webnovel

12. One Small Mistake, A Hundred Suffering pt. 1

「 One Week Before At The Varrzanian Palace 」

Pagi yang lain di Istana Varrzanian, Lucyanna mengawali rutinitasnya dengan kumpulan dokumen-dokumen di meja kerjanya. Sambil duduk dengan tenang di atas kursi besarnya.

Salah satunya yang menarik perhatiannya adalah tentang program kerja sama dengan Kerajaan Rozalian Forstrand. Di ruangan itu juga hadir Sir Renzo, Sang Komandan kepercayaannya.

Lady Lucyanna : "Ternyata sudah berjalan. Itu bagus. Mengingat di Desa Rashvarrina baru saja terjadi kasus yang tidak terduga. Itu bisa jadi kesempatan yang bagus. Disana, mereka bisa ikut membangun sistem keamanan yang lebih baik lagi. Dan unit mereka bisa ikut mensosialisasikannya."

Sir Renzo : "Dan seluruh warga desa sangat berantusias dengan kehadiran mereka. Kita juga bisa ikut melakukan evaluasi lebih dalam untuk sarana keamanan di Desa Rashvarrina."

Lady Lucyanna : "Hmm, terdengar bagus. Aku percayakan padamu, Sir Renzo. Lalu, bagaimana perkembanganmu dengan tim khusus pencarian gadis bermata biru di luar Kota Varrzanian?"

Tanya Lucyanna, sembari melihat ke arah Sir Renzo.

Sir Renzo : "Sangat kebetulan sekali, Anda menanyakannya."

Sir Renzo memberikan satu berkas pada Lucyanna. Lucyanna pun menerimanya. Membuka satu persatu halamannya, sambil membacanya. Satu lembarnya berisi puluhan nama gadis bermata biru.

Lady Lucyanna : "Apakah ini sudah semuanya?"

Sir Renzo : "Ya, Nona. Semuanya."

Lucyanna menghela nafas dengan berat. Lucyanna bahkan tidak ingin membuka lembar yang berikutnya. Lalu menyandarkan kepalanya dengan satu tangan yang terlipat, bersandar di bantalan sisi kursinya.

Ekspresinya terlihat lelah. Wajahnya merenung.

Lady Lucyanna : "Kalau bukan karena permintaan ayahku, aku tidak akan pernah mau melakukan hal yang merepotkan seperti ini. Tapi aku harus tetap melakukannya. Karena kita tidak memiliki banyak waktu lagi."

Sir Renzo : "Jika saya diijinkan untuk berbicara, saya akan menyarankan sesuatu pada Anda, Nona."

Lucyanna terpancing dengan ucapan tersebut. Dan langsung mengalihkan pandangannya.

Lady Lucyanna : "Saran? Katakanlah. Aku ingin mendengarnya."

Sir Renzo : "Kita mungkin sedang dikejar waktu, tapi jika kita mencarinya dengan terburu-buru, itu hanya akan membuat kita membuang waktu semakin banyak. Jika ini menyangkut masalah pribadi dan masa depan Yang Mulia Raja, sebaiknya kita membiarkan semuanya mengalir. Saat 2 sumber air mengalir dari 2 tempat yang berbeda, pada akhirnya mereka akan bertemu di 1 tempat yang sama. Yaitu, di lautan lepas."

Meskipun wajahnya dingin, tapi Lucyanna kagum dengan ucapan Sir Renzo yang bijaksana dan penuh hikmah. Lucyanna merenungkan semua ucapan Sir Renzo. Senyuman tipis pun tergambar di wajah cantiknya.

Lady Lucyanna : "Kau benar. Itu saran yang bagus, Sir Renzo. Kau penasehat yang bijaksana."

Sir Renzo : "Terima kasih atas kebaikan Anda. Apakah sebaiknya, kita menghentikan operasi ini?"

Lady Lucyanna : "Baiklah, secara resmi aku menutup operasi ini. Tarik kembali semua pasukan khususmu dan kembalikan mereka pada unitnya masing-masing."

Sir Renzo : "Akan saya lakukan!"

Lucyanna mengambil berkas tersebut, lalu kertas-kertas tersebut secara tiba-tiba terbakar dari atas, merambat dengan perlahan, hingga semuanya menjadi abu. Bahkan abunya pun menghilang tanpa jejak.

Lucyanna langsung menyandarkan punggungnya dengan santai, wajahnya terlihat tenang.

Lady Lucyanna : "Haah, sudah selesai. Rasanya jauh lebih baik."

Tiba-tiba, seseorang membuka pintu dan masuk. Seorang pria muda. Ia ternyata adalah Tristan.

Tristan : "Permisi, Nona Lucyanna. Bolehkah aku masuk?"

Lucyanna pun langsung mengalihkan pandangannya.

Lady Lucyanna : "Tristan? Lama tidak melihatmu. Masuklah."

Tristan terlihat senang saat Lucyanna mengijinkannya masuk. Ia tersenyum lebar. Setelah ia memastikan sendiri kondisi hati sepupunya itu.

Tristan mendekati meja kerja Lucyanna dan memberikannya sebuah kertas.

Tristan : "Aku datang membawakanmu surat permohonan dari Distrik Violet."

Lady Lucyanna : "Distrik Violet katamu?"

Lucyanna langsung meraih kertas tersebut dan langsung membaca isi surat permohonan tersebut.

Tristan : "Itu benar. Lama juga ya tidak terdengar kabar dari tempat itu? Berapa tahun ya?"

Tanya Tristan sambil mencoba mengingatnya dengan ekspresi yang serius.

Sir Renzo : "10 tahun."

Tristan : "Aah! Kau benar, Sir Renzo. 10 tahun. Ngh, lama juga ya? Bukankah Distrik Violet dibangun saat pa-- Eh! Maksudku, Raja Vrannver masih memimpin, bukan?"

Tanya Tristan pada Sir Renzo.

Sir Renzo : "Itu benar, Tuan Muda Tristan. 10 tahun yang lalu, area tersebut menjadi pertempuran antara pasukan Yang Mulia Raja Vrannver dan pasukan dari ras bangsawan vampire. Salah satu kesulitan di pertempuran itu adalah kemampuan mereka untuk mengendalikan hewan kelelawar hitam dalam jumlah yang banyak. Bukan hanya membatasi visual pasukan kami, tapi juga pasukan kelelawar itu membawa virus dan menyebarkannya lewat udara, yang secara perlahan melemahkan seluruh pasukan."

Tristan : "Aah, aku pernah dengar bagian itu. Kau juga ada dalam pertempuran itu, bukan? Lalu bagaimana mengatasinya?"

Sir Renzo : "Kami terpaksa mencampurkan senjata kami dengan air suci dari Kota Yuvaleccia. Bahkan Yang Mulia Raja Vrannver secara tidak sengaja menciptakan amunisi baru untuk mesin ketapelnya. Mencampurkannya dengan air suci. Dan ketika dilesatkan, amunisi akan terpecah menjadi serpihan-serpihan kecil secara beruntun di udara. Dan cara itu berhasil untuk mengatasi pasukan dari hewan kelelawar hitam tersebut dengan cepat. Walaupun dengan sangat menyesal, kami harus memusnahkan seluruh populasi hewan tersebut sampai habis."

Jelas Sir Renzo secara mendetail tentang pertempuran itu. Berhasil membuat Tristan terkagum. Kedua matanya berbinar.

