"Karena gue mau ketemu sama lo, mau habisin waktu sama lo, dan gue mau lo sendirian di rumah sakit." Keduanya diam dan saling menatap untuk beberapa saat, saling menyelami netranya masing-masing, begitu juga dengan jantung keduanya yang saling berlomba siapa yang berpacu lebih cepat. Hingga wajah Gia berubah menjadi merah dan jemarinya yang mencengkram alat makanya erat.
"A-apa?"
Javier terkekeh sinis. "Lo mau gue bilang kaya begitu? Lo gila kalau sampai khayalin gue akan jawab begitu. Bahkan ngebayangin untuk punya perasaan sama lo aja gak pernah. Jangan ngimpi, Anggia."
"Gue hanya ingin memastikan beberapa pekerjaan sama lo, dan gue gak mau pekerjaan kita berantakan cuma karena lo ekkuarangan makan. Paham?"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com