webnovel

Moon And Star

Kamu itu seperti angin Yang datang hanya untuk dirasakan Bukan untuk merasakan ~Mawar putri syabulan~ Gadis cantik dan berbakat,dia bisa melakukan apa saja,tapi hanya satu yang sulit untuk dia lakukan yaitu mengungkapkan perasaannya. Rasa cintanya telah membuat hubungannya dengan sahabatnya renggang. Dia banyak berharap dan harapan yang paling tinggi dalam benaknya adalah untuk mendapatkan cinta pertamanya... ♡♡♡ Cintaku itu cuma kamu Hanya saja kamu tidak menyadarinya ~Bintang prabumi~ Pria tampan dan banyak dikagumi oleh kaum wanita. Dia mencintai satu wanita tapi bersama dengan banyak wanita,bukan playboy sih...dia bilang itu hanya untuk main main saja. Mereka saling mencintai,tetapi tidak saling mengungkapkannya. Apakah mereka akan mengungkapkan perasaan mereka?...

Wina_Winengsih · LGBT+
Không đủ số lượng người đọc
32 Chs

Resmi Pacaran

Bulan meneteskan air matanya dan kembali mengingat kejadian 3 tahun yang lalu.

Flashback On

Saat ini Bulan sedang berkumpul bersama teman temannya di depan kelas karna saat itu mereka baru saja selesai olahraga.

"Mona,lo udah ngomong belum sama Bintang tentang perasaan lo?"tanya Arin.

"Belum,gue malu ngomongnya"jawab Mona.

"Kok malu sih,biasanya juga malu maluin"samber Bulan.

"Tapi ini tuh beda"balas Mona.

Arin menatap ke arah sebelah dan disana sudah ada Bintang dan kedua temannya yaitu Bimo dan Arthur.

"Bintang ada tuh,ngomong sekarang aja gih"ucap Arin.

"Malu Rin"balas Mona.

"Ayo dong Mona,demi cinta kamu"ucap Bulan.

Mereka pun berjalan mendekati Bintang,Bimo dan Arthur.

Sesampainya di sana Bulan menatap ke arah cowok yang dia sukai dan tersenyum begitupun dengan cowok tersebut yang tersenyum kepadanya.

"Ayo Mona"ucap Arin.

Mona menarik nafasnya...

"Bintang,gue suka sama lo"ucap Mona dengan penuh keberanian.

Bulan heran kenapa Mona yang berbicara menghadap cowok lain bukan menghadap Bintang.

"Mona,Bintang itu ada di belakang kamu,kok kamu liat ke arah lain"ucap Bulan.

"Apa maksud lo,kan Bintang ada di depan gue"balas Mona.

Bulan langsung menatap ke arah cowok tersebut dan mulai heran,ada apa sebenarnya,yang mana Bintang?

"Tunggu,aku mau tau yang mana yang namanya Bimo"tanya Bulan.

"Ini Bimo"tunjuk Arin ke arah cowok yang berdiri di samping Mona.

"Kalau Arthur"tanya Bulan lagi.

"Ini"jawab Arin menunjuk ke arah cowok yang berdiri di sampingnya.

Bulan bungkam tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Lalu dia menatap ke arah cowok yang berdiri di sampingnya.

"Berarti kamu..."ucap Bulan menatap ke arah cowok di sampingnya.

"Dia Bintang"potong Arin.

Bulan terdiam menatap ke arah Bintang.

"Jadi selama ini aku salah nama,cowok yang aku sukai tenyata disukai juga sama Mona?kenapa aku bisa sebodoh ini,aku mencintai orangnya tetapi tidak dengan namanya."kata Bulan dalam hati.

Mona yang melihat Bulan melamun,dia pun langsung menepuk pundak Bulan pelan.

"Bulan,lo kenapa?"tanya Mona.

"E..enggak papa"jawab Bulan.

Kemudian mona kembali menatap ke arah bintang dan mengungkapkan perasaanya.

"Bintang,gue suka sama lo"ucap mona.

Bulan langsung membalikkan badannya dan memejamkan matanya berusaha menenangkan.

"Lo nembak gue?"tanya bintang.

"Iya"jawab mona yakin.

"Yaudah kita pacaran"ucap Bintang.

Mona langsung melebarkan matanya dan berteriak sambil melompat tidak jelas karna terlalu senang.

"Lo serius?"tanya Mona meyakinkan.

"Iya"jawab Bintang.

Bulan yang mendengar kalau Bintang menerima Mona sebagai pacarnya,dia langsung meneteskan air mata.

"Aku bodoh banget."kata Bulan dalam hati.

