webnovel

13. One Small Mistake, A Hundred Suffering pt. 2 - The Last Execution

「 The Violet District 」

Keesokkan paginya, wajah Sang Komandan Distrik kembali berseri. Saat ia baru saja menyambut kedatangan peti-peti kayu berukuran besar. Yang membawa ribuan koin emas, permata dan tumpukan uang kertas dalam jumlah yang banyak. Senyum kepuasan tergambar dengan jelas.

District Commander : "Ehehehe! Bagus sekali! Dengan begini, aku bisa menjadi semakin kaya!"

Kedua mata Komandan Distrik tidak berkedip sedikit pun dari kilauan emas dan permata yang telah menyilaukan akal sehatnya.

Tiba-tiba, datang seorang pimpinan unit. Kedatangannya membuat Sang Komandan Distrik merasa kesenangannya terganggu. Wajahnya terlihat sedikit kecewa. Berhasil membuat pimpinan unit itu mulai merasa panik.

Unit Lead Soldier : "Ma-Maaf mengganggu, Komandan. Tapi saya ingin mengabarkan, suplai kita sudah mulai menipis."

District Commander : "Hmm, itu saja? Tenang saja. Kita akan segera mendapatkannya lagi. Katakan untuk segera mengirimkan surat permohonan suplai pada kerajaan sebanyak yang kita butuhkan."

Unit Lead Soldier : "Baik, Komandan!"

Pimpinan unit itu akhirnya pergi sesuai dengan perintah Sang Komandan Distrik. Dan ia bisa menikmati kembali pemandangan indah dari keuntungan besar yang di dapatkannya.

Kemudian, pimpinan unit itu segera menemui unit bagian administratif di salah satu kemah khusus. Wajahnya terlihat gelisah, sambil berjalan.

Unit Lead Soldier : "Haah, lagi-lagi membuat surat permohonan suplai. Entah harus meminta seberapa banyak lagi? Haaah, apa pihak kerajaan tidak akan curiga?"

Keluh pria tinggi ini. Setelah sampai di kemah unit administratif, ia pun segera memasukinya. Dan terlihatlah 2 orang staf pria muda yang baru ia lihat. Mereka sedang membuka beberapa dokumen. Mereka pun saling berpandangan.

Unit Lead Soldier : "Oh? Siapa kalian? Apa kalian baru disini?"

Administrative Staff 1 : "Oh, itu benar. Kami baru disini. Kami dipindahkan dari kerajaan."

Administrative Staff 2 : "Kami menggantikan yang sebelumnya. Mereka juga diminta untuk ditarik kembali ke kerajaan. Kami dengar, mereka akan mendapat promosi atau semacamnya."

Ucap keduanya dengan nada yang ringan dan ramah.

Unit Lead Soldier : "Aah, jadi seperti itu ya? Apa kalian sudah mengetahui Standar Operasional di Distrik Violet ini?"

Administrative Staff 1 : "Tentu saja, Pak. Kami sama-sama sudah mempelajarinya sebelum akhirnya akan dipindahkan secara resmi di distrik ini."

Administrative Staff 2 : "Kami akan bekerja dengan sebaik mungkin. Ngomong-ngomong, apakah Anda datang kemari karena membutuhkan sesuatu?"

Unit Lead Soldier : "Baiklah. Selamat datang di Distrik Violet. Tolong buatkan surat permohonan suplai dari Distrik Violet untuk Kerajaan Varrzanian?"

Administrative Staff 1 : "Tentu, Pak. Akan saya siapkan sekarang juga."

Staf pertama langsung berbalik menuju meja kerjanya. Dan segera membuatkan surat permohonan suplai seperti yang dinginkan,

Administrative Staff 2 : "Ngomong-ngomong, kali ini Komandan Distrik meminta suplai apa? Makanan?"

Unit Lead Soldier : "Itu benar. Tolong tuliskan kuantitinya adalah 60.000."

Pinta pimpinan unit itu sambil mengambil kursinya. Duduk dengan gaya yang santai, sambil menyilangkan kedua tangannya.

Administrative Staff 2 : "60.000? Apa dibutuhkan sebanyak itu?"

Unit Lead Soldier : "Ya, sebutkan saja seperti itu. Tapi aku tidak yakin jika itu akan cukup untuk 3 hari ke depan."

Administrative Staff 2 : "Maaf, jika boleh saya bertanya. Sebenarnya, untuk siapa suplai sebanyak itu"

Unit Lead Soldier : "Tentu saja untuk para pekerja tambang, mereka lebih diutamakan."

Administrative Staff 1 : "Ah, begitu rupanya. Kami juga pernah mendengar, bahwa sampai dengan sekarang, aktivitas pertambangan berlian Violet akan terus dilangsungkan. Hmm, kelihatannya distrik ini akan menjadi satu-satunya distrik terkaya."

Administrative Staff 2 : "Itu benar. Dan saya juga pernah mendengar beritanya, jika aktivitas pertambangan secara berkala dibuka selama 1 bulan, seluruh penghuni distrik akan mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit."

Administrative Staff 1 : "Waah! Sepertinya kita salah satu yang beruntung karena bekerja disini."

Obrolan dari ke 2 staf administratif ini juga ikut memancing rasa penasaran pimpinan unit yang sejak tadi mendengarkan.

Unit Lead Soldier : "Apa itu benar? Kalian berdua mendapatkan berita ini darimana? Komandan Distrik belum pernah mengatakan apa pun tentang itu."

Administrative Staff 1 : "Tentu saja kami tahu dari Komandan Distrik sendiri. Tapi sebenarnya, ini baru wacana. Dan Komandan Distrik memutuskan untuk tetap merahasiakannya."

Administrative Staff 2 : "Tapi jika wacana itu akhirnya terwujud, keuntungan besar akan mendatangi kita."

Pimpinan unit itu terlihat mulai tergoda dengan berita tersebut. Ia membayangkan keuntungan itu pun datang menghampirinya. Ekspresi senang itu terpancar dengan jelas.

Unit Lead Soldier : "Jika itu benar, dalam waktu dekat, akhirnya aku bisa menikahi kekasihku!"

Administrative Staff 1 : "Waah, semoga keinginan Anda dapat segera terkabul. Apalagi, jika dalam waktu satu bulan saja, Anda akan mendapatkan hasilnya. Tidakkah itu bagus?"

Unit Lead Soldier : "Tentu saja. Siapa yang tidak mungkin tergoda? Apakah suratnya sudah siap?"

Administrative Staff 1 : "Tentu saja, Pak. Ini dia."

Staf administratif itu pun memberikan suratnya pada pimpinan unit tersebut. Sudah tergulung dan masuk ke dalam tabung alumunium yang akan menjaga keamanan suratnya.

Pimpinan unit itu tentu saja menyambutnya dengan antusias. Karena terus dibayangi harapan dan keuntungan yang akan dia dapat di masa depan.

Administrative Staff 2 : "Anda harus ingat ini. Ini rahasia kecil diantara kita saja. Jangan sampai unit yang lain tahu tentang wacana ini."

Ucap staf administratif itu dengan nada suara yang pelan, sembari mengangkat satu jari telunjuknya di depan bibirnya yang tersenyum.

Pimpinan unit itu pun mengerti dengan ucapan tersebut, dengan menganggukkan kepalanya. Dan meresponnya dengan senyum antusiasnya. Lalu pergi meninggalkan kemah tersebut sambil membawa surat ditangannya dengan langkah yang terburu-buru.

Kedua staf administratif ini terlihat tersenyum aneh saat setelah pimpinan unit itu pergi, kemudian saling memandang. Apa ada sesuatu yang disembunyikan?

Pimpinan unit itu segera mengirimkannya lewat seorang kurir khusus.

Unit Lead Soldier : "Cepat! Bawa ini ke Istana Varrzanian!"

Perintahnya dengan nada yang tegas dan masih terdengar begitu antusias.

Kurir itu pun menerimanya. Menaiki kudanya dan segera memacu kecepatan kudanya menuju Istana Varrzanian.

「 In the Varrzanian Palace 」

Akhirnya, surat itu pun sampai di Istana Varrzanian. Kurir tersebut langsung memasuki pintu khusus di sisi lain istana, setelah ia turun dari kudanya.

Ia bahkan tidak menoleh untuk mengkonfirmasi kedatangannya pada staf istana yang lain. Ia terus berjalan dan seolah telah mengetahui dengan jelas kemana ia akan tuju.

Setelah sampai di depan sebuah pintu ganda, pria kurir ini mengetuk 3 kali.

Mail Delivery Officer : "Sir Renzo! Burung falcon sayap besi di atas puncak es."

Sir Renzo : "Masuklah!"

