Akhirnya aku, Irfan dan Arkan makan bersama di dapur sambil duduk berjongkok, karena dapur Ibu tidak ada kursi ataupun alas lantai.
Selesai makan dengan kenyang, aku menyuruh mereka berdua untuk mencuci piringnya masing - masing, karena aku kasihan sama Ibu, masa bangun tidur sudah disuguhi cucian piring yang menumpuk.
Kita bertiga bersama - sama mencuci piring bekas makan dan juga bekas tempat makanan yang sudah habis.
Setelah selesai semuanya, aku kembali keruang tamu yang diikuti Irfan dan juga Arkan, aku duduk di atas spring bet dan menyalakan televisi.
Kalau mata sudah terbuka, rasanya enggan untuk terpejam kembali.
Tapi kalau sudah tidur, rasanya tidak mau diajak terbuka.
Kulihat Arkan sudah tidur lagi di atas karpet, si Arkan memang kebo.
Sedangkan Irfan masih duduk sambil menonton televisi yang ku nyalakan.
"Ra, kamu nggak belajar?" Tanya Irfan tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
"Nggak perlu, aku kan sudah pintar." Jawabku menyombongkan diri.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com