Tristan : "Whoah! Itu luar biasa! Pamanku sungguh hebat! Eh! Maksudku, Yang Mulia Raja Vrannver. Ehehe..."

Tristan merasa ceroboh karena terlalu bersemangat. Hanya bisa menunjukkan ekspresi wajahnya yang tersenyum malu. Lucyanna tersenyum diwajah dinginnya saat melihat tingkah sepupunya yang selalu bersemangat.

Lady Lucyanna : "Tidak apa jika kau memanggilnya dengan sebutan paman, Tristan. Ayahku sekarang sudah menyandang status mantan raja. Apa kau selalu menyebutnya Yang Mulia Raja, meskipun ayahku sudah turun tahta?"

Karena pertanyaan Lucyanna, Tristan menjadi malu. Wajahnya terlihat memerah, sembari saling mengadukan ke 2 jari telunjuknya berkali-kali. Memberi kesan yang menggemaskan. Dengan aksen fantasi munculnya telinga kucing yang terlipat ke bawah, kumis kucing dan ekornya yang pendek.

Tristan : "Ngh, i-itu benar... A-Aku selalu memanggilnya dengan sebutan itu... A-Aku takut, jika beliau tidak suka jika aku memanggilnya paman... Padahal sejak kecil, Bibi Angellicia selalu mengatakan tidak apa memanggilnya dengan sebutan paman. Tapi tetap saja, sulit sekali setelah berhadapan langsung dengannya... Haah, aku payah..."

Tristan tertunduk lesu, semangatnya menjadi turun karena ucapannya sendiri. Lucyanna merasa terhibur dengan sikap Tristan yang manis, sambil menahan kepalanya dengan bantalan tangannya. Berhasil mengalihkan pandangannya dari kertas tersebut.

Bahkan itu juga berhasil membuat Sir Renzo menorehkan senyuman tipis.

Lady Lucyanna : "Kalau kau belum pernah mencobanya, kau tidak akan pernah tahu. Cobalah beranikan dirimu sendiri. Akhir-akhir ini ayahku selalu datang mengunjungi Istana Varrzanian."

Tristan terkejut. Wajahnya memerah bahkan lebih terlihat merah dari sebelumnya.

Tristan : "A-Apa..? Be-Benarkah? Sejak kapan..? Ta-Tapi, Nona Lucyanna tidak mungkin berbohong..."

Tristan bergumam di akhir kalimat, wajahnya terlihat cemas.

Lucyanna semakin tersenyum lebar saat sesuatu mulai menarik hatinya untuk menggoda Tristan.

Lady Lucyanna : "Tentu saja aku tidak mungkin berbohong padamu. Bagaimana jika sekarang, ayahku berada disini? Kau bisa mencobanya mulai sekarang."

Tristan spontan terkaget. Dan terlihat semakin panik.

Tristan : "A-Apa? Se-Sekarang..? Apa tidak bisa besok lagi saja..? A-Aku belum siap untuk bertemu dengan Yang Mulia Raja Vrannver secara mental..."

Vrannver : "Kenapa kau tidak siap bertemu denganku, Tristan?"

Karena mendengar langsung suara Vrannver di sampingnya, sontak membuat Tristan sangat terkejut. Membuat aksen fantasi muncul lagi, seperti seekor kucing yang terkejut hingga membuat seluruh bulunya hingga ekornya berdiri.

Lucyanna sudah mengetahui lebih awal tentang kedatangan ayahnya, namun ia sangat menikmati momennya menggoda sepupu polosnya.

Lady Lucyanna : "Waah, sungguh kebetulan yang tidak disangka. Sepertinya, kau dan ayahku ditakdirkan bertemu. Ayolah, Tristan. Kau harus menyapa anggota keluargamu dengan baik."

Goda Lucyanna. Tristan terlihat semakin panik, sampai menelan salivanya. Vrannver memperhatikan bahasa tubuh Tristan, lalu mendaratkan tangannya di pundak Tristan yang tegang, justru semakin membuat keponakannya tegang.

Vrannver : "Tristan, apa ada yang ingin kau katakan?"

Tanya Vrannver dengan ekspresi dinginnya. Tristan semakin membatu, seolah nyawa terakhirnya baru saja meninggalkan jiwanya. Sikapnya semakin gugup. Bahkan masih enggan mengalihkan pandangannya pada Vrannver.

Tristan : "Sa-Salam... Ya-Yang Mulia Ra--"

Lady Lucyanna : "Dia bukan raja lagi, Tristan. Kau ingat harus memanggilnya apa, bukan?"

Tristan : "A-Aku tahu itu, Nona Lucyanna! Ta-Tapi... Ah! Benar! Aku baru ingat sesuatu! Aku masih ada urusan penting. A-Aku harus segera pergi! Sa-Sampai nanti!"

Tristan panik dan terpaksa harus beralasan untuk menghindari situasi yang canggung tersebut. Ia pun dengan cepat berbalik, tanpa menoleh ke arah Vrannver dan akan segera meninggalkan ruangan itu. Tapi...

Vrannver : "Tristan!"

Langkah Tristan terhenti seketika. Ia merasa membatu lagi, setelah mendengar namanya disebut oleh Vrannver dengan nada yang dingin. Jantungnya berdebar kencang. Aksen fantasi keringat deras mengalir di wajahnya muncul.

Tristan : ("Di-Dia memanggilku... Gawat! Aku harus bagaimana..?")

Vrannver : "Kau tidak mau menyapa sedikit saja pada pamanmu?"

Tristan terkejut.

Tristan : ("Dia ingin aku menyapanya..? Dia ingin aku memanggilnya paman..?")

Jantung Tristan berdebar semakin kencang.

Tristan : ("Ba-Baiklah! Ayahku selalu bilang, dia tetaplah pamanku. Tapi mentalku tidak siap~~ Bagaimana pun dia pamanku! Sapa saja, apanya yang sulit? Tapi aku terlalu takut~~ Baru di dekatnya saja sudah membuatku gugup~~ Ingat pesan ayah, Tristan! Tidaak~~ Aku benar-benar belum siap~~ Aagh! Apa yang harus kulakukan?")

Tristan dilanda badai dilema di dalam kepalanya. Yang membuatnya semakin sulit untuk memutuskan. Tingkahnya menjadi aneh. Lucyanna hanya tersenyum melihat bahasa tubuh sepupunya.

Vrannver : "Tristan!"

Tristan : "I-Iya!"

Tristan menjawab dengan spontan saat namanya dipanggil lagi. Tersadar dari drama dilema yang menghantuinya.

Vrannver : "Syukurlah, kau dan ayahmu terlihat sehat. Semoga harimu baik. Semoga Dewa-Dewi melimpahkan kebaikannya padamu."

Tristan terkejut. Namun rasa keterkejutannya bukan karena ia merasa takut, tapi karena ucapan Vrannver yang terdengar berbeda. Sebuah untaian doa yang terdengar tulus dari seseorang yang terkenal dingin dan kejam.

Tristan : "Te-Terima kasih... Paman..."

Jawab Tristan. Meskipun saat ia menyebutkan naman paman dengan nada yang rendah, ia merasa lega setelahnya.

Vrannver membalikkan tubuhnya. Lucyanna tersenyum. Namun ia merasa puas setelah berhasil membangkitkan keberanian Tristan meskipun harus sedikit menggodanya.

Tapi, tiba-tiba wajahnya memerah lagi.