Jawab Sir Renzo dari balik pintu. Pria kurir ini pun membuka pintu dan menampakkan wajahnya yang fokus.

Di ruangan itu, terlihatlah Sir Renzo dan Lucyanna yang sedang berdiri di depan jendela dengan membelakanginya.

Sang kurir masuk, menghampiri Sir Renzo lalu memberinya salam penghormatannya. Dan memberikan surat dalam tabung alumunium yang dibawanya dari Distrik Violet. Tidak terlihat seperti bentuk surat sebelumnya.

Sir Renzo pun menyambut baik surat tersebut. Membuka tutup ujung tabungnya dan mengeluarkan isinya. Tanpa disangka, ternyata isinya terdapat 14 lembar kertas. Sir Renzo pun membaca isi kertas-kertas itu dengan cermat. Mengganti ke setiap lembar halamannya.

Sir Renzo : "Bagaimana? Apa yang bisa kau laporkan padaku?"

Mail Delivery Officer : "Sampai dengan detik ini, aktivitas penambangan masih aktif. Mereka mulai kekurangan suplai makanan. Dan berencana ingin meminta lagi pada istana."

Sir Renzo : "Lalu, apakah kau melihat orang-orang mencurigakan yang bekerja sama dengan Komandan Distrik?"

Mail Delivery Officer : "Kami menemukan ada beberapa pimpinan unit yang ikut bekerja sama. Dan seorang wanita yang kabarnya dia selalu mendatangi kemah utama setiap malam. Sambil membawa banyak peti kayu. Terkadang 5 sampai 9 peti kayu."

Sir Renzo : "Apa kau tahu apa isi di dalamnya?"

Mail Delivery Officer : "Itu adalah koin emas murni, permata berharga sampai dengan tumpukan uang yang dalam jumlah yang sangat banyak."

Sir Renzo : "Bagaimana dengan wanita yang kau katakan itu? Apa kau tahu siapa dia?"

Mail Delivery Officer : "Menurut kabar dari banyaknya prajurit yang selalu berjaga di malam hari, wanita itu adalah keturunan bangsawan dari bangsawan vampire. Bisa terlihat jelas dari warna matanya yang berwarna kuning."

Lady Lucyanna : "Wanita dari keturunan bangsawan vampire katamu?"

Tanya Lucyanna, sambil membalikkan punggungnya.

Mail Delivery Officer : "Itu benar, Nona Yang Terhormat. Wanita ini selalu datang setiap malam, mengunjungi kemah utama, kemah Komandan Distrik. Sepertinya, wanita ini ada hubungannya dengan aktivitas penambangan yang semakin aktif setiap harinya. Dan satu hal belum kami temukan."

Sir Renzo : "Apa yang belum kalian temukan itu?"

Mail Delivery Officer : "Berkas asli Distrik Violet. Tim yang bekerja di bagian staf administratif pun tidak menemukannya disana."

Lady Lucyanna : "Jika itu berkas asli yang berharga, kau tidak akan mungkin menyimpannya di sembarang tempat. Apalagi jika di simpan di bagian arsip administratif. Hanya ada 1 tempat yang sangat memungkinkan. Kau tahu itu dimana?"

Tanya Lucyanna, duduk di atas kursi besarnya dengan menyandarkan punggungnya, kaki yang bersilang dan ke 10 jarinya yang saling terhubung.

Sir Renzo : "Di kemah utama Komandan Distrik. Haruskah kami mulai menggeledah kemah utamanya?"

Lady Lucyanna : "Itu tidak perlu. Berkas itu tidak akan berguna lagi. Setelah Yang Mulia Raja akan membuat kebijakannya sendiri setelah Distrik Violet telah resmi diwariskan pada Yang Mulia Raja. Dan aku sendiri yang akan memusnahkan berkas itu!"

Sir Renzo : "Dan tentang wanita bangsawan yang telah mendukung penuh penambangan di Distrik Violet itu, perlukah kami memeriksa identitasnya?"

Lady Lucyanna : "Itu juga tidak perlu. Aku tahu siapa wanita bangsawan yang dibicarakan itu."

Ekspresi wajah Lucyanna berubah menjadi serius, mata merahnya terlihat lebih tajam.

Lady Lucyanna : "Dan kita akan segera memulai menjaring semua pengkhianat malam ini juga! Sir Renzo! Segera siapkan semuanya!"

Sir Renzo : "Baik, Nona! Kau, kembalilah ke Distrik Violet sekarang juga. Dan bersiaplah di titik kalian masing-masing!"

Mail Delivery Officer : "Siap, Komandan!"

Pria kurir yang ternyata adalah salah satu anak buah Sir Renzo yang sedang menyamar, segera meninggalkan ruangan, meninggalkan Istana Varrzanian untuk melakukan rencana penangkapan secara masif malam nanti.

「 The Violet District At Midnight 」

Tengah malam di Distrik Violet, di kemah utama, Sang Komandan Distrik tengah menikmati kebersamaannya dengan wanita idamannya, Vallentina.

Malam ini, bahkan Vallentina mengenakan gaun yang membuat seluruh garis lekuk tubuhnya tergambar dengan jelas. Akan mampu menggoda hasrat pria mana pun.

Ditemani dengan sebotol anggur merah yang manisnya memabukkan.

Di kemah besar itu menjadi saksi keintiman keduanya yang telah mencapai tahap terjauh dalam suatu hubungan. Kursi besar itu menjadi tempat mereka memadu cinta dan hasrat.

Hasrat Sang Komandan Distrik pun bisa ia salurkan pada wanita yang ingin sekali ia miliki sebagai istrinya malam itu. Namun, Vallentina masih memberikan batas yang bisa disentuh oleh pria yang ia duduki dengan himpitan kaki putih mulusnya yang terekspos sangat jelas.

Desahan halus yang menggoda keluar dari suara manja Vallentina. Ciuman Sang Komandan Distrik benar-benar bisa membuat Vallentina semakin mabuk, bukan sekedar mabuk karena anggur merah.

Hasrat yang membawa Sang Komandan Distrik semakin ingin menjelajahi sambil menikmati setiap inchi tubuh indah Vallentina. Bukan cuma menyentuh di bagian bibir yang manis itu, tapi hingga ke bagian terindah yang Vallentina miliki. Sebuah pesona seorang wanita yang mampu menumbangkan akal sehat seorang pria.

District Commander : "Ayo, Vallentina sayang... Aku ingin memilikimu malam ini..."

Bisik Sang Komandan Distrik penuh desahan, sambil terus menikmati bibir menggoda Vallentina yang selalu terasa manis. Tangannya mulai berjalan memasuki bagian dalam gaun Vallentina dengan mudahnya. Meraih kelembutan kulit wanita ini yang membangkitkan hasratnya semakin besar.

Vallentina : "Aah... Komandan... Kumohon, nikahi aku... Mmmmh..."

Jawab Vallentina dengan mendesah, ia sudah mabuk dengan pesona bibir pria yang lebih tua darinya. Namun, ciuman itu pun berhenti. Nafas mereka menghangat. Tatapan mata yang masih tersimpan hasrat.

Vallentina : "Komandan, nikahilah aku..."

District Commander : "Besok pun aku akan langsung menikahimu... Jadi biarkan aku menikmatimu malam ini ya?"

Ucap Sang Komandan Distrik sambil membawa bibirnya menikmati keindahan tubuh bagian atas Vallentina dengan penuh hasrat. Membuka dengan paksa gaun bagian atas yang hanya mengekspos setengahnya. Ia ingin memiliki semuanya. Meraih bagian terindah itu dengan kedua tangannya. Berhasil membuat Vallentina mendesah lembut karena sensasi luar biasa yang ia terima di permukaan kulitnya yang sensitif.

Vallentina bahkan tidak ragu mencondongkan dadanya lebih ke depan. Mempermudah Sang Komandan Distrik semakin meraih tubuhnya, membiarkan pria ini menikmati bagian tersebut tanpa ragu. Tentu saja akan semakin menaikkan aliran darah di seluruh tubuh Sang Komandan Distrik. Membawa perintah pada bibir, tangan dan desahannya semakin menggila.

Vallentina terlihat mulai membuka dirinya semakin terbuka. Garis-garis tubuh perlahan terbuka dengan jelas. Vallentina bisa merasakan gerakan tangan Sang Komandan Distrik mulai menuruni ke bagian yang lebih dalam. Wanita ini benar-benar membiarkan pria itu menjelajahi tubuhnya. Apakah berarti Vallentina sudah tidak memberikan batasan lagi? Tidak hanya sekedar bibir yang saling tertaut dengan penuh gairah?

Desahan Vallentina semakin menggila, saat Sang Komandan Distrik mulai menggapai bagian tersensitif milik Vallentina. Vallentina merasakan sensasi luar biasa kembali. Yang jarang ia dapatkan kembali setelah menyandang status janda.

