webnovel

Kembali Ke Tempat Kelahiran

"Eunghh."

Terdengar lenguhan dari seseorang wanita. Lenguhan itu bukanlah lenguhan yang tercipta karena hal yang aneh melainkan karena perempuan itu baru saja bangun dari tidurnya.

Perempuan itu lalu bangun dari tempat tidurnya tetapi baru saja berdiri kurang lebih 10 detik. Perempuan itu kembali menidurkan badannya di kasur.

"Mending gua tidur lagi," ucap perempuan itu sembari menutup matanya kembali.

Namun baru saja perempuan itu akan kembali terlelap. Terdengar lagu dari salah satu boy band Korea yang sedang populer dikalangan anak muda zaman sekarang.

Perempuan itu dengan malas mengambil handphone miliknya yang berada di atas meja nakas.

"Siapa sih yang telepon pagi-pagi. Untung suara teleponnya dari para suami. Kalau bukan udah gua pukul pukul tu orang," gerutu perempuan itu.

Perempuan yang sedang menggerutu itu bernama Mila. Mila ada seorang perempuan yang sangat cantik. Memiliki kulit seputih susu. Mata coklat terang yang begitu menawan. Bentuk badan yang begitu diinginkan oleh seorang perempuan.

Namun selain sangat cantik dia pun sangat pintar dan berbakat. Mila bisa bernyanyi. Memainkan alat musik dan bakat-bakat lainnya.

Karena handphone yang terus mengeluarkan nyanyian Mila pun segera mengambil handphone miliknya yang tergeletak begitu saja di meja nakas.

Mila lalu segera mengangkat panggilan telepon tersebut tanpa melihat siapa yang telah menelepon dirinya.

"Kenapa telepon pagi-pagi. Udah tahu masih ngantuk," ucap Mila sembari menarik kembali selimut yang sedikit menurun.

["Ini bibi non Mila,"] balas seorang perempuan yang ternyata adalah asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Mila.

"Oh bibi. Kenapa telepon Mila pagi-pagi gini?" tanya Mila.

["Loh non Mila kan sekarang sudah harus masuk sekolah. Makanya bibi bangunin non Mila karena takut non Mila terlambat masuk sekolah,"] balas asisten rumah tangga itu.

Mila yang mendengar ucapan asisten rumah tangga itu pun lantas segera bangun dari tempat tidurnya.

"Oh iya Mila kan sekarang sekolah. Yaudah Mila mandi dulu yaa, tapi makasih bibi udah bangunin Mila. Karena kalau engga dibangunin sama bibi. Mila pasti terlambat di hari pertama," ucap Mila dengan tergesa-gesa.

Namun tidak ada jawaban yang diberikan oleh asisten rumah tangga itu yang membuat Mila mengernyitkan dahinya heran.

"Kok bibi diem aja si. Mila kan lagi ngomong sama bibi," seru Mila.

["Maafin bibi ya non Mila,"] ucap asisten rumah tangga itu.

"Loh engga usah minta maaf bibi kan engga punya salah," seru Mila.

["Bibi minta maaf karena bibi sekarang tidak bisa pulang ke rumah non. Jadi non Mila harus sendirian di rumah non yang besar itu,"] balas asisten rumah tangga itu dengan nada suara yang terdengar sedih.

"Loh engga apa-apa bibi. Mila kan datang ke sini mendadak jadi bukan salah bibi. Lagian Mila bisa kok ngurus diri Mila sendiri sampai nanti bibi pulang ke rumah," ucap Mila.

Mila lalu menghela nafasnya panjang karena lagi-lagi tidak ada jawaban yang diberikan oleh asisten rumah tangga itu.

"Udah pokoknya bibi urus dulu masalah bibi di kampung. Nanti kalau udah beres semua baru bibi pulang ke rumah. Makanya sekarang bibi engga perlu terlalu mikirin Mila okee, tapi bibi jangan lama-lama ya perginya," ucap Mila berusaha menenangkan asisten rumah tangga yang tampak khawatir dan merasa bersalah kepala Mila.

["Iyaa bibi akan segera menyelesaikan urusan bibi di kampung. Yaaudah non Mila sekarang mandi ya. Nanti non Mila terlambat. Non Mila juga jangan lupa makan supaya bibi engga khawatir sama non Mila,"] balas asisten rumah tangga itu.

