webnovel

Moon And Star

Kamu itu seperti angin Yang datang hanya untuk dirasakan Bukan untuk merasakan ~Mawar putri syabulan~ Gadis cantik dan berbakat,dia bisa melakukan apa saja,tapi hanya satu yang sulit untuk dia lakukan yaitu mengungkapkan perasaannya. Rasa cintanya telah membuat hubungannya dengan sahabatnya renggang. Dia banyak berharap dan harapan yang paling tinggi dalam benaknya adalah untuk mendapatkan cinta pertamanya... ♡♡♡ Cintaku itu cuma kamu Hanya saja kamu tidak menyadarinya ~Bintang prabumi~ Pria tampan dan banyak dikagumi oleh kaum wanita. Dia mencintai satu wanita tapi bersama dengan banyak wanita,bukan playboy sih...dia bilang itu hanya untuk main main saja. Mereka saling mencintai,tetapi tidak saling mengungkapkannya. Apakah mereka akan mengungkapkan perasaan mereka?...

Wina_Winengsih · LGBT+
Không đủ số lượng người đọc
32 Chs

Mawar Putri Syabulan

Drettt...Drettt...

Suara ponsel seorang gadis tiba-tiba saja berbunyi.

"Emm...siapa sih pagi pagi yang telepon"ucap seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Gadis itu pun terbangun dari tidurnya dengan tangan yang meraba mencari keberadaan ponsel nya yang berbunyi.

Saat dia menemukan keberadaan ponsel nya itu,dia pun melihat ke arah layar dan menemukan nama seseorang yang menelpon nya di pagi hari ini sehingga mengganggu tidurnya.

Dia pun menggeser tombol hijau untuk mengangkat teleponnya dan menempelkan benda pipih tersebut ke telinganya.

"HEI,BULAN BANGUN LO UDAH SIANG INI!GAK TAKUT KESIANGAN LO..."

Bulan pun langsung melebarkan matanya dan mendongkakkan kepalanya untuk melihat ke arah jam dinding yang terpampang di tembok kamarnya.

Ya,MAWAR PUTRI SYABULAN...Nama gadis yang baru saja menerima telepon dari temannya itu.

Saat dia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.45 pagi itu pun langsung melebarkan mulutnya dan melempar ponselnya ke sembarang arah tanpa memikirkan temannya yang terus berteriak di dalam telepon.

Dia pun langsung pergi menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.

Setelah selesai melakukan ritual nya itu dia langsung berlari keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang hanya memakai kimono untuk menutupi tubuhnya dengan handuk kecil yang tergulung di rambutnya.

Dia berlari menuju lemari dan mengambil seragam sekolah untuk dikenakannya.

Setelah selesai menggunakan seragamnya,Bulan menyisir rambut panjangnya dengan asal karena takut terlambat.

Walaupun tanpa menggunakan polesan Make-Up apapun,Bulan masih terlihat sangat cantik dengan kesederhanaannya.

Dia pun keluar dari kamarnya dan menuruni tangga karena kamar Bulan berada di lantai 2.

Saat dia berlari munuju pintu keluar tiba tiba seorang wanita dari belakang menghentikan langkahnya dengan memegang lengan Bulan.

"Bulan,kamu gak mau sarapan dulu sayang?"tanya seorang wanita yang tidak kalah cantiknya dengan Bulan.

Dia adalah bundanya bulan namanya Wati.

"Aduh,bun nanti Bulan sarapan di sekolah aja ya,ini Bulan udah terlambat soalnya"balas Bulan.

"Pokoknya kamu harus sarapan dulu,bunda gak akan biarin kamu pergi sebelum kamu sarapan dari rumah"tegas Wati.

Begitulah Wati,dia tidak akan membiarkan siapapun keluar dari rumah sebelum sarapan dulu.

"Tapi bunda Bulan udah terlambat"

"Pokoknya kamu harus sarapan dulu!"

Wati menyeret Bulan ke meja makan untuk sarapan,disana sudah ada pria tampan dengan pakaian pormal yang sedang menyantap makanannya dengan santai.

Dia adalah Ferdi ayahnya Bulan.

"Selamat pagi sayang"sapanya dengan sangat ramah sambil memakan roti ditangannya.

"Pagi"balas Bulan dengan cemberut karena bundanya yang masih saja memengang tangannya agar dia tidak pergi.

"Kenapa sayang kok cemberut gitu?"tanya Ferdi,walaupun dia tau apa yang membuat anak nya itu menjadi cemberut seperti sekarang,ya pasti karena istri tercintanya.

Ferdi memang senang melihat putrinya itu kalau sedang cemberut karna menurutnya itu manis.

"Ayahhh tolong jelasin sama bunda,Bulan udah terlambat"rengek Bulan kepada ayahnya sambil melihat jam tangannya.

Ferdi malah tertawa pelan melihat putri tersayangnya yang sedang merengek.

"Bulan,bunda gak mau tau kamu harus sarapan dulu sebelum pergi ke sekolah!"tegas Wati.

"Tapi bunda Bulan bisa terlambat"

"Bunda gak perduli mau kamu terlambat atau tidak,kamu harus tetap sarapan"kekeh Wati.

"Kalau Bulan terlambat,Bulan bisa dihukum bunda"

"Kamu mau pergi sekarang juga pasti sudah terlambat Bulan, kan lebih baik kamu sarapan dulu supaya ada tenaga kalau dihukum"

"Jadi bunda mau Bulan di hukum"ucap Bulan tidak percaya.