District Commander : "Aaaah, Vallentina sayang... Kau menginginkannya? Katakanlah... Aku bisa memberikanmu kebahagiaan yang sudah lama hilang dari hidupmu... Malam ini juga..."

Bisik Sang Komandan Distrik, sambil terus menggoda dan memancing hasrat Vallentina dengan permainan jari-jarinya. Wajahnya menyeringai. Ia merasa puas dengan melihat reaksi Vallentina karena sentuhannya.

Vallentina : "Aaah... Komandan! Nikahi aku..! Aku ingin menjadi milikmu... Aku ingin memberikan segalanya untukmu... Aaaaahh... Mmmmmhh..."

District Commander : "Aku akan jadi pria yang paling beruntung memiliki wanita semenarik dirimu! Ehehe!"

Permainan Sang Komandan Distrik semakin menggila. Tidak ada celah untuk berhenti. Seolah seperti tersihir, Vallentina sangat menikmati sentuhan luar biasa itu. Tubuhnya meliuk dengan erotis. Suara desahannya semakin menunjukkan bagaimana ia menikmatinya.

Vallentina membalasnya dengan mencondongkan dadanya. Menawarkan lagi bagian pesona kewanitaannya yang terindah. Tentu saja, dengan kesempatan terbuka itu, bagian itu langsung menjadi santapan terlezat Sang Komandan Distrik. Menikmati kembali bagian tersebut. Memanjakan lidahnya pada satu titik syaraf yang akan membuat seorang Vallentina semakin menggila.

Vallentina kali ini membiarkan pria itu memiliki setengah lebih tubuhnya. Ia meremas rambut Sang Komandan Distrik dengan jari-jarinya. Meliukkan punggungnya yang sudah menyerupai tubuh ular. Memberikan tekanan pada bagian dadanya, menggoyangkannya, semakin terbuka menawarkan keindahan dirinya.

Vallentina mulai kehilangan akal sehatnya. Ia membuka seluruh tali yang mengikat gaunnya satu persatu. Semakin memperjelas bagian atas tersebut. Tidak tertutup sedikit pun. Sang Komandan Distrik semakin leluasa menjelajahi setiap inchinya.

Vallentina mulai tergoda. Tangannya turun menuju satu titik dimana hasrat besar pria ini tersimpan. Dengan lihainya, ia mulai membuka sambil memberikan sentuhan terbaiknya.

Sang Komandan Distrik tersenyum sinis. Ia paham dengan bahasa tubuh Vallentina.

District Commander : "Malam ini aku akan menikmatimu!"

Sang Komandan Distrik berdiri dari tempat duduknya, sambil membawa tubuh Vallentina yang masih melekat. Vallentina terkejut dengan kekuatan fisik Sang Komandan Distrik. Ia mungkin tidak akan menyangka meskipun usianya sudah tua, namun masih memiliki fisik yang prima.

Sang Komandan Distrik membawa tubuh setengah terekspos Vallentina ke atas ranjang dinginnya. Membaringkan Vallentina yang terlihat pasrah dan mulai memperlihatkan ekspresi wajahnya yang sudah mabuk karena pria ini.

Vallentina : "Komandan... Aku milikmu sekarang..."

Setelah mendengar jawaban Vallentina, Sang Komanan Distrik tersenyum puas, langsung menanggalkan satu persatu pakaiannya di hadapan Vallentina yang masih berhasrat. Memperlihat tubuhnya yang masih terlihat kekar dibalik usianya yang sudah hampir setengah abad. Vallentina terlihat tidak sabar ingin merasakan sentuhan pria dihadapannya.

Setelah seluruh tubuhnya terekspos sangat detail, Sang Komandan Disrik itu langsung menarik gaun yang masih menutupi tubuh bagian terbawah milik Vallentina. Vallentina pun membiarkannya begitu saja. Tubuhnya sekarang benar-benar tidak terhalang satu helai pun kain.

Mata Sang Komandan Distrik semakin membara saat melihat kecantikan yang sesungguhnya dari Vallentina. Benar-benar berhasil menaikkan keinginannya untuk memiliki wanita idamannya malam itu juga.

Tanpa ragu, Sang Komandan Distrik menghampiri wanita yang sudah siap dengan kedatangannya. Ia siap untuk menerima tawaran kebahagiaan yang dijanjikan malam ini juga.

Momen penuh keintiman itu pun terjadi dengan singkat. Diwarnai hasrat dan bertemankan suara desahan yang lembut. Sampai akhirnya, mereka meraih klimaks kebahagiaannya bersama-sama. Ya, tenda besar itu benar-benar menjadi saksi dari perjalanan kisah asmara mereka yang membara dan ikut menaunginya. Tanpa sedetik pun mengedipkan matanya andai kemah besar itu memiliki mata.

「 After Midnight In The Violet District 」

Sang Komandan Distrik sudah mengenakan pakaiannya lagi, walaupun tidak lengkap. Meninggalkan Vallentina yang masih terlelap setelah melalui momen kebahagiaan itu.

Sang Komandan Distrik duduk di kursi besar itu lagi, sambil memperhatikan kertas-kertas di mejanya. Kertas-kertas itu adalah laporan tambang berlian Violet per harinya. Memperlihatkan grafik yang meningkat setiap harinya. Wajah itu pun tersenyum puas.

District Commander : "Bagus! Setiap harinya aku selalu bisa mendapatkan keuntungan yang terus meningkat! Heh! Bodohnya! Kenapa aku tidak pernah terpikirkan cara ini sebelumnya? Hanya terus terkurung di dalam distrik ini selama 10 tahun! Sambil menunggu keputusan yang tidak pasti dari raja yang ternyata sia-sia saja!"

Senyum kepuasannya semakin merekah, seringaian yang kejam. Sambil terus memikirkan keuntungan demi keuntungan yang ia pikirkan. Sang Komandan Distrik merasa menjadi pria yang paling beruntung. Kenapa tidak? Pertama ia mendapatkan keuntungan dari hasil tambang berlian Violet yang berlipat-lipat setiap harinya. Kedua, pria ini juga sudah mendapatkan keuntungan yang manis dari wanita idamannya.

Tiba-tiba, seorang pimpinan unit datang, sembari memberikan salam penghormatannya. Berhasil mengalihkan pandangan dan senyum kepuasannya.

District Commander : "Katakan, ada apa?"

Unit Lead Soldier : "Komandan, kita kedatangan tamu."

District Commander : "Tamu? Siapa? Wanita itu? Kenapa harus secara formal juga? Merepotkan saja!"

Unit Lead Soldier : "Bukan. Tapi beliau adalah seseorang yang tertarik untuk menanamkan uangnya di distrik ini."

District Commander : "Apa maksudmu?"

Unit Lead Soldier : "Beliau adalah salah satu kolektor batu permata. Beliau juga mengetahui tentang tambang satu-satunya berlian Violet di distrik ini. Dan beliau tertarik untuk berinvestasi disini."

District Commander : "Lalu?"

Unit Lead Soldier : "Beliau menawarkan tawaran keuntungan hingga 200 persen."

District Commander : "Keuntungan 200 persen?"

Sang Komandan Distrik terkejut, tapi di dalam hatinya ia mulai tergoda dengan tawaran tersebut.

Unit Lead Soldier : "Beliau juga membawakan proposalnya. Mungkin Anda tertarik ingin melihatnya."

Pimpinan unit itu memberikan proposalnya langsung pada Sang Komandan Distrik. Tentu saja, ia menyambutnya dengan penuh antusias. Dan langsung membuka dan membacanya dengan seksama.

Wajahnya terpukau dengan isi proposal tersebut. Menciptakan senyum penuh hasrat menghiasi wajahnya.

District Commander : "Ini luar biasa! Ini baru disebut keuntungan yang menggiurkan! Bahkan lebih besar dari wanita itu!"

Sang Komandan Distrik berdiri dari kursi besarnya, membalikkan punggungnya sambil terus mengagumi isi proposal yang ia anggap sesuatu yang terindah.

District Commander : "Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan ini! Pihak Istana Varrzanian tidak akan pernah tahu bahkan setelah aku menghentikan mengirim surat permohonan suplai! Cepat, bawa investor itu kemari."

Unit Lead Soldier : "Baik, Komandan!"

Tidak terdengar lagi suara langkah dari pimpinan unit itu, sementara Sang Komandan Distrik masih berlarut dengan proposal ditangannya. Tiba-tiba, terdengar suara wanita di dalam kemahnya.

Woman's Voice : "Selamat malam, Komandan Distrik Varrzanian!"

