webnovel

EMOSI

Pagi pun tiba, Rusyd sangat bersemangat ke sekolah, alasan nya tidak lain adalah untuk bertemu sahabatnya faiz. Rusyd bergegas pergi ke sekolah dan mempercepat langkah nya.

Satu kilo meter Rusyd lalui, keringat membasahi Dahi Rusyd tetapi tidak terlihat lelah di raut wajah Rusyd.

Rusyd tiba di sekolah nya dan langsung masuk ke dalam kelas nya. Namun tak di temui nya faiz di dalam kelas. Setelah Rusyd menaruh tas slempang nya diatas meja, dan berniat untuk mencari Faiz.

Faiz pun datang seraya menyapa Rusyd dari luar kelas.

" Engga biasa nya lu dateng pagi. Biasa nya dateng telat juga lu. Hahaha." Ledek faiz

" Hahaha. Ada yang mau gua tanyain ke lu iz. " Ujar Rusyd

" Apaan emang nya? " Tanya faiz setengah bingung.

" Gua punya duit Rp. 3.500.000 kira kira dapet Hp sama laptop bekas gak iz? " Sambung Rusyd dengan penuh harap

" Oh gua kira apaan." Jawab faiz dengan santai

" Nanti gua cariin. Lu mau beli cepet apa santai." Sambung faiz

" Cepet kalo bisa mah iz. Nih iz duitnya Rp. 3.500.000." Ucap Rusyd seraya menepuk uang nya ke tangan faiz

" Sama ini. 150.000 buat lu beli es sama Bensin." Sambung Rusyd

" Eh! udah gak usah! Kaya sama siapa aja ya." Tolak faiz seraya mendorong tangan Rusyd

" Udah lah lu kan juga butuh bensin malih ( nama pelawak legend yang sering di jadikan lelucon anak zaman sekarang) " Ucap Rusyd seraya memasukan uang nya ke saku faiz

" Hmmmm iyadeh. Thanks dude." Ucap faiz

" Gua yang harus nya Terima kasih sama lu. Karena lu udah mau bantu gua." Sahut Rusyd

" Kalo lu udah beli anterin ke rumah aja ya. Kalo di sekolah di razia nanti. Gak lucu kan kalo gua baru punya hp. Eh udah disita aja hahaha " Sambung Rusyd dengan tawa nya

" Siap jendral " Ucap faiz

Rusyd sangat senang sekali hari ini, karena keinginan nya untuk punya laptop dan Hp akan segera terwujud. pasalnya Rusyd sudah terlampau bosan sering ketinggalan informasi dan bolak-balik ke warnet. Maka dari itu ia mengumpulkan uang jajan dan upah nya membantu mandor odon dari kelas 11 sampai sekarang.

Bel sekolah berbunyi Para siswa siswi Aliyah memasuki kelas nya masing masing. Dan proses belajar mengajar pun di mulai

Hari ini Rusyd sangat bersemangat untuk belajar karena di hari inilah  mata pelajaran kesukaan nya fiqih dan bahasa indonesia ada.

Awal nya Rusyd tak menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Tetapi semenjak guru yang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di ganti pak suhanda, Rusyd mulai menyukai pelajaran bahasa Indonesia.

Benar kata Pak Dawih dan Bi ida bahwa

" jika kau tak menyukai suatu pelajaran maka sukailah guru nya. Sebab jika kau senang dengan guru nya kau akan menyenangi pelajaran nya juga".

Kurang lebih seperti itulah yang di rasakan Rusyd setelah Pak Suhanda mengambil alih pelajaran Bahasa Indonesia.

Setelah bergelut dengan materi dan buku, tiba lah waktu istirahat.

seperti biasa Rusyd menuju kantin dengan buku hitam kesayangan nya untuk memesan kopi kapal api kesenangan nya.

Hari ini pembeli tak membludak di kantin, jadi Rusyd tak perlu membantu bi ida.

" Bi!. Biasa ya 1." Pesan Rusyd sambil tersenyum

" Siap. Tunggu ya " Ucap bi ida seraya menyiapkan kopi kesenangan Rusyd

" Nih. pesenan lu." Sambung bi ida seraya menaruh segelas kopi kapal api yang masih hangat di meja kantin yang bersih mengkilap karena rajin bi ida bersihkan.

