webnovel

Me Vs Dad

"Kenapa bukan ayahku yang mati? Kenapa harus Nana? Tuhan, ambil saja nyawanya. Aku rela menukar kebahagianku agar bisa hidup bahagia bersama dengan Nana" Pikiran itu yang terlintas pada benak Isabella, gadis muda berusia empat belas tahun yang begitu membenci ayahnya, , dan hanya memiliki Nana - nenek yang selalu mencintai dan melindunginya. David Mahendra. Pria tampan kaya raya, memiliki hati bengis terhadap putrinya sendiri. Menganggap Isabella sebagai hama yang perlu dibasmi. Seketika kehidupan mereka berubah, saat mereka terbangun pada tubuh yang salah dan jiwa mereka tertukar. Apa yang akan terjadi pada David dan Isabella? Bisakah mereka saling mencintai sebagai ayah dan anak?

Sita_eh · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
171 Chs

Tante Genit

Isabella Mahenra, gadis yang berusia belas tahun yang terjebak pada tubuh ayahnya. Merasa bosan dan jenuh, diruang kerja David yang besar dan megah.

Alih-alih melakukan pengecekan laporan pekerjaan, Isabella justru membuat kapal kertas, dan menerbangkan sesuka hatinya. Banyak pesawat kertas yang jatuh mendarat, dan tergeletak begitu saja di atas lantai.

Isabella sedang duduk diatas meja kerjanya, ia menggoyangkan kedua kakinya dengan seru, sambil ia terus membuat pesawat kertas dari dokumen yang berada di mejanya.

Suara ketukan pintu terdengar, tapi tak membuat Isabel behenti dari permainannya sendiri. "Ya... masuk..." Ucap Isabella lantang, bahkan terlalu bersemangat.

Seorang wanita dengan tubuh mungil berparas manis baru saja masuk, kacamata bulat besar yang ia kenakan hampir saja turun melewati batang hidungnya. Ketika dia melihat banyak pesawat kertas yang berceceran diatas lantai, ia pun memungut salah satu pesawat kertas tersebut.

"Hei... itu pesawatku! Kamu mau apa?" Protes Isabella, dan turun dari meja kerjanya. "Tapi... kamu siapa ya?" Tanya Isabella yang memang tidak mengenali wanita tersebut.

"Tuan David? Saya Kylie, saya sekretaris anda, Pak David." Jawab Kylie bingung, apakah atasannya itu sedang bergurau?

"Ahh... hahaha... tentu saja, Kylie... Ups... sorry cuman bercanda aja kok." Isabella mencoba membuat

alasan lain, "Huh.. hampir saja..." Ucapnya membatin.

"Tuan David, ini berkas penting yang harus kau tandatangani. Kenapa dijadikan pesawat mainan seperti ini?" Tanya Kylie bingung, dan mulai memungut satu persatu semua pesawat kertas yang berada di lantai.

"Apa? Masa sih? Oh... mana aku tahu. Ya sudah kamu pungut saja ya... terus tolong rapikan, nanti aku tandatangani." Ucap Isabella dengan santai.

"Tapi... Pak... ini harus dikirim sebelum jam makan siang." Kylie terlihat terkejut, ketika David berucap seperti tidak ada beban sama sekali.

"Kamu keberatan? Atau kamu enggak bisa melakukannya?" Tanya Isabella. Sebenarnya ia mengatakan dengan pertanyaan biasa, sayangnya Isabella menggunakan wajah dan suara ayahnya. Sehingga semua yang ia ucapkan, terdengar, terlihat menyeramkan bagi Kylie.

"Ba... baik, Tuan David. Segera saya print ulang, dan saya berikan untuk anda." Jawab Kylie segera.

"Oh ya satu lagi." Seru Isabella, karena dia mengingat sesuatu. "Ya, ada apa?" Tanya Kylie cemas.

"Mmm... aku lapar. Makan siang nanti aku mau chicken bucket, kentang goreng, dan segelas Cola besar dengan es krim Vanila." Ucap Isabella, seraya ia mengusap perutnya yang terasa lapar.

"Ah? Baik Tuan David." Jawab Kylie dan dengan segera ia pergi meninggalkan ruang kerja David.

Menjelang jam makan siang, Isabella tidak keluar dari ruang kerja David. Kylie sudah membelikan seember ayam goreng yang masih panas, tidak lupa dengan kentang goreng, dan satu gelas cola dengan toping es krim Vanila.

"Wah... ini baru namanya makan siang." Ucap Isabella dan sudah menyeruput segar minuman cola, yang terasa manis pada mulutnya. Isabella sendiri tidak mengerti kenapa nafsu makannya menjadi sangat besar, ia merasa sangat lapar berlebihan.