Sang Komandan Distrik terkejut hebat saat pertama kali suara wanita itu memanggil namanya. Suara yang terdengar tidak asing. Ia pun langsung membalikkan punggung untuk melihat sumber suara itu secara langsung.

Dan sungguh mengejutkan, wanita itu adalah Lucyanna yang menatap tajam dengan kedua mata merahnya yang berkilau ditambah dengan senyum sinis yang menghiasinya. Berhasil membuat Sang Komandan Distrik tidak bisa berkata apa pun lagi. Bahkan saat ia melihat crest lambang Kerajaan Varrzanian yang terlihat di bagian dada.

Lady Lucyanna : "Halo, Komandan Distrik! Lama tidak berjumpa? Kenapa kau terkejut seperti itu? Seolah sedang melihat iblis yang menakutkan. Padahal, aku datang untuk MENAWARKAN POPOSAL UNTUK SI PENGKHIANAT!"

Ucap Lucyanna sambil menekankan kalimat akhir dengan nada yang tajam. Sekaligus menunjukkan seringaiannya yang semakin menambah kesan menakutkan dari seorang Lucyanna. Berhasil membuat Sang Komandan Distrik semakin ketakutan dan mulai panik.

District Commander : "Ba-Bagaimana mungkin..."

Lady Lucyanna : "Heh! Kau mungkin bisa membodohi Yang Mulia Raja, tapi tidak denganku! Sejak kedatangan surat permohonan suplai, aku sudah mulai mencium hal yang mencurigakan! Padahal tanpa surat permohonan pun, distrik ini selalu mendapatkan kiriman suplai setiap tahunnya! Tapi KAU! Justru menyalah-gunakan kewenanganmu demi menguntungkan dirimu sendiri!"

Tegas Lucyanna dengan penuh amarah. Membuat rasa panik Sang Komandan Distrik semakin membesar.

District Commander : "A-Apa? Wanita itu mengatakan jika--"

Lady Lucyanna : "Betapa bodohnya dirimu! Kau sudah terjebak rayuan dari Nona Laurentinna! Kau pikir dia akan memudahkan jalanmu untuk mendapatkan keuntungan yang semakin besar? Hahaha!"

Betapa terkejutnya Sang Komandan Distrik karena ucapan Lucyanna. Seolah membuat jantungnya langsung berhenti. Sekarang ia paham, bahwa ia telah dimanfaatkan oleh wanita bangsawan tersebut. Lucyanna memperhatikan bahasa tubuh pria tersebut yang larut dalam keterkejutannya, Lucyanna merasa puas melihat pria di hadapannya ketakutan.

District Commander : "TIDAK! Itu tidak mungkin! Beraninya wanita itu!"

Lady Lucyanna : "Humph! Dasar manusia bodoh! Kau baru menyadarinya?"

Tiba-tiba, Vallentina muncul dengan kondisi menutup tubuhnya dengan selimut. Wajah cantiknya masih terlihat mengantuk dan lemas. Ia terbangun karena mendengar teriakan.

Vallentina : "Ada apa ini..? Kenapa kau berteriak..?"

Kehadiran Vallentina membuat Sang Komandan Distrik terkejut luar biasa. Ia baru menyadari tentang wanita ini.

Vallentina terkejut melihat situasi saat itu, dengan mencoba mengumpulkan tenaganya untuk mengenali situasi ini. Kemudian, mata kuning Vallentina tertuju pada Lucyanna yang memandanginya dengan tatapan tajam dan senyum sinisnya.

Lucyanna mengangkat satu alis matanya saat melihat kondisi Vallentina yang hanya tertutup selimut. Memandanginya dari atas hingga ke bawah. Seolah baru saja melihat patung indah namun kotor.

Vallentina : "Siapa wanita ini, Komandan?"

Sang Komandan Distrik tidak mampu memberikan jawabannya.

Vallentina : "Tunggu! Kau memiliki mata merah. Siapa kau sebenarnya?"

District Commander : "Tidak! Kau tidak perlu tahu siapa dia!"

Lady Lucyanna : "Heh! Sungguh memalukan untuk seorang wanita bangsawan dan seorang Komandan Distrik resmi Kerajaan Varrzanian! Sungguh pemandangan yang menjijikkan!"

Ucap Lucyanna dengan memamerkan senyum sinis tercantiknya. Namun Vallentina tersinggung dengan ucapan Lucyanna karena sudah menghinanya.

Vallentina : "Beraninya kau menghinaku! Apa kau tidak tahu siapa aku?! Aku adalah seseorang yang penting!"

District Commander : "Apa yang kau katakan?! Tutup saja mulutmu dan kembalilah ke ranjang!"

Pinta Sang Komandan Distrik dengan kepanikan.

Vallentina : "Kau itu seorang Komandan Distrik! Seharusnya kau tidak terima dengan penghinaanya!"

District Commander : "Sebaiknya kau tutup mulutmu, Vallentina! Jika kau berani melawan dia, kau dan seluruh keluargamu akan hancur!"

Sang Komandan Distrik semakin panik, jika Vallentina terus bersikeras melawan Lucyanna.

Vallentina : "Tidak! Aku tetap tidak bisa menerima penghinaan ini! Bahkan dari wanita yang tidak tahu tata krama ini!"

Tegas Vallentina sambil menunjuk ke arah Lucyanna dengan ujung jari telunjuknya. Emosinya sudah memuncaki jiwanya.

Lady Lucyanna : "Heh! Kau bilang aku tidak tahu tata krama? Apa kau tidak pikir kau tidak lebih pantas dihina? Kau bahkan sudah mengotori kesucian ras bangsawan vampire keturunan Lord Julian Van Dravillian ke 6 dengan perbuatanmu sendiri! Apa kau sadar! Nona Vallentina Van Dravillian?"

Vallentina terkejut hebat saat mendengar penjelasan Lucyanna yang mengetahui siapa dirinya.

Vallentina : "Apa..?! Kenapa kau tahu tentang keluargaku? Siapa kau sebenarnya?! Beraninya kau!"

Vallentina semakin geram. Mata kuningnya memandang dengan penuh emosi.

Lady Lucyanna : "Hmm! Cukup dramanya! Sir Renzo!"

Dengan cepat, beberapa anak buah Sir Renzo menerobos kemah utama tersebut, diikuti oleh Sir Renzo dengan ekspresinya yang sangat fokus dan tajam, memandangi Sang Komandan Distrik.

Keseluruh anak buah Sir Renzo sudah bersiap dengan pedang-pedangnya. Berhasil membuat Sang Komandan Distrik dan Vallentina terkejut hebat.

Sir Renzo : "Lama tidak berjumpa. Komandan Tenjima!"

District Commander : "Renzo..?"

Lady Lucyanna : "Sudah cukup! Akhiri segera! Tangkap pengkhianat dan wanita ini segera!!!"

Perintah Lucyanna sambil mengacungkan ujung jari telunjuknya dengan penuh amarah.

Keseluruh anak buah Sir Renzo pun langsung bergerak. Sang Komandan Distrik dan Vallentina tidak memiliki kemampuan untuk melawan. Mereka langsung mengikat tangan Sang Komandan Distrik di belakang punggungnya. Dan membanting tubuhnya di atas meja kerjanya. Vallentina terkejut dan panik hebat, yang bahkan tidak akan bisa melawan dengan kondisinya yang hampir tanpa busana.

Vallentina : "Tidaaak!!! Jangan sentuh aku!!!"

District Commander : "Lepaskan aku!!!"

Salah satu anak buah Sir Renzo berhasil menemukan berkas asli Distrik Violet. Dan langsung menyerahkannya pada Lucyanna. Dengan senang hati, Lucyanna pun mengambilnya.

Lady Lucyanna : "Buat dia berdiri!"

2 anak buah Sir Renzo yang menangani Sang Komandan Distrik, mengangkat tubuhnya dengan menarik kedua bahunya, agar Lucyanna bisa menunjukkan berkas penting Distrik Violet yang sekarang ada di tangannya.

District Commander : "Apa yang akan Anda lakukan dengan berkas itu?"

Lady Lucyanna : "Lihat saja sendiri dengan matamu!"

Secara perlahan, kertas berkas itu mulai terbakar. Dari atas, menjalar ke bawah. Sang Komandan Distrik terkejut hebat, sampai berkas tersebut habis terbakar dan abunya menghilang begitu saja.

Lady Lucyanna : "Kau telah berani mengkhianati kepercayaan ayahku! Kau menukar kesetiaanmu untuk Kerajaan Varrzanian dengan harta yang hampa! Kau sungguh menjijikkan! Aku tidak bisa memaafkan perbuatan kotormu!!!"

District Commander : "Tidaak! Tolong ampuni saya, Nona Lucyanna! Saya sudah dipengaruhi oleh wanita itu!! Sungguh! Saya mengakuinya!"