" Terimakasih bi. Nih sama kemarin jadi 6000." Ucap Rusyd seraya mennyodorkan uang ke tangan bi ida.

" Oke. Terimakasih." Ucap bi ida seraya mengambil uang yang di serahkan Rusyd

Rusyd menikmati kopi Pavorit nya itu, kopi hitam dengan gula tapi tidak di aduk.

Yang mewakili perfektif Rusyd terhadap dunia. Pahit dulu baru bisa mengecap manisnya kenikmatan. Seperti itulah persfektif Rusyd.

" Srrrrrt " Rusyd meminum kopi

Disaat Rusyd sedang asyik menikmati kopi dan bercumbu dengan buku hitam kesayangannya.

Datang beberapa orang siswa dari kelas 12 IPA menghampiri Rusyd. Beberapa orang siswa tersebut di pimpin siswa yang bernama Rijal, siswa yang berperawan tinggi dan besar. Yang terkenal di mabal dengan orang yang suka menindas dan juga memalak siswa-siswa di mabal.

" Braak!!! " Rijal memukul meja di tempat Rusyd berada.

" Eh Bopung!! (Bocah Kampung) duit duit. " Sambung  Rijal seraya memalak Rusyd dan duduk di bangku kantin tepat di depan Rusyd.

Rijal dan Rusyd hanya di pisahkan meja kantin. Teman teman rijal yang berjumlah 4 orang tadi mengerubungi Rusyd yang sendirian.

Kopi Rusyd tumpah. " Enggak ada duit gua jal." Ucap Rusyd seraya membersihkan kopi yang tumpah dengan sapu tangan nya yang lusuh.

Bi ida hanya melihat dari dalam tempatnya berjualan dengan wajah bingung, apa yang sebenarnya di lakukan kumpulan siswa 12 IPA itu kepada Rusyd.

Setelah meja di bersihkan Rusyd. Rusyd tetap tenang dengan senyuman nya.

" Eh bopung. Lu mau ngasih duit apa  gua berih." Ujar Rijal

" Kan gua udah bilang, gua enggak punya duit." Rusyd tidak mempedulikan ancaman yang di lontarkan Rijal kepadanya dengan cara menggoreskan tinta di atas buku hitam kesayangan nya.

" Lu denger gua gak Anjing!! " Rijal merenggut kerah kemeja Rusyd dan mencengkram nya.

Rusyd menutup buku hitam nya. dengan senyuman dan mata yang hampir terpejam Rusyd menjawab

" Gua Denger ko." Ucap Rusyd dengan senyuman yang terpahat di wajah nya

" Yaudah, mana sini duit!!. Lama banget lu anjing!." Bentak rijal

Cengkraman rijal makin kuat. Rusyd sudah mulai kesulitan bernafas. Tetapi Rusyd tetap mempertahankan senyuman nya.

" Engga ada jal. Udah habis buat bayar kopi tadi." Jawab Rusyd dengan nafas yang tersengal sengal

" Mau gua berih (pukul) lu. Cepet sini duit!! " Peras rijal tetap tak percaya

" Seriusan jal. Duit gua udah habis. " Sambung Rusyd

Tak bicara lagi, rijal langsung mendaratkan pukulan tepat ke wajah Rusyd. Rusyd jatuh tersungkur dari bangku kantin. Melihat Rusyd tersungkur tak berdaya, teman teman Rijal menertawai Rusyd.

" Eh anak anjing! Harus lu inget. Ini nih akibat nya, kalo lu gak mau ngasih duit ke gua! " Sambung rijal seraya mengacungkan jari telunjuk nya kehadapan Rusyd.

Mendengar kata " Anak anjing " Rusyd berusaha untuk bangkit.

Rusyd mendelik ke rijal, Kini senyuman nya lenyap dari wajah nya. Hatinya mendadak mendidih, uap amarah Rusyd membuat wajah Rusyd terlihat merah. tangan nya mengepal. Rusyd tertawa pelan, tapi itu bukan lah tetawa nya saat bahagia. Melainkan itu adalah tawa nya saat dia tak kuasa menahan amarah nya. Sangat membingungkan memang. Marah saja masih bisa tertawa. Mungkin itu bisa di sebut dengan tawa jahat.

" Kenapa lu hah! Gak seneng! " Rijal  menghampiri Rusyd dan mencengkram kerah kemeja Rusyd untuk kali kedua.