Dengan cepat Bulan langsung menghapus air matanya dan kembali menatap ke arah Mona yang sedang kegirangan.

"Selamat ya,Mona"ucap Bulan dengan senyum yang dipaksakan.

"Makasih Bulan"jawab Mona.

Mona dan Bulan pun saling berpelukan.

"Aku harap aku bisa menerima ini."kata Bulan dalam hati.

Flashback Off

"Dari dulu aku memang selalu tidak mendapatkan cintaku dan semua itu aku serahkan kepada sahabatku"

"Bintang,dulu Mona sahabatku yang menyukai kamu,sekarang Citra temanku juga menyukai kamu?lalu buat apa aku tetap mencintai kamu"

Bulan terus berbicara dengan foto yang di pegangnya,lalu dia pun memasukkan foto tersebut ke laci meja belajarnya dan menutupnya.

Bulan memutuskan untuk tidur dan menenangkan hatinya yang terasa sesak sejak tadi.

♡♡♡

Setelah lama tertidur,Bulan bangun dan menatap ke arah jam,disana menunjukkan pukul 19.00 waktunya makan malam.

Bulan pun keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga menuju ruang makan,disana sudah ada Ferdi dan juga Wati orang tuanya Bulan.

"Selamat malam sayang"sapa Ferdi.

"Too"balas Bulan lemas.

Bulan langsung duduk di kursinya dan membalikan piringnya yang menangkup lalu mengambil nasi dan beberapa lauk yang ada di depannya.

"Bunda denger katanya besok ada Kompetisi Menyanyi ya di sekolah?"tanya Wati.

"Iya"jawab Bulan.

"Kamu ikutan'kan"ucap Ferdi.

"Iya dong"balas Bulan.

"Bagus kalau gitu,semoga berhasil"ucap Ferdi.

"Semoga kamu menang ya,Bulan"sambung Wati.

"Amin...makasih ya bunda,ayah atas doa nya"balas Bulan yang langsung semangat.

Ferdi mengelus rambut Bulan lembut.

Begitupun dengan Wati yang terus memberikan semangat kepada Bulan.

♡♡♡

Keesokan harinya suasana di High School sangat ramai,terutama di lapangan yang sudah di dekor dan dipasangi panggung khusus bagi para peserta.

Kini Bulan sedang berdiri di depan kelas 12 IPA 2 untuk menunggu Bintang dan menjalankan misinya bersama Citra.

Tak lama kemudian Bintang datang menghampiri Bulan.

"Bulan"panggil Bintang.

"Hai Bintang"

"Lo ngapain di sini?"tanya Bintang.

"Gue nungguin lo"jawab Bulan.

"Nungguin gue"

"Iya"

"Kenapa?"

"Sekarang lo ikut gue"ucap Bulan dan langsung menarik Bintang menuju ke taman belakang.

♡♡♡

Sesampainya mereka di taman belakang,Bulan langsung menyuruh Bintang untuk duduk di kursi yang ada di sana dan menyuruhnya untuk menunggu.

"Lo duduk di sini,dan tunggu"ucap Bulan.

"Emang ada apa"heran Bintang.

Bulan tidak menghiraukan Bintang,dia langsung berlari dari sana untuk bersembunyi.

Sebenarnya hatinya terasa sakit karna untuk kedua kalinya dia harus merelakan cintanya untuk orang lain.

Saat Bintang akan mengejar Bulan,tiba tiba Citra memanggilnya dari belakang.

"Bintang"panggil Citra.

Bintang pun berbalik dan menatap ke arah Citra.

"Kenapa?"

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo"ucap Citra.

"Mau ngomong apa?"tanya Bintang.

"Gue suka sama lo?lo mau kan jadi pacar gue"

Bintang terkejut,apakah kini Citra sedang menembaknya?

Lalu Bintang melihat ke arah lain dan menemukan Bulan yang sedang bersembunyi di balik pohon.

"Bulan,jadi ini rencana lo,apa gue harus menerima Citra untuk membuktikan apa Bulan cemburu."kata Bintang dalam hati.

"Lo suka sama gue?"tanya Bintang memastikan.

"Iya,gue suka sama lo"jawab Citra.

"Kalau gitu kita jadian"ucap Bintang.

Citra tersenyum senang dan dia langsung mendekati Bintang lalu memeluknya.

Bintang membalas pelukan Citra sambil menatap ke arah Bulan.

Bulan yang melihat mereka berpelukan,dia langsung membalikkan badannya dan meneteskan air mata.

Ya,hatinya harus kembali merasakan sakitnya.

Dengan cepat dia menghapus air matanya dan pergi meninggalkan taman belakang.