Sang Komandan Distrik memohon belas kasihan dari Lucyanna, berharap agar Lucyanna mau menerimanya.

Lady Lucyanna : "Sudah kukatakan padamu! Aku tidak bisa memaafkan perbuatan kotormu!!! Dasar kau pengkhianat menjijikkan!!!"

Ucap Lucyanna dengan langsung menatap tajam Sang Komandan Distrik.

Lady Lucyanna : "Aku sudah muak dengan semua ini! Bawa mereka ke Istana Varrzanian sekarang!!! Mereka akan mendengar sendiri bagaimana Yang Mulia Raja akan menentukan nasib mereka!!!"

All Of Sir Renzo's Men : "Baik!!"

Atas perintah Lucyanna, keseluruh anak buah Sir Renzo membawa Sang Komandan Distrik bersama dengan Vallentina. Namun, Vallentina menolak keras.

Vallentina : "TIDAAK! Lepaskan aku!! KAU! Siapa kau sebenarnya?!"

Lucyanna menghampiri Vallentina yang selalu meneriakinya. Menatap Vallentina dengan mata merahnya yang tajam, kembali memamerkan senyum sinisnya.

Lady Lucyanna : "Itu benar. Aku benar-benar sudah lancang karena tidak memperkenalkan diriku. Perkenalkan, namaku Lucyanna Vortexian! Putri dari Raja Vrannver Vortexian dan saudari dari Raja Vrann Lucyver Vortexian! Penguasa Kerajaan Varrzanian!"

Vallentina : "A-Apa..? Kau adalah saudari dari Raja Vrann Lucyver..?"

Vallentina semakin terkejut hebat saat Lucyanna menyebut nama saudaranya. Tentu saja Vallentina mengenalnya. Ketakutan mulai merajai jiwanya. Bergidik saat nama Lucyver disebutkan dengan jelas.

Lady Lucyanna : "Sebaiknya kau berpakaian dengan layak sebelum kau akan menemui saudaraku!"

Lucyanna menarik sedikit selimut yang menutupi tubuh Vallentina dengan rasa yang risih, kemudian Lucyanna berbalik.

Lady Lucyanna : "Bawa mereka!!!"

Lucyanna sudah berlalu, meninggalkan kemah utama tersebut. Vallentina panik, saat 2 anak buah Sir Renzo membawanya.

Di luar area kemah, sudah terlihat ratusan prajurit dan pimpinan unit yang ditahan. Mereka terbukti telah ikut bekerja sama, meskipun hanya terpaksa mengikuti perintah dari Sang Komandan Distrik. Dan aktivitas penambangan pun terhenti total. Mereka juga ikut mengamankan para pekerja ilegal ini.

Satu persatu, mereka di bawa masuk ke dalam 3 Aero-Night Force yang berukuran besar. Lucyanna yang didampingi Sir Renzo, menyaksikan para pengkhianat tersebut memasuki Aero-Night Force.

Sir Renzo : "Nona, bagaimana dengan wanita itu? Karena dia yang memegang berkas asli tambang berlian Violet."

Lady Lucyanna : "Jangan khawatir. Aku akan membicarakannya langsung dengan Yang Mulia Raja. Kau tidak bisa menghadapi Nona Laurentinna seperti yang lainnya! Tugasmu sekarang adalah membawa semua pengkhianat ini menghadap Yang Mulia Raja! Malam ini juga!"

Sir Renzo : "Baik, Nona!"

Lady Lucyanna : "Kita pergi!"

Lucyanna bergerak. Memasuki ke dalam Aero-Night Force, diikuti oleh Sir Renzo. Dan Aero-Night Force bernama Larcus I, II dan III pun terbang melintasi langit malam, meninggalkan area Distrik Violet, kembali menuju Istana Varrzanian.

「 In The Varrzanian Palace - In The Main Hall of the Palace 」

Setelah mengetahui kedatangan Lucyanna, Lucyver dan Vrannver bergegas menuju Aula Utama Istana.

Baik Vrannver dan Lucyver sama-sama menunjukkan emosi mereka yang memuncak. Terutama Lucyver, hingga tangannya mengepal begitu erat. Sampai-sampai membuat urat nadinya muncul ke permukaan kulit tangannya. Sebuah isyarat tentang amarahnya yang sudah tidak terbendung lagi.

Sesampainya, mereka melihat para pelaku yang terikat tidak berdaya, termasuk Sang Komandan Distrik. Yang terlihat takut dan panik saat melihat Vrannver.

Sedangkan Vallentina sudah dipakaikan pakaian tertutup dan layak. Sambil menundukkan wajahnya yang sangat malu, cemas bercampur amarahnya.

Mereka semua tertunduk malu karena merasa sangat bersalah.

Lucyver memandangi semua pengkhianat itu dengan mata merahnya yang tajam. Dan seketika, seringaian khas Devilnya tergambar dengan sangat jelas.

King Lucyver : "Aaah! Jadi inikah seluruh pengkhianat di dalam kerajaan leluhurku? Sungguh menjijikkan!"

Unit Lead Soldier 1 : "Yang Mulia Raja, mohon ampuni kami! Kami hanya menjalankan perintah dari Komandan Distrik!"

Unit Lead Soldier 2 : "Kami tidak tahu akan seperti ini jadinya!"

Beberapa pimpinan unit memohon pengampunan pada Lucyver. Dan mereka mulai menyalahkan sepenuhnya pada Sang Komandan Distrik. Membuat kondisi menjadi riuh karena suara keluhan.

Vrannver : "DIAAAM!"

Suara teriakan Vrannver menggema dengan keras. Berhasil membuat semuanya terdiam. Jantung mereka terasa berhenti sejenak.

Vrannver : "Menjijikkan! Seorang prajurit Kerajaan Varrzanian yang sejati akan lebih memilih loyalitas mereka untuk kerajaan dibandingkan dengan sampah! Kalian semua tetap bersalah!!! Komandan Distrik! Aku benar-benar kecewa padamu! Kau sudah berani menghancurkan kepercayaanku yang berharga!!!"

District Commander : "Tidak, Tuanku!! Saya sudah dipengaruhi oleh wanita itu!! Saya mohon, ampuni nyawa saya!!"

Sang Komandan Distrik memohon dengan sangat, mencoba meyakinkan Vrannver dengan alasannya. Namun, Vrannver hanya meresponnya dengan tatapan dingin penuh amarahnya.

Vrannver : "Aku bukan lagi tuanmu atau rajamu! Keputusan nasibmu berada di tangan putraku sekarang! Dialah Raja Varrzanian yang baru."

King Lucyver : "Heh! Jadi kaulah yang dipercaya memegang Distrik Violet? Baik! Aku akan memutuskan langsung hukuman untukmu dan kalian semua!"

Semua menjadi tegang, cemas dan ketakutan saat menunggu keputusan nasib mereka dari mulut Lucyver langsung.

King Lucyver : "Kalian semua akan mendapatkan hukuman MATI!!!"

Sangat mengejutkan. Dengan ringannya Lucyver mengutarakan keputusan itu. Yang langsung membuat mereka semua merinding, ketakutan dan panik.

Unit Lead Soldier 1 : "Yang Mulia Raja! Tolong ampuni kami! Kami hanya diperintah!"

Unit Lead Soldier 2 : "Ini semua karena Komandan Distrik!"

Vallentina : "Apa maksud semua ini?! Aku tidak mau seperti ini! Aku tidak bisa menerima semua ini!! Ini semua adalah adalah kesalahan Komandan Distrik!!! Kenapa aku juga harus ikut menanggungnya?!"

Unit Lead Soldier 3 : "Jika memang kami bersalah, kami mohon untuk memberi kami hukuman yang ringan..!"

Vallentina : "Ini tidak bisa kuterima!! Nama baik keluargaku ikut tercoreng karena Komandan Distrik! Dia yang lebih pantas dihukum mati!!"

District Commander : "Apa?! Ini semua adalah ide sepupumu juga!! Dia yang telah mempengaruhiku!!"

Vallentina : "Apa maksudmu?! Kau memang pria yang tamak!!"

Situasi semakin kacau. Mereka semua termasuk Vallentina, melimpahkan semua kesalahan pada Sang Komandan Distrik. Tentu saja membuat Lucyver geram dengan situasi tersebut.

Kedua mata merahnya mulai bersinar semakin merah, aura hitam yang tipis perlahan muncul.

King Lucyver : "Kuperintahkan untuk DIAM! Dan patuh pada RAJAMU!!!"

Semua langsung terdiam dan terkejut, tubuh mereka membeku. Mereka telah dibawah pengaruh sihir kendali Lucyver. Tubuh mereka pun bergerak atas perintah Lucyver. Bahkan termasuk Vallentina.