Dengan tatapan yang tajam Rusyd berkata, " Lu tau apa yang gua gak seneng?." Ucap Rusyd seraya mengepalkan tangan nya.

" Apa! Gua! Lu berani sama gua?! Hahahaha! " Ucap rijal di iringi tawa teman teman nya.

" Yang pertama, gua enggak suka sama bulyng " Ucap Rusyd yang berdiri di hadapan rijal dengan senyuman jahat nya,

" Yang ke dua, Gua harus ngancurin mulut siapa pun yang hina orang tua gua! " Sambung Rusyd seraya mendaratkan pukulan telentang khas silat beksi tepat ke rahang rijal.

Rijal jatuh tersungkur, Rusyd sangat marah kali ini pukulan terus di daratkan rusyd ke arah rijal, pasal nya Rusyd di sebut " Anak Anjing ", itu sangat menyakiti perasaan Rusyd, sebab kata-kata yang di lontarkan Rijal kepada Rusyd sama saja menghina orang tuanya.

Bagi Rusyd orang tua adalah manusia yang harus di hormati dan tak sepantasnya orang tua  di jadikan bahan perolok dan cacian. Maka dari itu Rusyd tak bisa lagi menahan emosi nya.

Saat rijal tersungkur rijal memerintahkan teman teman nya untuk memegangi Rusyd agar tidak bisa bergerak. Salah satu teman rijal yang tepat berada di belakang Rusyd mencoba untuk merangkul leher Rusyd, agar Rusyd berhenti mendaratkan pukulan ke rijal.

Tapi sayang sungguh sayang, Rusyd menyadari nya. Rusyd menoleh dan sikut kiri Rusyd mengantam tepat ke pelipis dari teman Rijal yang mencoba menghentikan pergerakan Rusyd, hantaman siku rusyd merobohkan salah satu kawan rijal.

Keadaan kantin menjadi keos tak terkendali, banyak yang menonton pertarungan 5 vs 1 ini. Bi ida kebingungan dan mencoba mencari pertolongan untuk meleraikan perkelahian itu.

Perkelahian mereka masih berlanjut, 3 teman rijal yang masih sadar berusaha mengeroyok Rusyd yang sendirian. Tapi sekali lagi sayang. Karena silat beksi yang di pelajari Rusyd dari ayah nya ini adalah beladiri yang sangat di untungkan dalam jarak dekat, seperti hal nya kunfu wing-chun yang terkenal di china.

Teman teman rijal berusaha memukul dan menendang Rusyd, tapi Rusyd bisa menepis dan mengelak dari serangan 3 orang itu , secara reflek tubuh Rusyd membalas serangan mereka dengan jurus yang di ciptakan engkong H. Hasbullah, salah satu guru besar di silat beksi.

alhasil, 4 orang teman rijal terkapar tak berdaya. kini tinggallah rijal sendirian. Rijal mencoba memukul Rusyd dengan hook punch, tapi Rusyd bisa mengelak dan di saat itu pula pukulan Rusyd mengantam rahang rijal yang membuat rijal tersungkur untuk kedua kali nya.

Rijal terjatuh tak berdaya, tetapi Rusyd tak henti-hentinya mendaratkan pukulan ke rijal.

Rusyd sangat marah yang ada di kepalanya kini hanya ingin menghabisi seseorang orang yang telah menghina orang tua nya.

Rijal terkapar pingsan karena pukulan Rusyd, tetapi tetap saja Rusyd terus mendaratkan pukulan kearah Rijal.

Rusyd semakin menjadi-jadi, kini Rusyd benar benar lepas kendali. Saat Rusyd memukuli Rijal, Tiba tiba ada seseorang yang menjatuhkan Rusyd dari belakang, babeh barkom berhasil merobohkan Rusyd dalam seketika dengan satu technik juijutsunya. Rusyd yang terkunci teckhnik juijutsu babeh barkom masih berusaha berontak dengan sekuat tenaga, karena Rusyd masih merasa belum puas dengan apa yang sudah ia lakukan terhadap Rijal.

Yang kita lihat saat ini adalah sisi lain seorang pendiam jika marah. Marah nya tak terkontrol dan sangat berambisi untuk menghabisi musuh-musuhnya.

Saat Rusyd terus berusaha berontak dan berusaha lepas dari kuncian Babeh Barkom. Babeh barkom berbisik di telinga Rusyd.

