"Apakah kau sudah menentukan hukuman apa yang tepat untuk gadis pencemar nama baik, Dinda Anjani, Dik?"
Rashid yang sejak tadi melihat tingkah Amira memandang Amira dan menanti jawabannya. Ia kagum dengan kearoganan Amira, gadis cantik, putri Sultan yang selalu menyembunyikan derajat dan pangkatnya pada siapapun. Kesederhanaan yang sangat bersahaja. Semua orang bisa terkecoh kalau tidak mengamati tingkah bersahajanya Amira. Mereka akn mengira Amira hanya gadis biasa yang sama sekali tidak memiliki keistimewaan.
"Kalau menurut Kakang? Apa yang harus kuberikan kepadanya?"
Bukan menjawab pertanyaan Rashid, Amira justru balik bertanya untuk meminta pendapat saudara angkatnya. Rashid tersenyum mendengar pertanyaan Amira. Ia tahu gadis itu memang sedang buntu, tidak bisa berpikir untuk menentukan hukuman terbaik karena saat ini beban pikirannya benar-benar sedang terfokus pada nama baik keluarganya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com