Tristan : ("Apa aku tidak salah dengar?? Aku baru saja memanggilnya paman??")

Tristan langsung menutup wajahnya dengan ke 2 tangannya.

Lady Lucyanna : "Tristan, kau boleh pergi sekarang."

Tristan : "Ba-Baik! Terima kasih, Nona Lucyanna!"

Tristan dikejutkan lagi. Sikapnya begitu gugup bahkan mempengaruhi gaya berjalannya saat meninggalkan ruangan tersebut. Seorang Vrannver benar-benar membuat Tristan salah tingkah.

Setelah Tristan pergi, ruangan pun kembali dalam mode serius. Saat Vrannver memberikan Lucyanna sebuah berkas penting.

Vrannver : "Putriku, aku ingin kau melihat ini."

Lucyanna menyambut baik berkas dengan cap kerajaan yang mencolok. Berkas yang tidak terlalu tebal itu memiliki judul Distrik Violet, dengan tanggal dan tahun yang jelas.

Lady Lucyanna : "Distrik Violet? Kebetulan sekali. Aku baru saja menerima surat permohonan dari tempat itu yang Tristan bawakan."

Lucyanna pun menunjukkan surat tersebut pada sang ayah. Vrannver pun membacanya dengan seksama.

Vrannver : "Surat permohonan suplai dari Komandan Distrik? Sejak ayah masih memimpin, ayah masih terus menyuplai makanan ke tempat itu secara berkala. Ayah baru mendengar lagi kabar seperti ini. Sir Renzo, bukankah kerajaan kita masih melakukannya?"

Tanya Vrannver pada Sir Renzo secara langsung.

Sir Renzo : "Tentu saja, Yang Mulia. Kerajaan Varrzanian masih melakukannya bahkan setelah raja baru dinobatkan."

Vrannver : "Hmm, mungkinkah karena putraku sudah mengubah kebijakan tanpa sepengetahuanku?"

Lady Lucyanna : "Kurasa tidak, ayah. Sejak saudaraku di nobatkan sebagai Raja Varrzanian yang baru, dia bahkan belum menyentuh atau membicarakan sedikit pun tentang Distrik Violet. Mungkin mereka menemukan kesulitan, mengingat karena area distrik itu sulit untuk diakses dengan kendaraan darat. Bukankah ayah selalu menggunakan Aero-Force untuk mengirimkan suplainya?"

Vrannver : "Itu benar. Tapi setelah ayah pikirkan, ayah tidak memiliki kewenangan lagi untuk memutuskannya. Serahkan surat ini segera pada saudaramu."

Lady Lucyanna : "Aku mengerti, ayah."

Lucyanna menerima kembali surat tersebut. Dan memberikannya pada Sir Renzo.

Lady Lucyanna : "Sir Renzo, tolong serahkan surat ini pada Yang Mulia Raja segera."

Sir Renzo : "Baik, Nona!"

Setelah menerimanya, Sir Renzo memberi salam penghormatannya pada Vrannver dan Lucyanna secara bergantian. Dan segera meninggalkan ruangan tersebut dengan langkah yang tegap, diiringi suara nyaring dari sepatu baju jirah hitamnya yang memantul.

Lady Lucyanna : "Lalu, ada apa dengan berkas ini?"

Dengan menggunakan kekuatan telekinesisnya, Lucyanna menggerakkan kursi besar di dekatnya untuk mendekati Vrannver, melalui perintah isyarat tangannya. Vrannver pun menerimanya dan duduk, dengan ke 10 jarinya yang saling terkait. Dan kaki yang menyilang. Terlihat berkharisma.

Vrannver : "Ayah akan mewarisi Distrik Violet saat saudaramu telah menemukan Jodoh Terikatnya."

Lady Lucyanna : "Setelah saudaraku menemukan Jodoh Terikatnya? Apa ayah sudah tahu sesuatu? Jika sebenarnya, saudaraku sudah hampir berhasil menemukan Jodoh Terikatnya di tengah Kota Varrzanian. Tapi sayangnya, ia harus gagal. Itu hanya terjadi satu kali. Sampai-sampai, Dewa Azfir datang berkunjung. Bahwa Jodoh Terikat saudaraku seperti mencari batu permata yang terindah diantara jutaan permata lainnya. Aaah! Itu hampir membuat kesabaranku habis! Bahkan setelah pertemuan pertama itu pun, dia bertingkah di luar akal sehatnya. Apa ayah bisa membayangkannya?"

Keluh Lucyanna, yang tidak ragu menceritakan keluh kesahnya di saat Lucyver sedang kacau.

Lady Lucyanna : "Apa semua keluarga kita mengalami hal yang tidak wajar saat bertemu dengan Jodoh Terikatnya?"

Vrannver : "Tentu saja tidak, putriku. Baik kakekmu dan ayah, tidak pernah sampai mengalami hal seperti yang saudaramu alami. Hanya satu yang kami rasakan, yaitu cinta. Itu artinya, saudaramu jatuh cinta pada Jodoh Terikat. Itu adalah reaksi yang normal."

Lady Lucyanna : "Apa? Ayah bilang, apa yang di alami saudaraku adalah normal? Apa ayah tahu jika dia sudah menghabiskan 57 botol anggur Bloody Rose yang berharga sendirian? Dan bahkan dia selalu mengejar para pelayan wanita di istana kita. Khususnya, pelayan wanita bermata biru. Tidak hanya yang muda, bahkan pelayan wanita yang sudah senior pun, saudaraku tetap mendekatinya! Aagh! Saat aku menyadarkannya, dia tidak ingat perbuatan konyolnya sendiri! Apa itu bisa dibilang normal?"

Keluh Lucyanna tanpa jeda, lalu menghela nafas dengan berat. Namun, keluhan putrinya tidak mempengaruhi Vrannver sedikit pun. Wajahnya tetap tenang. Vrannver pun menghela nafas dengan tenang.

Vrannver : "Baik, ayah tidak tahu tentang hal itu. Tapi percayalah, jika mereka berdua sudah dipertemukan dan disatukan dalam ikatan pernikahan di bawah restu Dewa Lucifer, semuanya akan mulai berubah."

Jelas Vrannver dengan sikap yang begitu tenang. Berhasil ikut menyurutkan rasa kesal Lucyanna karena mengingat kembali momen yang paling menyebalkan menurut versinya.

Lady Lucyanna : "Baiklah, aku akan mengikuti ucapan ayah. Lalu, apakah saudaraku sudah mengetahuinya?"

Vrannver : "Belum. Ayah berencana akan mengatakannya, setelah ayah bisa melihat secara langsung Jodoh Terikatnya. Tapi sebelum itu, ayah ingin mengubah nama kepemilikan Distrik Violet menjadi nama saudaramu. Dan ayah tahu, itu akan memakan proses yang tidak sebentar. Jadi ayah ingin, kau membantu ayah untuk mengurus hal ini dan jangan sampai saudaramu tahu tentang rencana ini."

Lady Lucyanna : "Hmm, begitu rupanya. Baiklah, ayah bisa mempercayakannya padaku. Sepertinya ayah hanya ingin menikmati kehidupan ayah yang sekarang, dibanding harus ikut campur lagi dalam urusan kerajaan seperti yang pernah kakek lakukan."

Vrannver : "Kau benar, putriku. Ayah tidak bisa melakukan hal yang sama seperti kakekmu dulu. Sekarang, ayah benar-benar akan menyerahkan semuanya pada kalian berdua."