"Makin kuat lu berontak, Makin susah lepas dari gua. Lu mau diem atau tangan lu yang lu sayang ini, gua patahin." Ucap babeh barkom seraya sedikit memberikan sedikit tenaga tambahan ke kuncian nya terhadap Rusyd.

" Aduh!!! Ampun Beh. Ampun!!!." Rusyd mengerang kesakitan dan memohon agar babeh barkom melepaskan kuncian nya,

Rusyd mengikuti instruksi yang di katakan Babeh Barkom untuk diam dan kembali tenang.

Setelah Rusyd tenang, babeh barkom melepaskan Rusyd dari kuncian nya. Babeh Barkom berdiri seraya membubarkan perkumpulan siswa siswi yang mengerubung.

Setelah siswa-siswi yang mengerubung bercerai berai menuju kelasnya masing-masing. Babeh barkom menyadarkan Rijal dan teman-teman nya yang terkapar karena serangan Rusyd.

Rijal dan kawan-kawan akhirnya tersadar dari pingsan nya. Babeh barkom memerintahkan agar mereka semua yang terlibat dalam perkelahian segera berjalan menuju kantor Pak dawih.

Di saat Rijal dan teman teman nya berjalan dengan badan kesakitan menuju kantor kepala sekolah, Rusyd sibuk mencari buku hitam kesayangan nya yang terpental entah kemana karena perkelahian nya tadi.

Setelah beberapa saat mencari, Rusyd menemukan buku hitam nya berada di dekat tempat sampah. Rusyd bergegas mengambil buku nya. Dan bergegas mengikuti intstruksi yang di sampaikan babeh barkom untuk segera menemui pak dawih.

Di dalam kantor kepala sekolah. Ke enam anak ini menghadap pak dawih.

Pak Dawih sangat marah mendengar penjelasan Babeh Barkom perihal apa yang sudah terjadi di kantin di jam istirahat tadi, mereka mendapatkan peringatan keras dari pak dawih. Sebab mereka sedikit lagi lulus seharusnya mereka bisa menjaga sikap lebih baik lagi.

" Jika kalian tidak bisa menjaga sikap dan masih berulah lagi, terpaksa kalian akan saya keluarkan!." Ucap pak dawih dengan tegas.

Keenam anak ini hanya terdiam dan menganggukan kepala. Apalagi Rusyd, selain dia takut akan ancaman pak dawih dia juga sangat takut jika ayah nya tau apa yang di lakukan nya hari ini di sekolah.

" Kring!!! Kring!!!." Bel sekolah berbunyi menginformasikan para siswa siswi Aliyah untuk memasuki kelas.

Pak dawih mengijinkan keenam anak ini untuk kembali ke kelas. Mereka pun kembali kekelas nya masing masing.

dengan wajah yang babak berlur Rijal dan kawan-kawan berjalan menuju kelas nya seraya menatap Rusyd dengan penuh kebingungan, kenapa bisa ia di buat babak belur oleh Rusyd yang badan nya lebih kecil darinya. Dan bagaimana bisa Rusyd Mengalahkan lima orang yang  mencoba melawan nya. Rijal dan kawan kawan merasa bahwa mereka harus berhati-hati dengan Rusyd.

Sedangkan Rusyd dia berjalan menuju kelas nya dengan menahan sakit di tangan nya karena terlalu banyak mmemukul benda keras sampai membuaty kepalan tangan Rusyd membiru. Sesampainya di depan kelas Rusyd berusaha menyusun kembali senyum nya agar terlihat seolah tidak terjadi apa apa.

Ketika Rusyd memasuki kelas, Rusyd di sambut tepuk tangan yang gemuruh oleh teman teman kelas nya karena sudah berhasil memberi pelajaran ke Rijal siswa yang suka membulyng dan memeras siswa-siswi yang lemah. Semua teman kelas nya memberikan tepuk tangan dan siulan ke Rusyd, dengan wajah kebingungan plus malu Rusyd bergegas menuju tempat duduk nya.

Chandra teman dekat Rusyd yang  lain menepuk pundak Rusyd

" Mantap nih jagoan baru mabal udah ngehajar tukang buly di sekolah, Hahaha. " Tawa Chandra

" Hahaha. jadi apa bae lu." Ucap Rusyd menyenggol Chandra.