Mereka pun kembali diam di tempatnya masing-masing tanpa bisa melawan dan tidak bisa berkata apa pun lagi.

King Lucyver : "Aku tidak peduli! Dimataku, kalian semua bersalah! Pengkhianat yang pantas MATI! Dan ini keputusan terakhirku!! Tidak ada lagi yang kuijinkan berbicara!"

Ucap Lucyver dengan penuh amarah. Lalu berbalik dan pergi meninggalkan Aula Utama Istana tanpa menoleh lagi. Tidak lama, Vrannver pun meninggalkan ruangan tersebut sambil membawa rasa kekecewaannya yang besar.

Setelah Lucyver pergi, mereka masih tetap tidak bisa mengendalikan tubuh mereka sendiri. Lucyanna pun berjalan ke tengah podium dengan tatapan yang tajam.

Lady Lucyanna : "Cepat! Bawa mereka semua ke penjara bawah tanah istana!"

Atas perintah Lucyanna, para penjaga membawa semua pelaku tersebut termasuk Vallentina ke penjara bawah tanah istana. Mereka tidak akan bisa melawan sampai dengan efek sihir kendali itu hilang setelah memasuki area penjara bawah tanah istana.

Lucyanna segera meninggalkan Aula Utama Istana. Dan berencana untuk menemui Lucyver. Untuk menyelesaikan drama pengkhianatan ini untuk selamanya.

Tanpa sengaja, Lucyanna berpapasan dengan sang ayah yang ditemani oleh pria muda berwajah ramah yang sama dengan waktu itu. Kontak mata pun terjadi. Langkah mereka pun terhenti.

Vrannver : "Kerja bagus, putriku! Dewi Sylvierra akan sangat bangga denganmu."

Lady Lucyanna : "Terima kasih, ayah. Aku melakukan hal yang terbaik untuk kerajaan kita. Aku melakukannya karena satu hal yang tidak pernah kulupakan. Itu adalah permintaanmu. Aku akan membantu saudaraku menjadi Raja Varrzanian yang terbaik. Seperti yang kita semua harapkan. Seperti sekarang."

Vrannver : "Ayah bangga padamu, putriku."

Puji Vrannver. Tangannya yang dingin mendarat di atas rambut hitam panjang bergelombang Lucyanna. Lalu membelai rambut panjang itu hingga ke samping. Senyum yang tipis terpancar dengan jelas di wajah Vrannver yang terkenal dingin.

Lucyanna terkejut. Jantung abadinya berdebar karena sentuhan lembut itu. Mengubah wajah dinginnya menjadi tersipu. Meskipun ia sulit mengungkapkan perasaannya, tapi Lucyanna sangat menikmati sentuhan penuh kasih sayang dari sang ayah.

Vrannver : "Ayah akan pulang kembali. Dan menunggu kabar selanjutnya. Tetap pertahankan kerja bagusmu."

Vrannver berlalu, meninggalkan Lucyanna sendirian. Sedangkan Lucyanna, masih bisa merasakan kesan lembut itu. Ia pun tersenyum sambil menutup kedua matanya.

Lady Lucyanna : "Baik, ayah. Aku akan terus melakukannya."

Kedua mata merah itu terbuka dan Lucyanna kembali melanjutkan perjalanannya. Eskpresi wajahnya terlihat lebih baik karena pujian langsung dari sang ayah yang telah memotivasinya. Menjadikannya sesuatu yang akan selalu ia ingat sepanjang hidupnya.

「 In Lucyver's Private Room 」

Sesampainya di depan pintu ganda kamar pribadi Lucyver, ia sudah bersiap mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu itu. Namun sejenak ia terhenti. Tapi Lucyanna tidak bisa berhenti sekarang. Karena ia ingin benar-benar menghentikan pengkhianatan ini untuk selamanya. Hanya tinggal satu langkah terakhir.

Lucyanna pun mengetuk 2 kali dengan nyaring.

Lady Lucyanna : "Saudaraku, ijinkan aku masuk. Ada yang harus kusampaikan padamu."

King Lucyver : "Masuklah!"

Terdengar jawaban dari saudaranya. Lucyanna pun mendorong pintu ganda tersebut dengan tenaga penuhnya.

Lucyanna bisa melihat saudaranya yang sedang duduk menghadap perapian dengan nyala api yang lemah. Lucyver sedang duduk di atas kursi besarnya. Ditemani sebotol anggur Bloody Rose di meja kecil di sampingnya.

Lucyanna paham, bahwa saat ini kondisi hati saudaranya tidak begitu stabil. Tapi, Lucyanna tetap berjalan menghampiri saudaranya. Mendekati sisi perapian, menyandarkan punggungnya, menyilangkan kedua tangannya dan memandangi Lucyver yang tengah memandangi api kecil di tengah perapian itu.

Lucyanna menyadari, bahwa anggur Bloody Rose itu belum tersentuh sama sekali. Gelas kristalnya bahkan terlihat masih bersih.

King Lucyver : "Apa yang ingin kau sampaikan? Bukankah semua sudah selesai? Hukum mereka semua sesuai dengan hukum di kerajaan kita."

Lady Lucyanna : "Tidak! Ini belum berakhir, saudaraku."

Lucyver sebenarnya terkejut, namun tatapan matanya seolah masih tersimpan rasa amarah. Memandangi Lucyanna dengan tatapan emosinya itu.

King Lucyver : "Apa maksudmu?"

Lady Lucyanna : "Pelaku utamanya. Bukan Komandan Distrik, tapi ada seseorang dibalik pengkhianatan ini!"

King Lucyver : "Katakan saja langsung pada intinya!"

Lady Lucyanna : "Aku akan mengatakannya, tapi dengan syarat. Hanya kau sendiri yang bisa menghadapinya dan mengakhiri semua ini dengan pasti! Kau setuju?"

King Lucyver : "Baik! Aku setuju! Jadi kau ingin aku secara personal menyeretnya ke penjara? Heh! Terdengar menarik!"

Ucap Lucyver dengan menunjukkan senyum sinis pribadinya yang kejam.

Lady Lucyanna : "Terserah kau saja. Keputusan ada di tanganmu. Karena dialah yang memegang berkas asli tambang di Distrik Violet. Kau harus merebutnya. Agar nama Distrik Violet kembali pulih di bawah kewenangan Kerajaan Varrzanian."

King Lucyver : "Baik! Jika memang begitu, aku tidak akan segan lagi!"

Karena informasi dari Lucyanna, Lucyver semakin tertarik untuk segera bergerak dan melakukan eksekusi terakhir yang sebenarnya.

「 At The Van Dravillian Manor 」

Pagi yang cerah itu, akan segera berubah menjadi pagi yang kelam bagi seseorang. Lucyver yang di dampingi Sir Renzo, bersama dengan puluhan anak buah Sir Renzo, mulai diperintahkan untuk menyergap sebuah kediaman bangsawan. Sebuah rumah besar yang megah dan mewah.

Lucyver berdiri di depan gerbang yang besar dan tinggi itu. Terlihat terkunci. Kedua mata merah Lucyver mulai bersinar. Dengan kekuatan magisnya, ia menghancurkan gerbang tersebut. Gerbang besi itu seolah diremukkan oleh sepasang tangan iblis raksasa.

Saat Lucyver semakin memfokuskan kekuatannya, gerbang besar tersebut terlepas dari tempatnya, terpental jauh, hingga menyeret ke tanah. Menimbulkan suara bantingan yang keras. Menarik perhatian seluruh penghuni Manor tersebut.

Setelah gerbang itu hancur, Sir Renzo memberikan isyarat tangan. Dan puluhan anak buah Sir Renzo segera memasuki area Manor dan mulai menyebar.

Laurentinna tentu terkejut dengan keributan di luar. Ia sedang berada di dalam ruang kerja pribadinya.

Laurentinna : "Apa yang terjadi diluar sana?!"

Guardian : "Nona, tetaplah di dalam! Manor sedang diserang!"

Jawab seorang penjaga dari balik pintu.

Laurentinna : "Apa?! Siapa yang telah berani melakukannya?!"

Guardian : "Kami tidak tahu! Tapi tetaplah di dalam! Demi keselamatan diri Anda, bersembunyilah!"

Suara penjaga itu sudah tidak terdengar lagi. Laurentinna mulai merasa panik, namun ia ingin sekali tahu siapa penyerang itu.

Sementara itu, Lucyver berjalan dengan langkah yang tenang dan tegap. Perlahan memasuki rumah mewah tersebut. Wajahnya begitu fokus.

Sir Renzo menjadi tameng bagi Lucyver. Menghadang para penjaga Manor yang berusaha menyerang Lucyver. Tentu saja, kemampuan mereka berbeda jauh dengan pengalaman bertarung Sir Renzo. Tiba-tiba, Lucyver teringat dengan ucapan saudarinya sebelum keberangkatannya.