Ucap Vrannver dengan nada yang lembut. Wajahnya tertunduk. Lucyanna bisa memperhatikan sedikit kesedihan yang tersimpan.

Lucyanna tahu, ada alasan lain yang lebih tepat yang menggambar kondisi ayahnya yang sekarang. Semua ada hubungannya dengan kejadian tersebut.

Lucyanna tidak berani untuk berkomentar banyak lagi.

Tiba-tiba, seorang mengetuk di balik pintu. Mengalihkan perhatian Lucyanna dengan cepat.

Lady Lucyanna : "Masuklah!"

Pintu terbuka. Dan terlihatlah seorang pria muda berpakaian rapi namun kasual. Wajahnya terlihat ramah.

Young Man : "Tuan Besar Vrannver, keretanya sudah siap. Kapan pun Anda siap."

Vrannver : "Baik. Kita berangkat sekarang."

Vrannver beranjak dari kursinya. Lucyanna mulai terpancing penasaran karena ucapan pria muda yang masih berdiri di ujung pintu dengan sabar.

Lady Lucyanna : "Ayah akan pergi? Kemana?"

Vrannver : "Ke suatu tempat yang tenang. Ayah akan menunggu kabar baik tentang berkas itu."

Lady Lucyanna : "Baik, ayah. Sampai nanti."

Vrannver berbalik dan berjalan menuju pintu ganda tersebut. Pria muda itu menyambut Vrannver dengan senyum dan salam hormat yang sangat baik. Dan mereka berdua pun sudah tidak terlihat lagi dari pintu ganda tersebut.

Lucyanna memerintahkan pintu ganda tersebut tertutup dengan kekuatan magis telekinesisnya.

Setelah merasa sendirian di dalam ruangan itu, Lucyanna kembali melihat berkas Distrik Violet di tangannya.

Lady Lucyanna : ("Distrik Violet... Apa yang menarik di tempat yang terlarang itu? Terkadang aku masih tidak mengerti, kenapa ayah tetap ingin menguasai tempat itu... Dan membiarkannya selama 10 tahun... Sepertinya, ada yang tidak aku ketahui...")

「 In the Kingdom's Main Office 」

Sir Renzo baru saja menyerahkan surat permohonan tersebut pada Lucyver. Lucyver menerimanya tanpa ragu.

King Lucyver : "Surat permohonan suplai dari Distrik Violet? Hmm, sudah berapa lama distrik itu ada? Aku baru mendengar kabarnya?"

Sir Renzo : "Sudah 10 tahun, Yang Mulia Raja. Tuan Besar Vrannver secara perdana menyerahkan urusan Distrik Violet pada Anda."

King Lucyver : "Hmm, selama itu rupanya. Distrik Violet berdiri sejak era kepemimpinan ayahku, bukan?"

Sir Renzo : "Itu benar, Yang Mulia Raja. Dan sekarang kepemimpinan sudah dipegang oleh Anda sebagai raja yang sah. Jadi Distrik Violet beralih kekuasaan di tangan Anda."

King Lucyver : "Baik, akan kusetujui. Sejak aku dinobatkan, aku tidak pernah memikirkan distrik ini."

Tanpa ragu, Lucyver menggoreskan tintanya di atas surat permohonan itu. Dan secara resmi, surat itu telah disetujui. Lucyver pun segera meminta Sir Renzo untuk segera mengirimkannya kembali.

「 The Violet District 」

Surat itu pun berhasil sampai di Distrik Violet, langsung mendarat di tangan Sang Komandan Distrik.

Wajahnya terlihat sangat puas saat bisa melihat goresan tanda tangan Raja Varrzanian di surat tersebut. Ia bahkan menunjukkannya di hadapan wanita bangsawan yang bersama dengannya. Bertemankan 2 gelas anggur merah yang mewah.

District Commander : "Kau lihat? Sekarang ditanda tangani oleh raja yang baru."

Noble Lady : "Itu bagus sekali. Dia tidak akan mencurigainya, selama kau terus mengikuti arahanku."

Wanita bangsawan itu mengangkat gelas kristalnya dengan anggun. Ekspresinya terlihat begitu puas.

Noble Lady : "Untuk merayakan awal kesuksesanmu, Komandan Distrik!"

Sang Komandan Distrik membalasnya dengan cara yang sama. Senyum sinis penuh kepuasan tergambar jelas di wajah mereka. Mereka pun langsung menengguk anggur merah dengan perlahan, menikmati setiap inchi sensasi yang memabukkan.

District Commander : "Segera perintahkan para pekerja untuk segera mengerjakan proyeknya!"

Unit Lead Soldier : "Siap, Komandan!"

Perintah Sang Komandan Distrik pada seorang pimpinan unit yang sejak tadi berada di satu ruang yang sama. Pria itu langsung bergegas meninggalkan kemah. Rencana mereka pun ternyata mulai berjalan.

Namun yang paling dinantikan kesuksesannya adalah wanita bangsawan yang sangat misterius ini. Sorot matanya tajam, senyum sinis yang menawan dan isi kepalanya yang tidak bisa diprediksi.

「 Three Days Later 」

3 hari kemudian, Distrik Violet tampak lebih sibuk selama 3 hari berturut-turut. Penampakan kereta tambang terlihat lebih sering lalu lalang di jalurnya. Membawa sebuah tumpukan batu hitam yang keras.

Sang Komandan Distrik mengambil salah satu batu yang bulat tersebut. Lalu meminta seseorang untuk memecahkannya dengan martil yang berat.

Dengan tenaga yang sangat kuat, kepala martil itu bisa memecahkan batu hitam tersebut menjadi 2 bagian. Dan terlihat sesuatu yang berkilau di dalamnya. Sebuah batu berlian keunguan yang terkenal sangat langka

Wajah Sang Komandan Distrik terlihat sangat puas, hingga membuat kedua matanya melebar karena kemilau dari batu berharga tersebut. Senyum sinis tersirat dengan jelas.

District Commander : "Aku bisa sangat kaya dengan ini!"

Hasrat ingin memiliki lebih banyak mulai tumbuh memenuhi jiwanya.

「 The Fourth Day 」

Hari lainnya yang sibuk di Istana Varrzanian, Lucyanna bersama dengan Lucyver sedang bersama mendiskusikan tentang program kerja sama yang masih berlangsung.

Namun, mereka dikejutkan dengan datangnya surat permohonan suplai yang sama dari Distrik Violet. Yang membuat Lucyanna terkejut adalah isi surat tersebut.

Lady Lucyanna : "Apa? Mereka meminta suplai sebanyak 3.000 karung? Kenapa mereka meminta sebanyak ini?"

Lucyanna hampir terpancing geram karena isi surat tersebut. Kenapa tidak? Karena hal tersebut baru pertama kali terjadi di distrik yang dikenal tidak pernah terdengar kabarnya setelah 10 tahun berdiri.

King Lucyver : "Dikatakan disini, dikarenakan kapal laut kargo yang membawa suplai dari Kota Eyorza mengalami kerusakan berat. Mereka bahkan mengirimkan kita bukti perbaikan dari Dermaga Kota Eyorza."

Ucap Lucyver sambil menunjukkan surat yang dimaksud pada Lucyanna. Meskipun dengan hati yang sempat geram, Lucyanna harus mau menerima berita tersebut.

Lady Lucyanna : "Dan kau akan menyetujuinya?"