Kelas yang ramai kembali kondusif saat Pak Bamsyah masuk kedalam kelas, Pak Bamsyah di beri amanah untuk mengganntikan Pak dawih mengajar mata  pelajaran Geografi di kelas 12 IPS C, sebab pak dawih harus pergi untuk rapat kerja madrasah aliyah kabupaten bekasi.

Pak Bamsyah meletakan buku pelajaran  di atas meja dan memulai pelajaran nya.

Setelah pelajaran usai Pak Bamsyah memanggil Rusyd ke depan dan berkata kepadanya

" Selepas sholat zhuhur, saya tunggu kamu di kantin " Ucap Pak Bamsyah

Rusyd kebingungan ingin menjawab apa, sebab selepas zhuhur dia biasa ke pasar untuk membantu mandor odon mengantarkan barang.

Tetapi yang memintanya bertemu adalah guru nya. Dan setelah beberapa saat berfikir Rusyd memutuskan akan menemui Pak Bamsyah di kantin. akan tetapi ia harus ke pasar terlebih dahulu untuk bicara kepada mandor odon untuk izin tidak bisa membantunya hari ini.

Saat Bel pulang berbunyi Rusyd bergegas melaksanakan sholat zhuhur dan selepas selesai menunaikan sholat, Rusyd bergegas ke pasar menemui mandor odon. bak cheetah yang sedang mengejar rusa Rusyd berlari begitu cepat nya untuk bertemu dan meminta maaf karena tak bisa membantu nya  hari ini.

Rusyd kembali ke sekolah dan menemui Pak Bamsyah yang katanya akan menunggu Rusyd di kantin sekolah. Dan benar saja saat Rusyd memasuki lorong menuju  kantin, dari jauh Rusyd melihat Pak Bamsyah sudah menunggu Rusyd di bangku kantin.

Rusyd menghampiri Pak Bamsyah dan mencium tangan Pak Bamsyah seraya berkata

" Ada apa ya guru." Tanya Rusyd

" Duduk Rusyd, mau ngobrol aja saya sama kamu." Ucap Pak Bamsyah

" Mau ngobrol apa ya guru." Tanya Rusyd seraya duduk di depan Pak Bamsyah

" Tadi saya denger Kepsek ngomel-ngomelin kamu sama Rijal di kantornya, emang kamu beranem sama rijal?. " Tanya Pak Bamsyah

" Ya gimana ya guru, habis dia bilang orang tua saya anjing. Engga terima saya." Jawab Rusyd sambil menggaruk kepala nya

" Oh itu toh alasan nya. Lain kali jangan buat masalah lagi ya. Sayang kamu dikit lagi lulus. " Ucap Pak Bamsyah seraya menepuk pundak Rusyd

" Iya guru " Ucap Rusyd seraya menganggukan kepala nya

" Setiap orang memang punya hak untuk marah. Tapi kalo bisa, jauhi marah. Sebab kalo orang udah marah, hati nya akan panas dan terbakar. Asap dari kemarahan itu akan menutupi mata dan otak mu untuk berfikir dan mengambil keputusan. " Sambung Pak Bamsyah seraya menunjuk dadanya sampai kepalanya.

" Sekarang saya tanya. Waktu kamu ngehajar 5 orang itu apa yang kamu rasain? Pasti saat kamu mukulin mereka kamu engga merasa puas kan di setiap pukulan kamu." Sambung Pak Bamsyah

Rusyd hanya bisa menunduk dan mengangguk mendengarkan perkataan Pak Bamsyah.

" Seperti itulah amarah, Rusyd. Semakin kuat kita meluapkan amarah kita, semakin besar api yang membakar hati kita semakin gelap juga mata hati kita, makin sulit lahi kita buat berfikir jernih. Jadi mulai sekarang coba kamu kendalikan emosi kamu. Jangan sampai malah  emosi yang mengendalikan kamu. " Sambung Pak Bamsyah seraya mengusap kepala muridnya itu

" Iya guru, InsyaAllah saya akan mencoba mengendalikan emosi saya." Ucap Rusyd.

" Kamu pasti bisa, saya yakin itu " Pak Bamsyah tersenyum

“ Seperti itulah marah. Api nya membakar hati mu, asapnya membutakan akal mu. Semakin kuat kita meluapkan amarah, semakin gelap mata hati dan juga akal kita di buat nya, “

(Harun.ryd)

Harun_rydcreators' thoughts