"Ya itu salah kamu sendiri kenapa bangun kesiangan"balas Wati.

Bulan semakin kesal dengan kelakuan bundanya,dia pun melihat ke arah samping dan melihat Ferdi yang sedang tertawa senang melihat istri dan putrinya yang sedang berdebat.

"AYAHHH...kok ayah malah ketawa sih tolongin Bulan dong ayah"

Kekesalan Bulan semakin bertambah karena melihat ayahnya yang tertawa senang melihat perdebatan yang sedang terjadi.

"Udahlah Bulan,bunda kamu bener lebih baik kamu sarapan dulu,percuma kamu pergi sekarang juga pasti bakal dihukum"ucap Ferdi.

"Yahhh ayah sama aja kayak bunda"balas Bulan.

Karena merasa menyerah dengan orang tuanya,Bulan pun memakan sepotong roti dan meminum susu hangat dari meja makan dengan cepat.

"Tuh Bulan udah sarapan,sekarang Bulan pergi dulu"

Bulan menyalami tangan kedua orang tua nya.

"Assallamualaikum"pamit Bulan.

"Waalaikumsallam"balas kedua orang tuanya bersamaan.

Bulan pun berjalan menuju pintu depan.

Saat sampai di pintu depan Bulan mendengar ada yang berteriak dan itu membuat mood nya semakin hancur.

"SAYANGGG...SEMANGAT YA DIHUKUM NYA!!!."

Siapa lagi yang berteriak kalau bukan kedua orang tua nya.

"OKEEEE!!!BAIKLAHHHH"Teriak Bulan yang tidak kalah kencangnya dari teriakan orang tua nya.

"Oke Bulan semangat!!!"ucapnya pada diri sendiri.

Bulan pun langsung masuk ke mobil milik ayahnya dan meminta sopir ayahnya untuk mengantarnya ke sekolah.

"Pak Ujang ngebut ya,Bulan sudah terlambat"ucap Bulan.

"Baik non"balas Pak Ujang.

Pak Ujang adalah sopir ayahnya Bulan dia sudah 5 tahun bekerja sebagai sopir,Pak Ujang sudah seperti keluarga bagi Bulan dan juga kedua orang tua nya.

♡♡♡

Sesampainya Bulan di depan sekolah yang pertama dia lihat adalah gerbang besi yang sudah terkunci.

Dan itu membuat mood Bulan semakin hancur karna sudah dipastikan dia akan mendapatkan hukuman dari Pak Dito yang mendapat gelar sebagai Guru killer sekaligus guru BK di HS.

Kemudian Bulan berjalan mendekati gerbang besi yang sudah terkunci tersebut.

Hal pertama yang Bulan lakukan saat sampai di depan gerbang tersebut dia mencari seorang penjaga sekolah yaitu Pak Mamat.

Bulan memang sangat akrab dengan Pak Mamat semenjak Bulan pertama kali masuk ke sekolah HS,jadi sudah menjadi kebiasaannya saat sampai di sekolah dia akan mencari Pak Mamat.

"Pak Mamat...Pak Mamat..."panggil Bulan sambil memegang gerbang sekolah.

Tak lama kemudian seorang pria paruh baya menghampirinya dengan seragam khusus yang di pakainya,siapa lagi kalau bukan Pak Mamat.

"Eh neng Bulan kok baru dateng"ucap Pak Mamat dengan keramahannya sambil medekati Bulan yang terhalang gerbang besi karna Pak Mamat ada di dalam sekolah sementara Bulan ada di luar sekolah.

"Hehehe...iya nih pak maaf Bulan terlambat,oh ya pak bukain gerbang nya dong Bulan mau masuk"ucap Bulan dengan menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Siap nanti bapak bukain tapi nunggu Pak Dito datang dulu ya"balas Pak Mamat.

"Yahhh Pak Mamat gimana sih,kalau nunggu Pak Dito datang nanti Bulan kena hukuman dong pak"ucap Bulan lesu.

"Ya begitulah Neng Bulan,memang sudah aturan sekolah kan,bagi siswa yang terlambat harus berdiri di luar gerbang sampai Pak Dito datang"tutur Pak Mamat mengingatkan.

Saat mendengar perkataan Pak Mamat,Bulan mendapatkan ide yang bagus agar bisa masuk ke dalam sekolah tanpa harus menunggu Pak Dito datang dan mendapat hukuman.

"Pak Mamat nanti Bulan traktir gado gado nya Bu Sinta deh,tapi bukain gerbangnya"bujuk Bulan.

Saat mendengar kata traktiran dari Bulan,wajah Pak Mamat langsung berseri dengan melebarkan mulutnya.

"Wahhh enak tuh gratis lagi"ucap Pak Mamat heboh.

"Yaudah pak bukain gerbangnya donk"

"Siap Neng Bulan demi gado gadonya Bu Sinta,bapak akan melakukan apa saja deh"ucap Pak Mamat sambil memberikan hormat kepada Bulan.

"HOREEE...MAKASIH YA PAK MAMAT KEMBARANNYA STEVEN WILLIAM"Teriak Bulan sangking senangnya dan tanpa dia sadari bahwa Pak Dito sudah ada di samping Pak Mamat sambil melipat tangannya ke depan dada dengan mata yang melebar.

Saat Bulan menyadari kehadiran Pak Dito,dia pun langsung menundukkan kepala.

"Gawat hukuman besar sudah di depan mata."kata Bulan dalam hati.