King Lucyver : "Bukankah itu adalah tugasku? Ayah menyerahkan urusan distrik ini padaku secara resmi. Dan sudah seharusnya, aku harus mulai memperhatikan distrik ini."

Lucyver pun menanda-tangani surat tersebut tanpa ragu.

「 The Fifth Day 」

Di hari berikutnya, Lucyanna mendapatkan surat permohonan suplai lagi. Dengan jumlah permintaan yang sama seperti hari kemarin.

Lucyanna mulai merasa kesal. Dengan langkah yang tergesa-gesa, ia mendatangi ruang kerja utama untuk menunjukkan rasa protesnya.

Dan sesampainya, ia langsung menunjukkan surat yang dianggapnya mencurigakan itu pada Lucyver yang sedang melihat secarik dokumen di tangannya. Dan kertas di tangan itu menjadi teralihkan karena kedatangan Lucyanna dengan wajah yang kesal.

Lady Lucyanna : "Maaf aku harus sangat mengganggu waktumu! Tapi coba lihatlah! Apakah kau tidak curiga sedikit pun?!"

King Lucyver : "Kenapa kau harus datang dengan perasaan marah seperti itu, Lucyanna?"

Lady Lucyanna : "Lihat saja sendiri! Surat permohonan dari Distrik Violet datang lagi! Dan apa maksud semua ini?!"

Protes Lucyanna sambil menunjukkan lembar-lembar surat lainnya.

Lady Lucyanna : "Jika mereka meminta suplai makanan, aku bisa mengerti! Tapi secara tiba-tiba, sekarang mereka meminta suplai kerangka baja dalam jumlah besar! Memangnya apa yang sedang mereka bangun di sana?"

King Lucyver : "Tenangkan dirimu, Lucyanna! Berikan itu padaku!"

Lucyver langsung mengambil surat-surat tersebut dari tangan Lucyanna dan langsung menggoreskan tanda tangannya. Lalu memberikannya kembali pada Lucyanna.

King Lucyver : "Ini! Kirimkan suplainya juga!"

Lady Lucyanna : "Kau terlalu mudah memutuskan tanpa memikirkannya lebih lama! Apa kau yakin dengan keputusanmu?"

Tanya Lucyanna dengan sedikit nada cibiran, bahkan belum sedikit pun ingin menyentuh surat yang baru di tanda-tangani itu. Lucyver terpancing cibiran pedas itu. Membuat satu alis matanya terangkat.

King Lucyver : "Kau lupa siapa rajanya disini?"

Lady Lucyanna : "Heh! Sulit kupercaya!"

Lucyanna langsung merebut kertas tersebut. Berbalik, segera meninggalkan ruangan tersebut tanpa menoleh lagi sambil membawa hatinya yang geram.

Lucyver hanya meresponnya dengan ekspresi yang sama kesalnya.

「 Violet District At Midnight 」

Tengah malam yang sepi, di kemah utama, Sang Komandan Distrik baru saja menerima lima peti kayu berukuran sedang.

Saat tutup peti itu terbuka, wajah Sang Komandan Distrik menjadi cerah. Matanya melebar. Senyum seringaian yang lebar di wajah berusia hampir mencapai setengah abad terlukis sangat jelas.

Wanita bangsawan pun memasuki kemah tersebut, dengan senyum yang selalu merekah. Bahkan semakin merekah, saat memperhatikan ekspresi kepuasan dari Sang Komandan Distrik.

Noble Lady : "Wah, waah! Lihatlah, siapa yang baru saja mendapatkan keuntungannya lagi malam ini?"

District Commander : "Dengan begini, aku bisa membangun kerajaanku sendiri lebih cepat! Ahahaha! Ini semua berkatmu."

Puji Sang Komandan Distrik. Tentu saja membuat wanita bangsawan ini merasa semakin bangga dengan dirinya sendiri.

Noble Lady : "Kau juga. Karena kau juga yang memudahkan aksesnya. Tentu saja, aku juga bisa dengan mudahnya menyelesaikan bagianku."

District Commander : "Kau memang wanita yang jenius! Pria mana pun akan beruntung menikahimu."

Puji lagi Sang Komandan Distrik. Namun, respon wanita bangsawan itu berbeda. Senyuman itu terlihat berkurang keindahannya. Dia terlihat sedikit gelisah.

Noble Lady : "Meskipun ada jutaan pria bangsawan di luar yang ingin menikahiku, aku hanya ingin satu pria saja. Aku hanya ingin dia yang menjadi suamiku. Sejak dulu, dia selalu kuimpikan! Aku rela menolak banyak lamaran, hanya demi menjaga cintaku yang dalam ini hanya untuknya seorang."

Ungkap wanita bangsawan tersebut yang terdengar sangat mengagumi dan mencintai sosok pria idamannya, dengan satu harapan terbesar yang ingin ia wujudkan.

District Commander : "Apa karena ini kau berharap bisa mendapatkan pria idamanmu itu?"

Noble Lady : "Tentu saja! Dia yang paling kuinginkan dibanding batu-batu berharga itu..."

Ucap wanita bangsawan itu dengan penuh hasrat kekagumannya. Selalu membayangkan sosok pria idamannya.

District Commander : "Heh! Kau wanita yang tidak pernah puas rupanya! Kau sama saja denganku!"

Respon Sang Komandan Distrik dengan senyum sinisnya.

Noble Lady : "Karena itulah kita harus terus menjalankan rencana ini sampai dengan selesai. Kau dan aku, bisa mendapatkan apa yang kita inginkan!"

District Commander : "Tentu saja! Proyek ini harus terus berjalan."

Noble Lady : "Karena itulah, kita harus merayakannya malam ini. Masuklah sekarang."

Wanita bangsawan itu memanggil seseorang yang sejak tadi menunggu di luar. Tidak lama kemudian, orang tersebut masuk. Seorang wanita bangsawan berketurunan bangsawan vampire yang sama. Bermata kuning yang indah. Wajahnya terlihat lembut dan cantik. Mengenakan gaun dengan bagian dada yang terekspos sangat jelas keindahannya. Ditangannya, ia membawa sebotol anggur. Ia tersenyum malu namun sangat manis yang ditujukan pada Sang Komandan Distrik.

Wajah Sang Komandan Distrik berseri saat melihat kecantikan terindah dari seorang wanita yang ingin menjadikannya seorang istri.

Noble Lady : "Bagaimana, Komandan? Kau tentu tidak akan menolak merayakannya bersama sepupuku -Vallentina-, yang cantik, bukan?"

Vallentina : "Selamat malam, Komandan Distrik. Aku membawakan anggur merah ini untukmu."

Sapa wanita bernama Vallentina itu dengan nada yang lembut sambil tersenyum malu. Karena kesan itu, membuat Sang Komandan Distrik semakin terpesona dengan kecantikan fisik Vallentina secara keseluruhannya. Memandanginya dari atas hingga ke bawah. Seolah ingin segera melahap wanita ini secara perlahan dan menikmati aroma manisnya.

District Commander : "Selamat malam, Nona Vallentina. Mana mungkin aku akan menolak anggur merah dari wanita secantik dirimu."

Puji Sang Komandan Distrik, membuat Vallentina tersipu malu dan tersenyum manis. Menggoda hasrat Sang Komandan Distrik.

Wanita bangsawan memperhatikan bagaimana mereka saling mengungkapkan bahasa tubuhnya. Ia tersenyum penuh kepuasan.

