"Beneran ya Yang?"
"Hm," jawab Gabriel sambil memaksakan senyumnya. Setidaknya biarkan dia yang menahan kesal, asalkan anak dan istrinya bisa bahagia. Lagipula dia tidak akan membiarkan Stefany berbicara berdua dengan Abiyakta.
"Makasih sayang, maafin aku ya," mohon Stefany sambil memeluk erat suaminya. Bahkan wanita itu memberikan banyak kecupan pada wajah Gabriel.
"Kapan kita mau pergi ke sana? Besok kan?" Dengan penuh semangat Stefany bertanya pada Gabriel, membuat laki-laki itu mendengus lirih agar istrinya tak mendengar.
"Yang penting sekarang kamu istirahat dulu, tidur. Gak capek apa seharian nangis terus?" Stefany sontak menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Stefany memang sudah merasa lelah sejak tadi, tapi itu semua juga karena hatinya yang terasa sesak entah karena apa. Rasanya Stefany sudah tidak bisa menangani rasa sesaknya lagi.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com