Tanpa dia sadari,sedari tadi Fino memperhatikannya di balik pohon yang lain.

"Bulan nangis hanya karna liat Bintang jadian sama Citra,apa dia cemburu?"kata Fino dalam hati.

Fino pun pergi menyusul Bulan.

Sementara Bintang dan Citra masih berbincang bincang disana.

♡♡♡

Fino terus mencari Bulan dan akhirnya dia menemukan Bulan yang sedang duduk di aula tempat para peserta Kompetisi Menyanyi lainnya.

"Bulan"ucap Fino sambil duduk di samping Bulan.

"Eh,Fino"

"Gimana keadaan lo?"tanya Fino.

Bulan menyeritkan dahinya bingung.

"Gue baik baik aja"jawab Bulan.

"Jangan bohong,gue tadi liat lo nangis di taman belakang"

Bulan terkejut dengan ucapan Fino.

"Lo liat"ucap Bulan.

"Iya gue liat semuanya"

Bulan membuang mukanya untuk menyembunyikan air matanya yang hendak akan kembali menetes.

"Lo sakit hati liat Bintang jadian sama Citra"tebak fino.

"Enggak kok,gue seneng mereka bisa jadian"balas Bulan.

"Bohong,gue tau lo bohong"

Bulan berdiri dari duduknya,saat dia kan melangkahkan kakinya,Fino langsung menahannya dengan memegang pergelangan tangan Bulan.

"Lo suka ya sama Bintang?"tanya Fino.

"Lo apa apaan sih,kenapa lo nanya kayak gitu"

"Emang apa salahnya,gue hanya menanyakan apa yang baru saja gue liat"

"Lo itu gak tau apa apa,Fin"

"Gue tau Bulan,walaupun lo tidak mengungkapkannya tapi gue bisa melihat kesedihannya dari mata lo"

Bulan menundukkan kepalanya lalu menutup wajahnya dengan tangan.

Disana Bulan menangis,dia tidak bisa lagi membendung air matanya.

Fino yang melihatnya langsung menarik Bulan kedalam dekapannya dan mengelus rambut Bulan.

Sementara Bulan semakin terisak di dalam pelukan Fino sehingga membuat jas seragam Fino basah karna air matanya.

"Jangan nangis,Bulan"ucap Fino.

"Gu...gue...hiks...harus gimana?gue harus apa"ucap Bulan terisak.

Fino semakin mengeratkan pelukannya walaupun hatinya juga merasakan sakit.

"Lo suka sama,Bintang?"tanya Fino.

Bulan hanya menganggukkan kepalanya pelan dengan keadaan yang masih terisak di dalam pelukan Fino.

Fino menutup matanya sebentar.

"Kenapa harus Bintang?padahal selama ini gue tulus cinta sama lo."kata Fino dalam hati.

Bulan pun melepaskan pelukannya dari Fino dan langsung menghapus air matanya lalu dia menarik nafasnya menenangkan.

Fino menatap Bulan haru.

"Sebesar apa sih cinta lo sama Bintang."kata Fino dalam hati.

Bulan kembali menatap Fino.

"Maafin gue Fin,gue jadi nangis di depan lo"ucap Bulan.

"Lo bisa nangis kapanpun depan gue Bulan,gue akan selalu siap jadi teman duka lo"balas Fino.

"Lo tau semuanya,Fin"

"Jujur awalnya gue kaget dengan kenyataan itu,tapi mau bagaimana lagi,lo yang punya hak atas semuanya"ucap Fino.

Bulan hanya tersenyum kecil.

"Apa suara gue akan tetap bagus kalau udah nangis?"tanya Bulan mengalihkan pembicaraan.

Fino tertawa pelan.

"Bagus kok lan"jawab Fino.

Tak lama kemudian semua orang heboh berlarian menuju gerbang sekolah.

Bulan dan Fino heran ada apa di gerbang sekolah,mereka pun memutuskan untuk melihatnya.

♡♡♡

Sesampainya di gerbang,keadaan di sana ramai dengan para kaum hawa yang berbisik bisik dan juga berteriak.

Saat Bulan melihat apa yang terjadi,dia tersenyum lebar.

Begitupun dengan Fino yang melihat dengan mulut sedikit terbuka.

"David"ucap Bulan.

Yah,David lah yang telah menjadi pusat perhatian dan membuat heboh di gerbang sekolah.Dengan penampilannya yang baru dia terlihat lebih tampan.

"Itu David?"tanya Fino.

"Iya"jawab Bulan.

David tersenyum melihat ke arah Bulan lalu menghampirinya.

"Hai Bulan"sapa David.