"Asisten Jiang, blokir semua akses kerja sama yang berhubungan dengan Perusahaan Mo."
Asisten Jiang Cunyu tercengang. Apa yang terjadi? pikirnya. Ia pun bertanya, "Maksudnya, memboikot kerja sama mereka dengan perusahaan kita?"
"Tidak hanya kerja sama dengan kita. Halangi dan blokir kerjasamanya dengan perusahaan lain yang juga mereka ajak kerja sama. Halangi semuanya!"
Jiang Cunyu tidak mengerti siapa yang memprovokasi bos besar di hadapannya ini. Tapi, ia mengerti bahwa bos ini tidak ada tandingannya di kota S dalam hal berbisnis. Bai Yanshen begitu kejam dan selama ada yang membuatnya marah, itu akan menjadi bencana. Jiang Cunyu hanya bisa berharap semoga ada keberuntungan bagi Perusahaan Mo.
Jiang Cunyu mengiyakan perintah Bai Yanshen. Namun, sebelum ia melangkah pergi, Bai Yanshen menambahkan, "Lakukan ini dengan diam-diam."
"Saya mengerti."
Setelah Jiang Cunyu meninggalkan ruangannya, Bai Yanshen menyalakan rokoknya dan ia menyipitkan matanya. Ia memegang rokok dengan satu tangan dan tangan lainnya mengambil ponsel. Ia terlihat seperti sedang mengotak atik layar dan setelah menemukan kontak Shao Zheyang, ia menelepon nomor itu. Terdengar tiga kali nada dering, lalu suara dari ujung telepon menjawab, "Tuan Bai, ada angin apa hari ini? Kenapa ada tiupan angin dari teleponmu?"
Shao Zheyang terdengar menggelikan bagi Bai Yanshen. Ia menyipitkan matanya, lalu mengepulkan asap dari mulutnya dan berkata, "Shao Zhengyang, aku ada sesuatu yang mungkin akan merepotkanmu."
"Mengenai biaya perawatan mobilmu?"
"Masalah lain. Ini mengenai perceraian Su Xiqin. Ambilah kasus ini dan aku yang akan membayar semuanya. Ingat, kamu harus memenangkan kasus ini."
Kata-kata Bai Yanshen bagaikan petir di siang bolong yang mengejutkan Shao Zhengyang. Ia masih belum bisa memahami apa maksud Bai Yanshen, "Tunggu dulu. Jadi, Su Xiqin sudah menikah dan dia mau bercerai?"
"Hm..."
Suasana menjadi hening selama beberapa saat. Beberapa detik kemudian, Shao Zhengyang menanyakan pertanyaan yang benar-benar tidak ia pahami, "Tidak, hm.... Tunggu dulu. Apa yang Tuan cemaskan dari perceraian orang lain? Dan, kenapa saya harus mengambil kasus ini?"
Bai Yanshen menarik napas dan perlahan menghembuskannya, lalu berkata dengan tenang, "Situasinya berbeda. Intinya, lakukan saja yang aku perintahkan. Dan ingat, jangan biarkan dia tahu bahwa aku yang menyuruhmu mengambil kasus ini."
"Huft... Tuan Bai, sejak kapan Anda belajar dari Lei Feng untuk melakukan kebaikan? Menjadi anonim dan peduli dengan orang lain?"
Bai Yanshen mendongak dan menatap langit-langit. Saat itu, wajah Su Xiqin muncul di benaknya. Setelah beberapa saat, ia bergumam, "Kamu berpikir terlalu berlebihan."
"Ck, ck, ck... Jika saya benar-benar memikirkan banyak hal. Tuan juga jangan menyembunyikan sesuatu. Tuan tidak perlu malu untuk mengungkapkan siapa wanita muda yang Tuan sukai. Siapa tahu wanita itu lebih berpengalaman di tempat tidur? Terutama, untuk spesies seperti Tuan yang tidak pernah makan daging selama bertahun-tahun. Jadi, sepertinya wanita ini akan memuaskan nafsu makan Tuan," kata Shao Zhengyang sambil tertawa dengan waspada.
Bai Yanshen mengabaikan perkataan Shao Zhengyang dan mengepulkan asap yang ada di mulutnya. "Shao Zhengyang, kamu harus hati-hati. Gonta ganti wanita itu sama seperti ganti baju. Awas kena penyakit kelamin menular."
Perkataan Bai Yanshen membuat Shao Zhengyang bergidik, "Saya punya banyak wanita, tapi ini lebih baik daripada Tuan yang terlalu takut dengan penyakit sehingga membuat Tuan tidak memiliki wanita. Jangan terlalu lama menahan diri untuk tidak berhubungan badan. Ketika kamu menggunakan asetmu itu, kemungkinan Nona Su Xiqin sudah tidak bisa merasa puas."
