webnovel

part 2

Sepanjang perjalanan Rayyan dan Vanni saling diam dengan pikiran masing-masing.

sementara di otak Rayyan masih bingung bagaimana membicarakan masalah Vanni dengan kedua orang tuanya, Rayyan ragu karena selain dia belum siap meneruskan usaha sang papa, Dia juga belum merasa mantap untuk menjalani hubungan ke jenjang pernikahan bersama Vanni.

tak terasa mobil Rayyan pun sudah berhenti di depan kediaman Vanni.

"mampir dulu kan" ucap Vanni kepada Rayyan.

"iya" tapi hanya sebentar ya sayang, karena teman-teman ku sudah menunggu, jawab Rayyan.

Vanni menarik napas malas, ya itulah Rayyan, yang setiap malam hanya nongkrong tidak jelas dengan teman-teman nya.

"Baiklah" tapi jangan lupa kalau sudah sampai rumah kabari aku, ucap Vanni.

setelah Rayyan pulang, Vanni pun naik ke lantai dua rumahnya, menuju kamar untuk beristirahat merenggang kan otot-otot nya setelah seharian beraktivitas, di tambah membahas soal hubungan nya dengan Rayyan..

Vanni menatap langit-langit kamar nya, dengan pikiran yang menerawang jauh.

"apakah pilihan ku sudah tepat untuk menjadikan Rayyan pendamping hidup ku"

tak terasa karena lelah dan melamun, mata Vanni pun terpejam..

Tok,tok,tok

pintu kamar Vanni di ketuk oleh sang Mama.

"Vanni, Van bangun sayang ini sudah waktunya makan malam.

lama sang Mama mengetuk pintu kamar Vanni.

"uuh Vanni mengerjap, sambil melihat jam di nakas, "ya Ampun ternyata aku ketiduran..

"iya Ma, Vanni mandi dulu, nanti Vanni menyusul buat makan malam jawab nya.

Vanni melangkah kan kaki nya malas menuju kamar mandi..

*

Setelah selesai Vanni membersihkan diri, tak lupa dia memoles wajahnya dengan makeup tipis..

"kenapa sudah jam segini Rayyan belum menghubungi ku" gumam Vanni.

aah, biarlah nanti aku yang akan menghubungi nya, lebih baik sekarang turun dulu, kasian Mama dan papa sudah lama menunggu..

" malam sayang" ucap kedua orang tuanya.

"malam Ma,Pa"

"Bagaimana kelanjutan hubungan mu dengan Rayyan, sayang"

pertanyaan itu menjadi awal percakapan mereka di meja makan..

"iya Pa" Rayyan akan secepatnya melamar Vanni..

"syukurlah kalau begitu Nak"

di tengah dentingan sendok di meja makan, Vanni masih saja berpikir apakah ini sudah benar, dan terbersit ragu di hati Vanni.

"owhh iya sayang, besok jangan lupa mampir beli cake buat kita menyambut keluarga Rayyan" ucap Mama Vanni.

"iya Ma"