Noble Lady : "Baiklah, kalau begitu. Ayo kita rayakan keberuntungan kita malam ini!"

Pesta pun dimulai. Hanya mereka bertiga. Ditemani kenikmatan dari anggur merah yang terasa sangat manis setelah melewati tenggorokan. Senyum penuh kepuasan menghiasi wajah Sang Komandan Distrik. Ditambah dengan keberuntungannya yang berkali lipat. Ia mendapatkan kekayaan dan wanita idamannya yang terlihat semakin menggoda hasratnya.

Wanita bangsawan yang tersenyum semakin lebar malam itu. Bukan hanya karena ia melihat kesuksesan dan keintiman antara sepupu dan Sang Komandan Distrik. Tapi ia masih menantikan sesuatu yang lebih besar.

「 Seventh Day - In the Varrzanian Palace Towards Evening 」

Menjelang malam di Istana Varrzanian, Lucyanna kedatangan seseorang yang bekerja sebagai Administrasi Kerajaan Varrzanian. Seorang wanita, berusia sekitar 30 tahunan. Membawa sebuah dokumen di tangan. Wajahnya terlihat cemas. Mereka duduk bersama dalam 1 ruangan.

Lady Lucyanna : "Akhirnya, kau datang. Bagaimana?"

Royal Administrative Lady : "Nona, begini... Ada sesuatu yang harus saya tunjukkan pada Anda."

Wanita itu membuka map dokumen yang bersampul tebal itu di hadapan Lucyanna. Yang sudah ia beri tanda. Dan menunjukkannya pada Lucyanna.

Lady Lucyanna : "Apa yang terjadi?"

Royal Administrative Lady : "Perhatikanlah bagian ini, Nona. Terdapat perbedaan kode resminya. Bagian di sini adalah kode resmi dari Raja Vrannver saat masih memimpin. Sedangkan disini, kodenya sudah berubah."

Lady Lucyanna : "Apakah mungkin kodenya berubah karena permintaan Yang Mulia Raja Lucyver?"

Royal Administrative Lady : "Tidak, Nona. Kami belum menerima apa pun dari Yang Mulia Raja. Walaupun kami tahu, bahwa sekarang raja sudah berganti. Tapi sejak raja yang baru dinobatkan, kami belum pernah mendengar Yang Mulia Raja Lucyver akan mengubah kebijakan untuk Distrik Violet."

Lucyanna mulai terkejut. Ia merasakan firasatnya mulai terasa tidak nyaman.

Lady Lucyanna : "Jadi maksudmu, ini adalah--"

Royal Administrative Lady : "Saya tidak berani mengatakannya secara langsung. Tapi, jika sudah ditemukan kejanggalan seperti ini..."

Jelas wanita tersebut dengan wajah yang cemas. Namun Lucyanna paham dengan jawaban yang tak terucap itu.

Lucyanna merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi di dalam Kerajaan Varrzanian. Ia mencoba untuk menenangkan dirinya, dan berpikir jernih.

Lady Lucyanna : "Baik, kau tidak perlu meneruskannya. Aku tahu apa yang kau maksud. Sekali lagi! Apa kalian yakin tentang hal ini?"

Tanya Lucyanna dengan serius.

Royal Administrative Lady : "Iya, Nona. Kami yakin sekali. Tidakkah sebaiknya kami meminta konfirmasi langsung pada Yang Mulia Raja untuk memastikannya?"

Lady Lucyanna : "Silahkan saja, kecuali kalau kau ingin mencoba peruntungan hidupmu sendiri!"

Wanita tersebut sangat terkejut. Sontak saja membuat nyalinya semakin ciut. Hingga tidak bisa berkata apa pun.

Lady Lucyanna : "Untuk saat ini, jangan sampai Yang Mulia Raja mengetahui tentang hal ini! Pastikan staf yang lain juga untuk mengunci mulut mereka, sampai aku bisa mendapatkan jawabannya! Kau mengerti?"

Pinta Lucyanna dengan nada yang serius dan menekan. Wanita tersebut hanya bisa menganggukkan kepala sebagai jawabannya.

Lady Lucyanna : "Bagus! Aku akan tetap memegang dokumen ini untuk perbandingan. Kau boleh pergi sekarang."

Royal Administrative Lady : "Ba-Baik! Saya permisi, Nona Yang Terhormat!"

Wanita tersebut meninggalkan ruangan itu dengan langkah yang tergesa-gesa, setelah memberikan salam penghormatannya.

Lucyanna berpikir keras, mengulang kembali, dengan mengingat lagi tentang kedatangan surat permohonan suplai dari Distrik Violet berturut-turut. Lucyanna masih bisa mengingat dengan baik isi dari surat-surat tersebut.

Wajahnya terlihat fokus dan serius.

Lucyanna's Voice : "Distrik Violet... Sejak ayahku berhasil menguasainya, sejak saudaraku dinobatkan menjadi raja yang baru, distrik itu tidak pernah terdengar sedikit pun... Aku bahkan tidak pernah tahu sejarah di balik distrik itu... Apa yang istimewa di area terlarang itu? Sejak surat-surat itu berdatangan, aku mulai mencium sesuatu yang janggal... Firasatku semakin menguat dalam satu minggu terakhir ini... Ayah, apakah kau sungguh-sungguh akan mewarisi distrik misterius ini pada saudaraku? Apa yang kau sembunyikan dari kami?"

Lucyanna berdiri dari kursi besarnya. Tiba-tiba, pintu ganda itu terbuka dengan kecepatan sedang. Pandangan Lucyanna pun langsung teralihkan. Lucyanna sangat terkejut dengan seseorang yang datang tanpa adanya peringatan yang halus.

Lucyanna's Voice : "Aku tahu, ini akan terjadi juga di dalam Kerajaan Varrzanian... Jika ini demi melindungi keluarganya, ayahku tidak akan pernah tinggal diam... Bahkan tidak pernah tidur sekalipun..."

Seseorang tersebut adalah Vrannver, datang membawa ekspresi wajah yang dingin bercampur dengan amarah.

Lady Lucyanna : "Ayah..?"

Vrannver mendatangi Lucyanna yang masih terdiam, larut dalam keterkejutannya. Lalu menyerahkan sebuah berkas pada putrinya.

Di dalam jiwanya, Lucyanna bisa merasakan kecemasannya. Bahkan sebelum membaca berkas dari tangan dingin sang ayah, Lucyanna sudah bisa membaca situasinya.

Vrannver : "Demi nama baik kerajaan, sebaiknya kau melihatnya sendiri."

Mau tidak mau, Lucyanna harus menerima berkas tersebut meskipun ia sudah bisa menebaknya. Dan mulai membaca isinya.

Lucyanna's Voice : "Firasatku benar... Ayahku tidak mungkin tidak mengetahui tentang kepalsuan di balik Distrik Violet... Aku bahkan tidak sanggup menanyakan alasan yang sebenarnya..."

Lucyanna begitu terkejut bukan karena isi berkas tersebut. Namun karena semuanya mulai saling terhubung satu sama lain. Lucyanna bisa menggambarkan sendiri apa yang sebenarnya terjadi di balik Distrik Violet yang sudah sangat lama tidak terdengar. Yang Lucyanna anggap, distrik itu sengaja diabaikan karena tidak memiliki potensi yang menguntungkan kerajaan.

