webnovel

Ibu Juan Baik banget

"Gimana rasanya?" tanya Ibu Juan menanyakan rasa masakan pada Clara.

"Hmmm ... enak banget, Tante! Ini makanan terbaik yang pernah saya makan," jawab gadis itu.

Clara tidak berbohong, memang masakan yang dibuat oleh Ibu Juan sangat enak, ia menikmatinya.

Gadis itu sudah lupa bagaimana rasa masakan rumah sejak merantau ke Ibu Kota. Rasanya, gadis itu seperti sedang bersama Ibunya yang memasakkan makanan terbaik beliau untuknya.

"Syukurlah kalau rasanya enak," senang Ibu Juan mendengar pujian yang terucap dari mulut Clara. Ia hanya memiliki satu-satunya anak laki-laki dan dia tidak pernah berkomentar apa pun tentang masakannya. Padahal beliau menginginkan sebuah pujian.

Ini adalah kali pertama masakannya dipuji setelah pria yang ia cintai pergi meninggalkannya dari dunia ini. Wanita itu sangat merindukan pujian tersebut, namunsifat memuji kekasihnya itu tidak turun ke anak laki-lakinya, wanita itu sangat sedih memiliki anak laki-laki yang memiliki ketidak pedulian yang tinggi.

"Pak Juan beruntung banget ya bisa dimasakin makanan seenak ini sama Ibu," kata Clara merasa iri terhadap laki-laki  itu. Dia sangat enak karena setiap hari dimasakin makanan yang sangat lezat oleh Ibunya, sementara dirinya? Tidak bisa merasakan hal itu, gadis itu sangat jauh dari keluraga dan tinggal sendiri dengan teman satu kostannya. Meskipun begitu, ia mau tidak mau harus hidup mandiri.

Ibu Juan tertegun, ia sangat senang dengan pujian gadis itu tapi bagaimana pun juga wanita tersebut tidak tahu apakah sang anak merasa bersyukur karena dirinya memasak makanan senak ini  untuknya? Apakah laki-laki itu merasa menjadi anak yang beruntung seperti yang dikatakan oleh Clara barusan? Ibu Juan memikirkannya, beliau ingin tahu apakah anaknya berpikir seperti itu juga? Wanita itu ingin mengetahuinya.

Karena sangat sulit untuk membaca pikiran Juan, wanita itu tidak tahu apa yang dipikirkan laki-laki itu tentangnya. Andai saja ada alat yang bisa membaca pikiran seseorang, wanita itu mungkin ingin membelinya karena beliau sangat membutuhkannya untuk mengetahui apa yang ada di pikiran sang anak tentang dirinya. Andai, andai saja ada alat seperti itu.

Keduanya pun makan siang bersama, Clara tidak menyangka Ibu Juan sebaik ini. Padahal di awal pertemuan mereka wanita itu bagaikan Ibu Tiri yang melihat anak kesayangan suaminya yang bukan anak kandungnya, ditatap oleh wanita tersebut pada saat itu Clara merasa terintimidasi apalagi ketika waniita itu mengatakan sesuatu tentangnya. Tapi, berbeda dengan apa yang dirasakan gadis itu sekarang. Dirinya merasa wanita tersebut adalah Ibu Kandungnya sendiri. Dan saat ini gadis itu pun merindukan Ibu Kandungnya di rumah.

Begitu pula yang dilakukan Ibu Juan terhadap gadis tersebut, sudah berapa kali Juan membayar gadis-gadis untuk dijadikan kekasih pura-pura. Mereka mengiyakannya karena menginginkan harta laki-laki itu, oleh karena itu ketika bertemu dengan gadis bernama Clara wanita tersebut melayangkan tatapan tajam dan membuat gadis tersebut merasa terintimidasi. Dengan begitu dia pasti tidak akan lama menjadi pacar pura-pura anaknya dan Juan juga tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membayarnya, enak saja dia hanya mengaku sebagai pacar anak nya kemudian mendapatkan uang banyak. Ibu Juan tidak terima itu.

Keduanya banyak berbincang tentang hari ini. Sekarang, Clara juga merasa nyaman dengan Ibu Juan, keduanya sudah seperti Ibu dan anak yang membicarakan apa saja dengan santai.