"Iyaa bibi nanti Mila foto terus kirim ke bibi deh biar bibi engga khawatir lagi oke," ucap Mila.

["Oke non,"] balas asisten rumah tangga itu.

"Yaudah Mila tutup teleponnya dulu. Dadah bibi," ucap Mila.

["Dadah non Mila,"] balas asisten rumah tangga itu.

Mila lalu menutup sambungan telepon dari asisten rumah tangga itu dan segera meletakkan handphone miliknya kembali di meja nakas.

Mila pun berdiri dan mulai merapihkan tempat tidurnya yang sedikit berantakan setelah itu Mila menghela nafasnya perlahan.

"Engga ada bibi jadi repot deh harus rapih rapih kamar. Padahal baru rapih rapih kamar belum seluruh rumah," ucap Mila sembari melihat ke arah tempat tidurnya yang sudah rapih.

Lalu Mila segera berjalan menuju kamar mandi tentu saja untuk melakukan ritual pagi yaitu mandi.

Setelah mandi Mila pun siap-siap untuk pergi ke sekolah. Mila mulai memakai pakaian seragam sekolahnya.

Lalu Mila mengambil bedak tabur dan lip balm yang berada di laci meja rias. Mila pun segera menaburkan dan meratakan bedak tabur yang berada di wajahnya.

Sehingga warna kulit asli milik Mila tidak terlihat. Mila terus bersiap-siap sampai akhirnya Mila tersenyum puas ketika melihat dirinya sendiri di hadapan sebuah cermin.

"Engga terlalu cantik engga terlalu jelek. Cocok tapi manis manisnya masih ada. Gimana yaa," ucap Mila.

"Engga apa-apa deh toh segini juga udah beda banget sama penampilan gua kaya biasanya," ucap Mila sembari tersenyum manis.

Setelah dirasa penampilannya sudah sesuai dengan yang Mila inginkan. Mila pun mengambil tas sekolah miliknya.

Mila lalu segera turun menuju tempat makan. Namun tidak ada makanan yang tersedia di atas meja. Mila pun lagi-lagi menghela nafasnya.

Karena tidak ada makanan Mila pun segera berjalan menuju lemari es di hadapannya. Berharap ada makanan yang tersedia di sana.

"Semoga ada makanan di sini, soalnya perut gua lapar banget," ucap Mila.

Namun harapan Mila sepertinya tidak sesuai kenyataannya. Karena di dalam lemari es tidak ada satu pun makanan. Hanya ada sayuran yang sudah mengering yang berada di bagian bawah.

"Perut gua udah lapar. Tapi engga ada makanan cuman ada sayuran yang udah kering. Ya kali gua makan sayuran itu emang gua kambing," ucap Mila sembari menutup pintu lemari es itu.

Mila lalu berjalan menuju meja makan dan segera duduk di bangku yang ada di sana. Mila memanyunkan bibirnya.

"Gua baru datang ke sini tapi udah kelaparan gini. Tahu gitu mending sama mamah papah Tapi mamah papah juga sibuk. Lagian bibi kenapa kebetulan banget sih pulang kampungnya pas gua baru datang," ucap Mila sembari menelungkupkan kepalanya di sela sela tangan miliknya.

Mila lalu segera bangkit dari tempat duduk dan mengambil tas sekolah miliknya. Mila tersenyum sembari mengepalkan tangannya.

"Mila inget engga boleh sedih. Mending sekarang cari abang abang yang jualan bubur. Siapa tahu di komplek ini ada," ucap Mila sembari berjalan keluar dari rumah yang begitu besar namun sangat sangat sepi karena tidak ada satu pun orang yang tinggal di rumah itu selain Mila.

Karena Mila memutuskan untuk meninggalkan mamah dan papahnya yang begitu sibuk dengan pekerjaan masing-masing tanpa memperdulikan Mila sedikitpun.

Walaupun awalnya ragu tapi Mila semakin yakin dengan keputusannya untuk pergi kembali ke tempat kelahirannya setelah melihat mamah dan papahnya yang semakin sibuk setiap harinya.