Vrannver : "Cepat atau lambat, putriku. Dan kita, tidak boleh membiarkan ada bentuk pengkhianatan seperti ini di kerajaan yang sudah dibangun oleh leluhur kita! Kau tidak boleh lupa, Keadilan harus berada di bawah naungan Dewi Sylvierra!"

Lucyanna's Voice : "Dewi Sylvierra? Tentu saja, ayah... Dan apakah ini memang sebuah kebetulan..? Tidakkah kau memikirkan apa yang sanggup dilakukan saudaraku jika dia mengetahuinya? Tidak! Ayahku pasti akan setuju dengan keputusan putra kebanggaannya... Kenapa tidak? Ini memang demi keadilan di dalam Kerajaan Varrzanian..."

Lucyanna menjadi gelisah. Ia bahkan menawarkan diri untuk menyelesaikan masalah ini sendirian tanpa sepengetahuan Lucyver. Juga sekaligus membersihkan nama baik kerajaan.

Namun, saat Vrannver belum merestui tindakan putrinya, Lucyver sudah hadir dan berdiri di antara ambang pintu ganda tersebut. Ia terkejut dengan kedatangan sang ayah yang secara tiba-tiba. Namun yang membuatnya semakin mencurigakan, adalah kondisi diantara mereka.

Lucyanna's Voice : "Ayah benar... Cepat atau lambat, saudaraku akan mengetahui masalah Distrik Violet ini... Aku bisa saja turun tangan secara langsung... Tapi itu juga akan membuatnya semakin kecewa... De Ja Vu... Akhirnya ucapan saudaraku akan terjadi malam ini juga... Dan aku akan menerima tugas khusus eksekusi ini tanpa berkomentar apa pun lagi..."

Lucyver begitu terkejut, emosinya langsung memuncak saat ia mengetahui langsung dari sang ayah tentang pengkhianatan yang sudah terjadi di dalam Kerajaan Varrzanian, di awal era kepemimpinan Lucyver.

Begitu geramnya, Lucyver pun langsung memerintahkan Lucyanna untuk segera mengusut kasus tersebut.

King Lucyver : "Lucyanna! Aku memerintahkanmu untuk segera menyelidiki kasus ini! Bongkar semuanya! Dan seret pelakunya langsung ke hadapanku!"

Lucyanna pun langsung mengiyakan perintah yang berlandaskan rasa amarah saudaranya malam itu. Lucyanna pun bergegas pergi. Membawa serta dokumen-dokumen penting ditangannya.

Ia sempat menoleh sedikit ke belakang, ia bisa melihat sang ayah dan Lucyver yang sama-sama mengalami kekecewaan yang besar. Terutama Lucyver, wajahnya dipenuhi amarah. Membuat mata merahnya memancarkan aura yang kejam. Lucyanna tahu, apa yang akan terjadi selanjutnya. Lucyanna pun membalikkan pandangannya lagi dan melanjutkan kepergiannya.

Lucyanna's Voice : "Baiklah, saudaraku... Aku akan segera mengusut pengkhianatan ini! Demi keadilan! Malam ini juga!"

Lucyanna pun ikut merasa geram, emosinya juga sudah mulai memenuhi kepalanya. Rencana demi rencana sudah mulai terstruktur di dalam bagian ruang kejeniusannya.

「 In Lucyanna's Study Room 」

Lady Lucyanna : "Penjaga! Panggilkan Sir Renzo untuk datang ke ruanganku sekarang!"

Perintah Lucyanna dengan nada yang sangat tegas pada seorang penjaga yang berjaga di depan pintu masuknya, saat langkahnya sudah dekat dengan ruang kerja pribadinya.

Lucyanna duduk di kursi besarnya dengan gerakan yang cepat. Sambil memandangi dokumen-dokumen di atas mejanya, sembari menahan dagunya di atas jari-jarinya yang mengepal.

Lady Lucyanna : ("Aku sudah menduganya dari awal! Ada yang tidak beres di distrik itu. Sayangnya, ayah dan saudaraku terlambat menyadarinya. Hmm! Tidak apa. Aku pastikan akan lebih cepat mengusut pengkhianatan ini! Aku juga tidak bisa memaafkan perbuatan kotor ini!")

Pintu ganda terbuka. Sir Renzo akhirnya datang memenuhi perintah Lucyanna. Ia pun segera memasuki ruangan dan menghampiri Lucyanna yang masih terlihat geram.

Sir Renzo : "Nona Lucyanna, saya disini. Apa yang bisa saya lakukan?"

Lady Lucyanna : "Aku akan langsung pada intinya! Ada seorang pengkhianat di dalam kerajaan kita!"

Sir Renzo mungkin terkejut, namun ekspresi wajahnya tetap serius.

Sir Renzo : "Pengkhianat? Siapa?"

Lucyanna menunjuk nama Distrik Violet yang tercetak jelas di sampul terdepan dokumen yang ia minta dari bagian Administrasi Kerajaan. Sir Renzo pun memperhatikannya.

Sir Renzo : "Pengkhianatan terjadi di Distrik Violet? Itukah maksud Anda?"

Lady Lucyanna : "Ya! Ayahku sudah mengetahuinya. Meskipun aku tidak tahu darimana ayahku mendapatkan kabarnya. Yang Mulia Raja pun baru mengetahuinya malam ini. Dan aku, diperintahkan langsung untuk segera mengusut tuntas pengkhianatan ini! Dan bisa secepat mungkin membawa pengkhianat kotor itu ke hadapan Yang Mulia Raja!"

Ucap Lucyanna dengan nada penuh amarah.

Sir Renzo : "Saya siap melakukan apa saja, demi keadilan Kerajaan Varrzanian dan atas nama Dewi Sylvierra!"

Lady Lucyanna : "Bagus! Malam ini juga, aku ingin kau membentuk pasukan khusus untuk menginvestigasi apa saja yang sudah terjadi di Distrik Violet! Kau bisa menugaskan 1 atau 2 orang anak buah kepercayaanmu untuk menyamar! Temukan semua yang mencurigakan! Jangan lewatkan sedikit pun detail yang penting! Semakin banyak bukti yang kau dan anak buahmu temukan, itu akan semakin memberatkan hukuman yang akan di terima si pengkhianat!"

Sir Renzo : "Baik, Nona!"

Lady Lucyanna : "Dan siapkan Aero-Night Force, Riverra! Aku ingin melihat langsung seperti apa Distrik Violet di tangan seorang pengkhianat!"

Sir Renzo : "Segera, Nona! Saya permisi."

Sir Renzo memberi salam penghormatannya, lalu bergegas meninggalkan ruangan untuk segera mempersiapkan semua rencananya.

Lady Lucyanna : "Baiklah, pengkhianat! Aku akan segera mendatangi distrikmu!"

Lucyanna tersenyum sinis. Ia pun beranjak dari kursi besarnya dan segera mempersiapkan diri.

Di kamar pribadinya, demi menjalankan misi ini, Lucyanna mengenakan satu setelan serba hitam. Setelahnya, ia pun bergegas menuju Aero Dome milik Kerajaan Varrzanian.

「 In the Varrzanian Kingdom's Aero Dome 」

Disana, Sir Renzo bersama dengan puluhan anak buah kepercayaannya telah menunggu kedatangan Lucyanna. Mereka memberikan salam penghormatan secara bersamaan.