Ketika sudah separuh makanan yang ia habiskan, pintu ruang kerja terbuka. Dan sosok wanita cantik berambut panjang, mengenakan pakaian minim dengan belahan dada yang sedikit terbuka. Baru saja masuk dengan langkah kaki yang melenggang layaknya model, belum lagi tatapannya yang seperti sedang menggoda.

"Heh? Siapa kamu?" Tanya Isabella, merasa tak suka karena jam makan siangnya diganggu.

"David... kamu pura-pura lupa ya? Apa kamu lupa, saat kita bermain seru ditempat ini? Memangnya ada berapa wanita sih yang pernah bersama kamu?" Ucap wanita itu dan sudah berada dekat dengan Isabella.

"Ihhh... ini pasti salah satu cewe ganjen, yang suka deketin ayah deh." Batin Isabella dengan yakin.

"David? Kamu makan apa? Astaga David... ini semua lemak, tidak biasanya kamu makan seperti ini. Biasanya kamu kan lebih suka dengan makanan yang bergizi dan penuh nutrisi." Ucapnya terkejut.

"Ishh... berisik banget sih tante ini." Batin Isabella kesal, dan mendelikkan matanya pada wanita yang semakin merapatkan tubuh pada tubuh David. "Dia mau apa sih, aku kerjain juga nih tante-tante ganjen."

"Kamu mau apa kesini?" Tanya Isabella. Tapi wanita itu memutar kursi David, dan ia arahkan agar bisa berhadapan dengannya. Belum lagi wanita itu membungkuk, dengan sengaja menunjukkan dua buah dadanya yang terlihat jelas.

Isabella segera menutup salah satu matanya, merasa aneh dengan sikap wanita tersebut. "David... kok kamu tutup mata sih? Bukannya kamu sudah kangen ya sama aku, ayo dong... sini lihat dan buka kedua mata kamu." Ucap wanita yang belum Isabel tahu namanya siapa.

"Eh kamu kenapa sih dekat-dekat seperti ini? Menjauh dariku!" Usir Isabella kesal, kedua tangannya sudah otomatis menekan dada wanita tersebut agar tidak menjauh.

"David... sifatmu nakal sekali. Kau tidak lupa denganku, kan. Rossy gadis rubahmu" Ucap Rossy dengan suara yang ia buat semanjan mungkin.

"Jadi namanya Rossy, ih... demi apapun. Tante centil banget sih. Lagian kenapa juga sih ayah, punya pacar dengan Tante seperti ini?" Batin Isabella.

Rossy masih terus saja menggoda David, walaupun sebenarnya yang ada pada diri David adalah Isabella. Dengan berani Rossy duduk pada pangkuan Isabellal, ia sudah ingin melancarkan aksinya yang lain. Seperti biasa ingin memuaskan nafsu mereka, di selan jam makan siang yang cukup singkat.

Isabella merasa tak nyaman, terkejut ketika Rossy ada dipangkuannya. Sontak ia beranjak dari duduknya, membuat Rossy mendarat dengan bagian belakang tubuhnya membentur lantai.

"Achh... David, ini sakit! Kamu kenapa sih?" Ucap Meita merasa kesal, sambil ia beranjak bangun dan merapikan pakaian seksinya yang menjadi sedikit berantakan.

"Kamu ini menjijikkan sekali, sana pergi. Jangan ganggu makan siangku." Usir Isabella, dan menatap singit pada wanita yang menatap tidak percaya.

"Apa jijik? Kamu keterlaluan sekali David, selama ini bukannya kamu menikmati tubuhku, semua perlakuanku yang istimewa membuatmu terus memanggilku untuk datang." Ujar Rossy, dan semakin kesal dengan sikap David yang berubah drastis.

"Aku bilang pergi! dan jangan pernah kamu muncul lagi! Dasar tante genit," David mendorong tubuh Rossy agar wanita itu bisa keluar dari ruang kerjanya.

Terus saja David mendorong Rossy hingga pintu keluar. Setelahnya ia membanting pintu, dan menutup rapat. Rossy sepertinya masih syok, atas perlakuan David. Ia sedang mencoba mencerna semua kejadian yang baru saja dialami, merasa kalau pria yang ia hadapi seperti bukan seorang David Mahendra.

"Apa? Tante genit? Hah... awas saja kau David. Aku akan membuat perhitungan padamu!" Ucap Rossy kesal dan bersungguh-sungguh.

Didalam ruang kerja, Isabella merasa senang. Segera ia menarik napas dengan perasaan lega. "Untung saja tante genit itu sudah pergi! Kalau tidak... aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi nanti?" Ucap Isabella bergidik seram membayangkan.