「 Flashback In Lucyver's Private Room 」

Pagi itu, Lucyver sudah bersiap untuk mendatangi Manor Van Dravillian secara tiba-tiba. Lucyanna hadir di kamar pribadi saudaranya. Duduk dengan kaki yang menyilang, begitu pun kedua tangannya.

Lady Lucyanna : "Pelakunya adalah Laurentinna Van Dravillian."

King Lucyver : "Apa? Wanita itu?"

Lady Lucyanna : "Aah, jadi kau masih mengingatnya? Teman satu akademi dengan kita di masa lalu. Ya, dialah yang telah mempengaruhi Komandan Distrik untuk memalsukan berkas Distrik Violet, agar dia bisa menguasai tambang batu berlian Violet. Tapi, aku mencemaskan hal yang lainnya. Karena itulah aku memintamu yang turun langsung untuk menghadapinya. Hanya kau yang bisa."

Karena ucapan Lucyanna, Lucyver tidak membalasnya dengan komentar apa pun. Namun ia merasakan sebuah dorongan untuk segera menemui Laurentinna dan menyelesaikan semuanya.

「 Back To Reality - At The Van Dravillian Manor 」

Lucyver dihadang oleh 2 penjaga yang menghadang, melindungi pintu ganda sebuah ruangan, disitulah tujuan Lucyver. Menunjukkan senjata mereka tanpa ragu pada Lucyver. Sir Renzo bersiap untuk menghadapi mereka.

King Lucyver : "Sir Renzo, mundurlah. Biar aku yang menangani mereka."

Atas permintaan Lucyver, Sir Renzo pun mundur. Lucyver maju, menghadapi kedua penjaga tersebut.

Guardian : "Mu-Mundur! Jangan mendekat lagi! Atau kami akan--"

Lucyver semakin maju, kedua penjaga itu semakin mundur. Keberanian Lucyver mulai melemahkan keberanian mereka. Lalu, Lucyver memandangi mereka dengan ekspresi yang dingin. Kedua mata merahnya mulai bersinar.

King Lucyver : "Kuperintahkan, jangan pernah berani melawanku! Aku sedang berbaik hati hari ini. Jadi jangan menghalangi jalanku!"

Kedua penjaga itu langsung tersihir. Secara tiba-tiba mereka merasakan rasa sakit di bagian dada kiri mereka beberapa menit, lalu tidak sadarkan diri.

Lucyver pun akhirnya tiba di tujuannya. Sebuah pintu ganda yang cukup tinggi berwarna cokelat muda. Masih dengan kemampuan magisnya, Lucyver membuat pintu ganda itu terbuka dengan kecepatan sedang. Menciptakan gelombang angin yang kuat. Dan akhirnya, Lucyver bisa menemui Laurentinna yang terkejut dengan kedatangan Lucyver.

Laurentinna : "Yang Mulia Raja..?"

Namun seketika, raut wajah Laurentinna berubah. Menjadi sebuah senyuman. Ia memamerkan senyuman tercantiknya. Ternyata ia merasa senang dengan kedatangan Lucyver yang tidak terduga. Lalu ia memberikan salam penghormatannya dengan menunjukkan gesture teranggunnya.

Laurentinna : "Sungguh diluar dugaan. Anda datang mengunjungi Manor keluargaku. Seharusnya, Anda memberitahuku sebelumnya. Jadi aku bisa menyiapkan sambutan terbaik dari Manor Van Dravilllian."

King Lucyver : "Aku akan langsung pada intinya! Serahkan berkas pertambangan Distrik Violet sekarang juga!"

Laurentinna : "Aah, begitu rupanya? Tapi mohon maaf, yang Mulia Raja. Aku tidak bisa melepaskannya!"

King Lucyver : "Kenapa?"

Tanya Lucyver dengan nada yang tegas.

Laurentinna : "Karena kau harus tahu, bahwa sebenarnya, tambang batu berlian Violet itu adalah milik keluargaku!"

Jawab Laurentinna dengan senyumannya yang terlihat tidak pernah pudar sedikit pun dari bibir merahnya.

King Lucyver : "Buktikan!"

Laurentinna : "Tambang itu sudah dijaga oleh keturunan bangsawan vampire selama ratusan tahun. Tapi Raja Vrannver, ayahmu datang dan mencoba merebut area tersebut. Dan ingin menguasai tambang berharga kami! Dan terjadilah pertempuran besar 10 tahun yang lalu. Apa kau pikir aku akan diam saja?! Tentu aku datang untuk memulihkan kembali warisan leluhur kami! Mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kami! Jadi untuk apa kau memintanya kembali?!"

King Lucyver : "Kau salah! Tambang batu berlian Violet itu bukan milik keluargamu! Tapi putra ke 3 Lord Julian-lah yang telah merebutnya dari para pendeta suci Kota Yuvaleccia!"

Laurentinna : "Apa..?! Apa maksudmu?!"

Laurentinna sungguh terkejut setelah mendengar fakta tersebut. Namun ia memilih untuk membantahnya. Mengubah senyum tercantiknya menjadi kegeraman.

Laurentinna : "Kau bohong! Seluruh keluargaku adalah bangsawan yang terhormat! Tambang itu adalah milik kami!"

King Lucyver : "Sekali lagi kutegaskan! Tambang itu bukan milik keluargamu!!! Lord Richardian Van Dravillian dengan ketamakannya telah merebut paksa dari pendeta penjaga kuil suci yang ada di tambang itu!!!"

Laurentinna : "Apa..?!"

Laurentinna sontak terkejut hebat, apalagi saat Lucyver menjelaskannya dengan nada yang tegas.

King Lucyver : "Dan pertempuran terpaksa dilakukan agar ayahku bisa merebut kembali permata berharga milik Kota Yuvaleccia! Itu adalah permintaan terakhir dari penjaga kuil suci, sebelum akhirnya dia mati karena racun yang dibawa kelelawar hitam yang dikendalikan oleh Lord Richardian!"

Laurentinna : "BOHONG! Jangan mencoba memfitnah keluargaku!!"

Laurentinna tetap bersikeras. Kemudian, Lucyver mengeluarkan sebuah belati kecil dengan besi pisau yang tajam dan runcing. Dan di bagian gagangnya adalah sebuah tabung kaca yang masih terisi sebagian kecil cairan berwarna merah pekat.

King Lucyver : "Kau pasti tidak asing dengan benda ini, bukan? Benda satu-satunya yang hanya dimiliki oleh keturunan Van Dravillian!"

Laurentinna terkejut hebat. Ia jelas mengetahui benda tersebut. Terutama di bagian badan besi pisaunya yang tercetak sebuah huruf kuno yang hanya bisa ditulis oleh keturunan asli bangsawan vampire.

Laurentinna : "Darimana... Kau mendapatkannya?!"

King Lucyver : "Ini adalah bukti yang menguatkan kejahatan salah satu anggota keluargamu dan ketamakan Lord Richardian! Apa kau masih membantahnya?! Jadi serahkan sekarang juga!"

Laurentinna terus merasakan kegeramannya. Batinnya secara menyeluruh menolak semua fakta tersebut. Seketika, senyum sinis itu tergambar kembali.

Laurentinna : "Baiklah, aku akan menyerahkan berkas itu padamu. Tapi dengan satu syarat!"

King Lucyver : "Apa yang kau inginkan lagi?"

Laurentinna : "Kau harus menikahiku!"

Mendengar syarat seperti itu, Lucyver meresponnya dengan senyum sinisnya yang sadis.

King Lucyver : "Heh! Lupakan! Kau tidak akan pernah menikah denganku sampai kapan pun!"

Laurentinna : "Apa?! Kau berani menolakku?! Tidakkah kau tahu?! Aku sudah lama mencintaimu! Bahkan sejak pertama kali bertemu denganmu! Aku sangat berharap bisa menjadi ratumu! Aku bahkan menolak semua lamaran hanya demi menjaga cinta yang hanya untukmu!! Jadi kau harus menikahi aku seorang!!"

Ucap Laurentinna yang tetap bersikeras dengan keinginannya. Obsesi cintanya telah membulatkan tekadnya.

King Lucyver : "Apa kau tidak dengar? Kau tidak akan pernah bisa menikah denganku!"

Laurentinna : "Kenapa?! Jadi kau mencintai wanita lain?! Dan kau mengabaikan semua pengorbananku waktu itu?!"

King Lucyver : "Ya! Aku mencintai wanita lain, lebih tepatnya seorang gadis bermata biru yang sangat istimewa! Dan dialah yang akan ditakdirkan menjadi Ratu Varrzanian, mendampingiku selama aku hidup!"