Aero-Night Force, Riverra sudah siap untuk diterbangkan. Sebuah teknologi termutakhir yang di ciptakan oleh seorang Raja Varrzanian ke 7, Raja Larcus Chaiden Vortexian. Seluruh badannya berwarna hitam. Gelombang angin dari mesin turbulensinya membuat jubah Lucyanna terbang.

Suara mesinnya terdengar nyaring dan nyaris hening. Lucyanna memandangi sejenak Aero-Night Force tersebut.

Lady Lucyanna : "Kita berangkat, Sir Renzo!"

Lucyanna pun memasuki Aero-Force tersebut diikuti oleh Sir Renzo dan anak buahnya.

Pintu pun menutup secara otomatis. Mereka mengambil kursi penumpang mereka masing-masing. Dibandingkan duduk, Lucyanna memilih untuk berdiri di dek, dekat dengan kursi Pilot dan Co-Pilot. Pilot dan Co-Pilot memeriksa ulang semuanya.

Aero-Force Pilot : "Semua status mesin sudah hijau, Nona Lucyanna! Riverra siap lepas landas!"

Lady Lucyanna : "Kita akan membangkitkan lagi sayap-sayap Riverra yang sudah lama tertutup! Bangkitkan Riverra segera! Menuju Distrik Violet!"

Aero-Force Pilot & Co-Pilot : "Siap, Nona!"

Atap kubah pun terbuka dengan perlahan.

Aero-Force Pilot : "Riverra siap terbang!"

Pilot Aero-Force pun menarik tuasnya, dan Riverra pun mulai terlepas dari pijakannya. Semakin tinggi dan akhirnya keluar sepenuhnya dari Aero Dome. Riverra pun melesat di antara langit malam dengan kecepatan penuh. Untuk kesekian kalinya, Riverra bangkit dari tidur panjangnya.

「 Violet District At Midnight 」

Penerbangan berjalan cukup singkat. Riverra di daratkan di sebuah hutan bukaan yang besar, yang sudah di arahkan oleh Sir Renzo. Pendaratan yang benar-benar hening. Akhirnya mereka pun sampai di Distrik Violet. Area yang di kelilingi pepohonan yang sangat tinggi.

Lucyanna bersamaan dengan Sir Renzo dan puluhan anak buahnya keluar dari Riverra.

Sesuai dengan instruksi dari Sir Renzo sebelum keberangkatan, mereka mulai menyebar di beberapa titik yang sudah di tentukan. Dengan baju jirah hitam yang mereka kenakan, akan mempermudah tugas mereka untuk mengintai di tengah hutan.

Mereka berlari dengan cepat, memasuki hutan. Berkat bantuan alat Sling Sky, mereka bisa menaiki pohon yang tinggi dengan mudah.

Lady Lucyanna : "Sir Renzo, tunjukkan jalannya!"

Sir Renzo : "Baik, Nona! Ikuti saya."

Sir Renzo pun mulai berlari, diikuti oleh Lucyanna. Mereka sama-sama dapat berlari dengan kecepatan tinggi. Menembus hutan. Sir Renzo pun menggunakan alat Sling Sky. Namun Lucyanna hanya membutuhkan kemampuannya sendiri. Melompat dari satu dahan pohon, ke dahan lainnya.

Hingga akhirnya, mereka sampai di area terdekat dengan area utama Distrik Violet. Sir Renzo dan Lucyanna berhenti di sebuah cabang pohon tertinggi, yang memiliki area pemantauan yang sangat menjangkau ke seluruh Distrik Violet.

Lady Lucyanna : "Jadi ini Distrik Violet?"

Sir Renzo : "Itu benar."

Lady Lucyanna : "Ternyata sangat luas."

Lucyanna mulai memperhatikan sekitar area distrik tersebut. Dengan kemampuan mata merahnya yang tajam dan mampu dengan jelas melihat dalam kegelapan, itu akan mempermudah pengintaiannya.

Namun ada satu hal yang menarik perhatian Lucyanna. Sebuah aktivitas kereta tambang yang terlihat masih aktif. Para pekerjanya masih bekerja. Kereta tambang lalu lalang keluar masuk melewati pintu tambang.

Lady Lucyanna : "Tambang? Katakan, apakah memang selama ini ada aktivitas pertambangan yang masih aktif di distrik ini? Selama era kepemimpinan ayahku?"

Sir Renzo : "Tidak ada, Nona. Untuk pertama kalinya saya baru mendengar berita ini."

Lady Lucyanna : "Apa? Kau juga baru mengetahuinya? Sepertinya, baik ayah dan saudaraku juga sama-sama tidak mengetahui hal ini. Jadi ini yang mereka lakukan? Dengan meminta suplai rangka besi waktu itu. Aku sudah menduganya. Apakah kau tahu apa ada di dalam tambang itu?"

Sir Renzo : "itu adalah tambang batu berlian Violet yang sangat langka."

Lady Lucyanna : "Apa? Berlian Violet?"

Lucyanna terkejut, lalu ia mencoba menciptakan deduksi di dalam kepalanya.

Lady Lucyanna : "Itu benar. Berlian Violet adalah batu mulia yang sangat langka. Dan karena kelangkaannya, batu ini memiliki harga yang sangat tinggi. Jika alasan ayahku ingin menguasai daerah ini karena tambangnya, aku tidak yakin itu alasan yang tepat. Kerajaan kita sudah memiliki jumlah kekayaan yang tidak terbatas nilainya. Jika hanya demi ingin lebih memperkaya kerajaan, ayah tidak mungkin melakukannya seperti itu. Lalu apa tujuannya? Apa kau tidak ingat apa pun alasan ayahku yang sebenarnya saat pertempuran itu?"

Tanya Lucyanna pada Sir Renzo.

Sir Renzo : "Maaf, Nona. Saat itu perintahnya hanyalah segera menguasai area ini. Dan jangan biarkan jatuh ke tangan musuh."

Lady Lucyanna : "Hmm, perintah yang klasik. Tetap saja, aku justru mencurigai alasan yang sebenarnya. Dan sekarang, jika mereka sudah membuka tambangnya tanpa perintah dari ayah atau Yang Mulia Raja, itu sudah jelas sekali! Mereka telah merebut tambang tersebut untuk menguntungkan diri mereka sendiri!"

Sir Renzo : "Saya setuju dengan pandangan Anda."

Lady Lucyanna : "Aku mengerti sekarang!"

Lucyanna tersenyum sinis dengan sorot mata yang tajam.

Lady Lucyanna : "Jadi inilah pengkhianatan yang sudah mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi! Dasar pengkhianat rendahan! Mereka dan siapa pun yang sudah bekerja sama, akan segera mendapatkan hukumannya langsung dari Yang Mulia Raja!"

Akhirnya, Lucyanna menemukan titik terang di balik tragedi pengkhianatan yang terjadi di Distrik Violet. Lucyanna sudah tidak sabar untuk segera menyeret sang pelaku utama ke hadapan saudaranya.

Hatinya yang dingin dan kejam sebagaimana merupakan kepribadian murninya sebagai keturunan Vortexian pun bangkit kembali sepenuhnya.

Lady Lucyanna : "Sir Renzo, kita akan segera kembali ke istana dan memulai operasinya!"

Sir Renzo : "Baik, Nona!"

Lucyanna berdiri. Dan untuk terakhir kalinya memandangi distrik tersebut dari atas. Dengan senyum sinis yang masih tergambar dengan jelas di balik kegelapan hutan tersebut.