"Oh, jadi kamu di sini tinggal bersama teman kamu?" tanya Ibu Juan.

Clara menganggukkan kepalanya pelan mengiyakan apa yang dikatakan wanita tersebut.

"Iya, Bu. Saya tinggal bersama teman saya," ucap Clara membenarkan apa yang dikatakan Ibu Juan.

"Lalu kenapa kamu gak bisa masak? Bukankah kalau begitu kamu bisa eksplor dalam perihal memasak?"

"Maunya sih gitu, tapi saya terlalu sibuk jadinya gak sempat buat masak dan haya membeli makanan cepat saji hehehe ... tapi kalau teman kost saya libur dia yang masak."

"Memangnya pekerjaan kamu apa?" tanya Ibu Juan pada gadis itu. Wanita itu heran kenapa Clara bisa sesibuk itu, padahal dulu waktu diirnya bekerja pun ia masih bisa memasak sepulang kerja. Beliau juga ingin kenal lebih dekat dengan calon istri anaknya.

"Eeeh ... kalau itu ....," ucapan Clara menggantung. Gadis itu  tidak tahu harus menjawab apa, kalau gue bilang penulis apa gue gak dimarahin? Banyak yang bilang penulis itu sama saja dengan pengangguran, ucap gadis itu dalam hati. Ia ragu mengatakan pada Ibu juan profesinya sebagai penulis karena banyak yang meremehkan profesi tersebut.

Ibu Juan menunggu jawaban dari gadis itu, ia ingin tahu apa profesi gadis tersebut sehingga dirinya bisa tahu bagaimana gadis ini dan anaknya bertemu. Kalau tidak ada sinkronisasi pekerjaan gadis tersebut dengan anaknya bisa disimpulkan kalau Clara dimintai bantuan oleh anaknya untuk berpura-pura menjadi pacar laki-laki itu. Meskipun wanita itu merasa cocok dengan Clara bukan berarti dirinya tidak mencari kebenaran atas hubungan mereka berdua. Ia tetap waspada Juan melakukan hal yang selalu dilakukannya.

"Apa pekerjaan kamu Clara?" tanya wanita itu lagi. Pertanyaannya belum di jawab.

Dengan ragu-ragu Clara menjawab pertanyaan tersebut. "Pe ... penulis, Bu,."

"Penulis?" tanya Ibu Juan memastikan apa yang didengarnya itu benar.

Clara membenarkannya dengan cara menganggukkan kepakanya pelan.

Ibu Juan berpikir Clara dan Juan ada hubungannya. Dari pekerjaan mereka saja sudah saling berhubungan, Juan yang memiliki perusahaan penerbit dan Clara yang berprofesi sebagai penulis.

Clara berpikir Ibu Juan akan mengatakan hal-hal tentang profesinya seperti orang-orang yang meremehkannya. Namun ternyata tidak, wanita itu malah memeluknya. Clara sempat bingung dengan apa yang dilakukan Ibu Juan padanya, namun ia bersyukur wanita itu tidak marah padanya.           

"Saya senang kamu jadi pacar anak saya," ucap Ibu Juan pada Clara. Ternyata laki-laki itu tidak membohonginya, dia benar-benar memiliki gadis lucu ini masuk ke dalam kehidupannya. Detik kemudian wanita tersebut melepas pelukannya dan berkata. "Kamu baik-baik ya sama Juan. Jangan cepat emosi karena Juan memang begitu anaknya."

"Kadang saya juga suka terbawa emosi kalau Juan sangat cuek. Tapi, itu lah yang membuat orang-orang tertarik padanya, kalian boleh bertengkar tapi jangan sampai berpisah. Oke?" ucap wanita itu memberi sedikit nasihat kepada Clara. Ia takut gadis ini tidak akan sanggup berhubungan dengan Juan, anaknya dan keinginannya mendapatkan seorang menantu serta cucu kembali kandas.

Mendengar itu semua membuat Clara shok. Wanita itu percaya sekali kalau dirinya memiliki hubungan spesial dengan anaknya. Namun, itu semua adalah kebohongan. Kebohongan yang dibuat Juan demi berhenti melakukan kencan buta dengan perempuan yang tidak dikenalnya.

 

*****