Laurentinna : "TIDAK! Kau tidak boleh menikah dengan siapa pun selain AKU!! Sejak aku bisa mengenalmu dan mendekatimu di masa lalu itu, aku berusaha bersikap baik dihadapanmu! Agar aku selalu berkesan baik di matamu! Agar kau menyukaiku!"

Seketika, ekspresi wajah Laurentinna memperlihatkan lagi senyuman tercantik berharganya.

Laurentinna : "Kau bahkan membalas sapaanku, membalas senyumanku dan mengajariku hal yang tidak aku ketahui. Disaat itulah aku jatuh cinta padamu. Aku selalu memperhatikanmu dan menunggumu dari kejauhan. Apa kau tahu itu..?"

Perlahan Laurentinna mendekati Lucyver.

Laurentinna : "Di dalam hatiku, hanya tersimpan cinta untukmu saja. Jika memang benar, aku telah lancang merebut tambang itu, tapi pada akhirnya kita bisa bertemu lagi. Tidakkah ini yang disebut jodoh yang ditakdirkan?"

King Lucyver : "Berhenti! Jangan mendekat lagi!"

Langkah Laurentinna berhenti, ia terkejut lagi karena mendengar penolakan yang sama.

King Lucyver : "Kau terlalu terbawa perasaanmu di masa lalu. Wajar saja, kita sama-sama masih kecil. Saat itu kita sama-sama mengikuti akademi pendidikan kebangsawanan. Aku membalas sapaanmu dan senyumanmu karena itu sudah seharusnya, seperti yang pernah ibuku ajarkan. Tapi bukan berarti, aku juga merasakan perasaan yang sama. Aku tidak menganggapmu lebih dari apa pun. Dan kau harus tahu! Aku sudah terikat dengan Jodoh Terikatku di masa depan! Dan aku tidak akan mungkin jatuh cinta dengan selain Jodoh Terikatku!"

Tatapan mata merah Lucyver terlihat fokus dan tegas. Memancarkan cahaya yang berkilau. Isyarat keyakinan terkuatnya yang tidak bisa dibantahkan. Laurentinna terkejut hebat dengan sorot mata itu. Ia tidak bisa melihat bayangan dirinya di dalam Lucyver, yang artinya tidak ada sedikit pun perasaan cinta Lucyver untuk Laurentinna.

Laurentinna begitu shock. Cintanya ternyata selama ini tidak berbalas. Obsesinya telah membutakannya.

King Lucyver : "Jika dengan cara seperti ini kau mencoba untuk menikah denganku, kau sekarang terlihat menjijikan! Kau tidak berbeda jauh dengan para pengkhianat! Aku lebih menyukai kepribadianmu yang dulu. Sayang sekali, kau telah tumbuh menjadi wanita yang keji!"

Sontak saja, Laurentinna seperti tertusuk pedang tajam yang menghujam langsung ke jantungnya. Kenyataan terpahit yang harus ia terima dari seorang Lucyver yang pernah mengenalnya di masa lalu. Telah memisahkan dua persona Laurentinna yang berbeda, namun Laurentinna lebih memilih persona tergelapnya. Karena ungkapan tersebut, berhasil membuat Laurentinna tidak bisa berkata apa pun lagi.

Tidak lama, Sir Renzo datang menemui Lucyver dengan membawa sebuah berkas di tangannya.

Sir Renzo : "Yang Mulia Raja, kami telah berhasil menemukan berkas aslinya!"

King Lucyver : "Bagus! Laurentinna, menyerahlah! Kau dan sepupu wanitamu sudah mencoreng kesucian keturunan kalian sendiri! Apa kau pikir mereka akan menerima kesalahan terfatal ini? Aku rasa tidak! Aku bahkan sudah mengundang pihak bangsawan tertinggi Van Dravillian. Dan mereka setuju agar aku segera menghukum perbuatanmu! Kau tidak akan bisa membayangkan betapa malunya mereka karena perbuatan kotormu!! Sir Renzo! Tahan wanita ini sekarang! Aku sudah muak dengan drama ini!!"

Lucyver berbalik dan pergi meninggalkan ruangan tersebut. Sedangkan Laurentinna, masih berlarut dengan perasaan terkejutnya, rasa shock yang membesar. Tubuhnya gemetar. Matanya melebar. Pandangannya mengabur.

Laurentinna : ("Jadi selama ini... Cintaku hanyalah sia-sia belaka... Semuanya..?")

Seketika ia sadar, dan menyadari Lucyver yang sudah meninggalkannya. Seketika itu juga, Laurentinna menjadi panik, mencoba berlari untuk mengejar Lucyver.

Laurentinna : "Tidaak! Yang Mulia Raja! Jangan pergi! Kumohon cintai aku! Cintai aku saja!! Biarkan aku mencintaimu selamanya!! Yang Muliaaa!!"

Harapannya untuk mengejar Lucyver terhenti, saat 2 anak buah Sir Renzo yang baru datang segera menghentikan dan menahan Laurentinna.

Laurentinna masih terus meneriakkan nama Lucyver, meneriakkan cintanya yang bertepuk sebelah tangan dengan histeris, memancing tangisannya. Dan masih berharap agar Lucyver masih mau menerima perasaan itu. Namun tetap saja, semua usahanya menjadi sia-sia.

Sir Renzo merasa iba dengan kondisi jiwa Laurentinna, namun tidak mengubah raut wajahnya yang sangat fokus.

Sir Renzo : "Hemph! Sungguh menyedihkan! Bungkam mulutnya dan segera bawa dia!"

2 Of Sir Renzo's Men : "Baik, Komandan!"

Sungguh menyedihkan kondisi kejiwaan Laurentinna dan obsesinya. Semua itu hancur dalam satu kesalahan kecil yang terfatal. Dan akhirnya, Laurentinna tidak mendapatkan apa pun. Sekalipun ia tetap tidak mau berhenti memanggil Lucyver.

「 At The Varrzanian Palace 」

Setelah kembali ke Istana Varrzanian, Lucyver terlihat lelah, lalu ia berpapasan dengan Lucyanna yang sudah menunggunya di depan pintu ganda kamar pribadinya. Bersandar di pilar samping pintu ganda tersebut dengan kedua tangan yang menyilang.

Lady Lucyanna : "Bagaimana?"

King Lucyver : "Sudah berakhir, Lucyanna. Kuserahkan sisanya padamu. Aku ingin beristirahat. Tolong jangan ada yang menggangguku."

Lady Lucyanna : "Baik. Aku mengerti."

Lucyver meninggalkan Lucyanna begitu saja dan langsung memasuki kamar pribadinya. Lucyanna menengok sedikit ke arah Lucyver yang sudah membelakanginya. Ia memahami kondisi saudaranya dan memutuskan untuk meninggalkan saudaranya tanpa menoleh lagi.

Lady Lucyanna : ("Kau sudah melakukan yang terbaik, saudaraku... Jangan khawatirkan apa pun lagi...")

Lucyanna terus berjalan menyusuri lorong panjang dan akan kembali menjalankan tugasnya di bagian selanjutnya. Yaitu, menegakkan perintah eksekusi terakhir untuk memutuskan drama pengkhianatan yang telah mencoreng nama kerajaannya.

Akan tetapi...

「 In Rashvarrina Village - At Yuna's House 」

Seorang petugas pengantar surat, baru saja mengantarkan sebuah surat beramplop cap resmi dikirimkan ke rumah Yuna.

Akimiya pun menerimanya dengan senang hati. Tanpa ragu, Akimiya membuka surat tersebut dan mulai membacanya dengan perlahan.

Namun, matanya menjadi melebar. Akimiya sangat terkejut dengan isi surat tersebut. Hingga membuat tangannya bergetar.

Yuna yang tanpa sengaja melihat, terpancing rasa penasaran saat melihat punggung sang ayah yang terlihat menunjukkan bahasa tubuh yang tidak wajar.

Yuna : "Ayah, ada apa?"

Perlahan, Akimiya berbalik. Wajahnya terlihat sedih. Dengan surat di tangannya yang gemetar. Yuna pun terkejut bercampur cemas karena ekspresi ayahnya.

Yuna : "Ayah..? Apa yang terjadi?"

Akimiya : "Yuna... Kita harus menemui pamanmu di Kota Varrzanian. Sesuatu telah terjadi... Ini bisa saja menjadi hari terakhir kita bertemu dengannya..."

Yuna : "Apa maksud ayah? Apa yang sebenarnya terjadi pada paman..?"

Jantung Yuna berdebar kencang karena perasaan cemasnya mulai memenuhi ruang di dadanya.Telapak tangannya terasa linu, hingga terasa mengalir ke ulu hatinya.

Apa sebenarnya isi surat itu?