu. Jarak mereka berdua hanya terpisah 3 meter saja. Mereka berdua saling diam saja, tidak ada dari mereka yang melakukan pergerakan lagi di antara mereka berdua. Suasana di antara mereka pun menjadi canggung. Triana yang sudah selesai membereskan berkas nya pun menatap laki-laki di depan nya itu dengan tatapan sedikit bersalah karena dia sudah menumpahkan minuman nya ke jas laki-laki di depan nya ini.

"Astaga, ini sangat memalukan. Waktu itu aku menumpahkan minuman ke jas nya, sekarang aku juga harus ikut meeting dengan nya" batin Triana merasa bersalah.

Setelah itu triana pun mulai berbicara, " maafkan saya, karena telah menumpahkan minuman saya ke jas anda waktu itu" ucap triana sambil menggaruk leher nya yang sebenarnya tidak gatal.

"Tidak masalah" ucap Alfred singkat.

"Apa jas yang kubelikan waktu itu sudah cukup?" tanya triana lagi.

"Sudah" jawab singkat Alfred lagi.

"Lebih baik aku segera kembali terlebih dahulu" ucap Alfred datar.

"Baiklah... Ayo saya akan antar anda ke depan" ucap triana sopan.

Mereka berdua pun berjalan keluar ruang meeting itu dengan beriringan menuju lift. Keadaan di dalam lift itu pun sangat sepi, hanya ada mereka berdua di dalam. Di antara mereka tidak ada yang memulai pembicaraan sedikit pun.

Setelah sampai di lantai 1, Triana pun mengantarkan Alfred sampai ke lobby kantor nya. Dia melihat terus sampai laki-laki itu hilang dari pengelihatan nya. Dia pun langsung masuk ke dalam lift itu lagi dan berjalan menuju ruangan nya sendiri untuk melanjutkan pekerjaan nya lagi.

Jam sudah menunjukkan jam 6 sore dan jam segini lah waktu nya untuk pulang. Triana pun segera membereskan semua dokumen dan berkas-berkas nya. Dia juga tidak lupa memasukkan laptop nya itu kedalam tas kerja nya sendiri. Lalu setelah itu keluar dari ruangan nya dan berjalan ke arah lift untuk turun ke parkiran. Akhirnya dia pun sampai di parkiran itu, dia pun segera berjalan menuju mobil Ferrari nya dan masuk ke dalam mobil itu.

Setelah itu dia langsung mengendarai mobil itu dengan kecepatan rata-rata, karena jalan di sana sedikit macet. Dia tidak mau mengalami kecelakaan. Dia sebenarnya mau mengendarai mobil itu dengan kecepatan maksimum, dia juga pengen segera sampai ke penthouse milik nya lalu segera istirahat.

Sedangkan di tempat lain, Sama-sama jam pulang juga. Alfred segera keluar dari ruangan nya dan berjalan menuju lift untuk segera sampai ke parkiran basement pribadi nya. Setelah sampai di parkiran itu, dia segera masuk ke dalam mobil sport milik nya dan langsung pergi meninggalkan gedung itu.

Di dalam mobil, dia tersenyum terus. Dia heran kenapa hari ini dia bisa sebahagia ini. Dia juga tidak tahu apa alasan nya bisa sesenang ini. Padahal hari ini dia cuma datang ke Wijaya First Production saja untuk menghadiri meeting dan setelah itu dia hanya di dalam ruangan nya saja. Jangan-jangan karena perempuan itu?. Dia juga tidak tahu jawaban nya.

Dia pun mengendarai mobil nya dengan cepat menuju ke mansion miliknya untuk beristirahat.

Dia mengendarai mobil nya itu dengan kecepatan yang sangat cepat karena dia tidak suka berjalan dengan lambat. Dia juga dulu sering balapan bersama teman-teman nya. Dan dia juga pernah mengalami kecelakaan tapi tidak terlalu parah. Dia tidak pernah kapok melakukan itu, dia juga masih nekad untuk menyetir mobil nya dengan kecepatan tinggi. Tapi dia mulai tidak berani melakukan balapan lagi.

Dia sampai di mansion nya setelah menempuh perjalanan 30 menit saja. Memang jarak dari kantor ke mansion nya cukup jauh. Karena kantornya berada di tengah kota London, sedangkan mansion nya berada di ujung kota London. Lebih tepatnya, mansion nya itu sangat privasi.

Setelah sampai, dia mengendarai mobil sport nya itu ke arah parkiran mansion nya lalu segera masuk ke dalam mansion nya itu. Dia berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamar nya untuk segera membersihkan diri nya yang sudah bau keringat seharian ini. Setelah selesai mandi, dia segera berjalan ke walk-in-closet milik nya dan mengambil kaos santai milik nya. Setelah memakai kaos itu, dia pun segera berjalan menuju ke mini bar milik nya yang berada di ujung dapur itu.

Dia segera mengambil botol Whisky milik nya lalu segera menuangkan nya ke dalam gelas khusus wine dan meminumnya dengan sekali tegukan saja.

Fakta yang baru lagi, Alfred sangat suka dengan minuman beralkohol. Karena kalau sudah minum alkohol, dirinya bisa tenang. Setelah meminum beberapa teguk, dia pun kembali ke dalam kamarnya lalu segera membaringkan dirinya di atas kasur nya untuk tidur. Tapi dia belum mengantuk juga, dia pun berdiri lagi dari ranjang nya lalu berjalan ke arah TV nya untuk menonton. Dia menonton TV sebentar, tapi belum juga mengantuk.

"Shit... kenapa belum ngantuk juga?" gumam Alfred.

"Apa lebih baik membaca sambil tiduran. Mana tahu bisa tertidur" lanjutnya.

Dia pun segera mengambil buku dan berbaring lagi sambil membaca nya.

Tidak beberapa lama kemudian, dia pun tertidur dan buku yang dibaca nya tadi terjatuh ke lantai kamar nya itu.