Bai Yanshen tidak mau menanggapi permainan mulut Shao Zhengyang dan hanya berbisik, "Ingatlah, sesuatu akan indah pada waktunya. Ketika melakukan sesuatu dengan baik, keuntungan yang tidak kamu kira-kira akan datang dengan sendirinya."
Setelah mengatakan hal itu, Bai Yanshen menutup teleponnya. Padahal, Shao Zhengyang belum sempat menanyakan keuntungan apa yang dimaksud Bai Yanshen. Perasaan Bai Yanshen kini telah berubah dan ini semua karena pesona Su Xiqin. Setelah menutup teleponnya, Bai Yanshen kembali ke kursinya dan meneruskan kegiatan merokoknya sambil membayangkan wajah Su Xiqin di benaknya.
———
Setelah selesai berbicara dengan Bai Yanshen, Mo Jintian merasa perasaannya jauh lebih membaik. Ia merasa beruntung karena memiliki teman yang bisa diandalkan dan bisa membantunya saat ia sedang kesusahan. Mo Jintian berbaring di sofa dan bersenandung sambil memikirkan hal itu.
"Kamu adalah apel kecilku..." senandung Mo Jintian yang sedang bernyanyi.
Mo Jintian menyenandungkan lagu sambil mengotak-atik ponsel Su Xiqin dan mengetik beberapa nomor. Ia juga menghapal nomor ponsel Tang Xixi dengan jelas. Dulu, Tang Xixi juga datang untuk membantu Su Xiqin karena Su Xiqin jatuh sakit di luar dugaan. Setelah beberapa kali terdengar nada hubung, suara dari seberang telepon akhirnya terdengar, "Su Xiqin, bagaimana dahimu?"
"Bibi Xixi, ini aku."
"Tas susu kecil, kenapa kamu menelepon? Mamamu ada di rumah?"
"Mama sedang tidur. Bibi, apakah bibi hari ini ada waktu luang?"
"Ada apa? Oh, iya. Kamu hari ini tidak ke sekolah, kan?"
"Aku sakit. Tadi Susu baru saja dipukuli Ayah. Ini sudah jam sepuluh lebih dan aku ingin memasakkan sesuatu untuk Susu, tapi aku tidak bisa memasak."
"Apa? Mo Xigu memukul Su Xiqin?" kata Tang Xixi dengan keras sehingga membuat Mo Jintian menjauhkan ponsel itu dari telinganya.
Mo Jintian menggaruk telinganya dan berkata, "Sebenarnya belum sempat dipukul. Tadi aku keluar dari kamar dan menyelamatkannya."
Tang Xixi terdiam beberapa saat, lalu berkata, "Kamu tunggu dulu di rumah. Sebentar lagi aku akan ke sana dan membawakan makan untuk kalian berdua."
Mendengar kata makan, mata Mo Jintian langsung berbinar-binar. Ia pun berkata, "Bibi Xixi, menurutku Bibi bisa membawakan Susu abalon, atau lobster juga bisa."
Sebenarnya Mo Jintian menyebutkan sesuatu yang ingin dimakannya. Tapi, jika ia berkata bahwa ia yang ingin makan, belum tentu Tang Xixi mau membawakannya. Namun, berbeda halnya jika ia mengatakan kalau makanan ini untuk Su Xiqin.
"Hm… Kamu yang ingin memakannya, kan?" tebak Tang Xixi. Ia sudah mengenal Mo Jintian sehingga ia mengetahui maksud pria kecil itu.
"Bibi, kenapa Bibi seperti itu? Ini benar-benar demi Susu. Bibi tahu, kan, kulit wajah Mama sekarang tidak bagus? Belum lagi. Mama kehilangan banyak darah. Dia butuh suplemen."
"Ini bukan suplemen. Lagi pula, dahi mamamu akan segera membaik. Kamu juga tidak boleh menyentuh makanan seperti ini."
Mo Jintian memutar matanya saat mendengar ocehan Tang Xixi. Ketika Mo Jintian hendak mengucapkan sesuatu, Tang Xixi mendahuluinya, "Kamu demam, jadi tidak boleh juga memakan makanan berat seperti ini. Kamu makan makanan yang ringan saja agar cepat sembuh."
Mo Jintian menghela napas putus asa. Setelah telepon berakhir, ia pergi ke kamar untuk melihat apakah Su Xiqin sudah bangun. Ketika Tang Xixi tiba, Su Xiqin bangun dan keluar kamar dengan dibantu oleh Mo Jintian. Su Xiqin melihat Tang Xixi dan bertanya, "Xixi, kenapa kamu kemari?"
"Khawatir kalian berdua akan makan angin, jadi aku cepat datang kemari," jawab Tang Xixi.
Mo Jintian dan Su Xiqin hanya terdiam.